NovelToon NovelToon
Sewindu Untuk Wisnu

Sewindu Untuk Wisnu

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Nikah Kontrak / Pernikahan rahasia / Chicklit
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Amerta Nayanika

"Jangan pernah berharap ada cinta dalam hubungan ini, Ndu." - Wisnu Baskara Kusuma.

"Aku bahkan tidak berharap hubungan ini ada, Mas Wisnu." - Sewindu Rayuan Asmaraloka.

*****

Sewindu hanya ingin mengejar mimpinya dengan berkuliah di perantauan. Namun, keputusannya itu ternyata menggiringnya pada garis rumit yang tidak pernah dia sangka akan terjadi secepat ini.

Di sisi lain, Wisnu lelah dengan topik pernikahan yang selalu orang tuanya ungkit sejak masa kelulusannya. Meski dia sudah memiliki kekasih, hubungan mereka juga masih tak tentu arah. Belum lagi Wisnu yang masih sibuk dengan masa dokter residen di tahun pertama.

Takdir yang tak terduga mempertemukan kedua anak manusia ini dalam satu ikatan perjodohan.

Pernikahan untuk menjemput ketenangan hidup masing-masing. Tanpa cinta. Hanya janji bahwa hati mereka tak akan ikut terlibat.

Akankah perjanjian yang mereka buat dalam pernikahan ini dapat ditepati? Atau malah membawa mereka jatuh ke dalam perasaan masing-masing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amerta Nayanika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam Pertama dan Rahasia Romo

Berbeda dengan keluarganya yang kembali bermalam di villa. Wisnu tinggal di sana malam ini. Di kamar yang sama dengan Sewindu.

Gadis yang sudah menjadi istrinya itu bergeming di depan cermin rias sejak mereka tiba di sana puluhan menit yang lalu. Sesekali dia dapat melihat Sewindu yang melirik ke arahnya dari pantulan kaca.

Pintu kamar tertutup rapat. Sementara mereka masih dengan baju pengantin yang melekat di tubuh masing-masing. Hanya saja, Wisnu sudah menanggalkan jasnya sejak tadi.

Sewindu mengulum bibirnya dalam diam. Tangannya masih sibuk melepas berbagai aksesoris di kepalanya dengan hati-hati. Matanya masih melirik pada Wisnu dari cermin di hadapannya.

Bagaimana caranya mengganti semua pakaian ini jika Wisnu masih ada di sana? Mau memintanya keluar pun Sewindu tak enak hati.

Sementara itu, Wisnu yang sedang membongkar kopernya, menyadari gerak-gerik Sewindu. “Kenapa?” tanyanya.

“Hah?”

Sewindu tertangkap basah saat pria itu menoleh ke arahnya. Dia langsung menggeleng dan beranjak dari tempatnya.

Suara derak pintu lemari terdengar. Sewindu mengambil asal bajunya dari sana dan melangkah cepat keluar dari kamar. Meninggalkan Wisnu yang tak peduli.

Gadis itu berlari menuju kamar tamu kosong malam ini. Dia akan mengganti bajunya di sana, sementara masih ada Ibu yang menggunakan kamar mandi.

“Kok nggak bisa?” heran Sewindu saat pintu itu bergeming, padahal dia sudah mendorong dengan tenaganya.

“Lapo kowe?”

Sewindu sontak berbalik saat mendengar suara itu. Romo berdiri di sana, sepertinya baru keluar dari kamar. Di tangannya ada sebuah kunci yang digenggam erat.

Romo melihat penampilan anaknya yang masih sama seperti satu jam yang lalu. “Kenapa belum ganti?”

“Anu ….” Sewindu mengalihkan pandangannya, “Anu, Romo.”

“Anu-anu! Yang jelas!” tegas Romo pada anak perempuannya itu.

Sewindu menunduk. Tangannya menggoyangkan gagang pintu kamar tamu di depannya. “Ini mau ganti. Tapi, kamarnya dikunci.”

Melihat itu, Romo bukannya memberikan kunci pada Sewindu. Pria itu malah memasukkan kunci di tangannya ke dalam saku celana tidurnya dalam-dalam.

“Ini kamarmu. Nggak mungkin dikunci kalau kamu saja baru keluar dari sini,” ucap Romo sambil menunjuk pintu kamar Sewindu.

Bibir Sewindu mengerucut. Tangannya menujuk sanggul yang masih menempel erat di kepalanya. “Sewindu nggak bisa ini loh, Romo. Nanti mau minta tolong Ibu.”

“Minta tolong suamimu kan bisa,” timpal Romo santai.

Wisnu yang berada di dalam kamar dan sedang kembali mengemasi kopernya, mendengar suara itu dari luar sana. Setelah memisahkan baju tidurnya, pria itu ikut keluar dari kamar.

“Kenapa, Romo?” tanyanya pada Romo yang berdiri di dekat kamar mereka.

Romo yang mendengar itu, menoleh. “Kamu juga belum ganti baju?”

“Baru selesai bongkar koper, Romo.”

Romo memegangi kepalanya sebentar sebelum akhirnya menghela nafas. Dia berjalan kembali masuk ke dalam kamar sambil menunjuk Sewindu.

“Itu, tolong sanggulnya istrimu!”

Begitu Romo menghilang dari pandangan mereka, Wisnu menoleh pada Sewindu. Gadis itu menunduk ke arah lantai. Sementara, tangannya masih enggan melepaskan gagang pintu kamar tamu.

“Kenapa nggak minta tolong?” tanya Wisnu tanpa mendekat.

Sewindu mengangkat kepalanya. Matanya bertemu dengan Wisnu yang masih berdiri di ambang pintu kamar mereka. Dia lantas menggeleng setelahnya.

Pria itu menghela nafasnya. “Masuk! Saya bantu,” pintanya seraya berjalan masuk lebih dulu.

Sewindu yang mendengar itu langsung mengekor begitu saja. Dia kembali masuk ke dalam ruangan yang masih mempertahankan dekorasi meriah itu.

“Ini mau ditutup atau dibuka saja?” tanyanya saat berada di dekat daun pintu.

Wisnu menoleh dan menghentikan kegiatannya merapikan koper. “Tutup saja.”

Jawaban Wisnu bukannya membuat Sewindu langsung menurut seperti sebelumnya. Gadis itu malah menggenggam erat gagang pintu. Sorot matanya jelas sekali ingin kabur.

“Saya nggak akan macam-macam, Ndu.”

Setelah mendengarnya, barulah Sewindu menutup pintu kamar. Dia kembali duduk di depan cermin. Sepasang baju yang dia ambil asal tadi, diletakkan di atas meja rias begitu saja.

Wisnu mendekat. Tangannya bergerak menarik lengan kemeja agar tak mengganggu pergerakannya. Matanya hanya fokus pada sanggul di kepala Sewindu.

“Seharusnya kamu minta tolong ke saya dari tadi,” katanya pelan di balik tubuh Sewindu.

Dari tempatnya, Sewindu dapat melihat Wisnu yang melepas satu per satu jepit dengan teliti. Dia hanya bisa diam sambil memandangi wajah Wisnu dari pantulan cermin.

Saat itu juga, Wisnu menarik salah satu jepit paling besar yang menancap erat di sana. Sangat perlahan, membuat Sewindu mengaduh kesakitan.

“Aww! Sakit, Mas!” Wajah manisnya berkerut pedih di sana.

Wisnu melirik sekilas. “Saya sudah pelan-pelan.”

Sekali lagi, benda yang sama ditarik pelan dari kepalanya. “Aduh! Mas!”

Kini Sewindu mendelik, sorotnya tajam mengarah pada Wisnu. Sementara itu, Wisnu tak peduli dan melanjutkan tarikannya hingga jepit terakhir. Tangannya melepas sanggul yang sudah menempel seharian di sana.

“Kayaknya luka, nanti saya periksa setelah kamu mandi,” kata Wisnu kembali dengan isi kopernya yang berantakan di atas ranjang.

Derit dipan terdengar saat Wisnu duduk di atasnya. Dia memandangi taburan kelopak bunga yang ada di atas kasur. Tangannya langsung menyingkirkannya tanpa pikir panjang.

Sementara itu, Sewindu menghentikan langkahnya di dekat pintu kamar. “Makasih, Mas.”

Mendengar itu, Wisnu mengangguk sekali. Dia memandang Sewindu dengan rambut singa sisa sasakannya di sana.

Begitu pintu terbuka, Sewindu sedikit terlonjak karena Ibu yang berdiri di ruang keluarga dengan handuk yang melilit rambut basahnya. Dia tersenyum menggoda pada Sewindu.

“Kenapa, Bu?” tanya Sewindu heran.

Pandangan Ibu turun ke arah baju yang ada di pelukan anaknya. Masih sambil tersenyum dia bertanya, “Mau pakai itu?”

Sewindu menunduk, matanya melebar saat melihat baju apa yang dia ambil. Kaus tanpa lengan dan celana pendek yang jarang sekali dia gunakan.

Tanpa pikir panjang, dia kembali mengambil baju baru dan berlari ke kamar mandi tanpa kembali menoleh pada Ibu atau Wisnu.

****

Matanya mengerjap beberapa kali pada langit-langit kamar yang gelap. Suara kipas angin terdengar pelan dari ujung ruangan. Aroma semerbak bunga mengganggu penciumannya.

Wisnu menoleh pada Sewindu yang sudah terlelap di ujung kasur. Sebuah guling membatasi area tidur mereka — Sewindu yang membuatnya.

Mengingat sesuatu, Wisnu bergerak pelan, tangannya bergerak membelah helaian rambut Sewindu. Ada luka bekas jepit sanggul di sana.

“Banyak gini,” gumamnya sambil mengusap salah satu luka itu.

Wisnu beranjak dan berjalan keluar dari kamar dengan langkah hati-hati.

Di ruang keluarga, dia mendapati Romo yang menonton televisi dalam gelap. Mertuanya itu juga menoleh padanya dan tersenyum tipis.

“Romo punya salep luka?” tanyanya.

Romo beranjak dari duduknya dan mengambil sekotak salep dari buffet di dekatnya. “Kamu terluka?”

Wisnu menggeleng. “Sewindu.”

Senyuman Romo semakin naik. “Bisa bicara sebentar? Ada sesuatu yang mau Romo sampaikan ke kamu.”

Wisnu terdiam dan menatap bingung. Dia menggerakkan salep luka yang ada di tangannya perlahan. Lagi pula, Sewindu masih sangat lelap dalam tidurnya.

Pria itu lantas mengangguk dan mengekor pada Romo yang membawanya ke gudang belakang rumah.

Meski disebut gudang, tempat itu terbilang bersih dan rapi. Tak ada setitik debu atau sarang laba-laba yang biasanya menjadi ciri khas sebuah gudang.

“Sewindu nggak pernah saya ijinkan untuk masuk ke sini.”

Romo berbalik. “Saya harap, setelah ini kamu bisa mengerti alasan saya memilih kamu sebagai suami anak saya, Nu.”

Wisnu terdiam di tempatnya. Matanya terus mengikuti pergerakan Romo yang membuka sebuah kotak cukup besar. Ada banyak hal di sana, termasuk album foto yang cukup usang.

1
Nurhikma Arzam
semangat windu semangat juga thor
Nurhikma Arzam
wanita dan ketakutan nya bisa di mengerti tp itu to much dara
Nurhikma Arzam
mulai curiga nih apa ya rahasianya
Nurhikma Arzam
Dara-Dara kenapa kamu nggak mau sih ketemu keluarga wisnu🤦🏻‍♀️
Nurhikma Arzam
mode perjodohan mulai nih kayanya 😂
Nurhikma Arzam
agak bingung Brahaman itu ayah siapa?
Nurhikma Arzam: ooh paham paham
Nurhikma Arzam: ooo paham paham
total 3 replies
Nurhikma Arzam
satu sisi kasian sama sewindu tp sisi lain orang tua juga ada benarnya hmmm
Nurhikma Arzam
Hallo Daffa kandidat sad boy aduuh. nasip jadi second lead male 🥲
Nurhikma Arzam
Dara awas aja kalau kamu menyesal ya. awas aja kalau akhirnya wisnu mengiyakan perjodohan itu. jangan jadi duri kamu 😏
Nurhikma Arzam
oke mulai mengerti jadi ini kisah tentang perjodohan. semangat thor
Nurhikma Arzam
bagus nih buat aku yang bukan orang jawa bisa belajar 😁
Nurhikma Arzam: harus sih kak wkwkw
Amerta Nayanika: wah kayaknya aku harus bikin translate nih, wkwkwk
total 2 replies
Nurhikma Arzam
Halo kak aku mampir cerita nya bagus. jangan lupa mampir juga di cerita aku ya 😊
Amerta Nayanika: halo kakak!! terima kasih ya❤️🙆‍♀️
total 1 replies
Akbar Cahya Putra
Akhirnya ketemu cerita yang bikin aku kecanduan baca!
Amerta Nayanika: halo🙌
tunggu updatenya setiap hari ya!! thank you❤️
total 1 replies
★lucy★.
Bagaimana cerita selanjutnya, author? Update dulu donk! 😡
Amerta Nayanika: udah nih, yuk baca!🙆‍♀️
total 1 replies
Mary_maki
Ceritanya bikin aku merasakan banyak emosi, bagus bgt thor! 😭
Amerta Nayanika: halo halo🙌
makasih ya, jangan lupa likenya❤️ thankyou 🙆‍♀️✨
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!