Amara Santya Raharja.....
seorang wanita dengan background hidup seorang broken home,
ibunya tiada karena syok melihat kebenaran tentang perselingkuhan suaminya di kala ia masih berusia 10 tahun.
ia mencintai sahabatnya secara membabi buta seperti orang gila hingga membuatnya menjadi seorang pembunuh dan berakhir di penjara.
Kekuatan uang membuat seorang pria tiba tiba datang dan mampu membawanya keluar dari penjara.
Namun....
itulah awal kehidupannya yang sebenarnya hancur di mulai.
Seseorang itu menjadikan ia tawanannya dan pada akhirnya membuat ia menjadi budak ranjangnya.
Mampukah seroang Amara Santya Raharja menyelamatkan hidupnya dari sosok berkuasa itu.......
ikuti kisah baru aku....
" CINTA INI MEMBUNUHKU......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 34 gelisah
Mattew masih menatap Amara yang duduk tenang di hadapannya.
Ia tak tahu harus menanggapi apa perkataan wanita di hadapannya itu.
Walau jujur..
Ia sadar...ada yang tidak wajar dalam hal ini.
Tapi ia pun bingung harus bagaimana.
Ia memang sangat bahagia mendengar kabar tentang kehamilan Amara itu, tapi menjalin suatu hubungan yang lebih serius karena kabar itu sama sekali belum terpikir olehnya.
Menurutnya tidak masalah seorang wanita hamil dan akhirnya memiliki seorang anak asalkan ada yang bertanggung jawab dengan anak itu meski tidak ada hubungan yang sah di antara kedua orang tuanya.
Dan hal itu wajar di negaranya sana.
Mattew lupa satu hal...
Ia tidak berhubungan dengan wanita yang memiliki asal negara dan budaya yang sama dengan dirinya.
" kau tidak ingin meminta sesuatu padaku sebelum aku pergi ?! " tawar Mattew pada akhirnya kepada Amara.
Ia mencoba mengurai kecanggungan yang tiba tiba tercipta nyata saat ini.
Amara menatap dalam kepada Mattew.
" meminta sesuatu ?! " cicitnya.
" hemmm..."
" contohnya...?! "
" emm...mungkin kau ingin keluar jalan jalan atau makan sesuatu ?! " jawab Mattew.
" jangan khawatir, tempat ini sangat jauh dari keluargamu.
aku yakin....tidak akan ada yang mengenalimu di sini " lanjut Mattew lagi.
Ya...Apartemen Mattew ini memang apartemen mewah dan elit.
Namun letaknya sangat jauh dari pusat kota.
Hal itu karena konsep apartemen itu yang mengutamakan ketenangan dan unsur dataran tinggi yang identik dengan alam.
Lagi lagi Amara menatap dalam kepada Mattew.
Jantung Mattew tiba tiba terasa tak baik baik saja ketika Amara menatapnya seperti itu.
" ekhemm...." Mattew berdehem demi menenangkan detak jantungnya yang tiba tiba terasa tak baik baik saja.
" benarkah kau memperbolehkan aku meminta sesuatu padamu ?! " tanya Amara
" hemm...mintalah, tapi bukan ponsel atau sejenisnya " jawab Mattew.
" bisakah kau mencari tahu dan memberi tahuku tentang penyebab kematian sahabatku Aprilia Sarah di penjara sebelum kepergianmu ?! " jawab Amara yang sontak membuat Mattew menatapnya cengo.
Perlahan mata Mattew menyipit dan berubah tajam ke pada Amara.
" aku memintamu meminta padaku untuk dirimu sendiri....
bukan untuk orang lain Amara ?! " sentak Mattew kesal.
Bisa bisanya wanita di hadapannya itu justru memikirkan orang lain.
Amara bangkit dari duduknya.
" tak ada yang ku inginkan darimu dan aku tidak akan pernah ingin meminta apapun darimu " jawab Amara ketus sambil kemudian ia melangkah ke arah tangga.
" mau kemana ?! "
" aku mau kembali ke kamar, aku lelah..." jawab Amara masih terdengar ketus.
" ganti pakaianmu, kita keluar "
" aku tidak mau...aku mau tidur " Amara bersikeras menolak ajakan Mattew dan terus melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga.
Meninggalkan Mattew yang nampak mengepalkan kedua jemarinya menahan geram.
Jujur..
Sebenarnya ia sangat ingin keluar dan berjalan jalan berdua saja dengan wanita itu.
Tapi untuk mengajaknya langsung ia merasa enggan.
Itulah sebabnya ia sangat kecewa ketika Amara lebih memilih memanfaatkan kebaikannya untuk orang lain.
" Liong...kau cari tahu penyebab kematian Aprilia Sarah di penjara Arzeta.
Secepatnya...
Dan aku ingin sebelum keberangkatanku aku sudah harus mendapatkan informasinya "
Mattew ternyata melakukan juga permintaan Amara dengan memerintahkan Liong sang assistan.
🍀
Hari telah sore ketika Amara yang terlelap merasa tubuhnya sedikit di guncang.
" ehmmmm... " kebiasaan Amara selalu melenguh saat tidur.
" nona bangun..." ternyata Sarilah yang mengguncang tubuhnya.
" ehmm..ada apa Sari ?!? Kau mengganggu tidurku...
aku mengantuk sekali " omel Amara sambil menggeliat.
Tadi setelah sarapan dan sempat terjadi ketegangan,
Amara yang kembali ke kamar mencoba mencari kesibukan sendiri.
Hingga tanpa terasa sampai siang ia nampak sibuk dengan kesibukannya itu dan akhirnya ia pun mengantuk.
Sementara Mattew pun tak datang menyusulnya.
" ada apa Sari...?! " tanya Amara lagi setelah sekali lagi Sari mengguncang tubuhnya.
" ada pesan dari tuan muda untuk anda nona " jawab Sari yang sukses membuat Amara benar benar membuka matanya.
" pesan ?! Untukku ?! " tanya Amara sambil bangun dari tidurnya dan kemudian duduk. Sari menunjukkan ponselnya yang nampak menampilkan sebuah pesan.
Amara membacanya.
( Aprilia Sarah mengidap magh akut dan asam lambung tinggi hingga memicu anxiety.
Terakhir sebelum di nyatakan tiada ia tengah dalam perawatan.
April sudah menjalani perawatan selama hampir satu minggu di rumah sakit,
namun kondisinya tak kunjung membaik hingga akhirnya ia drop dan meninggal.
Semua informasi ini kudapatkan secara akurat dan ada bukti medisnya.
Aku menyertakan bukti medis April di amplop coklat yang di bawa Sari.
Aku sudah berangkat, tadi aku melihat kau terlelap )
Amara menarik nafas panjang usai membaca pesan itu.
Tak lama ia menyerahkan kembali ponsel itu kepada Sari.
" ini juga titipan tuan muda untuk anda nona " kata Sari menerima ponselnya dari tangan Amara kemudian ia juga menyerahkan amplop kuning kepada Amara.
Amara menerimanya dengan hati yang sulit di artikan dan entah.
" jam berapa dia berangkat ?! " tanya Amara tanpa ekspresi.
" jam dua siang tadi kalau tidak salah nona " jawab Sari.
" sekarang jam empat, jadi dia berangkat lebih awal ?! " kata Amara sambil menatap jam dinding di kamar itu.
Sari hanya diam.
" satu jam lagi kau akan pulang Sari ?! " tanya Amara
" tidak nona...saya akan tinggal di sini menemani nona " jawab Sari yang sontak membuat Amara menoleh kepadanya.
Keningnya berkerut dan matanya menyipit menatap Sari.
" tuan muda terlihat berat tadi ketika akan berangkat setelah menerima panggilan telephon. Berkali kali dia bolak balik keluar masuk kamar ini.
Kemudian ia bilang nona masih tidur dan tidak mau membangunkan nona.
Tuan muda terlihat sangat mencintai nona hingga ia seperti berat meninggalkan nona.
Makanya kemudian saya di minta tinggal di sini menemani nona sementara waktu.
Tuan muda khawatir meninggalkan anda sendirian " cerita Sari yang sukses membuat Amara tersenyum miring.
" apa yang kau lihat dariku Sari ?! " tanya Amara kepada Sari sambil melempar pandangannya ke tempat lain.
" maksudnya nona ?! " tanya Sari bingung.
" kau bilang majikanmu itu mencintaikukan ?! "
" iya nona..."
" tapi yang sebenarnya tidaklah begitu " kata Amara dan membuat Sari menatapnya penuh tanya.
" siapa aku menurutmu ?! " tanya Amara.
" istri tuan muda Nix ke dua " jawab Sari polos.
" ha ha ha........!!! " tawa Amara sontak pecah dan menggema memenuhi seantero ruang kamar itu.
" tidak ada ikatan seperti itu di antara kami Sari meski saat ini aku telah mengandung anaknya...
aku tak jauh berbeda denganmu, bedanya hanya jika kau melayaninya dengan membersihkan apartemennya maka aku melayaninya di atas ranjang " lanjut Amara dengan mata berkaca kaca.
" aku tidak lebih dari hanya sebuah barang baginya Sari, ia bahkan tega menghadiahkan aku kepada temannya " lanjut Amara lagi dengan bulir air mata yang sudah mulai mengalir membasahi pipinya.
" nona...." Sari berkata lirih sambil menatap Amarah dalam.
" tidak ada cinta seperti yang kau katakan barusan itu.
Aku sama sepertimu...pelayannya...." kata Amara lagi dengan wajah sendu.
Sungguh ia tengah meratapi takdirnya saat ini yang terasa hancur berkeping keping.
Tak pernah sekalipun terbersit di benaknya jika ia akan berakhir menjadi seorang jalang pemuas nafsu seperti ini.
Sementara di tempat lain,
Mattew yang sedang duduk di dalam sebuah pesawat dan di sisi jendela nampak terdiam sejak tadi.
Tatapan matanya hanya terarah ke arah luar jendela pesawat yang menampilkan hamparan awan yang memutih.
" sebagai apa kau membawaku ?! Sebagai jalangmu atau wanita yang telah mengandung anakmu ?! "
Sejak tadi ia terus memikirkan kata kata Amara.
Jujur....
Ia sedang bingung dengan perasaannya sendiri terhadap wanita itu.
" tuan muda ke dua...anda baik baik saja ?! " Liong merasa sangat khawatir.
Pasalnya sejak berangkat tadi atasannya itu terlihat sangat berbeda dari biasanya.
Mattew yang biasanya tidak bisa diam dan selengekkan tiba tiba menjadi pendiam.
Sejujurnya ia cukup merasa bersalah.
Tapi harus bagaimana....meeting bersama kliennya di majukan dan tidak bisa di wakilkan.
" aku tidak apa apa Liong...." jawab Mattew dengan tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari arah luar jendela pesawat.
❤❤😡😍😙😙😙
ntar klo sivi sdh sehat & baik" sja.... boleh lah km lanjutin musuhin matt lgi😂🤣🤣
sabar.. sabar........
Sebelum km ngejar Amara,km sudah di ingatkan sama Ryu..Kalau Amara punya sifat pendendam.
Jadi sabarnya di luaskan 😝😝😝
krna hatimu msih di liputi dendam & msih percaya bualan manuel...
kelak saat smuanya tbongkar.... yakin deh... km bkalan nyesel & tantrum... dlu melenyapkn darah dagingmu sndiri amara....
sangat tk adil... ank oeg lain km jaga & sayangi sepenuh hati... krn sebuah janji.... tpi darah dagingmu km buang... krna alasan dendam...
smoga saja km msih diberi kesempatan mnjadi seorang ibu amara....