Vivienne terbangun, dan melihat tempat itu berbeda dari rumahnya. Dia mengingat bahwa merayakan festival tahun baru untuk pertama kalinya. Di tengah keramaian yang penuh sesak itu, dia mengalami serangan panik dan penyakit nya asma yang mungkin membuat nya meninggal.
Vivienne melihat sekeliling, "Dimana aku?"
"Tentu saja di kamar anda, ya mulia," ucap seseorang membuyarkan lamunannya.
"Ya mulia? siapa aku?"
"Anda Ya mulia permaisuri Vivienne Greyhaven."
Vivienne seketika teringat sebuah novel yang berjudul I'm a villain mom. Dimana tokoh sang ibu mati dengan mengenaskan di tangan ketiga pangeran, anak-anak nya. Lalu bagimana nasib Vivienne sekarang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere Lumiere, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
[30] Kemana Menghilang nya?
Orion dan Magnus mulai menyadari kehilangan kedua anggota keluarga mereka yang lain dan mulai panik mencari jejak keduanya di segala penjuru pasar.
Magnus dengan cepat memanggil prajurit bayangan yang bersembunyi di sekitarnya yang tentu untuk menjaganya, dia memerintahkan mereka untuk datang dengan sebuah kode di tangan nya.
Tidak berselang lama, layaknya ninja dari kerajaan timur, mereka datang dengan secepat kilat, "Hamba menghadap Ya Mulia," ujar beberapa prajurit dengan pakaian serba hitam dan penutup wajah yang juga bernuansa gelap.
Orion berbalik melihat kearah sumber suara, begitu kagetnya dia melihat para prajurit bayangan ayahnya yang tak pernah dia lihat sebelumnya, sekarang terpampang dengan jelas hanya demi ibu dan adiknya.
"Aku tak percaya," gumam nya dalam hati sembari menggelengkan kepala nya meskipun ekspresi wajahnya masih saja datar.
"Aku perintahkan kalian untuk mencari permaisuri dan pengeran," titah Magnus pada para prajurit bayangan nya itu.
"Tapi, Anda Ya Mulia," ucap salah satu prajurit bayangan itu.
Karena tugas utama mereka adalah memastikan keselamatan kaisar dan menghabisi orang yang mengancam kaisar, semua permintaan kaisar mareka turuti tapi tidak ketika di luar seperti ini, tidak ada yang menjaga kaisar.
"Sebagian tinggal disini, yang lain cari permaisuri ku," putus Magnus, seolah yang terakhir ini tidak boleh di bantah.
"Saya rasa Anda tidak perlu melakukan nya, mungkin saja dia sedang bersenang-senang dengan selingkuhannya," ketus Orion melipat kedua tangan nya.
"Hey… kamu tidak boleh seperti itu, mungkin saja benar jika mereka dalam masalah, kamu pasti akan menyesal nanti," ucap Magnus mengetuk kepala Orion, membuat si empunya kepala kini cemberut seperti bibir nya telah di ikat dengan benang.
"Baiklah, aku tak bisa menolak titah kaisar," ujar Orion memalingkan wajahnya.
"Kita tak perlu pakai sapaan seperti itu di sini, kita sedang dalam acara keluarga tidak perlu memperburuk suasana,"
"Anda yang bilang, Anda yang lupa. Anda bilang di manapun kira harus memandang hirarki kerajaan," ketus Orion, melipat kedua tangan dan berjalan lebih dahulu meninggalkan Magnus.
Setelah Magnus menyusul Orion yang terlihat marah, Magnus dan Orion terus berkeliling namun tidak ada tanda-tanda anggota keluarga mereka di sepanjang jalan itu, dan prajurit bayangan Magnus belum juga menghadap pada mereka.
"Hah… aku lelah," ujar Orion memagang lutut nya, meskipun sebenarnya dia bohong, karena yang lelah adalah hati dan jantung nya yang sedari tadi tidak bisa di kontrol karena cemas dengan keadaan Vivienne dan Asher.
Beberapa menit setelahnya, selepas Orion duduk dengan nyaman di bangku taman di tengah pasar itu untuk menetralkan rasa prustasi nya.
"Ya Mulia, kami sudah menemukan Ya Mulia permaisuri, dan Ya Mulia Pengeran," hormat prajurit bayangan itu dengan bertekuk lutut.
"Bagus, dimana kalian menemukan nya? bagaimana keadaan mereka sekarang?" tanya Magnus dengan serentetan pertanyaan, namun begitu cepat prajurit bayangan itu menganggukkan kepalanya seolah mampu menjawab pertanyaan Kaisar.
"Kami menemukan Ya Mulia permaisuri di salah satu buffet di pertengahan pasar ini, tempat yang cukup populer dulu, namun sekarang kehilangan pamornya. Anda bisa langsung kesana,"
"Lalu, bagaimana dengan Vivienne dan Asher?" tanya Magnus lagi.
"Anda bisa kesana langsung," ujar Prajurit bayangan itu, membuat Magnus mengerutkan jidat nya, pasalnya tak pernah prajurit nya itu tidak menjawab pertanyaannya.
Namun, tanpa pikir panjang Magnus berjalan dengan cepat menuju buffet yang maksudkan, begitupun dengan Orion yang buru-buru menyusul ayahnya.
Hingga tibalah mereka di tempat makan yang terlihat sepi pengunjung itu, dan mereka melihat dari kaca besar yang menghubungkan luar dengan buffet yang berada di dalam, Vivienne terlihat sedang menyuapi Asher es krim.
Mereka terlihat bahagia tanpa beban seperti tak perduli bahwa suami nya dan putra sulungnya berlarian mencari mereka.
Mereka terlihat saling pandangan dan senyum sinis, mereka berencana untuk mengagetkan Vivienne dan Asher.
"Berani nya mereka senang-senang, dan makan es krim,"geram Magnus.
Lalu, membuka pintu buffet itu dengan keras membuat suara lonceng pintu berbunyi dengan nyaring, membuat Magnus gagal total untuk mengagetkan istri dan putranya.
Karena setelah mendengar suara lonceng Vivienne dan Asher langsung mengalihkan atensi mereka ke arah pintu.
Namun, Magnus tak mudah begitu saja untuk kehilangan fokusnya, dia terburu-buru untuk mendatangi Vivienne kemudian menggebrak meja itu.
"Aduh, kaget nya aku," ujar Vivienne menutup matanya dan menyentuh dadanya kemudian sedikit mengintip Magnus dengan senyum jahilnya.
"Kenapa kamu berkeliaran sendiri, itu sangat berbahaya," geram Magnus berdiri tegap di samping kiri Vivienne, membuat Vivienne menengadah sangking tinggi suaminya itu.
"Ya aku tau, tapi aku pandai jaga diri, lihat kan kami baik -baik saja," ucap Vivienne tersenyum kemudian menatap kue-kue yang sudah tersedia di atas meja mereka.
"Tapi…" jawab Magnus ingin lanjut mengomel.
Namun, Vivienne langsung menyodorkan kue kedalam mulut Magnus, "Ets… Sudahlah, coba Anda makan ini,"
"Kamu ini," ucap Magnus dengan sinis dan tetap mengunyah kue itu, meskipun tidak suka tapi karena itu pemberian istri tercintanya, dia tak bisa menolak nya.
"Ayo duduk…"
Vivienne kemudian berdiri dari duduk, dan menyeret bahu Magnus untuk duduk di kursi itu, dia memang sengaja memesan untuk empat orang, karena dia berfikiran mungkin saja putra sulungnya dan suaminya akan datang, selepas mengetahui mereka menghilang.
Dia kemudian menoleh pada putra nya dan mengatakan, "Orion apakah kamu hanya ingin duduk disana, ayo kemari,"
Orion nampak tak ingin bergabung, namun lama kelamaan setelah melihat tatapan mata Vivienne yang intens, Orion akhirnya menyerah dan duduk di sebelah Asher.
Setelah melihat semua sudah duduk di tempat nya, Vivienne kemudian tersenyum dan duduk di sisa kursi yang kosong.
"Aku hanya melihat buffet ini terlihat sepi, padahal tempat nyaman, dan saat ku tanya makanan juga tidak terlalu mahal, katanya tempat ini pernah cap buruk jadi tidak ada yang datang lagi," bisik Vivienne di sebelah Magnus.
"Padahal sepi lagi dan makanannya enak, hehehe…" ucap Vivienne hanya membayangkan ketenangan sebagai seorang introvert, sembari memberikan secangkir kopi hangat.
Sedang Magnus terlihat diam tak bergeming menatap tawa Vivienne yang selama ini telah hilang darinya. Wanita itu hanya bisa murung, mengutuk dirinya serta anak-anaknya, dan berselingkuh, entah karena apa.
"Apa dulu aku kurang kaya? tapi aku kaisar bukan hanya bisa membeli pulau tapi bisa berperang demi sebuah pulau, apa aku jelek? tapi semua orang ingin bersama aku karena orang nomor satu di Kekaisaran, aku juga melihat di cermin setiap pagi, aku tampan," gumam Magnus sembari melihat bayangan yang gelap di dalam cangkir kopi itu.
"Hahaha… apa yang Anda lamunkan, Ya Mulia, apakah Anda tidak suka kopi dan menginginkan teh," ujar Vivienne mengangkat cangkir tehnya.
"Aku lebih suka bekas bibir mu, permaisuri ku," goda Magnus dengan mata berbinar.
"Anda cukup jorok Ya Mulia,"
ingat qmampir thor.
jangan setengah2 ya thor.