NovelToon NovelToon
Istri Bar-Bar Kesayangan Pak Guru

Istri Bar-Bar Kesayangan Pak Guru

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen School/College
Popularitas:14.3k
Nilai: 5
Nama Author: ayuwidia

Ayunda Nafsha Azia, seorang siswi badung dan merupakan ketua Geng Srikandi.

Ia harus rela melepas status lajang di usia 18 tahun dan terpaksa menikah dengan pria yang paling menyebalkan sedunia baginya, Arjuna Tsaqif. Guru fisika sekaligus wali kelasnya sendiri.

Benci dan cinta melebur jadi satu. Mencipta kisah cinta yang penuh warna.

Kehadiran Ayu di hidup Arjuna mampu membalut luka karena jalinan cinta yang telah lalu dan menyentuhkan bahagia.

Namun rumah tangga mereka tak lepas dari badai ujian. Hingga membuat Ayu dilema.

Tetap mempertahankan hubungan, atau merelakan Arjuna kembali pada mantan kekasihnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 20 Seburuk Itu?

Happy reading

Ayu melirik mesin waktu yang melingkar di pergelangan tangan. Rupanya sudah menunjuk angka sepuluh malam. Ia berpikir sudah waktunya untuk pulang.

Jari lentiknya segera menggeser layar gawai, lalu mengetik pesan untuk Nofiya.

Nyit, udah belum ngobrolnya sama Ryu?

Tak berselang lama, Nofiya mengirim pesan balasan.

Udah dari tadi, Nyet

Terus, napa nggak nge-chat aku?

Tadi udah mo nge-chat kamu. Tapi belum sempet kekirim, Ryuga malah minta ditemenin lagi

Udah jam sepuluh malem. Bilang ke dia, ngobrolnya lanjut besok

Iya, nanti aku bilang

Eh Nyit. Kamu udah makan belum?

Udah, tadi ditraktir Ryu

Sippp, dia emang doi yang nggak pelit

Asem kau, Nyit! 👊🏻

Fakta!

Emboh 😏

Kita ketemu di parkiran apa di tempat tadi?

Di parkiran aja

Ogeh

Setelah menyimpan gawainya ke dalam tas, Ayu mengalihkan atensinya pada Arjuna yang masih berbincang dengan Winata. Ia sedikit ragu untuk memangkas obrolan kedua pria itu. Namun detik mesin waktu terus berjalan. Ia tidak ingin ketiga sahabatnya pulang terlalu malam.

"Ehem." Meski ragu, Ayu memberanikan diri untuk memangkas obrolan Winata dan Arjuna dengan berdehem. Berharap, perhatian mereka akan beralih. Namun ternyata usahanya itu belum berhasil. Winata dan Arjuna masih terus berbincang.

Tidak ada pilihan selain menyela obrolan mereka.

"Maaf, Pak Win. Udah jam sepuluh malem. Aku sama temen-temen mesti pulang sekarang," ucapnya menginterupsi dan berhasil menghentikan obrolan sepasang guru yang berteman baik.

Perhatian Winata dan Arjuna pun seketika beralih pada satu titik 'Ayu'.

"Baru juga jam sepuluh, masa sudah buru-buru mau pulang." Winata menanggapi ucapan Ayu.

"Besok kami nggak libur, Pak. Ada PR juga dari Pak Juna."

"Astaga, aku belum ngerjain PR Fisika." Machan menimpali ucapan Ayu sambil menepuk dahi. Ia baru ingat jika ada PR Fisika dari Arjuna.

"Sama, Chan. Aku juga belum." Ririn menyahut.

"Kita se-ampela. Sama-sama belum ngerjain PR Fisika."

Ternyata Ayu sama seperti Machan dan Ririn. Belum mengerjakan PR Fisika yang diberikan oleh Arjuna. Mereka yakin, Nofiya pun sama.

"Kenapa kalian belum mengerjakannya? Saya memberikan PR itu sudah dari kemarin, seharusnya kalian bisa menyempatkan waktu untuk mengerjakan dari kemarin malam." Arjuna menginterupsi--mode Pak Guru.

"Maaf ... kelupaan, Pak." Machan dan Ririn kompak menjawab. Jawaban mereka pun sama 'kelupaan'.

"Aku sibuk. Jadi nggak sempet buka buku. Apalagi ngerjain PR." Jawaban yang diberikan oleh Ayu berbeda dengan kedua sahabatnya dan sukses mencetak senyum di wajah Winata.

"Kamu sibuk apa, Ayu?" Winata terdorong untuk bertanya.

"Sibuk mikir, Pak."

"Mikir apa?"

"Mikirin nasib."

Winata tertawa kecil. Bak seorang cenayang, ia bisa menduga Ayu akan menjawab seperti itu 'mikirin nasib'.

"Nasib mu sebenarnya sangat mujur. Hanya mungkin kurang bersyukur. Jadi tidak usah sibuk memikirkan nasib. Cukup jalani saja dengan keikhlasan hati."

Ayu terdiam. Sisi hatinya membenarkan perkataan Winata. Namun sisi hatinya yang lain menolak.

Ia memang bernasib mujur karena dinikahi oleh pria yang pernah menjadi crush-nya. Namun sayang, waktunya kurang tepat dan alasan menikah pun karena terpaksa menuruti perintah orang tua.

"Ya sudah, kalau kalian ingin pulang sekarang. Hati-hati di jalan. Terima kasih karena sudah turut merayakan kemenangan tim basket kita."

Seusai bertutur, Winata beranjak dari posisi duduk, diikuti oleh kedua istrinya.

Arjuna dan Ayu pun turut beranjak, disusul oleh Machan, Ririn, Dimas, Dirgantara, dan Conal.

Winata memeluk singkat tubuh Arjuna. Lalu berganti memeluk Dimas, Dirgantara, dan Conal.

Sementara Aini dan Atika bergantian memeluk Ayu, Machan, dan Ririn.

"Dek Ay, saya boleh meminta nomer mu?" Aini bertanya pada Ayu, lalu mengeluarkan gawainya dari dalam saku gamis.

"Tentu boleh, Kak." Ayu menanggapi pertanyaan Aini, lantas menyebutkan sepuluh digit nomer.

"Terima kasih, Dek."

"Sama-sama, Kak."

"Nanti saya kirim pesan, supaya Dek Ay bisa menyimpan nomor saya --"

"Mengenai obrolan kita tadi, maaf ... jika membuat Dek Ay kurang nyaman. Apalagi mengenai pembahasan kewajiban seorang istri."

"Nggak masalah, Kak. Cuman, otakku belum nyampai kalau bahas soal gituan. Jadi, aku bingung mesti gimana nanggepi-nya."

Aini menerbitkan senyum, lalu kembali memeluk singkat tubuh Ayu. Ia serasa berat untuk berpisah dengan teman barunya itu.

Meski baru pertama kali bertemu, Aini merasa cocok jika berbincang dengan Ayu. Ia berharap, pertemuan mereka di malam ini menjadi awal hubungan persahabatan yang terjalin indah.

Arjuna dan Ayu melangkah pergi, disusul oleh Machan, Ririn, Dimas, Dirgantara, dan Conal. Meninggalkan Winata dan kedua istrinya yang masih ingin bercengkrama di Sunset Cafe sambil menikmati suasana malam.

Rencananya, malam ini Winata ingin menginap bersama Atika dan Aini di Villa Bukit Bintang. Melewati malam panjang dengan berbagi kasih.

Rupanya, Nofiya sudah menunggu di area parkir. Ia ditemani oleh Ryuga yang sudah bersiap dengan tunggangan besinya--Ninja 250 berwarna merah.

Ryuga berniat untuk mengantar Nofiya pulang ke rumah. Namun Nofiya menolak. Ia takut jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Bukan karena berburuk sangka pada Ryuga, melainkan karena ingin berhati-hati menjaga diri.

"Nyet!" Nofiya sedikit berteriak sambil melambaikan tangan begitu melihat Ayu berjalan mendekat bersama kelima temannya dan Arjuna.

Ayu menarik kedua sudut bibirnya dan membalas lambaian tangan Nofiya.

"Nyit!"

Suara Ayu memaksa Ryuga untuk segera melajukan kuda besi. Ia tidak ingin bertemu dengan sosok yang masih bertahta di hati.

Akan sangat sulit untuk membunuh rasa cinta, jika masih bertatap muka. Apalagi mendengar suara yang menyentuh relung rasa.

"Ryuuu!" Teriakan Nofiya seperti angin lalu. Yang tidak perlu didengar ataupun diindahkan, sehingga Ryuga tetap melajukan kuda besi dan berlalu.

"Ck, kenapa dia? Main kabur aja, nggak pamitan sama aku." Nofiya berdecak kesal, lalu membuang napas kasar.

Tepukan pelan yang berlabuh di pundak membuat Nofiya terjingkat. Refleks, ia pun memutar tubuhnya hingga berhadapan dengan orang yang telah membuatnya terkejut.

"Conal --"

"Hai, Fi." Conal memperlihatkan senyum termanis dan bermaksud untuk menjerat hati Nofiya.

Ayu tidak tinggal diam. Ia menarik tangan Nofiya, kemudian menyuruhnya untuk segera masuk ke dalam mobil bersama Machan dan Ririn.

Tak ada penolakan dari Nofiya. Ia menuruti perintah Ayu. Masuk ke dalam mobil dan duduk bersama kedua sahabatnya.

Tangan kekar Arjuna mulai memainkan setir mobil, melajukan kuda besi dan meninggalkan area parkir.

Dimas dan Dirgantara segera menyusul dengan menunggangi kuda besi. Sementara Conal, masih berada di area parkir dan sibuk menjawab telepon dari seorang wanita yang sedari tadi sudah menunggunya di apartemen.

"Nyit, mulai sekarang jangan deket-deket sama Conal!" Ayu memecah hening yang sejenak menyelimuti seisi mobil dan mengalihkan atensi Nofiya yang semula tertuju pada pemandangan di luar jendela.

"Kenapa aku nggak boleh deket-deket sama Conal?" Nofiya membalas ucapan Ayu dan melayangkan tatapan penuh tanya.

"Conal bukan cowo baik, Nyit. Dia demen manjain tante-tante."

"Maksud kamu apa, Nyet? Aku nggak ngeh."

"Nyit, Conal cowo me-sum. Dia demen bobok sama tante-tante dan ngelakuin perbuatan terlarang."

Ucapan Ayu bagaikan petir yang menghantam bumi. Membakar jiwa dan meremukkan raga. Mencipta titik-titik air yang menganak di sudut mata dan membuat tubuh serasa tanpa daya.

"Nyit, aku sayang kamu. Makanya, aku nggak pingin kamu jadi korban cowo me-sum kaya' Conal. Kamu sangat berharga buat aku dan aku nggak mau hidup kamu ancur gara-gara Conal."

Nofiya bergeming. Ia tak kuasa menahan butiran bening yang dengan lancangnya jatuh membasahi pipi.

Meski bibir dan sikapnya seolah membenci. Namun hati tak bisa memungkiri.

Nofiya terlanjur jatuh hati pada Conal, laki-laki yang selalu disebutnya sebagai pembawa sial.

Haruskah aku percaya, jika Conal seburuk itu? Batin Nofiya mencetuskan tanya.

🍁🍁🍁

Bersambung

1
Najwa Aini
gaya²an mau jadi PA..dandan aja gak bisa
Najwa Aini: Sama Nol kitahhh urusan dan dan
total 2 replies
Najwa Aini
banyak banget profesinya.
Apa dia masih sempat bobok siang dgn tugas sebanyak itu.
Najwa Aini: Emang lain si Mas Win
total 2 replies
Najwa Aini
nah kan..
Mas Win juga CEO..ya kali cuma suamimu aja
Ayuwidia: Iya percaya
total 1 replies
Najwa Aini
Beuughhh
Najwa Aini
jangan samakan dengan tawanya Deng Wei.
Dia tetap Deng Weiku.
Di tik tok aku udah banyak saingan. masa di sini juga
Ayuwidia: nggak ada langkah-langkahan
total 3 replies
Najwa Aini
Sampek segitunya. Emang diapAin
Najwa Aini
Makasih ya Tor udah dikasih paham
Ayuwidia: sama2
total 1 replies
Najwa Aini
Perhari ini.
Ayu udah gak perawan.
Dan dia perawani oleh gurunya sendiri...😁😁
Ayuwidia: 😬😬😬😬😬😬
total 1 replies
Najwa Aini
Tanda apa itu, kok sampai penuh..
Ayuwidia: aishhhhh 😆
total 3 replies
Najwa Aini
Nah itu baru benar...
mandi berdua juga harusnya.
khilaf lagi ntar. Fix gak ke sekolah mereka hari ini
Ayuwidia: bisa jadi 😆
total 1 replies
Najwa Aini
Bisa² gak masuk sekolah besok si Ayu...
Endang 💖
wah ayu udh GX perawan lagi,
Ayuwidia: Iyaaa 😁
total 1 replies
Ririn Rira
Bener lagi 🤭
Ririn Rira
Ceplas ceplos langsung kepada inti takut hamil
Ririn Rira
Segala mau jadi jin curiga ikutan sengklek nanti 😅
Najwa Aini
Harusnya di sini ada irama lagu dangdut era 90-an..
surga dunia..
aseeekk
Ayuwidia: tarikkkk manggg
total 1 replies
Najwa Aini
Oh..suka aroma scandalous tohhh
Ayuwidia: huum, wanginya nggak enek
total 1 replies
Najwa Aini
Heran sama si ayu. napa malah nyariin Ilham yg lagi pulkam. Tuh mas Juna yg siap ngasih pelajaran tentang hal² 21 plus, sekaligus langsung praktek di temoat
Ayuwidia: tiba-tiba jadi guru ekstrakurikuler 21 plus , dan ini bikin otak othornya kliyengan
total 1 replies
Najwa Aini
bener. setuju banget
Ayuwidia: Ahayyyy
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
seru banget part ini good job Thor 👍🫶
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!