NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Sang Mafia

Terjerat Cinta Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Hamil di luar nikah / Obsesi / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Psikopat itu cintaku
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Masatha.

"Kenapa kau menciumku?" pekik Liora panik, apalagi ini adalah ciuman pertamanya.

"Kau yang menggodaku duluan!" balas Daichi menyeringai sembari menunjukkan foto Liora yang seksi dan pesan-pesan menggatal.

Liora mengumpat dalam hati, awalnya dia diminta oleh sahabatnya untuk menggoda calon pacarnya. Tapi siapa sangka Elvara malah salah memberikan nomor kakaknya sendiri. Yang selama ini katanya kalem dan pemalu tapi ternyata adalah cowok brengsek dan psikopat.

Hingga suatu saat tanpa sengaja Liora memergoki Daichi membunuh orang, diapun terjerat oleh lelaki tersebut yang ternyata adalah seorang Mafia.

Visual cek di Instagram Masatha2022

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Masatha., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Acara makan malam di rumah Yudistira berlangsung di ruang keluarga yang cukup hangat. Meja panjang sudah tertata dengan rapi, penuh hidangan mewah yang dipesan dari restoran langganan. Yudistira duduk di kursi utama, sementara Liora di sampingnya. Elvara duduk di seberang, persis berhadapan dengan Yudistira—sesuai rencana Liora.

Seperti permintaan Liora, Elvara mampu mencairkan suasana dengan candaannya yang ringan. Senyumnya ramah, sorot matanya berbinar penuh ketertarikan saat mendengar cerita Yudistira tentang masa mudanya merintis usaha.

“Wah, jadi Papa Lio ini dulunya sempat kerja kantoran sebelum jadi pemimpin di perusahaan sendiri? Keren banget. Cocok sekali dengan jurusan aku sekarang, Management. Jadi aku bisa banyak belajar langsung dari pengalaman nyata,” ucap Elvara penuh semangat.

Yudistira tersenyum bangga, jelas merasa dihargai. “Iya, Nak. Teori memang penting, tapi pengalaman lapangan akan jauh lebih berharga. Kalau kamu butuh bimbingan, jangan sungkan tanya ke Om, ya.”

Liora melirik Nayshila dengan ekor matanya—dan benar saja, wajah perempuan itu sudah mulai tegang. Matanya menyipit, menatap Elvara yang begitu akrab dengan Yudistira.

“Mas, aku juga pengen belajar,” sela Nayshila tiba-tiba, suaranya dibuat manja.

"Tapi kamu lagi hamil," jawab Yudistira dengan lembut.

"Dari pada jenuh, aku akan belajar. Jadi nanti setelah lahiran aku bisa bantu-bantu pekerjaan kamu di kantor, Mas," timpal Nayshila.

Liora melirik kesal, Nayshila pun membalas lirikan Liora seolah menantangnya.

“Aduh, perutku sakit sekali!" pekik Nayshila.

Yudistira langsung menatap ke arahnya, "kwmu kenapa? Aku panggilkan dokter ya?"

"Nggak udah, aku cuma butuh istirahat ke kamar, Mas," rengek Nayshila.

Namun sebelum ia sempat menyentuh lengan istrinya, Liora bangkit dari kursinya dengan senyum ramah. “Biar aku saja yang antar, ya? Kasihan Papa, kan lagi makan. Jadi biar aku yang urus Tante dulu," sela Liora menekankan panggilan Tante.

Yudistira menatap Liora, sempat ragu. Tapi Nayshila jelas tidak bisa menolak dengan alasan apa pun. Senyum ramah Liora membuatnya tak enak hati untuk menampik.

"Ayo aku antarkan!" sela Liora lagi.

"Nah gitu dong, kalau kalian akrab seperti dulu pasti Papanya Lio jadi tenang," timpal Elvara sengaja memprovokasi.

”Ide bagus itu. Terima kasih Liora, karena kamu sudah perhatian sana mama dan calon adik kamu," jawab Yudistira sambil duduk kembali.

"Papa Lio, ayo ceritakan lagi bagaimana rasanya memulai usaha dari bawah," sela Elvara mengalihkan perhatian.

"Baiklah, jadi bla—bla—bla—"

Liora hampir tak bisa menahan tawa puasnya. Dia segera menarik lengan Nayshila untuk membawanya ke kamarnya. Rencana ini berjalan lebih mulus dari perkiraan. Ia tahu, Elvara bukan hanya berhasil mengambil hati Papanya, tapi juga berhasil membuat Nayshila semakin kesal.

Dalam perjalanan ke kamar, Nayshila yang awalnya pura-pura sakit perut mendengus pelan. “Kamu sengaja, kan?” bisiknya dengan nada tajam.

Liora pura-pura polos, memasang ekspresi lugu. “Maksud Tante apa? Aku cuma mau bantu kok. Masa aku biarkan Tante jalan sendirian dalam keadaan sakit?”

“Dasar gadis licik!” desis Nayshila.

"Untuk melawan orang licik, aku harus bisa lebih licik!"

Liora menahan senyum kecilnya. Ia tahu, berhasil membuat Nayshila semakin terpojok adalah bagian dari permainan yang Liora inginkan.

"Jangan merasa senang dulu, semua ini belum berakhir!" ancam Nayshila sengit.

"Oh ya? Aku nggak sabar menantinya," ejek Liora melepaskan diri dari Nayshila, lalu segera menepuk-nepuk kedua tangannya dan meniupnya. "Iyuh, kotor dan bau sekali tanganku. Sepertinya aku harus cuci tangan tujuh kali biar bisa hilang!" sarkasnya tersenyum smirk.

*

*

*

Usai makan malam, Liora menarik Elvara masuk ke kamarnya. Mereka berdua masih tertawa kecil mengingat wajah merah padam Nayshila tadi. Namun tawa itu mendadak terhenti ketika ponsel Elvara berbunyi.

Wajah sahabatnya langsung pucat saat membaca pesannya.

“Zefran…” bisiknya gugup.

Liora ikut menajamkan pandangan. “Kenapa? Kok kayak ketakutan gitu?”

Dengan tangan gemetar, Elvara menggeser layar lalu memperlihatkan pesan yang masuk. Ada foto dirinya yang tengah duduk berhadapan dengan Yudistira di meja makan tadi, jelas sekali tampak akrab. Pesan itu disertai teks menyakitkan: Jaga pacarmu biar nggak jadi pelakor yang merusak rumah tangga orang. Kalau kamu nggak bisa mengurusnya, aku yang akan mengurus sendiri.

“Zefran pasti salah paham. Aku yakin pesan itu dari Nayshila, nggak malu apa ngatain aku pelakor sementara dia sendiri pelakor yang seungguhnya?" sungut Elvara berkaca-kaca.

Liora menghela napas panjang, lalu meraih tangan sahabatnya. “Tenang, aku yang tanggung jawab. Malam ini juga kita temui Zefran. Aku yang bakal jelasin semuanya.”

Malam itu juga, di sebuah kafe kecil yang hangat, Liora mengajak Elvara untuk bertemu dengan Zefran.

Lelaki itu sudah menunggu dengan wajah muram. Begitu melihat Elvara, lelaki itu langsung bersedekap, jelas menahan emosi.

“El, aku nggak nyangka kamu tega gitu,” katanya dingin.

Elvara buru-buru menggeleng. “Zef, demi Tuhan aku nggak seperti yang kamu lihat. Itu cuma salah paham.”

Liora maju selangkah, menyela tegas. “Zefran, aku bisa jadi saksi. Elvara nggak selingkuh, apalagi jadi pelakor. Itu semua rencana aku—aku yang nyuruh Elvara dekatin Papa supaya Nayshila cemburu.”

Zefran menatap Liora tajam. “Kamu sadar nggak, Lio? Dengan rencana kayak gitu, nama Elvara bisa rusak. Orang-orang gampang percaya gosip murahan. Aku nggak mau dia jadi korban.”

Liora terdiam, lalu menunduk menahan sesal. “Maaf… aku egois. Aku nggak mikirin dampaknya buat Elvara. Aku janji nggak akan melibatkan dia lagi.”

Zefran menatap Elvara, lalu menarik napas panjang. “Aku percaya sama kamu, El. Tapi janji sama aku, jangan ulangin lagi. Aku nggak mau kehilangan kamu gara-gara fitnah orang.”

Elvara mengangguk cepat, matanya berkaca-kaca.

Zefrah langsung mengusap pipi Elvara dengan lembut. " Jangan nangis, maaf kalau tadi aku salah paham ya? Mumpung kalian sudah sampai di sini, ayo kita ngopi-ngopi—aku yang traktir!" bujuk Zefrah menatap Elvara, lalu beralih ke Liora.

"Oke," jawab Liora.

Suasana mulai mencair. Mereka bertiga akhirnya duduk bersama, menyeruput kopi hangat sambil berusaha melupakan ketegangan barusan. Tawa kecil mulai terdengar lagi, meski samar masih ada luka di hati Elvara.

Namun suasana kafe yang semula tenang tiba-tiba berubah ketika seorang lelaki melangkah masuk. Tinggi, berwajah maskulin, dengan aura percaya diri.

“Mada…” gumam Liora, matanya mengecil. Lelaki itu langsung menatap lurus padanya dan tanpa basa-basi berjalan menghampiri meja mereka.

“Halo, Liora,” sapa Mada dengan senyum tipis yang penuh arti.

Liora sempat ingin pura-pura tidak mengenalnya. Ia malas berurusan dengan Mada, tapi tiba-tiba wajah Daichi terlintas—tatapan dingin, sikap masa bodoh, dan perlakuan seenaknya.

Aku yang secantik ini sampai galau karena cowok? Cuih, malu-maluin.

Dengan senyum manis yang dibuat-buat, Liora membalas, “Hai, Mada. Kok kamu bisa di sini?"

Elvara langsung menoleh dengan wajah penasaran, sementara Zefran juga meliriknya sekilas.

"Kalau aku bilang kebetulan, pasti kamu nggak akan percaya. Karena nyatanya aku dengar kamu ada di sini makanya aku menyusul," jawab Mada tersenyum manis.

"Ayo gabung!" sela Liora mempersilahkan.

"Terima kasih," jawab Mada sangat senang.

1
Marlina Selian
lanjut thoor 🥰🥰🥰
Danisa Thalita
lanjut lagii..ahhh aku gemes sama daichi...dobellll up dongggg🤗🤗🤗
Teti Usmayanti
ayo.. daichi, ayank babe Liora lg mode ngambek. kl di ksh kiss jg lsg luluh, apa lg di halalin.
Dewi Susanti
lanjut kak
Nur Anita
bagus dan bikin penasaran
Sela 0306
lanjut ya thor ceritaa bgs bgtt plis jgn di tamati dlu yaa
Nur Anita
adu tak sabar lagi ni lanjut Thor...
Henny Triana
waduh...Liora bakalan dapet hukuman dr Daichi karena Deket Deket ma cowok
Dewi Susanti
lanjut kak
Nor Rahmah
Lengah dikit pacarmu yang cantik itu byk yg ngincer loh Daichi
Nor Rahmah
Benar benar yaa Daichi, sampe gak inget lg ada cewek yg nungguin di Apart.. Segitu GK sempatnya mengabarkan??
Marlina Selian
lanjut thoor tetap semagat
semoga sehat selalu
Marlina Selian
lanjut thoor
gemes deh bacanya
Marlina Selian
lanjut thoor 🥰🥰🥰
Henny Triana
hampir lupa kalo punya cerita ini karena gak update,Ezar dan syua juga gak up, kenapa Thor...? semoga sehat selalu ya ...😘😘😘
Nur Anita
memang keren u Thor...top dengan karya u...
Aldila
kak kenapa ga up?
Danisa Thalita
karyamu EMG gak pernah ada yg gagal..sampe sekarang aku masih belum move on sama syadeva jg🤗🤗🤗
Henny Triana: bener banget,kadang kalo baca cerita yg lain berbau mafia malah sering dibandingkan dg syadeva 😊😊😊
total 2 replies
Ayu Sinduwati
🥰🥰
Dhea Tasya
ceritanya bagus tidak membosankan aku suka ceritanya,,keren👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!