Istilah kehidupan di dunia ini seperti roda yang berputar memang benar adanya. Hal itu lah yang sedang di alami oleh Abeliaza Azalea yang akrab di panggil Abel. Yang dulu nya bergelimang harta dalam sekejap menjadi tidak punya apa-apa. Gadis cantik berusia 22 tahun itu pun harus menanggung beban hutang yahh sangat besar setelah kematian kedua orang tua nya. Tidak hanya itu, dia juga harus menerima pembalasan dari seorang pria dengan tampilan culun yang pernah dia permalukan saat SMA dulu.
"Arabella Azalea maukah kamu menjadi pacar ku," Kaivan Putra Rajendra yang tak lain adalah putra Abian dan Azizah.
"Jangan kan di dunia nyata, di dunia mimpi pun gue ngga sudi nerima Lo jadi cowok gue.." Abeliaza Azalea
Bagaimana kisah perjalanan seorang Abeliaza Azalea bertahan di kehidupan yang sangat keras dan kejam ini, dan bagaimana pembalasan yang akan di lakukan oleh seorang Kaivan Putra Rajendra kepada orang yang sudah mempermalukan nya dulu? Cuss...kepoin karya baru aku ya gaess,😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ny.Irawana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 20 Kamu siapa?
Abel pun meninggalkan Citra dan Kaivan, gadis itu segera menyiapkan seluruh pesanan suami dan sahabatnya itu. Segala rasa sesak dalam hati dia berusaha untuk hempas kan sejauh mungkin.
"Aku ngga boleh punya perasaan yang aneh - aneh, kalau dia menganggap pernikahan ini g ada arti nya, aku pun juga harus seperti itu kan?" ucap Abel dalam hati.
Abel menghela nafas nya beberapa kali guna menghalau rasa sesak dalam dada nya," oke Abel kamu pasti bisa, dan ini saat nya aku harus bicara pada Citra. Banyak hal yang aku ingin tanya kan pada dia."
Abel pun kembali ke meja Kaivan, namun langkah dia terhenti sebelum sampai di sana. Mata Abel tertuju pada sebuah buket mawar mewah yang ada di meja itu. Sejak kapan buket itu ada di sana, siapa yang bawa buket itu dan untuk siapa buket itu. Pertanyaan itu lah yang ada di kepala Abel saat ini.
"Hei...apa kamu akan berdiri di sana saja sampai restoran ini tutup hah!" ucap Kaivan dengan nada yang sedikit tinggi sehingga membuat nampan yang Abel pegang hampir saja meluncur dari tangan Abel.
"Ah iya ..." Abel langsung berjalan mendekati meja Kaivan dan Citra. Gadis itu dengan cekatan meletakan semua pesanan pasangan itu di meja.
"Silahkan pak Kaivan dan Nona Citra di nikmati hidangan nya," ucap Abel se ramah mungkin. Gadis itu langsung beranjak pergi dari hadapan mereka, tapi baru saja dia membalikkan badan tiba - tiba terdengar suara dari Citra yang otomatis menghentikan langkahnya.
"Eh tunggu, bisa minta tolong fotoin kami berdua ngga?" pinta Citra.
Abel memejamkan mata nya sebentar sebelum membalikkan badan nya," boleh Nona."
Abel meraih ponsel Citra dan mengarahkan kamera nya ke arah Citra dan Kaivan yang sudah berpose mesra. Ternyata tidak hanya itu saja yang di inginkan Citra, gadis itu juga memerintahkan Abel untuk mengambil video dirinya dan Kaivan yang sedang menikmati makanan itu. Bahkan saat momen Kaivan memberikan buket mawar merah itu pada Citra, semua itu Abel yang di suruh untuk mendokumentasikan.
"Ya Allah, suami macam apa pak Kaivan itu. Sungguh tak ada perasaan sama sekali, istri sendiri di suruh untuk menyaksikan kemesraan dia dengan kekasihnya. Jika aku tidak memikirkan masa depan keluarga ku, jelas sudah aku babat habis orang itu," geram Nadia saat melihat sang sahabat di perlakukan seperti itu.
Abel berjalan gontai ke belakang, gadis itu langsung terduduk lesu. Pikiran nya melalang buana pada apa yang terjadi tadi, sekalipun pernikahan dia dan Kaivan hanya sebatas pernikahan di bawah tangan saja namun setelah ikrar ijab qobul yang Kaivan kumandang kan waktu itu telah merubah hati Abel.
Ada ikatan secara naluriah dalam diri Abel dengan Kaivan semenjak kejadian itu, dan hal ini lah yang membuat hati Abel menjadi sakit dan sesak ketika melihat laki - laki yang berstatus suami nya itu memperlakukan wanita lain dengan begitu lembut dan mesra di hadapan nya. Di tambah wanita yang diistimewakan oleh suami nya itu adalah teman nya sendiri, hal ini menambah rasa sesak dalam hati Abel.
"Bel, kamu ngga papa kan?" tanya Nadia yang tiba - tiba sudah duduk di samping Abel.
Abel memalingkan wajah nya sejenak untuk menghapus cairan bening di sudut mata nya.
"I'm oke Nad.." jawab Abel dengan senyuman yang di paksakan seceria mungkin.
"Syukurlah....aku kira kamu saat ini sedang nangis guling - guling di pojokan sana, xixixi," canda Nadia.
Gadis itu sengaja mengalihkan perhatian Abel supaya sang sahabat tidak sedih lagi. Sekalipun Abel mengatakan baik - baik saja, namun Nadia tahu jika hati sahabat nya itu dalam kondisi sedang tidak baik - baik saja saat ini.
"Emang aku todler yang tantrum apa, pakai acara nangis guling - guling," kata Abel sambil mengerutkan bibir nya.
"Ya kirain aja, hee. Eh kamu kenal ma tu cewe yang tadi makan sama pak Kaivan?"
"Hu'um, dia Citra teman sekolah ku dulu. Kita dulu sahabat dekat," ucap Abel sambil menatap nanar ke arah hamparan rumput yang tumbuh liar di halaman belakang restoran.
Ada sorot kecewa dan luka dalam tatapan Abel, dan Nadia bisa melihat nya itu. Sebenarnya ingin sekali gadis itu bertanya lebih tentang hubungan antara Abel, Citra dan Kaivan namun dia urungkan karena dia tidak ingin melihat mood sahabat nya itu lebih buruk lagi.
"Ehm Bel, gimana kalau abis ini kita mampir ke warung bakso Mang Ujang, kan bentar lagi kita selesai shif. Lagian udah lama juga kan kita ngga ghibah sambil makan bakso urat nya Mang Ujang, aku yang traktir deh," ajak Nadia dengan penuh euforia.
"Ehm...boleh deh, tapi beneran ya kamu yang traktir. Jangan seperti biasa nya, bilang nya mau traktir tapi justru aku yang bayar semua nya nanti."
"Hahahaha...kali ini ngga bakal kayak gitu, janji."
"Ya sudah, let's go..."
**
Pukul 19.00 wib, di apartemen Kaivan
Abel baru saja selesai dengan rutinitas membersihkan seluruh ruangan di sana kecuali kamar pribadi Kaivan. Karena pria itu sudah mewanti-wanti Abel untuk tidak masuk ke sana. Abel pun menurut saja, lagi pula dia juga tidak berminat untuk masuk di ruangan itu.
Sebenarnya Kaivan tidak menyuruh Abel untuk membersihkan apartemen nya, semua itu ide Abel sendiri, karena dia cukup tahu diri saja sehingga dia memutuskan untuk melakukan pekerjaan itu.
"Duh...perutku kok laper ya, padahal tadi sore kan sudah makan bakso Mang Ujang semangkok, ini kok laper lagi. Di kulkas ada makanan ngga ya yang bisa aku makan atau aku olah."
Abel bergegas menuju kulkas yang ada di dapur minimalis Kaivan, dia begitu takjub melihat isi kulkas dua pintu itu. Semua bahan makanan dari mulai daging, ikan sampai beberapa jenis sayuran dan buah ada semua di sana. Tidak hanya itu, di sana juga tersedia aneka macam cemilan dan minuman ringan serta aneka jenis makanan Frozen food. Semua itu mengingat kan Abel akan kehidupan nya yang dulu, kehidupan serba mewah dan serba ada.
"Huft..jadi keinget waktu kaya dulu," gumam Abel sambil menghembuskan nafasnya.
Gadis itu memindai seluruh isi kulkas," sudah seperti supermarket saja kulkas ini, tahu gitu aku manfaatin aja isi nya dari pada aku harus buang - buang uangku untuk beli nasi bungkus, xixixi."
Selama ini Abel memang tidak pernah berkutat di dapur Kaivan itu, jadi ya wajar saja jika dia tidak tahu isi dapur suami nya itu. Terlebih Abel juga bukan tipe wanita yang bisa masak, jangan kan masak menginjakkan kaki nya saja ke dapur dia jarang. Karena sejak dulu semua kebutuhan perut dia sudah ada yang mengurusi.
Dan sekarang dalam kehidupan susah pun dia juga tidak pernah berkutat dengan penggorengan atau panci, karena gadis itu selalu membeli makanan dari luar mengisi perut nya.
"Kayak nya bikin telur dadar aja deh yang mudah, dulu aku pernah lihat bibi buat makanan itu, telur nya cukup di pecah kayak gini terus di kocok pakai garpu abis itu di kasih garam dikit ma apa ya, aku kok lupa," gumam Abel sambil mengingat bumbu untuk membuat telur dadar.
Saat Abel sedang berpikir keras mengingat bumbu apa saja untuk membuat telur dadar, tiba - tiba terdengar suara bel pintu apartemen.
"Siapa juga malam - malam kayak gini yang datang, kalau bukan pak Max," gerutu Abel sambil berjalan ke arah pintu apartemen.
Ceklek,
"Assalamualaikum, eh...kamu siapa?"
hehhh citra krnapa km marah ya gpp kali kaivan sm abel mereka kan suami istri
Tetap 💪💪 Bel
kasian abel selalu di bentak kai, abel itu ga bisa masak kai, maklum tdnya orang kaya yg apa" dikerjakan pembantu
kak othor bikin ceweknya be smart dong?? jangan bersikap begitu Mulu?? masa dari awal part samp sekarang?? gak ada perlawanan sama sekali??
atau bikin Abel bersikap tegas dan elegan gitu?? jangan terus dibikin bikin diam dan bego Mulu , sama sikap kaivan maupun teman nya??? aneehhhhhhh?????
pergilah tanpa jejak dan semoga ditempat yg baru kamu bisa jadi orang yg sukses 🤲🙏