NovelToon NovelToon
Pembalasan Penulis Licik

Pembalasan Penulis Licik

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Romansa Fantasi / CEO / Nikah Kontrak / Fantasi Wanita / Gadis nakal
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Alensvy

Bijaklah dalam memilih tulisan!!


Kisah seorang penulis online yang 'terkenal lugu' dan baik di sekitar teman-teman dan para pembaca setianya, namun punya sisi gelap dan tersembunyi—menguntit keluarga pebisnis besar di negaranya.

Apa yang akan di lakukan selanjutnya? Akankah dia berhasil, atau justru kalah oleh orang yang ia kendalikan?

Ikuti kisahnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alensvy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pembalasan Penulis Licik 20

...****************...

Ballroom yang dipenuhi kemewahan dan kesibukan itu mulai menghangat dengan percakapan antar tamu yang berbaur. Arion, dengan gestur tenangnya, menuntun Aresya ke kelompok kecil yang berdiri di dekat panggung utama. Di antara mereka, ada satu pria dengan setelan abu muda yang tampak mencolok dalam caranya berbicara—Revan Steve, CEO muda dari perusahaan teknologi ternama, "CervanTech".

“Revan,” sapa Arion sambil menjabat tangan pria itu dengan erat. “Kenalkan, ini istriku, Aresya.”

Aresya langsung tersenyum dan mengulurkan tangan dengan anggun. “Senang bertemu dengan Anda, Tuan Steve.”

Revan menatap Aresya sejenak sebelum menyambut tangannya. “Senang juga bertemu dengan Anda, Nona—eh, Nyonya Arion. Jarang sekali Arion membawa seseorang ke acara formal, apalagi istrinya.”

“Karena baru kali ini ada seseorang yang cukup berharga untuk diajak,” jawab Aresya ringan, membuat Revan tersenyum lebar.

Arion hanya melirik sebentar, lalu menghela napas kecil. Wanita ini memang pandai memainkan kata.

“Ngomong-ngomong,” lanjut Revan setelah tawa kecilnya mereda, “kami baru saja menyelesaikan pengembangan perangkat lunak keamanan terbaru kami. Cukup revolusioner, menurut saya.”

Arion mengangguk, tertarik. “Yang kemarin kamu bahas lewat email? Tentang sistem auto-detection itu?”

“Ya, benar,” Revan mengangguk. “Sistem ini akan mendeteksi setiap upaya masuk ke sistem internal dalam waktu kurang dari 0,5 detik. Bukan hanya itu—sistem kami langsung melacak lokasi percobaan itu secara real-time. Bukan hanya IP, tapi juga geolokasi fisik. Kami bahkan sedang menguji versi yang bisa langsung mengaktifkan proteksi ganda dan mengirim notifikasi ke admin melalui beberapa jalur sekaligus.”

“Mengesankan,” gumam Arion sambil menatap serius.

“Apalagi akhir-akhir ini makin banyak perusahaan besar jadi sasaran. Bahkan... ada kabar semalam ada salah satu perusahaan investasi yang datanya nyaris bocor. Hanya nyaris. Tapi tetap saja, itu sudah menakutkan,” ujar Revan sembari menyesap minumannya.

Aresya menoleh pelan, menatap wajah Arion yang tiba-tiba mengeras.

“Kita bisa bicarakan kerja sama setelah acara ini,” kata Arion singkat, datar, tapi tegas.

Revan mengangguk penuh semangat. “Tentu. Aku akan kirim proposal kerjanya besok pagi.”

Aresya hanya diam di samping mereka, memainkan gelas di tangannya dengan tenang. Namun, di balik sorot matanya yang lembut, pikirannya sibuk menyusun ulang berbagai kemungkinan. Mendengar semua itu, ia tersenyum—dalam hati. Senyum yang tidak sampai ke wajah, namun menyala dalam diam.

Penuh dengan rahasia. Dan rencana tersembunyi.

Ia sudah tahu ke mana arah angin bertiup. Dan ia tidak pernah datang tanpa membawa kompasnya sendiri

Di tengah percakapan yang mulai serius antara Arion dan Revan, Aresya mendekat sedikit, menyentuh lengan Arion, lalu membisik pelan di telinganya, “Arion… bisakah kita ke pinggir sebentar? Kakiku… sakit.”

Nada suaranya lembut dan nyaris gemetar, pas di titik yang mampu membuat siapa pun percaya. Arion langsung mengarahkan pandangan ke bawah, menatap sepatu hak tinggi Aresya yang memang terlihat tak nyaman.

Seketika, wajahnya berubah. “Maaf sebentar, Revan. Istriku kurang enak badan.”

Revan mengangguk sopan. “Tentu, silakan.”

Arion menuntun Aresya keluar dari ruangan dengan langkah cepat, hingga mereka sampai di halaman luar tempat parkir mobil. Udara malam yang sejuk menyambut mereka. Ia membuka pintu mobil dan membantu Aresya duduk di jok penumpang, lalu berjongkok di hadapannya, tangannya menyentuh pergelangan kaki Aresya dengan hati-hati.

“Sakit di sini?” tanyanya dengan nada yang jauh lebih pelan… lebih hangat. Tak seperti Arion yang dingin dan kaku saat pertemuan pertama mereka. Nada itu… sudah mulai berubah. Nada yang membuat Aresya nyaris ingin tertawa geli.

Namun wajahnya tetap ditekuk, seolah benar-benar kesakitan. “Iya… mungkin karena terlalu lama berdiri,” gumamnya lirih, menunduk seperti merasa bersalah.

Arion meremas pelan kakinya, seolah mencoba mencari titik sakitnya. “Kenapa nggak bilang dari tadi?” tanyanya, sedikit mengernyit.

Aresya hanya tersenyum samar, menyembunyikan ledakan kecil dalam hatinya yang sedang merayakan kemenangan.

Sakit, katanya barusan. Tapi hanya satu dari sekian banyak kebohongan yang sudah ia rancang rapi. Dan setiap kebohongan itu membawa Arion semakin dekat… semakin dalam..

Arion masih berjongkok di hadapan Aresya, menatap kaki perempuan itu yang tampak ringkih dalam sepatu hak tinggi. Lalu perlahan, ia mengangkat wajahnya, menatap mata Aresya yang pura-pura kelelahan.

“Tunggu sebentar di sini, ya. Kita akan pulang setelah ini, tapi aku harus pamit pada mereka dulu,” ucapnya tenang, suaranya terdengar lembut, nyaris seperti bisikan yang tak biasa.

Aresya mengangguk pelan, masih memainkan peran dengan baik.

Tapi yang membuatnya terdiam sesaat bukanlah kata-kata itu.

Melainkan ketika tangan Arion terangkat pelan, menyentuh rambutnya yang jatuh di sisi wajah, lalu mengelusnya perlahan, seperti membelai sesuatu yang rapuh.

Gerakan itu begitu tiba-tiba, tak terduga.

Hening sejenak menyelimuti antara mereka, dan Aresya yang biasanya lihai menyusun rencana pun nyaris kehilangan kendali atas raut wajahnya. Ia hanya mampu menahan napas… dan menunduk sedikit untuk menyembunyikan senyum licik yang nyaris bocor dari bibirnya.

Arion berdiri dan berbalik tanpa berkata apa-apa lagi, melangkah masuk kembali ke gedung tempat acara berlangsung.

Sementara di dalam mobil, Aresya menyandarkan kepala ke kursi, membiarkan senyum misterius terukir perlahan di wajahnya.

Satu sentuhan itu… terlalu manis untuk sebuah kemajuan kecil dalam permainan ini.

Di dalam ruangan acara yang masih ramai dengan denting gelas dan obrolan bisnis, Arion kembali masuk dengan langkah yang lebih tergesa dari biasanya. Senyumnya tetap terjaga, ramah, dan formal. Beberapa koleganya menoleh saat ia menghampiri.

“Maaf, saya harus pamit lebih awal,” ucap Arion sopan, menjabat tangan satu per satu.

“Tidak apa-apa, Arion. Senang bertemu dengan istrimu tadi,” sahut salah satu rekan bisnis sambil tertawa kecil.

Setelah berpamitan kepada hampir semua tamu penting, langkah Arion akhirnya berhenti di depan Revan Steve, pria muda dengan mata yang tajam dan senyum yang tampak ramah… setidaknya di permukaan.

“Terima kasih atas undangannya, Revan. Aku harus pergi dulu. Istriku sedikit kelelahan,” ujar Arion singkat.

Revan mengangguk. “Tentu. Aku mengerti. Jaga dia baik-baik,” balasnya sambil menepuk pelan lengan jas Arion.

Arion hanya mengangguk kembali, lalu melangkah pergi, berjalan cepat keluar ruangan.

Saat punggung Arion menghilang di balik pintu, senyum tipis yang sejak tadi menghiasi wajah Revan perlahan memudar. Kedua bola matanya menggelap, menyisakan sorot yang sulit diterjemahkan—antara dendam, kekhawatiran… atau mungkin sesuatu yang lebih dalam dari itu.

Ia menyandarkan diri ke meja di sampingnya, mengamati pintu yang tak lagi bergoyang, seakan menyimpan banyak rahasia yang belum sempat diucapkan.

Terlalu cepat... pikirnya dalam diam.

.

.

.

Next 👉🏻

1
Miu Nih.
perempuan badas kok dilawan,, tapi kamu jadi bucin kaann~ 😆😆
Miu Nih.
nyesek juga ya /Sob/
Semangat
huaa thorrr
Semangat
balaskan dendammu aresyaa
Semangat
wah Arion /Gosh//CoolGuy/
Alen's Vy: Gak nahan dia/Curse/
total 1 replies
Semangat
aih maluuu
Semangat
harusnya pernikahan yang sperti ini, hrus dengan org yg saling mencintai. tapi mereka enggak.
Alen's Vy: Iya, kan kak..
total 1 replies
Semangat
suka bgt 'malam telah tua'
Semangat
lanjut thorr gimana ini kepanjutannyaa
Alen's Vy: Besok yaaaa/Whimper//Grievance/
total 1 replies
Semangat
/Blush//Blush/
Semangat
misterius banget Aresya ini ya thor
Alen's Vy: Wkwkwk karena ada sebab.. /Shhh/
total 1 replies
Semangat
ini bagus banget Thor kata2nya
Semangat
lanjut dongg thorr kapan up lagii
Semangat
berani bgt areysa ya thor
Miu Nih.
next kak 🤗👍
Miu Nih.: Haik, siap! udah 😉
Alen's Vy: Follback ya kak/Grievance/
total 2 replies
Semangat
Menarik🥵
Alen's Vy
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Miu Nih.
duh, bener2 misteri, bikin aku mikir pelan 😆 ,, pelan2 ya thor bacanya...
Miu Nih.
yg biasa disebut anonymous kah? 🤔
Miu Nih.
Aresya, yuk temenan sama Dalian 🤗
Makasih tadi udh mampir. jgn lupa keep lanjut teyuz ya...

kita ramein dengan saling bertukar komen...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!