Dark Dragon adalah sebuah kelompok yang di buat oleh anak anak sekolah di tahun dua ribuan. mereka yang merupakan teman sekolah juga teman di tempat balapan setuju untuk membuat kelompok dengan nama itu agar mereka bisa tetap kompak dan punya wadah yang tepat untuk menyalurkan hobi mereka.
sang ketua yang bernama Adrian Wijaya merupakan anak dari seorang Kiai ternama di kotanya tapi dia tidak bisa meneruskan tanduk kepemimpinan pesantren di karenakan dia lebih suka tinggal dan sekolah di Jakarta dan mengelola bisnis orang tuanya.
hingga hidupnya berubah, dari yang hanya mengurus usaha keluarga dan Dark Dragon, tiba tiba ada seseorang yang masuk ke dalam hidupnya. siapakah dia? dan bagaimana kisah mereka juga teman temannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
"Si Hesa sama siapa memangnya? Jangan jodohin sama si Kirana" ucap Sandi memohon
"Sama Sintia" jawab Adrian tersenyum miring pada Mahesa
"Iya Hesa?" Tanya Angga serius dan hanya di balas Mahesa dengan mengendikan bahunya
................
Jam pulang sekolah, para murid sudah berlarian dari kelas mereka tak terkecuali Adrian dan teman temannya yang akan menunggu Sari.
"Sam, kita mampir ke markas yuk, cek kondisi markas" usul Mandala pada semuanya
"Gue antar Sari dulu ke rumah" jawab Adrian yang juga akan ke markas
"Gue ayo aja, toh di rumah juga nggak ada orang, semuanya sibuk kerja" jawab Samuel yang memang lebih senang jika bersama para sahabatnya karena keluarganya selalu sibuk bekerja, bahkan adik bungsunya lebih betah di rumah Kakek neneknya.
"Kita juga ayo aja" jawab Angga dan sandi
"Gue ke toko ayah dulu, habis itu nyusul kesana" jawab Septian serius
"Gue antar Saraswati dulu" jawab Irsyad
"Hesa nggak bisa karena harus ke kantor Daddy " ucap Mandala dan mereka melirik ke arah Mahesa yang memang sudah mulai belajar memegang perusahaan milik keluarganya, karena adik kembarnya Mandala tidak mau memegang perusahaan itu.
"Hesa yang semangat ya belajarnya" ucap Saraswati tersenyum lembut
"Hmm" jawab Mahesa datar lalu berjalan ke arah tempat parkir
"Yuk, bubar semua dan sampai jumpa di markas, oh iya DRA! Si Kalain tadi SMS gue katanya bahan masakan habis" ucap Adrian tegas
"Nanti gue sekalian ke pasar sama cek kondisi pak Jamal dan uang kas kita juga masih gue pegang" jawab Hendra serius
"Oke, tolong belanja ya dan makasih sudah mau di repotkan" ucap Adrian tulus
"Gue bahagia jika sedikit tenaga gue bisa berguna buat semua orang" jawab Hendra tulus
"Kalau begitu sekalian masak ya" pinta Samuel terkekeh
"Gampang" jawab Hendra tersenyum teduh
"Tuh para calon istri sudah datang" tunjuk Sandi pada Sari dan teman temannya yang sudah menuju ke tempat parkir sekolah
"Ko lama?" Tanya Adrian serius lalu merangkul bahu Sari
"Iya tadi ada pengumuman, katanya kita harus ikut ekstrakulikuler sekolah" jawab Sari malas
"Kenapa murung?" Tanya Adrian serius
"Malas ikut ekstrakulikuler, gue maunya nyantai aja di rumah" jawab Sari cemberut
"Sari dari tadi manyun kak, katanya dia jadi nggak bisa tidur siang" ucap Vania terkekeh
"Ikut kelas musik aja, disana si Angga yang pegang jadi Lo masih bisa tidur siang" bujuk Adrian lembut
"Lah berarti dia cuma jadi anggota tim musik si atas kertas doang dong?" Tanya Angga serius
"Boleh ya kak, Aku juga mau kalau begitu" bujuk Dela tersenyum manis dan diangguki Angga polos
"Hahaha terjebak kan Lo" ucap Septian tertawa puas
"Kalian juga masuk ke sana saja" ucap Hendra pada Sintia, Kirana dan Vania
"Iya kak" jawab Vania dan Sintia bersamaan
"Sudah nggak kesal lagi kan?" Tanya Adrian tersenyum lembut dan membuat teman temannya mencibirnya, karena Adrian sangat jarang tersenyum pada perempuan manapun.
"Iya, sudah nggak kesal lagi" ucap Sari semangat
"Ayo pulang kalau begitu" ajak Adrian merangkul pinggang Sari dan membuat teman teman Sari melotot
"Aduh anak gue yang polos, ko dia nurut banget sih sama kak Adrian" bisik Sintia panik
"Iya sin, aku jadi khawatir sama Sari, dia kan meskipun pecicilan tapi otaknya perlu di perbaiki" jawab Kirana polos
"Kamu nggak usah khawatir, Adrian bahkan punya hak untuk memeluk bahkan mencium Sari" bisik Mahesa pada Sintia dan membuat Sintia semakin melotot
"Maksudnya, mereka....?" Bisik Sintia yang sepertinya tahu maksud mahesa dan diangguki Mahesa dengan senyum manisnya, membuat Sintia tidak berkedip dengan detak jantung yang berpacu cepat. Mahesa si kulkas sepuluh pintu sekarang tersenyum padanya dan itu membuat Sintia tidak bisa bernafas dengan teratur.
"Jangan senyum kak!" Pekik Sintia lantang dan membuat Hendra juga yang lain terkejut
"Kenapa memangnya?" Tanya Mahesa serius sambil tersenyum manis
"Kita nikah yuk kak!" Ucap Sintia lantang dan membuat semua orang kaget termasuk pasangan pengantin baru Adrian dan Sari juga Saraswati yang menyimpan rasa cintanya untuk Mahesa sejak kelas sepuluh.
"Nanti dua tahun lagi" jawab Mahesa tersenyum teduh dan diangguki Sintia
Saat mereka hendak pulang, tiba tiba saja seorang gadis menghampiri mereka sambil menangis, Farhana mendekati Hendra sambil terisak dengan wajah yang sudah sembab.
"Hendra tolong aku, mamaku katanya masuk rumah sakit dan aku nggak tahu harus ke sama dengan siapa" ucap Farhana terus menangis
"Lo kan bisa sama supir kesana" jawab Hendra datar, dia bukan tak kasihan hanya saja dia sudah punya janji dengan Vania
"Supir aku ada di rumah sakit sama mama" jawab Farhana terisak bahkan sampai merangkul lengan Hendra tapi langsung di tepis Hendra.
"Kakak antar dia saja" ucap Vania lalu segera berlari ke gerbang sekolah
Hendra yang mendengar Vania memintanya untuk mengantarkan Farhana sangat terkejut, Hendra yang melihat Vania berlari ke arah gerbang sekolah mengira kalau Vania tidak menyukainya, atau mungkin Vania tidak percaya saat Hendra mengatakan kalau Hendra akan menikahinya saat Vania lulus sekolah nanti.
"Vania tunggu! Tian Lo tolong antar Saras ya" pinta Irsyad langsung berlari menyusul Vania dan diangguki Septian dan Saraswati
Sampai di halte bis
"Safira tunggu!" Pinta Irsyad serius
"Nia mau pulang kak" jawab Vania menunduk
"Ayo kakak antar kamu" bujuk Irsyad memohon dan Vania hanya diam
"Tunggu disini, aku bawa motorku dulu" bujuk Irsyad dan diangguki Vania meski dengan wajah sedikit kesal.
"Ingat Safira, kamu tunggu disini!" Ucap Irsyad lagi
"Biar gue yang antar" ucap Hendra yang sudah disana dengan motornya
lanjut KA penasaran