Di negara barat, menyewa rahim sudah menjadi hal lumrah dan sering didapatkan.
Yuliana adalah sosok ibu tunggal satu anak. Demi pengobatan sang anak, ia mendaftarkan diri sebagai ibu yang menyewa rahimnya, hingga ia dipilih oleh satu pasangan.
Dengan bantuan alat medis canggih, tanpa hubungan badan ia berhasil hamil.
Bagaimana, Yuliana menjalani kehamilan tersebut? Akankah pihak pasangan itu menyenangkan hatinya agar anak tumbuh baik, atau justru ia tertekan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinamira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kontrak perjanjian
Satu keberuntungan Yuliana karena ia mendapatkan nyonya seperti Jessy yang ramah dan memperlakukannya dengan baik.
Selama dua hari menunggu proses pemeriksaan Yuliana diberikan tempat tinggal dan dibayar full di salah satu hotel bintang lima. Di mana ia mendapatkan pelayanan yang begitu baik.
Rosa tentunya juga bersyukur, dan berharap jika Yuliana jadi ibu pengganti, ia tetap diperlukan sebaik seperti ini.
Setelah dua hari menunggu. Jessy datang menjemput langsung Yuliana, dan menyatakan ia akan jadi ibu pengganti.
"Silahkan kamu baca kontrak ini sebelum ditanda tangani," ucap Jessy menyerahkan map biru pada Yuliana.
Dengan tangan sedikit gemetar, dan berkeringat, Yuliana menerimanya. Mencoba terus menyakinkan diri, jika ini demi putranya.
Yuliana membaca setiap poin yang ada di sana. Dengan penjelasan pihak A adalah keluarga Jessy dan pihak B adalah dirinya.
Setelah pembuahan berhasil dan dinyatakan hamil pihak B harus tinggal bersama keluarga pihak A, dan pihak A akan membayar DP sebesar 300 juta pada pihak B.
2. Pihak A akan menanggung segala keperluan pihak B selama hamil.
3. Pihak B harus patuh, dan mendengarkan pihak A demi kebaikan kandungan.
4. Pihak B harus menjaga kandungan sebaik-baik mungkin. Jika yang lahir cacat, maka pihak A tidak akan menerima anak tersebut dan pihak B tidak akan mendapat bayaran apapun. Jika yang lahir sehat dan sempurna. Pihak A akan memberikan satu miliar untuk pihak B. Tanpa potongan dari biaya kebutuhan selama hamil.
5. Pihak B tidak boleh berhubungan badan dengan siapapun, selama kehamilan.
6. Setelah melahirkan pihak B, boleh menyusui. Bayaran hamil dan menyusui akan berbeda. Pihak A akan memberikan satu miliar kembali. Jika pihak B bersedia menyusui selama 6 bulan.
7. Setelah kontrak selesai, pihak B tidak memiliki hak apapun pada bayi.
Tujuh poin penting yang tercatat, yang dua poin diantaranya membuat perasaan Yuliana memanas. Poin 4 dan 7, hatinya sakit saat membaca dua poin itu.
Meski begitu Yuliana tidak menyuarakan protesnya. Ia malah bertanya akan hal yang tidak tercatat di sana.
"Apa tidak ada aturan, harus laki-laki atau perempuan?" tanyanya dengan suara yang sedikit berat karena menahan tangis.
"Kami bukan orang kuno. Laki-laki atau perempuan sama saja. Lagi pula bukan kamu yang bisa menentukan. Jika kamu sudah setuju dengan perjanjiannya silahkan tanda tangani," sahut Jessy sembari mengulum senyum lembut.
Yuliana diam beberapa saat, ia menunduk menatap kertas itu, kembali membaca poin ke empat. Beberapa saat diam, ia lalu tersenyum, menatap wanita di depannya.
"Kita sama-sama seorang ibu, dan saya yang akan mengandungnya. Poin ke empat ini, jika anak itu terlahir cacat, izinkan saya merawatnya, dan maaf jika lancang, jika cacat saya minta bayaran 300 juta untuk menghidupinya," ucap Yuliana dengan tegas, meminta perbaikan pada poin ke-4.
Jessy sama sekali tidak terlihat marah, ia malah tersenyum begitu lembut. "Pilihanku kali ini sangat tepat. Dia ibu yang baik," batinnya senang dengan tanggapan Yuliana.
"Baiklah, saya setuju," tanggap Jessy. Tangannya terulur mengambil kertas tersebut.
"Alex kamu dengar kan? Perbaiki poin ke-4," ucapnya menyerahkan map itu.
"Baik nyonya," angguk Alex segera melaksanakan perintah.
"Bagaimana kalau kita berangkat ke rumah sakit sekarang, sekalian menunggu Alex membawa kontraknya," tawar Jessy agar tidak membuang waktu lebih banyak lagi.
Yuliana tidak langsung menjawab, ia lebih dulu menoleh pada Rosa, untuk meminta pendapat. "Tidak apa. Terima saja."
Yuliana menghela nafas kasar, menatap Jessy di depannya, lalu mengangguk. "Baik saya siap."
Yuliana memejamkan mata rapat. "Garen sayang, anak tampan Mama, tunggu dua Minggu lagi, kamu pasti akan segera operasi," batin Yuliana dengan sangat berharap pembuahan itu segera terjadi, dan ia bisa segera menerima uangnya.
...****************...
Rumah sakit yang sebelumnya di datangi, serta dokter yang sebelumnya sudah ditemui. Yuliana kini sedang berbaring di kasur pasien, sementara dokter melakukan tugasnya dengan profesional.
Yuliana mencengkram kuat kasur pasien. Meski ia nyaris tidak merasakan apapun, ia merasakan ketenangan dan terus berusaha meyakinkan diri dengan menyebut nama Garen dalam benaknya.
"Selesai. Kita tinggal tunggu sekitar 7-10 hari untuk mengecek pembuahannya berhasil atau tidak," ucap sang dokter menyampaikan informasi.
Yuliana masih memejamkan mata. Mendengar kabar itu, membuat air matanya jatuh berlinang.
"Untuk calon malaikat kecil di kandunganku nanti. Maaf kamu harus menerima ini. Meski kita tidak akan saling mengenal nanti, kamu akan tetap jadi anakku selamanya, dan berada dalam setiap doaku," batin Yuliana dengan ketulusan dan jiwa keibuan yang begitu tinggi. Sehingga membayangkan ia meninggalkan bayinya sudah membuatnya merasa sakit.
"Hm, kami akan kembali setelah 7 hari," sahut Jessy dengan senyum lebar, terlihat tidak sabar untuk menunggu kabar membahagiakan untuknya.
"Tentu Nyonya, kami akan menunggu," balas sang dokter dengan ramah.
Jessy mengangguk, ia menatap Yuliana yang diam membisu dengan pandangan sayunya.
"Yuliana, selama menunggu tujuh hari. Kamu akan tinggal bersama saya. Saya akan memperkenalkan kamu pada anak saya dan istrinya."
Yuliana melirik, hanya bisa mengangguk ringan, sebagai jawaban yang tampak begitu pasrah akan keadaan yang diterimanya.
"Yuliana kalau aku pulang dulu ya. Aku akan tunggu kabar darimu," sahut Rosa tidak bisa lebih lama lagi menemani Yuliana di sana.
Yuliana beralih menatap Rosa dan mengangguk. "Tolong jaga Garen dan Hanum. Aku pasti akan segera mengirim uang untuk biaya operasinya," sahut Yuliana dengan pelan.
"Iya pasti, kamu tenang saja." Angguk Rosa tersenyum menyakinkan untuk menyemangati Yuliana yang sudah masuk dalam kehidupan yang penuh aturan.
Yuliana menghela nafas kasar, mengusap perutnya seolah telah hadir sesuatu di dalam sana. "Malaikat kecil, kamu harus hadir di sini. Kamu akan memiliki keluarga yang mencintaimu, dan kamu akan memiliki seorang kakak, yang akan mencintaimu juga walau kalian mungkin tidak akan pernah bertemu," batinnya.
...****************...
Usai pembuahan itu selesai. Rosa yang tidak lagi ikut karena akan mengurus kepulangannya. Sedangkan Yuliana di bawa pulang ke kediaman Jessy yang tampak megah dan mewah, khas bangunan eropa. Membuat Yuliana menatapnya dengan penuh kekaguman.
"Ayo masuk," ajak Jessy dengan ramah merangkul mesra tangan Yuliana.
Yuliana tersenyum kecil, sebagai tanggapan. Dengan perasaan gugup, ia berjalan menginjak rumah mewah yang akan menjadi tempat tinggalnya selama hamil nantinya.
"Kenapa rasanya begitu menyeramkan?" batin Yuliana seolah dapat merasakan hal yang tidak akan baik untuk dirinya di sana nanti.
"Nah, di sana ruang keluarga, kebetulan mereka sedang kumpul. Kamu bersiap ya, saya akan perkenalkan kamu," Jessy menepuk lembut lengan yang digandeng, sembari terus melangkah mengarahkan Yuliana mendekati keluarganya.
"Mommy, pulang!" sahut Jessy mengalihkan perhatian semuanya.
"Mommy ... siapa dia, honey?" tanya seorang pria paruh baya yang dapat langsung ditebak merupakan suami Jessy.
"Kenalkan dia Yuliana, kita panggil dia Anna. Dia adalah ibu pengganti yang Mommy pilih untuk calon cucu Mommy," jawab Jessy sembari menatap putranya.
"Apa? Bukannya Mommy bilang dia cantik? Bagaimana kalau dia malah merusak keturunan kami!" sahut sosok wanita bangkit dan bersedekap dada menatap tajam dan remeh pada Yuliana.
"Kenapa? Dia memang cantik, cantik secara alami tanpa buatan. Mommy sudah memilih, dan tidak ada yang berhak protes!" Seru Jessy dengan tegas.
"Honey, aku tidak setuju dengan pilihan Mommy," sahut Clara sembari merengek pada suaminya yang sejak tadi menatap Yuliana dengan tatapan mematikan.
Jessy mengabaikan, ia beralih tersenyum manis pada Yuliana. "Yuliana kenalkan dia suamiku, William Sawyer, dan laki-laki itu adalah anakku Sean Sawyer, dan istrinya Clara. Merekalah pasangan yang akan jadi orang tua anak di kandungan kamu nanti."
up yg bnyk y Thor