Berada di dunia yang mana dipenuhi banyak aura yang menjadi bakat umat manusia, selain itu kekuatan fisik yang didapatkan dari kultivasi melambangkan betapa kuatnya seseorang. Namun, lain hal dengan Aegle, gadis belia yang terasingkan karena tidak dapat melakukan kultivasi seperti kebanyakan orang bahkan aura di dalam dirinya tidak dapat terdeteksi. Walaupun tidak memiliki jiwa kultivasi dan aura, Aegle sangat pandai dalam ilmu alkemi, ia mampu meracik segala macam ramuan yang dapat digunakan untuk pengobatan dan lainnya. Ilmu meraciknya didapatkan dari seorang Kakek tua Misterius yang mengajarkan cara meramu ramuan. Karena suatu kejadian, Sang Kakek hilang secara misterius. Aegle pun melakukan petualang untuk mencari Sang Kakek. Dalam petualang itu, Aegle bertemu makhluk mitologi yang pernah Kakek ceritakan kepadanya. Ia juga bertemu hantu kecil misterius, mereka membantu Aegle dalam mengasah kemampuannya. Bersama mereka berjuang menaklukan tantangan dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chu-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 3
Cuaca yang sangat bagus, Aegle yang sudah bersiap untuk melakukan aktivitasnya seperti biasa, yakni mencari tanaman obat. Kali ini ia akan mendaki gunung yang berada di hilir sungai dari hutan tempat ia tinggal.
Aegle berjalan dengan riang, menyusuri hutan dengan terus bersenandung riang namun ia tetap waspada karena kali ini, ia akan pergi ke tempat yang lumayan jauh dari rumahnya. Dia yang tanpa fisik kultivasi dan ilmu bela diri harus terus waspada karena banyak bahaya yang mengintai. Bisa saja monster muncul dan menjadikannya santapan sedap.
Aegle sudah berada dibawah kaki gunung, gunung yang akan didaki Aegle tidaklah terlalu tinggi, ia bisa mencapai puncaknya hanya dalam waktu 30 menit. Namun, bagi orang yang memiliki kultivasi dapat mencapai puncak dalam waktu 15 menit bahkan hanya 10 menit jika kultivasinya sangat tinggi.
Aegle menghirup aroma segar yang dihembuskan oleh angin, aroma perpaduan pepohonan, air, bunga, tanaman, bahkan makhluk liar yang hidup dihutan itu. Ia tersenyum sumringah, tidak sabar tanaman apa yang akan ia temui di puncak gunung tersebut, ia sudah menghayal untuk meramu ramuan yang berbeda kali ini.
Suara merdunya bergema saat ia bersenandung dalam menapaki jalan setapak menuju puncak gunung, hingga ia tiba di puncak gunung. Angin bertiup hingga menjatuhkan tudung dikepala Aegle, rambut panjang berwarna silver kehijauan itu tersibak ditiup angin. Menandakan bahwa gunung telah menyambut kehadiran Aegle.
Mata Aegle terbelalak melihat pemandangan di puncak gunung itu, banyak tanaman yang belum ia temui sebelumnya.
Dengan riang tersenyum, “Aku tidak sabar menemukan tanaman baru. Kira-kira apa yang bisa Aku temui disini.”
Aegle pun mulai berjalan mengumpulkan tanaman, yang ia temui saat menyusuri puncak gunung tersebut.
“Alpinum.” Ucap Aegle tersenyum bahagia saat menemukan bunga yang hanya tumbuh dipuncak gunung. Ia pun bergegas memetik bunga itu.
Matanya yang sangat jeli mendapati brugmansia tanaman beracun namun ada bagian tertentu yang dapat dijadikan sebagai obat. Aegle dengan hati-hati memetik tanaman yang rupanya bunga berbentuk terompet.
“Huh...” Guman Aegle saat melihat sesuatu yang sangat familiar. Ekspresinya berubah terkejut saat melihat tanaman yang berada di pinggir puncak gunung.
“Itu... ituu kacang gajah. Aku sangat beruntung hari ini.” Teriak Aegle yang kemudian berlari menghampiri tumbuhan tersebut.
“Ini sangat langkah. Aku akan mendapatkan banyak uang jika menjualnya.” Ujar Aegle.
Aegle melirik sekitarnya, mencari keberadaan kacang gajah lainnya. Namun, tidak ia temukan. Mungkin karena status kacang gajah ini sangat langkah saat ini. Aegle sekali lagi menampakan wajah dengan polesan senyum yang terukir, ia merasa mendapatkan keberuntungan yang tiada tara.
Aegle yang sedang asyik mengutip tanaman yang kemudian, dimasukan ke keranjang yang ia bawah mendapatkan langit tiba-tiba gelap, seolah-olah awan hitam berkumpul untuk menutupi sinar matahari. Puncak gunung yang tadinya tampak cerah dan penuh kehangatan berubah suasana menjadi mencekam.
Aegle kemudian berdiri, memandangi langit. Ia mendapati awan hitam tiba-tiba mengepul disatu tempat. Perasaan Aegle tiba-tiba bercampur aduk. Pasalnya, cuaca tadi begitu cerah dan tenang, tiba-tiba berubah menjadi suram.
Bunyi dentuman yang sangat kuat terdengar hingga ke tempat Aegle, petir yang berkecamuk dilangit menambah buruknya suasana. Dari tengah hutan keluar cahaya merah menakutkan hingga menembus kepulan awan hitam.
Jantungnya berdegup kencang, dan rasa khawatir melanda pikirannya. “Apa yang terjadi? Oh tidak bukankah itu ditengah hutan, apa yang terjadi?” pikirnya panik.
Hujan tiba-tiba turun dengan derasnya, namun tanpa berpikir panjang, Aegle bergegas turun gunung, Ia khawatir terjadi sesuatu dengan Kakek. Ia berlari menuruni puncak gunung, menantang hujan yang mulai mengguyur, hujan yang semakin deras jatuh menusuk ke tubuh, hujan terus menyerbu bahkan mata Aegle tidak luput dari serangan hujan tersebut.
Dengan tubuh yang tanpa kultivasi dan fisik yang lemah, berlari terasa berat, air yang membuat tanah menjadi becek dan berlumpur serta licin membuatnya hampir terjatuh.
Namun, Aegle terus berlari rasa khawatirnya melebihi kelemahannya. Ia berlari sekencang mungkin, melewati pepohonan dan semak belukar.
Aegle terjatuh, lututnya menghantam tanah berbatu. Pakaian yang Ia kenakan berlumuran tanah. Ia merasakan sakit dilututnya yang terlihat berdarah, tetapi dia tidak menghiraukan. Dia bangkit lagi, berlari lebih cepat, setiap detak jantungnya bergetar penuh ketakutan.
Bayang-bayang masa kecilnya tiba-tiba saja terlintas, air matanya menetes bergabung dengan air hujan yang membasahi wajahnya. Entah kenapa ia merasa takut akan sesuatu.
“Kakek, semoga Engkau baik-baik saja. Semoga ini hanya kekhawatiran yang tidak berdasar.” Batin Aegle yang terus berlari tanpa henti.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Catatan:
Alpinum atau Leontopodium alpinum merupakan nama latin dari bunga Edelweiss. Biasanya, tumbuh di daerah pegunungan yang tinggi dan terpapar sinar matahari penuh.
Kacang Gajah (Vicia faba) merupakan tanaman yang kaya akan protein dan sering digunakan dalam pengobatan tradisional.
Brugmansia atau yang banyak dikenal orang dengan sebutan bunga terompet, biasanya tanaman ini dijadikan sebagai tanaman hias. Namun, dibeberapa bagian dari bunga terompet ini dapat dijadikan sebagai obat, walaupun harus digunakan secara hati-hati karena beracun.