Sekretaris muda yang cantik dan bertubuh tinggi, bernama Merliana. Dia gadis yang ceri. Merliana memiliki atasan yang jauh lebih tua, hingga suatu hari sang atasan berniat untuk pensiun atau mengundurkan diri dari jabatannya dan akan di gantikan oleh anak laki laki nya yang tampan.
Sang bapak berniat menjodohkan Merliana nya dengan anak laki lakinya.
Bagaimana kisahnya, silahkan di baca☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon melrosalina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dimas Sakit
Mereka sudah sampai di rumah orang tua Dimas, namun terkejut ketika rumah itu tampak sepi sekali, "Ibu sama bapak sedang keluar den katanya mau ketemu rekannya bapak" Ucap bik Inah pada Dimas
"Aku ke kamar sebentar ya, kamu gapapa kan disini dulu" Ucap dimas pada Lia, Lia hanya mengangguk tersenyum pada Dimas
"Bik, lagi apa?" Tanya Lia pada Bik Inah
"Ini non, bibi lagi bikin puding coklat buat non Clara, tapi pagi pesan katanya mau dibuatkan puding buat pulang sekolah nanti" Jawab Bik Inah
"Bik, Lia boleh gak bantuin bibi, lia juga suka buat puding coklat dirumah, tapi pakai strawberry" Ucapnya semangat
"Boleh dong non, nanti pasti non Clara senang kalau non juga buatkan puding" Jawab Inah senang
Lia pun dengan semangat membuat puding bersama bik Santi, gadis itu sama sekali tidak ada rasa sungkan sehingga bik Inah kagum padanya. bahkan bik Inah merasa Lia gadis yang sempurna, karena selain cantik dan wanita karir , Lia juga jago memasak.
Setelah hampir 1 jam mereka membuat puding, lalu Lia teringat akan Dimas yang tidak kembali setelah dia pamit untuk ke kamarnya. "Bik tolong panggilkan Dimas ya" Ucap Lia sopan
Saat bik Inah memasuki kamar Dimas, dilihatnya pria itu sedang tertidur dengan sedikit percikan air di dahinya, bik Inah sudah paham apa yang sedang di alami pria itu, lalu bik Inah turun ke bawah untuk mengambil air dan akan mengompres Dimas.
"Bik, mau dibawa kemana? Ada yang sakit?" Tanya Lia penasaran
"Buat den Dimas non, seperti nya den Dimas yang lagi sakit, ini bibi mau kompres dulu" Jawab Bik Inah
Dengan cemas Lia menahan bik Inah, "Bik boleh Lia aja yang ke kamarnya Dimas?" Tanya Lia pelan
"Boleh non gapapa kalau non tidak keberatan" Jawab Bik Inah
"Makasih ya bik" Jawab Lia lalu berjalan menuju ke kamar Dimas
Lia melihat Dimas yang sedang tidur namun nampak gelisah, "Dim, aku izin kompres kamu ya" Ucap Lia pada Dimas
"Jangan sakit, cepat sembuh" bisik Lia lalu dirinya berdiri untuk meninggalkan Dimas di kamarnya, tapi tiba tiba tangan gadis itu di tahan oleh Dimas "Jangan pergi" Lirih Dimas
Lia bingung, pria itu berbicara atau mengigau, tapi disisi lain Dimas memegang tangan Lia cukup kuat, Lia mencoba menariknya namun tidak bisa. Akhirnya dia menyerah dan membiarkan dimas memegang tangannya sampai dia merasa Dimas sudah tertidur pulas. Namun bukan dimas saja yang tertidur pulas melainkan Lia yang duduk bersandar di ranjang dan memejamkan matanya karena mulai ngantuk.
Kedua orang tua Dimas kini sudah kembali ke rumah mereka, "Bik, saya lihat ada mobilnya Dimas, apa dia di kamarnya?" Tanya Bu Rita
"Iya bu, den Dimas datang bersama Non Lia, tapi tadi saat non Lia membuat puding den dimas tidak keluar kamar lagi, setelah bibi cek ternyata sedang tidur karena demam sepertinya, jadi non Lia meminta untuk mengompres den Dimas di kamarnya" Ucap Bik Inah
"Lia bikin puding apa bik?" Tanya nya penasaran
"Puding coklat strawberry Bu, katanya puding kesukaannya, karena bibi tadi lagi buat puding pesanan non Carla, jadi non Lia juga mau ikutan buat" Jawab bibi yang membuat ibu Rita terkekeh mendengarnya
Bu Rita pun menghampiri kamar Dimas, lalu melihat Lia dan Dimas seperti itu membuatnya tersenyum, merasa anak laki lakinya itu sepertinya mulai merasa nyaman dengan Lia. Sampai matanya tertuju pada tangan Dimas yang memegang tangan Lia meski dalam keadaan tidur seperti itu. Mama Rita menggeleng tersenyum, "Anakku memang tidak pernah berubah" Lirihnya
Lia yang sadar akan kedatangan seseorang lalu membuka matanya "Ibu" Lirihnya kaget
Bu Rita tersenyum menggangguk, "Gapapa, Dimas memang seperti itu kalau lagi sakit" Bisiknya pada Lia
Lia merasa malu dan takut kalau Bu Rita marah padanya, dia mencoba menarik tangannya dari Dimas namun Dimas memang sengaja tidak mau melepasnya, Bu Rita hanya tersenyum lalu mengusap pelan pundak Lia.
"Kamu pegal ya, Dimas memang gitu kalau lagi sakit suka manja" Ucap Bu Rita
"Maaf Bu, tapi Lia gak bermaksud untuk lancang masuk ke kamarnya pak Dimas, tadi Lia cuma mau antar ini dan mengompres nya saja" Jawab Lia panik
"Gapapa sayang, ibu tidak marah sama Lia, kasihan kamu juga pasti pegal kan nak" Ucap Bu rita, Lia mengangguk dan membuat Bu Rita tertawa
"Yaudah kamu bangunin Dimas aja, ibu tinggal ke bawah ya, gak usah panik sayang, ibu tau Dimas memang seperti itu kalau lagi sakit, bahkan dia juga pernah minta di temenin sama bik Inah waktu ibu sama bapak pergi" Ucapnya sambil terkekeh lalu meninggalkan Lia agar gadis itu tidak gugup lagi
Kini, Lia mencoba membangunkan Dimas, bukan nya bangun, laki laki itu malah sengaja memeluk tangan Lia dan tidak membuka matanya.
"Dimas bangun, kalau kamu gak mau bangun aku marah dan mengundurkan diri dari sekretaris kamu" Ucap Lia kesal
"Kok udah bisa ngancem sih" Ucapnya
"Yaudah gak mau bangun besok aku kirim surat pengunduran dirinya ke email kamu" Jawab Lia lalu mencoba menarik tangannya
"Iya aku sudah bangun Lia" Jawabnya pelan
"Tapi badan kamu masih panas, mau ke dokter aja?" Tanya Lia khawatir
"Gak perlu, biasanya bik Inah buat air jahe khusus biar aku sembuh" Jawab Dimas santai
Kini, keduanya turun ke bawah, Dimas sengaja menggandeng Lia agar gadis itu tidak perlu takut dan gugup, Dimas tersenyum dalam hatinya karena berfikir orang tuanya justru akan senang melihat kedekatan mereka, disana sudah ada pak Bambang dan Bu Rita yang sedang berbincang sambil menonton tv. Lia merasa malu dan takut pada kedua orang tua itu.
"Lia, Dimas sini, mama sama papah sudah cobain puding coklat strawberry buatan Lia loh, enak Li kita suka" Ucap Bu Rita, sengaja memulai pembicaraan agar gadis itu tidak lagi gugup
Lia hanya tersenyum lalu menunduk, tidak berani menatap keduanya, dia merasa sudah sangat lancang dirumah itu, pikirnya.
"Den, ini air jahe nya" Ucap bik Inah
"Bik, tolong buatkan untuk Lia juga ya" Pinta Dimas
Lia langsung menolaknya, "Dim, aku kan gak sakit" Ucap Lia pelan sontak membuat mereka tertawa gemas mendengarnya
"Gak harus sakit dulu baru dikasih air jahe Li, bapak sama ibu juga suka minum itu" Ucap Pak Bambang tersenyum
Dimas benar benar gemas dibuatnya, Lia semakin terlihat lucu kalau lagi gugup seperti itu,pikirnya. "Minum dulu ya, setelah itu aku antar pulang" Ucap Dimas setelah bik Inah memberinya air jahe untuk Lia
Saat Lia keluar dari toilet dekat dapur, samar samar mendengar ucapan Clara pada Bik Inah, "Bik ini buatan kak Lia enak ya, Clara jadi ingat kak Kirana" ucapnya sambil mencicipi puding buatan Lia
sontak Lia berfikir siapa nama gadis yang barusan disebut oleh Dimas.
Namun saat melamun, dirinya dikagetkan oleh ibu Rita.
"Li, kamu kenapa?" Tanya bu Rita, "Gapapa Bu tadi habis dari toilet" Jawab Lia
"Makasih ya sayang sudah mau mampir, buatin puding yang enak untuk kita, dan nemenin Dimas yang lagi sakit" Ucap Bu Rita tulus
"Lia minta maaf Bu karena sempat masuk ke kamar pak Dimas" Jawab Lia lalu Bu Rita tersenyum dan memeluk gadis itu "Jangan terus minta maaf Lia, ibu justru senang melihat Dimas bisa lebih dekat sama kamu, jujur saja ibu berharap kalian bisa lebih dekat, jangan sungkan ya nak" Ucap Bu Rita tulus
Lia tersenyum haru mendengarnya lalu mengeratkan pelukan Bu Rita, "Lia bahagia bisa mengenal ibu" Lirihnya
Bu Rita hanya tersenyum lalu keduanya kembali menghampiri Dimas yang sudah berada di depan.
"Hati hati ya nak, jangan ngebut ngebut" Ucap Bu Rita pada Dimas dan Lia
Diawal kalimat juga masih ada yang typo,harusnya menggunakan huruf besar.