NovelToon NovelToon
The Chicken Mafia

The Chicken Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Karir / Evolusi dan Mutasi
Popularitas:698
Nilai: 5
Nama Author: Radit Radit fajar

Seorang mafia ayam 🐓

Renardo adalah seorang pria yang baru saja bekerja di perusahaan mafia yang aneh. sistemnya menggunakan ayam, jadi setiap pekerja punya rekan kerja ayam masing-masing untuk menjalankan tugas.

ayam-ayam bisa dilatih dan dilengkapi senjata. Para ayam juga bisa memakan obat tertentu untuk mendapat kekuatan.

Renardo yang saat itu hanya disuruh membawa ayam tanpa informasi tambahan membawa ayam jagonya yang berasal dari perternakan biasa bernama Kibo.

Akankah Renardo dan Kibo melakukan pekerjaan mereka dengan baik?

🥚 Peringatan Organisasi Ayam: Segala perdagangan obat-obatan ayam, undian ayam, atau pemerasan peternak dalam cerita ini hanya terjadi di dunia fiksi. Jika Anda mencoba di dunia nyata, Anda bukan mafia ayam… Anda hanya mencari masalah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radit Radit fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Selesainya Pemanduan Awal

Kami sampai ke ruangan utama yang ada peta kota hologram biru transparan di tengahnya. Aku tidak tau ini ruang utama atau bukan karena ada beberapa ruangan yang kulalui lebih besar daripada yang ini.

"baiklah, bimbingan dariku selesai sampai sini." Jerk berkata.

"eh, selesai?" tanyaku, jelas masih banyak hal yang aku belum ketahui dari tempat ini.

"iya, selesai. Ini untukmu." Jerk memberikanku sebuah jam tangan hitam.

Aku tau itu bukan jam tangan biasa, layar digitalnya tidak hanya sekedar bisa untuk melihat jam.

"tapi kalau dapat tugas lagi gimana kalau aku kesasar di bangunan ini? Aku juga belum tau cara ngerjain semua tugasnya. Lagipula Kibo sendiri juga masih belum terlatih." aku berkata, sambil memasang jang tangan itu di pergelangan tangan kiriku.

"nanti kamu akan tau secara bertahap, karena kalau aku menjelaskannya juga akan panjang. Aku juga punya pekerjaan lain, jika ada yang tidak kamu ketahui coba cari informasinya di jammu atau tanya saja teman kerjamu. Di jam itu juga nanti akan ada diberitahu misi yang akan diberikan kepadamu, jadi jangan sampai hilang atau rusak." Jerk berkata.

"oh ya, ini juga kunci ke pintu kayu di tengah hutan tempat pertama kali kamu masuk kesini. Itu jalan paling singkat dari rumahmu, jaga juga kuncinya." Jerk melanjutkan perkataannya, memberikanku sebuah kunci.

Aku menerima kuncinya, akhirnya mengangguk pelan.

"bagus, aku pergi dulu, karena sudah punya tugas lain." Jerk berkata, balik kanan pergi ke bagain lain tempat ini.

"oke Kibo, sekarang, apa yang mau kita lakukan?" aku bertanya ke Kibo.

Kibo sejak tadi kulepas agar aku bisa memasang jam dan menerima kunci dari Jerk. Untungnya sekarang dia jalannya tidak terlalu jauh karena tempat ini masih sedikit asing baginya.

Jelas saja Kibo tidak menjawab, dia ayam. Aku melihat jam di pergelangan tangan kiriku. Baru jam 11 siang, makan siangnya saat jam 12 tengah hari.

"oke kalau begitu Kibo, ayo kita latihan dulu di ruang pelatihan ayam awal." aku berkata, berjalan.

Saat aku melirik kebelakang, Kibo masih jalan-jalan.

"krrruuut...." aku memanggilnya.

Akhirnya dia mendekat, aku memutuskan mengangkatnya saja dulu agar lebih cepat. Kami pergi ke ruangan pelatihan ayam awal, ruangan yang permukaannya tanah dan rerumputan.

Aku menurunkan Kibo, lalu menutup pintu ruangan ini. Kibo mulai keliling.

Kali ini aku menemaninya bermain-main disini. Tidak seketat seperti saat latihan kemarin karena sekarang sudah tidak ada Jerk yang mengawasi.

Sampai akhirnya dia jadi lompat di antara satu batu ruangan ke batu yang lain di permukaannya. Kali ini malah tidak kusuruh.

"hebat Kibo!" aku memujinya.

Dia hanya melirikku sebagai balasannya. Tidak apalah walau jaraknya juga masih kecil, setidaknya dia sudah pandai lompat seperti itu.

Sampai akhirnya mulai jam makan siang. Aku membawa Kibo ke ruang makannya, untungnya aku ingat jalurnya.

Di ruangan itu ada khusus untuk kandang ayam, tertanam di pinggir dinding, jadi aku menaruh Kibo disana dengan wadah makanannya.

Baru giliran aku yang makannya. Ada diberikan kotak makanan pada masing-masing pekerja, jika makanannya sudah habis baru di kembalikan kotak makanannya.

Ada juga disediakan segelas air putih tiap satu kali sarapan, bisa isi ulang sepuasnya karena ada tempat isi ulangnya di pojok ruangan.

"hai teman baru!"

Suara itu lebih dulu mengagetkanku sebelum aku membuka kotak makanannya. Ada seorang pria lain, sepertinya teman kerjaku, pakaiannya sama, tangan kirinya merangkul leherku, dia ada di samping kananku.

Belum cukup rupanya ada temannya juga di sebelah kiriku, tubuhnya sama, pria tinggi. Di depanku juga mendekat ke meja seorang pria bertubuh besar, dia juga teman kedua pria sebelumnya. Ada juga seorang perempuan dengan rambut yang dikuncir dua ikut mendekat.

"jadi ini ya si anak baru kemarin?" perempuan itu berkata, dia juga ada di depanku, tepat di seberang meja.

"siapa namamu?" pria yang bertubuh besar itu bertanya.

"hei-hei jangan sekaligus teman-teman, nanti dia pusing sendiri mendengarkan ocehan kita." kata pria lain disebelah kiriku.

"oke-oke ngak masalah, namaku Renardo. Sekarang, boleh aku tau nama kalian?" tanyaku.

"tentu, namaku Vin Gallus, kamu bisa panggil aku Vin." jawab pria di sebelah kananku.

"aku Van Gallus, kembaran Vin, kamu juga bisa panggil aku Van." pria di samping kiriku berkata.

"namaku Bruno Cakarino, kamu bisa panggil aku Bruno." pria besar di seberang mejaku berkata.

"dan aku Lola Spurina, kamu bisa panggil aku Lola." perempuan kuncir dua di seberang mejaku juga berkata.

Aku mengangguk untuk menjawab mereka semua, baru juga hari kedua bekerja udah dapat teman begini.

"boleh kami duduk disini?" Van bertanya.

"silahkan." jawabku.

Mereka berempat duduk di meja bundar ini. Jadi total ada lima orang duduk di satu meja dengan kotak makanan masing-masing.

"kenapa kamu mau bekerja di pekerjaan ini? Jarang-jarang ada orang yang mau bekerja di pekerjaan yang dianggap keji begini. Apalagi yang punya lowongannya juga hanya orang-orang tertentu." tanya Bruno.

"mulanya aku kena PHK, perusahaan tempat aku bekerja bangkrut. Aku butuh pekerjaan baru, sebenarnya aku ngak buru-buru, tapi malah yang ditawari pertama kali pekerjaan ini oleh temanku. Jadi aku iseng coba, dan keterima." jawabku.

Vin dan Van tertawa mendengarkan jawabanku.

"wah-wah-wah... Jadi sekali coba aja? Kayaknya kamu memang punya bakat deh." Vin berkata.

aku tersenyum, mengangguk. Kalau dipikir-pikir langka juga diterima satu kali coba begini.

"oh ya, kalian tau ngak, kenapa perusahaan ini mafianya... Disuruh punya rekan ayam? Bukannya itu ngak ada kaitannya dengan mafia?" aku akhirnya yang memutuskan bertanya.

"kamu harus tau, ayam itu di pakai banyak dalam perusahaan ini, merampok, mengundi, pemerasan, jual beli ilegal, dan sebagainya. Ayam-ayam disini juga tidak sekedar bisa dilatih dan dipakein senjata. Ada juga berbagai obat-obatan kimia untuk memperkuat ayam dengan kemampuan tertentu dalam waktu tertentu juga." jawab Lola.

"oh... Begitu..." aku mengangguk.

"Renardo, kalau kamu juga ngak terlalu ada kerjaan di rumahmu kamu bisa menginap disini. Soalnya misinya bisa ada kapanpun selagi kamu belum punya keluarga sendiri." Vin berkata, aku mengangguk.

"oke, nanti kuberi tau orang tuaku." jawabku

"apa kalian juga punya saran apa yang harus kulakukan diawal jika belum ada misi?" tanyaku.

"jelas aja, kamu latih kemampuanmu dan ayammu, jadi kalau ada misi sudah lebih siap. Di jam tanganmu ada peta bangunan ini, kamu bisa cari lokasi ruangan tertentu dan cara kesana, nanti ada garis di peta yang akan memandumu kesana." Bruno menjawab.

1
Rudian Rudi
konsepnya unik dan seru, semangat terus thor updatenya/Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!