NovelToon NovelToon
PESUGIHAN POCONG GUNUNG KAWI

PESUGIHAN POCONG GUNUNG KAWI

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Menjadi Pengusaha / CEO / Tumbal / Iblis / Balas Dendam
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: triyan89

Rina hidup dalam gelimang harta setelah menikah dengan Aryan, pengusaha bakso yang mendadak kaya raya. Namun, kebahagiaan itu terkoyak setelah Rina diculik dan diselamatkan oleh Aryan dengan cara yang sangat mengerikan, menunjukkan kekuatan suaminya jauh melampaui batas manusia biasa. Rina mulai yakin, kesuksesan Aryan bersumber dari cara-cara gaib.
​Kecurigaan Rina didukung oleh Bu Ratih, ibu kandung Aryan, yang merasa ada hal mistis dan berbahaya di balik pintu kamar ritual yang selalu dikunci oleh Aryan. Di sisi lain, Azmi, seorang pemuda lulusan pesantren yang memiliki kemampuan melihat alam gaib, merasakan aura penderitaan yang sangat kuat di rumah Aryan. Azmi berhasil berkomunikasi dengan dua arwah penasaran—Qorin Pak Hari (ayah Aryan) dan Qorin Santi—yang mengungkapkan kebenaran mengerikan: Aryan telah menumbalkan ayah kandungnya sendiri demi perjanjian kekayaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triyan89, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20

Setelah obrolan dengan Broto selesai, ​Lia meninggalkan kafe dengan hati yang campur aduk. Di satu sisi, ia merasa jijik harus terlibat dalam urusan bisnis Aryan dan Broto, dan harus berbohong pada sahabatnya, Rina. Di sisi lain, amplop tebal dari Broto terasa sangat meyakinkan dan mampu menyelesaikan masalah ekonomi dalam rumah tangganya.

​Keesokan harinya, Lia memutuskan untuk mengunjungi Rina di rumah mewah Aryan. Ia harus bertindak cepat sebelum Aryan atau Rina sendiri menyadari niatnya.

​Lia disambut dengan hangat oleh Rina, yang terlihat sedikit lebih tenang setelah kasus penculikan, meskipun sisa-sisa trauma masih terlihat jelas di matanya. Mereka mengobrol di ruang tamu, membicarakan hal-hal biasa.

​“Syukurlah kamu sudah jauh lebih baik, Rin. Jujur, waktu dengar kamu diculik, aku panik banget,” ujar Lia, memasang ekspresi prihatin yang tulus.

​Rina tersenyum tipis. “Iya, Li. Semua berkat Aryan. Dia hebat banget, bisa menyelesaikan semuanya dengan cepat dan aman.”

​Lia mengangguk, lalu perlahan mulai memasukkan topik yang ia butuhkan.

​“Aryan memang hebat, Rin. Aku salut. Bisnisnya juga makin maju, ya? Sampai bisa punya rumah semewah ini,” puji Lia, mencoba memancing reaksi. “Tapi jujur ya, Rin. Belakangan ini aku dengar kabar yang enggak enak tentang suamimu.”

​Wajah Rina seketika berubah tegang. “Kabar apa, Li?”

​“Ini cuma gosip ya, Rin. Tapi banyak yang bilang, kesuksesan Aryan ini... nggak wajar. Ada yang bilang dia pakai pesugihan,” bisik Lia, merendahkan suaranya, ia takut didengar orang lain.

​Rina terdiam sejenak. Mata Rina menunjukkan perasaan antara ketakutan dan kecurigaan. Ia pernah mencoba mencari kunci kamar ritual itu, dan menemukannya. Rina memang sudah sangat curiga pada suaminya. Tapi ia masih takut untuk membongkarnya.

​“Gosip itu biasa, Li. Namanya juga pengusaha, apalagi pengusaha yang bisa dibilang sudah lumayan sukses,” jawab Rina, mencoba bersikap santai, tetapi nadanya terdengar dipaksakan.

​Lia tidak menyerah. “Iya, sih, Rin. Tapi ini serius, Rin. Juga ada yang bilang, dia punya semacam tempat ritual rahasia di rumah ini. Tempat yang selalu dia kunci. Kamu pernah lihat, Rin?”

​Jantung Rina berdebar kencang. Bagaimana Lia bisa tahu tentang kamar itu? Apakah Lia benar-benar hanya mendengar gosip, atau ada sesuatu yang lain?

​“Kamar apa? Di rumah ini banyak kamar, Li. Menurutku biasa aja,” elak Rina, berusaha menyembunyikan keterkejutannya.

​Lia mencondongkan tubuhnya, mendekat ke Rina. “Aku serius, Rin. Aku cuma khawatir sama kamu. Kalau dia memang memakai pesugihan, cepat atau lambat kamu bisa jadi korbannya. Kamu, kan, istrinya. Biasanya pesugihan itu menuntut tumbal, Rin. Dan biasanya yang jadi tumbal itu keluarganya. Kamu tahu, nggak, kalo ada satu kamar yang selalu dikunci sama Aryan?”

​Rina menatap mata Lia, mencoba membaca kejujuran di sana. Ia teringat saat mengobrol dengan Bu Ratih, dan saat ia menemukan kunci cadangan di laci meja Aryan. Semua itu menunjuk pada kamar yang dimaksud Lia.

​“Aku… aku enggak tahu, Li. Aku jarang masuk ke semua kamar di rumah ini,” Rina berbohong.

​Namun, Lia merasakan keengganan Rina. “Coba deh, Rin. Kamu kan istrinya. Kamu punya hak tahu. Coba kamu cari tahu kamar itu ada di mana, dan apa isinya. Kalau memang tidak ada apa-apa, syukur deh. Tapi kalau ada… kamu harus hati-hati ya, Rin.”

​Lia telah menanamkan benih kecurigaan dan rasa takut pada Rina, sesuai perintah Broto. Rina tampak gelisah. Setelah Lia pulang, Rina tidak bisa tenang. Ia berjalan mondar-mandir di kamar.

​‘Lia tahu. Aryan punya kamar rahasia. Jangan-jangan Lia benar, Aryan pakai cara kotor, dan aku akan jadi korban selanjutnya,’ batin Rina.

​Kunjungan Lia bukan hanya membuat Rina percaya pada Broto, tetapi malah semakin memperkuat niat Rina untuk membongkar rahasia Aryan. Ia tidak akan meminta bantuan orang lain. Ia akan menyelidikinya sendiri.

​Sementara Rina larut dalam kekhawatiran dan rencana, di sudut yang berbeda, Bu Ratih tanpa sengaja mendengar percakapan Lia dan Rina dari kejauhan. Bu Ratih tidak mendengar detail obrolan itu, tetapi ia mendengar kata-kata kamar terkunci, pesugihan, dan tumbal. Kecurigaan Bu Ratih kini semakin memuncak, ia semakin yakin, jika Aryan telah menumbalkan Pak Hari, ayahnya sendiri, dan juga suami Bu Ratih. Ia memutuskan, harus segera mencari Azmi untuk segera menghentikan semuanya, sebelum ada tumbal berikutnya.

---

​Setelah Lia pulang, Rina sangat gelisah dan tidak bisa tenang. Perkataan Lia, ditambah dengan kecurigaannya sendiri dan ia pernah menemukan kunci cadangan pada saat itu, kini berputar-putar di kepalanya. Rasa takut bahwa ia akan menjadi korban selanjutnya, seperti yang diucapkan Lia, jauh lebih besar daripada cintanya pada kemewahan yang diberikan suaminya.

​‘Aku harus tahu. Aku harus lihat apa isi kamar itu,’ tekad Rina.

​Malam itu, Rina menunggu waktu yang tepat. Kesempatan itu datang, Aryan sudah tertidur pulas setelah seharian sibuk dengan urusan bisnisnya. Rina memastikan suaminya benar-benar pulas sebelum ia bergerak perlahan dari tempat tidur.

​Tujuan pertamanya adalah meja kerja Aryan, tempat ia pernah menemukan kunci cadangan kamar itu. Rina bergerak cepat dan sangat hati-hati, jantungnya berdebar kencang. Ia takut jika tindakannya ini diketahui oleh suaminya.

​Rina berhasil sampai di meja kerja. Dengan tangan gemetar, ia membuka laci meja Aryan. Ia menggeser tumpukan dokumen dan buku, mencari kunci kecil berukir yang tampak aneh itu.

​Namun, laci itu kosong. Kunci cadangan itu tidak ada di tempat semula.

​Kepanikan mulai menyeruak. ‘Aduh, dimana ya kunci itu? Apa Aryan sudah pindahin ya? Apa dia sudah curiga?’ batin Rina.

​Rina tidak menyerah. Ia tahu, kunci utama pasti selalu dibawa Aryan. Rina kembali ke tempat tidur. Ia berdiri di sisi tempat tidur Aryan, menatap wajah suaminya yang terlihat damai saat tidur.

​Ia dengan sangat hati-hati mulai meraba saku-saku celana Aryan yang tergantung di gantungan, dompet, bahkan di bawah bantal. Hasilnya nihil.

​Rina menghela napas panjang. Ia tahu kebiasaan Aryan. Ada satu tempat yang selalu Aryan gunakan untuk menyimpan barang berharganya saat tidur, yaitu nakas di samping tempat tidur.

​Dengan sangat hati-hati, Rina membuka laci nakas yang terdekat dengan Aryan. Di sana, ia menemukan beberapa uang tunai, sebuah jam tangan mewah, dan sebuah kunci kecil sama persis seperti yang pernah ia temukan.

​Rina mengambil kunci itu. Kunci itu terasa dingin dan berat di tangannya. Ia kembali menutup laci nakas itu perlahan, lalu beranjak dari kamar. Rina kini memegang kunci menuju rahasia terbesar suaminya, menuju kebenaran yang mengerikan.

​Ia berjalan cepat menyusuri lorong menuju kamar ritual Aryan yang terletak di sudut terpisah di rumah itu. Begitu ia mendekati pintu kamar, udara dingin mulai menyambutnya, dan ia mencium aroma aneh yang samar, seperti bau dupa bercampur dengan bau anyir yang tidak sedap.

​Rina kini berdiri di depan pintu kamar itu. Dengan tangan gemetar, ia memasukkan kunci itu ke lubangnya. Ini adalah sebuah rahasia besar. Sekali ia memutar kunci, ia tidak akan bisa kembali ke kehidupannya yang nyaman.

​Rina menutup matanya sejenak, mengumpulkan seluruh keberanian yang tersisa. Rasa ingin tahu, rasa takut, dan tekad untuk menyelamatkan dirinya sendiri menjadi satu.

​Klik.

​Rina memutar kunci itu. Terdengar bunyi derit pelan, dan pintu itu terbuka.

1
Oriana
Kok susah sih thor update, udah nungguin banget nih 😒
bukan author: Masih review kak
total 1 replies
Dallana u-u
Gemes banget deh ceritanya!
bukan author: lanjutannya masih review kak
total 1 replies
cocondazo
Jalan cerita seru banget!
bukan author: lanjutannya masih review kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!