Liana adalah seorang wanita yang paling berbahagia karena ia bisa menikah dengan lelaki pujaannya, Yudistira. Hidupnya lengkap dengan fasilitas, suami mapan dan sahabat yang selalu ada untuknya, juga orang tua yang selalu mendukung.
Namun, apa yang terjadi kalau pernikahan itu harus terancam bubar saat Liana mengetahui kalau sang suami bermain api dengan sahabat baiknya, Tiara. Lebih menyakitkan lagi dia tahu Tiara ternyata hamil, sama seperti dirinya.
Tapi Yudistira sama sekali tak bergeming dan mengatakan semua adalah kebohongan dan dia lelah berpura-pura mencintai Liana.
Apa yang akan dilakukan oleh Liana ketika terjebak dalam pengkhianatan besar ini?
"Aku gak pernah cinta sama kamu! Orang yang aku cintai adalah Tiara!"
"Kenapa kalian bohong kepadaku?"
"Na, maaf tapi kami takut kamu akan...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Poporing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 3 : Rahasia Yudis dan Tiara
Yudis mengendarai mobilnya dengan perasaan kesal. Sesekali ia masih berteriak penuh emosi.
"Sial, sial, sial! Dia gak mungkin hamil!" Yudis tampak frustasi. "Aku harus ketemu sama Tiara sekarang," ucapnya yang ternyata dugaan Liana benar kalau pria itu masih dekat dengan Tiara. Wanita yang beberapa bulan lalu pernah kepergok jalan bareng sama sang suami dan membuat hubungan mereka merenggang sampai sekarang.
Sementara itu di rumah, Liana masih belum beranjak dari tempat ia berdiri. Hatinya terkoyak karena penolakan Yudistira terhadap anak mereka sendiri. Dia tak menyangka kalau pria itu bisa bersikap begitu kejam. Tangisnya pun pecah lagi dan membangunkan dua orang pelayannya yang langsung bergegas mengecek melihat keadaan majikan mereka yang sudah duduk di lantai dengan air mata yang tumpah.
"Ya ampun, Nyaaa!!!" Tuti dan Sri langsung menghampiri Liana yang berada di lantai.
"Nyonya kenapa? Aduh, Sri buruan bikin teh hangat buat Ibu!" Tuti reflek meminta Sri untuk pergi ke dapur dan bikin minuman.
"Siap Mbok!" Sri cepat-cepat berlari ke dapur untuk membuatkan teh hangat.
"Bangun dulu, Nya..., Mbok Tuti bantu...."
Wanita tua itu segera membantu Liana berdiri dan duduk di tempat duduk. Tak lama Sri datang dan memberikan minuman hangat itu kepada sang majikan yang masih menangis.
"Minum dulu Nya, sini si Mbok pijetin ya." Tuti duduk di samping Liana dan berusaha untuk menenangkannya sambil memijat-mijat kaki Liana secara perlahan.
"Enggak usah Bi..., saya cuma butuh tenang saja...," ucap Liana setelah meneguk sedikit dari minuman itu. "Saya mau ke kamar dulu Bi, makasih minumannya Mbak Sri...." Liana berdiri dan lantas pergi masuk ke kamar.
Kedua ART itu saling melempar pandang dan merasakan iba dengan apa yang terjadi dengan majikannya. Tentu mereka mendengar semua pertengkaran itu. Yudistira lagi-lagi menolak Liana sekalipun dia tengah mengandung anak mereka sendiri.
"Nyonya kasihan ya Mbok...," ucap Sri dengan suara pelan.
"Shhhh, udah ah, lebih baik beresin ini minumannya, si Mbok mau beresin halaman depan dulu!" Tuti, ART tertua langsung menegur Sri agar tak banyak bicara dan menyuruhnya kembali ke dapur.
...----------------...
Liana menangis kembali di dalam kamar sambil memegangi foto pernikahannya dengan Yudistira satu tahun lalu. Pernikahan yang begitu ia dambakan sekarang menjadi seperti ini. Dia merasa hancur.
"Kenapa harus sama Tiara sih...? Kenapa harus sama sahabatku sendiri, Dis...."
Liana memeluk foto pernikahannya dengan Yudis dan berbaring di atas tempat tidur sambil meratapi nasib. Suatu kenyataan pahit dia tau kalau wanita lain yang bersama Yudis itu adalah sahabatnya sendiri, Tiara.
Ia tak menyangka meskipun sudah diberi kesempatan tapi Yudistira tetap gak berubah dan masih berhubungan sama Tiara....
Hidupnya telah dihancurkan oleh suami dan sahabatnya sendiri. Pahit....
...----------------...
Yudistira tidak pergi ke kantor pagi itu melainkan dia pergi ke rumah Tiara. Di sana tentunya ia langsung bercerita mengenai kehamilan Liana.
"Ra, aku sama sekali gak nyangka dia bisa hamil," ucap Yudis yang kayanya masih shock
akan fakta soal kandungan Liana.
"Yudis, tenang, kamu butuh tenangkan pikiranmu dulu, ayo kita duduk," ujar Tiara dengan lembut dan menuntun pria itu untuk ke ruang tamu. "Kamu minum dulu ya? Mau ku buatkan apa? Kopi? Teh? Susu?" Tawar wanita itu dengan lembut dan penuh pengertian. Sikapnya kontras sekali dengan Liana.
"Apa aja deh, Ra...," jawab Yudis pasrah.
"Kalau gitu kopi susu hangat aja ya? Kamu tunggu dulu di sini sebentar...." Wanita yang tengah hamil itu bergegas pergi menuju ke arah dapur.
Yudistira akhirnya berdiri dari tempat duduk. Ia berjalan ke arah dapur dan di sana ia memandangi sosok Tiara yang sedang sibuk membuatkan minuman untuknya.
Tiara sangat berbeda dari Liana yang keras. Dia wanita yang hangat dan penuh perhatian. Tidak egois dan mementingkan dirinya sendiri. Selalu mau diutamakan dalam hal perasaan. Berbeda dari Tiara yang selalu memikirkan orang lain bahkan rela mengorbankan perasaannya sendiri.
"Lho, kamu sedang apa di sana, Mas?" Ucap Tiara saat melihat Yudistira sedang memperhatikannya di depan pintu dapur.
Pria itu langsung tersenyum dan mendekati Tiara yang berdiri sambil melihatnya dengan wajah bingung.
"Gak apa-apa, aku kangen sama kamu," ucap Yudis dengan nada suara rendah.
"Apaan sih, Mas..., padahal sering ketemu juga, masa masih kangen...?" Tiara menggebuk pelan dada bidang pria itu dengan gaya yang manja.
"Ra, kapan kita bisa ngomong sama Liana? Aku capek kayak gini terus...," ujar Yudis tiba-tiba.
"Mas, bukannya kita udah janji untuk gak ngomong apa-apa dulu sama Liana sampai anak ini lahir?" Tiara sedikit merasa resah karena Yudis mendadak membahas soal hubungan mereka. Hubungan yang sebenarnya sudah cukup lama mereka jalin di belakang Liana secara diam-diam.
"Hmph, tapi aku sudah enggak tahan sama dia, Ra! Aku gak bisa pura-pura kalau aku gak cinta sama dia...." Yudis menunjukkan ekspresi kesal. Tanpa menahan diri dia langsung mengungkapkan bagaimana sebenarnya perasaan dia saat ini kepada Liana, sang istri.
"Sabar lah mas Yudis..., dua bulan lagi, kamu bisa 'kan...?" Tiara mendekatkan dirinya ke tubuh Yudis dan membelai wajah pria itu untuk membujuknya.
"Baiklah, dua bulan, setelah itu aku gak akan segan buat pisah dari dia...," balas Yudistira dengan nada dingin setiap kali ia berbicara tentang Liana.
"Iya, iya..., kamu lebih baik duduk dulu, aku mau siapin minuman dan sarapan buat kamu, oke?" Tiara tersenyum manis dan dibalas dengan satu kecupan ringan di dahi wanita itu dari Yudis.
Pria itu dengan patuh duduk di meja dapur sesuai dengan perintah Tiara. Hal ini kontras dengan sikapnya kepada Liana yang dianggapnya seperti musuh.
...----------------...
Sementara itu Liana yang tertidur beberapa saat di kamar sambil memeluk foto pernikahan mereka akhirnya terbangun. Ia mengecek jam kecil hias yang ada di laci dan melihat waktu sudah menunjukkan pukul 0:07 pagi. Artinya dia sudah tertidur 3 jam lebih sejak kejadian tadi.
Liana pun langsung bangun. Ia meletakkan kembali foto itu di atas laci dan bergegas mengambil handuk untuk mandi.
Beberapa saat kemudian selesai mandi ia segera berpakaian rapih lengkap dengan membawa tas dan memakai sepatu hak tingginya. Tak lupa ia mengenakan aksesoris di telinga dan leher serta memoles diri secantik mungkin. Merasa puas dengan pantulan dirinya di cermin Liana segera pergi keluar kamar.
Di depan Tuti tampak sedang bersih-bersih di ruang tamu. Ia langsung terkejut saat melihat Liana keluar dengan penampilan yang luar biasa.
"Wah, Nya cantik banget, mau ada janji sama Pak Yudis?" Ujarnya setengah menggoda.
"Hmph, aku seperti ini bukan untuk Yudis! Tapi aku ingin pergi sebentar jalan-jalan! Siapa tahu ketemu cowok kece!" Balas Liana sembari bercanda pahit.
"Nyonya bisa aja, nanti kalau ketemu beneran gimana loh?" Balas Tuti ikutan tertawa.
"Ya gak gimana-gimana, 'kan cuma ketemu cowok kece, Bi! Emangnya mau digimana-gimanain?" celetuk Liana dengan gaya bercanda yang khas. "Udah ya Bi, saya mau pergi dulu, mungkin pulang siang. Kalau Bapak siang pulang ke rumah nanya saya, bilang saja lagi ke rumah temennya."
"Siap, Nya!"
Setelah meninggalkan pesan itu akhirnya Liana pun pergi meninggalkan rumah.
Kemanakah Liana ingin pergi? Lalu apakah hubungan Yudis dan Tiara akan selamanya bisa dirahasiakan??
.
.
.
Bersambung....
dan saat nanti trbukti liana memang hamil.... jgn lgi ada kta mnyesal yg berujung mngusik ketenangan hidup liana dan anknya....🙄🙄
dan untuk liana.... brhenti jdi perempuan bodoh jdi jdi pngemis cinta dri laki" yg g punya hati jga otak...
jgn km sia"kn air matamu untuk mnangisi yudis sialan itu..
sdh tau km tak prnah di anggp.... bhkn km matpun yudis g akn sedih liana....
justru klo yudis km buang.... yg bkalan hidup susah itu dia dan gundiknya...
yudis manusia tak tau diri.... g mau lepasin km krna dia butuh materi untuk kelangsungan hidup gundik dan calon anaknya...
jdi... jgn lm" untuk mmbuang kuman pnyakit...