NovelToon NovelToon
Menjadi Sekretaris Bos Mafia

Menjadi Sekretaris Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Mengubah Takdir
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Rizky Handayani Sr.

Xera Abilene Johnson gadis cantik yang hidup nya di mulai dari bawah, karena kakak angkat nya menguasai semua harta orang tua nya.
Namun di perjalanan yang menyedihkan ini, Xera bertemu dengan seorang pria dingin yaitu Lucane Jacque Smith yang sejak awal dia
menyukai Xera.
Apakah mereka bisa bersatu?? Dan jika Xera mengetahui latar belakang Lucane akan kah Xera menerima nya atau malah menjadi bagian dari Lucane??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizky Handayani Sr., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Hari itu, matahari menembus kaca restoran kecil di rumah mereka, memantulkan cahaya ke meja makan.

Lucane mengaduk kopinya perlahan. Wajahnya tampak tenang, tapi dari sorot matanya, jelas ada sedikit kekhawatiran.

“Kamu yakin mau balik kerja, sayang? Kamu bisa tidak bekerja lagi.” ucap Lucane

Xera tersenyum sambil menaruh sendok di atas piring.

“Aku tidak mau cuma diam di rumah. Aku mau belajar lebih banyak soal bisnis. Lagipula, aku kan istri CEO. Masa nggak ngerti apa-apa soal perusahaan suamiku sendiri? Dan ini juga untuk menyelamatkan perusahaan papa dari Alexi” jawab Xera

Lucane menghela napas, seolah masih ingin membujuk.

“Tapi posisimu sudah diganti Juan. Dia sudah rekrut sekretaris baru sayang." Ucap Lucane

“Aku nggak masalah. Aku bisa mulai dari bawah lagi. Yang penting aku belajar.” jawab Xera

Lucane hanya mengangguk, seolah menyerah.

"Baiklah, lakukan yang ingin kamu lakukan. Jika kamu ingin kamu bisa duduk di ruangan ku sayang" ucap Lucane

"Tidak tidak, apa kata orang nanti jika aku satu ruangan dengan CEO" Tolak Xera

"Kenapa kamu memperdulikan mereka" jawab Lucane

Xera hanya memandang lucane datar, dia tahu suaminya sedang menggodanya.

"Pokok nya nanti di kantor jaga pandangan anda tuan lucane yang terhormat" goda Xera

Lucane mamandang Xera lembut,

"Mana mungkin aku bisa menjaga pandangan ku dari istri ku sendiri" ucap nya nakal

Xera pun tersenyum sinis

"Kamu harus menjaga nya, ayo kita berangkat" ajak Xera yang sudah selesai sarapan

Mereka pun berangkat ke kantor, namun kali ini Xera berangkat sendiri dengan di antar supir sedangkan Lucane bersama Juan pergi ke kantor cabang.

Sesampainya di kantor…

Xera melangkah ke lobi dengan percaya diri, mengenakan blazer putih dan rok pensil hitam. Begitu melewati meja resepsionis, Clara langsung memanggil namanya.

“Xera! Ya ampun akhirnya kamu balik juga! Aku kangen banget!” ucap Clara antusias

Xera tertawa kecil, memeluk Clara sebentar.

“Aku juga kangen kamu Clara.” Ucap Xera

Clara menatap Xera dengan wajah penuh rasa ingin tahu.

“Eh, apa kau tahu, kenapa Tuan Juan tiba-tiba cari sekretaris baru sih? Kan kamu masih di sini?” ucap Clara

Xera menghela napas pelan.

"Ah, kalau itu aku tidak tahu Clara" Bohong Xera

"Jangan jangan, kamu mau di pindahkan Xera atau tunggu bisa jadi kamu naik jabatan atau.." Ucap Clara panjang lebar

"Sudah sudah, ayo naik bersama" ajak Xera langsung membawa Clara naik masuk kedalam Lift.

Hari ini pun berjalan lancar tanpa hambatan, walaupun beberapa orang membicarakan Xera karena datang nya Sekretaris baru yang akan menggantikan posisi nya.

Saat Xera hendak melangkah masuk ke Lift, seseorang langsung menarik nya masuk bersama.

"Ahk"

"Apa aku membuat mu terkejut nona" tanya Lucane

"Bagaimana jika ada yang melihat, kamu ini" ucap Xera

"Mereka sudah pada pulang, kalau pun ada bukan urusan kita bukan" ucap Lucane

"Ck!! Nanti mereka berfikir aku menggoda CEO mereka" jawab Xera

"Ya biarkan saja itu terjadi, aku rasa itu akan menarik" ucap Lucane santai

Xera pun melipat tangan nya kedada nya.

Dia tahu suami nya ini akan bersikeras.

* * * *

Malam gelap menutup kota Amsterdam. Hujan gerimis turun, menambah aroma aspal basah yang menusuk.

Lucane berdiri di atap gedung tua, mengenakan setelan hitam. Tatapan matanya dingin, rahangnya mengeras. Di sampingnya berdiri Max, Domanic, dan puluhan anak buah loyal.

“Mereka semua ada di dalam, Boss. Alexi dan geng kecilnya.” Ucap Max

Lucane menarik napas panjang, suaranya datar.

“Tidak satu pun boleh keluar hidup-hidup kecuali Alexi.”

Max mengangguk. Dengan isyarat tangan Lucane, mereka bergerak.

Pintu gudang mafia kecil digedor. Tembakan meledak. Anak buah Alexi berteriak, membalas tembakan. Darah mengucur di lantai semen. Asap mesiu memenuhi ruangan.

Lucane berjalan di tengah baku tembak seolah tak tersentuh. Wajahnya dingin. Matanya hanya mencari satu orang Alexi.

Seorang pria mafia kecil mencoba menusuk Lucane. Lucane menangkis, meraih tangan pria itu, lalu menghantamkan gagang pistol ke wajahnya.

bughh....

ahkk...

Darah muncrat. Pria itu ambruk.

“Sampah.” Ucap lucane datar

Alexi hendak menyerang Lucane. Namun Lucane dengan mudah mengelak serangan Alexi.

"Apa yang kau lakukan Lucane" teriak Alexi

"untuk memburu mu" jawab Lucane datar

"Ck!! Urus saja urusan mu sendiri jangan ikut campur sama urusan ku Sialan!!" Teriak Alexi

Lucane hanya tersenyum sinis,

"tapi kau mengganggu Xera, istri ku Alexi" Jawab Lucane datar

Alexi pun menyerang Lucane lagi berkali-kali

Bag....bug....

Lucane mengelak dan akhirnya Alexi berlari cepat menuju pintu belakang.

Alexi mencoba kabur ke pintu belakang. Tiba-tiba Lucane muncul di hadapannya, menodongkan pistol ke kepala Alexi.

“L-Lucane kita keluarga, ingat?! Aku kakak Xera. Aku hanya ingin hakku”

Lucane menatap Alexi seperti menatap serangga. Perlahan dia menurunkan pistol hanya untuk menghantam perut Alexi keras sekali. Alexi terlipat kesakitan, muntah darah.

“Kau mengkhianati keluarga mu. Kau ancam istriku. Kau bukan apa-apa lagi kau hanya sampah” ucap Lucane datar

Alexi terhuyung, wajahnya penuh darah.

“Aku aku bisa jelaskan” Ucap Alexi

Lucane menghantam Alexi lagi, kali ini ke wajah. Hidung Alexi remuk. Alexi jatuh berlutut.

Bugh....bagh....

Ahk.......

“Kalau bukan demi Xera kau sudah mati di sini.” bisik Lucane dingin

Lalu Lucane pun memanggil anak buah nya untuk membawa Alexi

Beberapa anak buah Lucane menggiring Alexi yang babak belur ke mobil hitam. Alexi terhuyung, darah menetes dari wajahnya. Matanya bengkak hampir tertutup.

Lucane berjalan di sampingnya, tidak sedikit pun tersentuh belas kasihan.

“Bawa dia ke markas. Ikat di ruang interogasi. Aku mau Xera lihat betapa busuknya kau.” Ucap Lucane dingin

Alexi memohon, suaranya parau.

“Jangan libatkan Xera… Dia adik aku” ucap Alexi

Lucane berhenti. Menatap Alexi lama. Suaranya pelan, namun mengguncang.

“Kau kehilangan hak menyebut namanya sejak kau menjual keluargamu sendiri.” Ucap Lucane dingin

Alexi tertunduk, menangis terisak.

Di markas BlackWings, ruang interogasi dingin dan remang. Bau besi dan darah samar memenuhi udara. Alexi diikat ke kursi baja. Darah menetes di lantai.

Lucane berdiri di depannya, kedua tangan di saku celana. Ekspresi matanya seperti malam gelap yang tak berujung.

“Kau pikir aku akan mati-matian mempertahankan bisnis? Salah. Aku hanya akan mati-matian mempertahankan Xera.” Ucap Lucane

Alexi terisak, matanya basah darah.

“Aku hanya ingin harta orang tua kami aku berhak” ucap Alexi

Lucane mendekat, menunduk hingga wajah mereka hampir bersentuhan. Suaranya rendah nyaris berbisik.

“Kau bahkan tidak layak memakai nama keluarga yang sama dengan Xera.”

Lucane berdiri lagi. Dia melambaikan tangan pada Max.

“Bersihkan dulu wajahnya. Aku mau Xera melihat siapa sebenarnya monster yang pernah dia sebut kakak.” Ucap Lucane

Alexi memandang Lucane dengan mata ketakutan untuk pertama kalinya benar-benar menyadari bahwa Lucane adalah predator paling berbahaya di dunia mereka.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!