Apa jadinya jika menantu yang dianggap sampah dan dijuluki menantu kelas teri karena tak berguna secara materi, ternyata adalah seorang billionaire ?
Heru Triyono (30 tahun) diam-diam memiliki sebuah rahasia yang tersimpan rapat. Bahkan dirinya saja tidak tahu bahwa ia seorang pewaris tunggal kerajaan bisnis keluarga Pramudya.
Liam Kaisar Pramudya adalah nama calon pewaris tunggal keluarga Pramudya yang kekayaannya begitu tersohor seantero negeri dan luar negeri. Akan tetapi keberadaan Liam yang masih menjadi misteri, membuat publik selalu bertanya-tanya tak terkecuali musuh dalam selimut.
Di mana kah Liam berada? Apakah sudah mati atau masih hidup?
Simak kisahnya sobat...
DILARANG PLAGIAT🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 - Sang Pewaris
"Oh, maaf saya tak terlalu memperhatikan tulisan di depan. Tetapi apa saya bisa menunggu di dalam sambil pesan makanan?" tanya kakek tua itu.
"Oh boleh saja, Tuan. Silahkan duduk di sini. Kebetulan meja ini sudah saya bersihkan. Yang sebelah sana masih belum," ucap Heru dengan sopan seraya mengajak duduk kakek tua dan pria di sebelahnya yang ia duga sebagai asisten sang kakek tua itu.
"Nama kamu siapa, Nak?" tanya kakek tua.
"Saya Heru Triyono, Tuan. Panggil saja Heru. Ini buku menunya silahkan di pilih dulu. Nanti jika mau pesan bisa panggil saya," ucap Heru dan kakek tersebut menganggukkan kepalanya.
Tak lama Heru pun berpamitan pergi. Ia bergegas menyelesaikan membersihkan meja-meja restoran. Khawatir sang ibu mertuanya kembali naik darah jika melihat semua pekerjaannya belum selesai tepat waktu.
"Dia betul Liam?" tanya kakek tua itu pada sang asisten.
"Benar, Tuan. Selama hampir tiga puluh tahun kita menjaga dan mengawasi Tuan Muda Liam dari jauh," tutur sang asisten.
"Ternyata cucuku sudah sebesar ini. Darah Pramudya sangat melekat padanya," ucap kakek Geraldo Pramudya seraya melihat Heru tengah membersihkan meja-meja yang lain.
Kakek tua itu bernama Geraldo Pramudya (75 tahun) yakni kakek kandung dari Liam Kaisar Pramudya. Namun hingga kini keberadaan Liam sebagai pewaris tunggal G Corp masih menjadi misterius bagi publik yang mengenal keluarga Pramudya.
Hal ini dikarenakan selama tiga puluh tahun G Corp berkibar, penerus kursi kepemimpinan masih belum jelas. Saat ini posisi Presdir sekaligus pemilik saham terbesar masih dipegang oleh kakek Geraldo.
Dan posisi Wakil Direktur dipegang oleh Agustine Rahajeng (50 tahun), ibu tiri Liam. Sedangkan Ayah kandung Liam yakni Leo Satya Pramudya (55 tahun) dalam kondisi koma sejak lima tahun silam akibat kecelakaan hebat.
Sejak bayi, Liam sudah menjadi piatu sebab ibu kandungnya bernama Clara Embun Megantari meninggal dunia saat melahirkannya ke dunia. Clara mengalami pendarahan hebat sehingga harus melahirkan lebih awal saat usia kandungannya masih delapan bulan.
Bayi Liam berhasil selamat walaupun terlahir secara prematur. Sedangkan Clara harus meregang nyawa di meja persalinan. Leo sangat terpukul saat kehilangan istri yang sangat ia cintai demi melahirkan buah hati mereka.
Kondisi Liam pun berangsur pulih setelah dua bulan lebih dalam inkubator. Tidak ada penyakit dan kecacatan dalam tubuh bayi Liam. Leo begitu menyayangi putranya itu.
Awalnya Leo memutuskan tidak akan menikah lagi sejak kematian Clara. Baginya hidup bersama sang Papa yaitu kakek Geraldo dan Liam sudah cukup baginya.
Namun ternyata karena insiden di pesta salah satu rekan bisnisnya, menyebabkan Leo mengabiskan one night stand dengan sekretarisnya yang bernama Agustine Rahajeng.
Mau tak mau dirinya harus bertanggung jawab menikahi Agustine sebab satu bulan setelah one night stand tersebut, sekretarisnya itu dinyatakan hamil. Akhirnya Leo pun menikahi Agustine secara sah dan kakek Geraldo tak bisa berbuat banyak saat itu sebab dirinya tengah menjalani pengobatan di Singapura.
Akan tetapi setelah tiga bulan pernikahan mereka berjalan, Agustine mengalami keguguran. Dirinya sempat depresi sebab kehilangan bayinya. Leo sebagai suami berusaha memberikan pengobatan terbaik untuk istrinya itu hingga sembuh.
Selama pernikahan, Leo tidak pernah satu kamar dengan Agustine. Sebab tak ada cinta pada istri keduanya itu. Walaupun Agustine kerap menggodanya namun Leo berusaha tetap tak goyah.
Kakek Geraldo yang sudah menginjak usia tujuh puluh lima tahun dan sering sakit-sakitan, ia merasa usianya sudah tak lama lagi. Sehingga dirinya memutuskan untuk bertandang ke Bandung.
Karena di kota Bandung inilah dia menyimpan rapat-rapat rahasia keluarga Pramudya. Dirinya yakin inilah saatnya ia harus segera bertindak sebelum semuanya terlambat.
"Apakah yang aku minta sudah kamu siapkan semua?" tanya kakek Geraldo.
"Siap, Tuan. Bahkan saat ini Tuan Muda telah tercatat sebagai karyawan di G Corp pusat," ucap Ferhard (45 tahun), asisten kakek Geraldo.
"Apa? Bagaimana bisa?" tanya kakek Geraldo terkejut.
🍁🍁🍁
penulis terlalu amatiran sehingga mudah sekali menduga arah ceritanya 🤣