NovelToon NovelToon
Story Of My Vampire Family

Story Of My Vampire Family

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Vampir / Iblis / Kutukan / Hantu
Popularitas:810
Nilai: 5
Nama Author: Lutfiatin Nisa

Hani Ainsley adalah anak dari perkawinan antara manusia dengan seorang vampir, karena suatu masalah ibunya harus menitipkan Hani ke salah satu rumah warga karena wanita itu tidak bisa membawanya pergi. Saat kecil Hani ia hidup menderita karena tidak pernah disayang oleh ibu yang mengadopsinya. Namun, semua berubah saat ia beranjak dewasa dan mulai berevolusi menjadi vampir. Akankah Hani bisa mengubah nasipnya di kemudian hari? Dan siapakah orang tua kandungnya? Ikuti ceritanya dan jangan lupa likenya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lutfiatin Nisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siasat Membebaskan Andi

Arya menemui Bayu untuk mengatakan bahwa malam ini, dia akan menjalankan rencananya.

“Apa yang bisa aku bantu, Ya?”

Arya menjelaskan bahwa dia membutuhkan bantuan untuk menghibur Sindy di kala sepi. Dia juga menitipkan pesan karena nanti pasti akan sulit untuk bertemu dengan orang lain.

“Kamu tenang saja. Aku pasti akan menghibur Sindy dan menyampaikan pesan darimu.”

Arya mengucapkan terima kasih dan berlalu pergi.

Sorenya, Arya sudah berada di laboratorium bersama ayahnya.

“Wah, sudah lama aku tidak ke sini. Laboratorium ini banyak berubah, ya?”

“Tidak banyak yang berubah, papa hanya merenovasinya. Tunggu sebentar, papa akan mengambil air untukmu.”

“Iya, Pa.”

Saat mengambilkan air untuk Arya, seorang pengawal bertanya apakah anaknya itu bisa dipercaya. Bondan pun menyuruh mereka untuk mengawasinya.

Waktu begitu cepat berlalu. Malam ini, salah satu pengawal berkata bahwa mereka mendapatkan sinyal di sebuah hutan. Bondan segera memerintahkan anak buahnya untuk pergi ke sana.

Beberapa saat kemudian, sebuah sinyal muncul lagi di sebuah pusat perbelanjaan dan rumah sakit. Si pemimpin yang sangat terobsesi itu tampak senang mendapatkan banyak sinyal. Dia segera menyuruh anak buahnya yang lain untuk pergi ke dua tempat itu.

Sammy, Sindy dan Dinda sudah meninggalkan sebuah alat pendeteksi yang diberikan Sofyan untuk mengecoh para pengawal Bondan. Setelah itu mereka pergi ke laboratorium untuk menyelamatkan Andi.

Salah satu pengawal terkejut mendapati ketiganya ada di sana. Dia pun segera melaporkan itu.

Bondan memberi perintah. “Sialan, mereka menipu kita! Cepat, tangkap mereka!”

Pengawal yang tersisa segera pergi mengambil senjata untuk melawan vampir.

Sindy dan Dinda bekerja sama untuk melawan mereka, sedangkan Sammy pergi ke dalam untuk menyelamatkan Andi.

Di sisi lain, Bondan menyuruh anaknya untuk tetap berada di sana karena dia akan ikut menangkap vampir. Arya pun mengangguk karena memang itu rencananya.

Setelah Bondan pergi, Arya segera mencari sebuah ruangan tempat Andi di sembunyikan. Dia berhasil menemukannya. Namun, di dalam sana ada penjaga.

“Loh, Tuan Muda? Untuk apa datang ke sini?”

“Di bawah ada vampir yang menyusup, aku diperintahkan untuk memanggil kalian turun.”

Beruntung, mereka langsung pergi. Hal itu membuat Arya segera menekan beberapa tombol agar pintu tabung itu terbuka.

Bertepatan dengan itu, Sammy datang dan membantu sang ayah untuk mematahkan kabel yang melilit tubuhnya.

Andi membuka mata dan bingung melihat sosok yang membantunya, dia pun bertanya, “Kamu siapa?”

“Ini aku, Sammy. Anak Ayah.”

Andi tersenyum, dia sangat bersyukur.

Di tempat lain, Bondan sudah berhadapan dengan Sindy dan Dinda.

“Berani sekali kalian datang ke mari. Cari mati? Cepat, serang mereka!”

Pengawal yang tersisa langsung menyerang. Beruntung kejadian itu di malam hari, Sindy dan ibunya menjadi lebih kuat.

Sammy meminta ayahnya untuk menunggu karena dia akan membantu Sindy dan Dinda.

Sindy lega karena kakaknya sudah kembali. Dia pun menanyakan bagaimana keadaan ayahnya. Kemudian meminta Sammy untuk mengurus para pengawal itu karena dia ingin pergi menemui Arya.

Pria yang dicari-cari terkejut mendapati Sindy ada di sana. Dia menyuruh gadis itu untuk segera pergi karena sangat berbahaya.

“Aku ingin kita pergi bersama.”

“Tidak, Sin. Aku harus tetap di sini. Aku tidak boleh terlihat membantu kalian. Pergilah, aku bisa mengurus ini.”

Sindy menyampaikan bahwa dia takut Bondan melukai Arya.

“Dia tidak akan berani melukaiku. Aku masih anaknya. Pergilah, sebelum dia melihatmu.”

Sebelum pergi, Sindy memeluk Arya sambil mengucapkan terima kasih dan berjanji akan membalas kebaikan pria itu. Dia juga meminta Arya untuk menjaga diri baik-baik.”

Setelah gadis berdarah vampir itu pergi, Arya memutuskan untuk menjatuhkan dirinya dari tangga. Seketika itu, dia kehilangan kesadarannya.

Sammy merasa panik karena adiknya belum juga kembali.

“Itu dia datang, Sam.”

Sindy segera mengajak keluarganya untuk pergi dari sana.

Di tempat lain, Sofyan dan anaknya menunggu. Mereka sangat cemas.

Ketika bel berbunyi, mereka mulai lega dan membuka pintu untuk mempersilakan keluarga vampir itu masuk.

Sammy menemui Sofyan untuk bertanya kenapa ayahnya sangat lemas. Pria yang dipanggil paman itu pun memeriksa keadaan temannya.

Lain dengan Sarah, dia segera menghampiri Dinda dan Sindy untuk menanyakan kondisi keduanya.

“Kami tidak apa-apa, Kak,” jawab Sindy membuat Sarah merasa tenang.

Sofyan menyuruh Sammy untuk membawa ayahnya ke kamar dan menyelimutinya dengan beberapa selimut, dia akan memberikan obat agar Andi bisa kembali pulih.

“Apa ayahku baik-baik saja, Paman?”

“Kalian tenang saja. Besok, dia akan membaik.”

Sindy dan Dinda bersyukur mendengar itu.

***

Dalam sebuah kamar, seorang ibu sangat bersyukur karena anaknya sudah sadar. Namun, ayah tirinya malah langsung bertanya tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Arya pun mengarang cerita, dia mengatakan bahwa ia bertarung dengan Sammy, tapi kalah. Setelah Sammy berhasil mengeluarkan pria itu dari sana, ia mencoba mengejar mereka, tapi Sammy malah mendorongnya hingga jatuh ke tangga.

“Setelah itu aku tidak ingat apa yang terjadi, Pa.”

Mendengar itu, Bondan dengan lembut berkata agar Arya beristirahat lebih dan tidak pergi jauh selama belum pulih karena takut para vampir itu datang untuk melukainya. Bondan juga berkata bahwa dia akan menyuruh para pengawalnya untuk berjaga.

Padahal Bondan curiga bahwa Arya terlibat dalam kejadian kemarin. Dia memerintahkan anak buahnya untuk menjaga Arya dengan sangat ketat. Selain itu, dia juga memerintahkan mereka untuk mengawasi teman Arya yang sangat dekat dengannya.

***

Saat tengah malam, Andi terbangun dari tidurnya dan bertanya dia sedang di mana.

Dinda masih terjaga. Ia terkejut sekaligus bersyukur melihat suaminya sudah bangun. Ia pun memberitahukan pada suaminya itu bahwa saat ini, mereka sedang berada di rumah Sofyan. Teman mereka.

Dinda menceritakan semua yang ia alami beserta anak-anaknya selama ini. Ia bersyukur karena Andi memahami semuanya dengan baik.

***

Keesokan harinya, Bayu panik karena Arya tidak bisa dihubungi. Namun, di sisi lain, dia berpikir bahwa rencana pria itu telah berhasil. Dia ingin segera menemui Sindy, tapi dia sadar bahwa pengawal Bondan mengikutinya.

Dikarenakan sepeda miliknya rusak, dengan terpaksa dia harus pulang naik bis.

Bayu kesal karena anak buah Bondan masih saja memperhatikannya. Ketika dia menggerutu, Hana tiba-tiba datang membuat kaget. Dia pun kepikiran untuk meminta bantuan Hana.

Setelah menjelaskan semuanya, Hana pun bersedia membantu dengan satu syarat. “Kamu harus mempertemukanku dengan Hani.”

Bayu tampak menimang-nimang. Namun, tidak ada pilihan lain, dia pun setuju.

Bayu terkejut karena Hana mengajaknya pergi ke Mall untuk menonton bioskop. Dia sempat memberikan protes. Akan tetapi, Hana memintanya untuk diam dan mengikuti semua yang dia lakukan jika ingin terbebas dari pengawal Bondan.

Selesai menonton, Hana mengajak Bayu untuk makan di sebuah restoran. Gadis itu meminta Bayu untuk menyuapinya, agar nanti juga dia bisa melakukan hal yang sama.

Lagi-lagi, Bayu menolak. Namun, dia kembali mengalah karena ingin segera bebas dari pengawasan mereka.

Di sisi lain, salah satu pengawal yang diperintahkan Bondan memberitahukan bahwa orang yang diikuti hanya pergi berkencan dengan kekasihnya. Bondan pun menyuruh mereka untuk kembali ke markas.

Keduanya bisa bernapas lega setelah mereka pergi. Bayu memuji gadis di hadapannya sembari membelai rambut Hana.

Hana menunjukkan tatapan tajam, tetapi jantungnya berdetak kencang ketika Bayu menatapnya heran karena dia tidak menyukai rambutnya disentuh seperti itu.

Hana menagih janji Bayu untuk mengajaknya pergi menemui Hani. Akan tetapi pria itu malah berkata bahwa mereka tidak bisa pergi menggunakan mobilnya. Harus naik transportasi umum.

“Naik bus, kamu sanggup enggak? Kalau enggak sanggup, mendingan kamu gak usah ikut,” kata Bayu seraya tersenyum sinis.

“Hah! Curang kamu, Yu.”

Walau mengatakan seperti itu, akhirnya Hana memutuskan untuk ikut karena kesempatan tidak datang dua kali.

Beberapa saat kemudian, keduanya sudah berada di dalam bus.

Hana merasa jijik karena di sana kotor dan bau, selain itu dia juga merasa ingin muntah. Bayu yang terus memperhatikannya hanya bisa tersenyum.

Bayu mengajak gadis itu untuk duduk di sampingnya. “Gimana rasanya naik bus untuk yang pertama kali, Na?”

“Pengen muntah.” Kesal, terlihat dari raut wajah Hana.

Belum sempat Bayu menjawab, ada sepasang pria dan wanita paruh baya. Keduanya mencari tempat duduk, tetapi semua kursi sudah terisi penuh. Bayu bangkit dan mempersilakan nenek itu untuk duduk di tempatnya. Tidak disangka, Hana juga melakukan hal yang sama, membuat Bayu terkesan padanya.

Dikarenakan posisi mereka saat ini berdiri, Bayu memberi peringatan agar Hana berpegangan. Akan tetapi gadis itu tidak mau, kotor katanya.

Saat sopir menginjak rem untuk berhenti di halte berikutnya, Hana yang tidak berpegangan pun hampir jatuh. Untung saja Bayu dengan sigap menangkapnya.

Hana hanya bisa diam dalam posisi seperti itu, dia merasa nyaman. Terlebih, gadis itu bisa mencium wangi aroma tubuh Bayu.

“Na, mau sampai kapan kamu seperti itu?” Perkataan Bayu membuat Hana tersadar. Ia segera merapikan posisinya karena ternyata semua orang menatap aksi mereka berdua.

Hana pun meminta maaf. Dia merasa sangat malu, terlebih ketika Bayu tersenyum dan meraih tangannya.

“Kalau kamu enggak mau pegangan karena takut kotor, kamu bisa pegangan di lenganku. Lenganku di jamin bersih, kok.”

Hana menatap pria itu dengan bola mata yang menyipit. Si pria yang ditatap malah asyik tersenyum.

Bersambung.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!