NovelToon NovelToon
Si Cantik Dan Si Pintar

Si Cantik Dan Si Pintar

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Nikahmuda / Duniahiburan / Cintapertama / Berondong / Berbaikan
Popularitas:464
Nilai: 5
Nama Author: Sitting Down Here

Semua orang di sekolah mengenal Jenny: cantik, modis, dan selalu jadi pusat perhatian tiap kali ia muncul.
Semua orang juga tahu siapa George: pintar, pendiam, dan lebih sering bersembunyi di balik buku-buku tebal.

Dunia mereka seolah tidak pernah bersinggungan—hingga suatu hari, sebuah tugas sekolah mempertemukan mereka dalam satu tim.

Jenny yang ceria dan penuh percaya diri mulai menemukan sisi lain dari George yang selama ini tersembunyi. Sedangkan George, tanpa sadar, mulai belajar bahwa hidup tak melulu soal nilai dan buku.

Namun, ketika rasa nyaman berubah menjadi sesuatu yang lebih, mereka harus menghadapi kenyataan: apakah cinta di antara dua dunia yang berbeda benar-benar mungkin?

Spin off dari novel Jevan dan Para Perempuan. Dapat di baca secara terpisah 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sitting Down Here, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 Kisah Tahun Lalu

"George ... "

Jenny kembali memanggil George sambil menyentuh punggung tangannya.

"Hah? Iya, Jen?"

"Kamu melamun, George"

"Masa sih?"

"Iyaaa ... Kamu aja yang ga sadar kalau tadi melamun. Ada apa, George? Kamu khawatir soal hasil lomba ya?"

"Tidak juga. Aku justru mikirin kamu, Jen"

"Aku?"

"Iya. Gimana kalau tahun depan sekolah mode itu tak mengadakan ujian masuk lagi? Apakah kamu akan menyesal karena tak ikut ujian tahun ini?"

"Nyesal sedikit sih, tapi aku lebih menyesal kalau ga datang dan bantu kamu, George"

"Thanks, Jen"

"Udah yuk, mendingan kita pulang. Udah sore nih"

"Oke"

***

Beberapa hari kemudian ...

Jenny sedang mengambil buku di lokernya ketika Crash mendatanginya sambil memberikan setangkai bunga untuk Jenny.

"Congrats, Jen! Aku dengar kamu dan George dapat juara ketiga di lomba kemarin"

"Thanks, Crash"

Hasil lomba telah diumumkan kemarin, tetapi George seperti kurang bersemangat ketika mengetahui hasil lomba. Itu membuat Jenny heran, padahal mereka masih dapat juara walaupun bukan juara pertama. Ketika Crash memberikan bunga tersebut kepada Jenny, George kebetulan lewat.

"Hai, George!"

Jenny menyapa George tetapi George tak menjawab sedikit pun. Sebaliknya, ia malah langsung pergi begitu saja.

"Hmm ... Sepertinya ada yang salah sangka nih, Jen. George kayaknya cemburu nih sama aku"

"Kamu sih pakai kasih bunga segala! Kasih ucapan selamat aja kan udah cukup"

Crash kemudian terkekeh mendengar ucapan Jenny.

"Kamu kayaknya khawatir ya lihat George yang lagi cemburu"

"Ngga kok, biasa aja. Ya udah ya, aku mau masuk kelas dulu"

"Aku juga. Ayo aku anterin sampai depan kelas kamu"

"Ga usah, Crash"

Crash kemudian melihat jadwal pelajaran.

"Oh iya, aku ga perlu antar kamu karena ternyata kita sekelas, Jen"

"Oh, gitu ya. Oke deh"

Selama pelajaran di kelas, Crash yang duduk di sebelah Jenny, terus menerus mengajaknya untuk mengobrol sampai ia dimarahi oleh gurunya. Tetapi ketika pelajaran usai, Jenny akhirnya memberanikan diri untuk bertanya kepada Crash.

"Crash ... "

"Yes, honey?"

Jenny mendelik ke arah Crash, tetapi Crash malah tertawa.

"Serius dikit dong, Crash!"

"Oke ... Oke ... Kamu mau ngomong apa, Jen?"

"Kenapa ya, kok George kayaknya kelihatan kurang senang dapat juara ketiga? Padahal itu juara antar sekolah di kota, loh. Aku aja bangga, tapi dia malah kelihatan kecewa"

"Mungkin itu karena daddy-nya, Jen"

"Emang daddy-nya kenapa, Crash?"

"Daddy-nya kayak terobsesi agar George dapat juara satu terus. Dia harus jadi yang terbaik di segala bidang, Jen"

Jenny terkejut mendengar ucapan Crash.

"Pantesan dia kelihatan kecewa"

Ketika mereka masih asyik mengobrol, tiba-tiba ada seorang siswa yang berteriak sambil menunjuk ke atas.

"Ada orang mau bunuh diri di atas!"

Jenny dan Crash lalu bergegas untuk ikut melihat ke atas dan mencari tahu siapa orang yang akan berbuat nekat tersebut.

"Oh my God, itu George, Jen! Ayo kita segera ke atas untuk cegah dia!"

"Ayo, Crash!"

Para guru dan murid yang lain juga jadi ikut melihat ke arah atas. Mereka semua panik, takut George berhasil menjalankan aksinya.

Jenny dan Crash berlari sangat kencang menuju lantai paling atas yang di sebut roof top. Crash akhirnya tiba lebih dulu dari Jenny. George kemudian melirik sekilas ketika Crash tiba.

"Tinggalkan aku sendiri, Crash"

"Sorry, aku tak bisa melakukan itu sampai aku yakin kalau kamu sudah aman, George"

Jenny akhirnya datang tak lama kemudian.

"Pergi dari sini, Jen"

"Aku tak mau, George"

"Lebih baik kalian urus hidup kalian sendiri dan jangan pedulikan aku"

"Kamu salah sangka, George. Aku tadi hanya mengucapkan selamat atas keberhasilan kalian memenangkan lomba proyek sains itu, George"

"Itu hanya juara ketiga, Crash. Tak ada artinya kalau bukan juara satu"

"Daddy kamu yang bilang begitu?"

"Itu bukan urusanmu! Berhenti ikut campur dan pergilah dari sini!"

"Aku sudah bilang takkan pergi sampai aku memastikan kamu aman dan menjauh dari sana!"

"George, aku mohon jangan lakukan ini, George!" Jenny mulai panik karena George sudah berdiri terlalu di pinggir. Sedikit lagi ia akan jatuh ke bawah.

"Tolong pergilah dari sini, Jen. Seharusnya kamu juga tak ikut lomba itu bersamaku. Sekarang kamu jadi tak bisa ikut ujian masuk itu kan?"

"Aku tak menyesali itu, George. Aku bangga telah memutuskan untuk ikut lomba itu bersamamu. Seumur hidupku, aku selalu mengacau. Baru kali ini aku melakukan sesuatu yang berarti dan itu berkat kamu, George"

"Jangan berlebihan, Jen"

"Itu benar, George. Aku tak pernah suka ke sekolah makanya aku masuk terlambat di sekolah ini. Aku pikir buat apa aku belajar dengan keras, toh akhirnya aku hanya akan bekerja di tempat yang tak pernah aku inginkan. Crash mengerti itu karena gadis yang ia cintai hidupnya sama denganku"

"Apa maksudmu, Jen?"

"Jenny benar, George. Sebenarnya tahun lalu aku tak naik kelas bukan karena mengurus nenekku yang sakit keras, tapi karena aku tergila-gila dengan gadis ini yang merupakan tetangga Jenny"

George terkejut mendengar ucapan Crash barusan.

"Jadi ... "

"Iya, George. Itu benar. Aku hampir saja membawanya kabur dari sana, tapi keburu ketahuan oleh kedua orang tuaku dan Nino"

"Siapa Nino, Crash?"

"Aku akan jelaskan kalau kamu menjauh dari sana"

"Boleh juga, Crash. Tapi aku takkan tertipu olehmu"

Crash hampir putus asa karena tak bisa meminta George untuk menjauh dari tempat itu agar ia tak meloncat ke bawah. Ia sempat melirik Jenny yang terlihat sama khawatirnya dengan Crash. Tapi ia masih punya satu cara lagi untuk mengalihkan George.

"Setidaknya kita sama-sama punya kesamaan. Iya kan, George?"

"Apa maksudmu, Crash?"

"Kamu juga sebenarnya tidak sakit kan tahun lalu sehingga harus tinggal kelas? Karena selama ini yang kulihat kamu sehat-sehat saja, olahraga jenis apapun juga bisa kamu jalani karena daddy kamu yang meminta kamu untuk menjadi sempurna walau itu mustahil karena tidak ada orang yang sempurna. Aku yakin kamu juga tahu itu kan?"

"Apa kamu menyelinap ke ruang guru hanya untuk mencari tahu kebenaran tentang apa yang terjadi tahun lalu padaku, Crash?'

"Tidak juga. Aku kebetulan ingin melapor ke ruang kepala sekolah ketika aku tak sengaja mendengar percakapan antara Pak Kepsek sama daddy kamu"

George tak mengatakan apapun, tapi wajahnya terlihat pucat. Lalu Crash melanjutkan bicara.

"Kamu memang masuk rumah sakit, tapi bukan karena sakit keras melainkan karena kamu harus dirawat karena telah mencoba untuk bunuh diri dengan cara menyayat nadi kamu. Tidak berhasil karena keburu ketauan sama adikmu, kan?"

"Jangan mengarang cerita yang tidak benar, Crash!"

"Itu benar karena daddy kamu sendiri yang bilang kepada Mr. Right, Kepsek kita. Dan ternyata itu bukan pertama kalinya kamu melakukan itu. Iya kan, George?"

"Diam kamu!"

Jenny yang baru mengetahui tentang itu tentu saja merasa terkejut. Tetapi tiba-tiba Jenny melihat George berlari ke arah Crash lalu ia menyerangnya. Ia memukuli Crash sampai babak belur. Jenny mencoba untuk melerai mereka, tapi ia terkena dorongan dari George sehingga ia terjatuh.

"Aww!"

George dan Crash sama-sama terkejut dan melihat ke arah Jenny.

"Jenny!"

George lalu mendekati Jenny dan membantunya berdiri

"Aku tak apa-apa, George. Yang penting kamu berhenti berkelahi dengan Crash"

"Kenapa? Karena kamu tak ingin melihat Crash terluka?"

"Aku sudah jelaskan tadi tapi kenapa kamu masih cemburu juga sih sama aku?" Crash yang mukanya sudah lebam masih tak habis pikir dengan George.

"Bisa saja kan kamu cuma mengarang cerita!"

"Aku tak pernah berbohong, George. Kamu tahu itu!"

Tak lama kemudian, Mr. Right selaku kepala sekolah dan Miss McKeen selaku guru BP akhirnya datang untuk menyusul mereka ke atap sekolah.

"George Alexander Lehmans, Jennifer Rouglas, dan kamu, Craig Sanderson, ke ruang saya sekarang juga!" Ucap Mr. Right dengan lantang dan wajah memerah karena marah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!