NovelToon NovelToon
Harapan Baru

Harapan Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyelamat
Popularitas:743
Nilai: 5
Nama Author: Big.Flowers99

Seorang gadis muda, reinkarnasi dari seorang Assassin terhebat di masanya terdahulu. Gadis tersebut tidak menyadari bahwa ia adalah reinkarnasi Assassin tersebut.

Ia menjalani hidupnya dengan biasa-biasa saja. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan seorang wanita dewasa yang ternyata adalah mentor Assassin itu. Wanita ini sudah hidup beratus-ratus tahun lamanya hanya untuk bertemu dengan gadis ini dan akan melatihnya sampai gadis itu siap menghadapi lawannya sendirian karena perlu diketahui, gadis muda itu adalah reinkarnasi terakhir dari Assassin itu.


Tugasnya adalah mencegah lawannya yang juga bereinkarnasi sampai masa di mana gadis itu hidup. Lawannya berencana menguasai suatu pemerintahan di kotanya dengan cara yang kotor.

Ternyata tugasnya tidak hanya itu saja. Ia juga menanggung nasib dunia.
Nasib dunia berada di tangannya.

Mampukah dia menyelamatkan dunianya? Atau dunianya harus punah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Big.Flowers99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Bibi Anne dan Nick

Di dalam kamarnya, Nathalia terlihat bahagia. Alasannya adalah ia akan kedatangan Anne, bibinya dan Nick. Sesuai janjinya tiga bulan yang lalu, Anne dan Nick dapat berkunjung ke kota Jalundra. Dalam hatinya ia tidak sabar untuk mengajak mereka berdua berkeliling menikmati kota mewah dan canggih itu.

Nathalia bergegas mandi. Lalu pergi ke dapur menyiapkan makanan. Pembantunya yang melihat Nathalia memasak, dengan segera melarangnya. Alasannya, karena tugas itu adalah tugasnya, bukan tugas Nathalia.

"Tetapi, aku masak untuk bibi dan sepupuku," kata Nathalia.

"Iya, Nona. Saya tau itu. Tetap saja itu tugas saya. Izinkan saya yang menyiapkan hidangannya," kata pembantunya.

"Hmm, aku ikut membantu, bagaimana??" Tanya Nathalia. Pembantunya mengangguk setuju.

Nathalia berencana memasak ayam panggang, namun ternyata tidak ada ayam di kulkas. Nathalia hendak membelinya di pasar. Seperti biasa, ia selalu dilarang oleh pembantunya. Kedua pembantunya tahu bahwa Nathalia orang yang keras kepala, mereka menggunakan siasat. Nathalia diminta untuk membersihkan beberapa ekor ikan. Saat membersihkan ikan-ikan tersebut, kedua pembantunya segera pergi ke pasar, meninggalkan Nathalia sendirian di rumah besar itu.

Kemudian, Nathalia baru menyadari siasat kedua pembantunya setelah selesai membersihkan ikan.

Hmm, mereka berdua ini. Apa salahnya aku yang berangkat ke sana?? Aku juga bisa beli kok.

Selama tinggal di rumah tersebut, Nathalia selalu dimanjakan oleh Arumi. Namun, Nathalia sendiri tidak ingin dimanja begitu. Memang dari kecil, Nathalia merupakan anak yang mandiri. Ia tidak merepotkan kedua orangtuanya dan orang lain, kecuali memang diperlukan. Nathalia kecil terbiasa melakukan sesuatu sendirian. Sebagai contoh, ketika ia ingin memasak sesuatu, ia akan melakukannya sendiri. Jika ada bahan yang kurang, ia akan berbelanja sendiri.

Oleh karena itu, Nathalia sedikit kesal dengan kedua pembantunya karena selalu melarangnya berbelanja. Walaupun sudah memakai seribu alasan, tetap saja keduanya melarang. Namun, Nathalia juga tidak menyalahkan Arumi. Ada alasan tertentu dari Arumi mengapa ia melakukan hal itu kepada Nathalia.

Sembari menunggu kedua pembantunya pulang, ia menonton televisi. Acara yang ditayangkan tidak terlalu menarik baginya. Akan tetapi, setidaknya hal itu menjadi hiburan bagi Nathalia. Sedang asyik-asyiknya menonton, ia merasa kehausan. Lalu muncul sebuah ide cemerlang dari otak briliannya.

Nathalia ingin menggunakan kemampuan teleportasinya sekaligus mengasah kemampuannya itu. Ia menyiapkan stopwatch untuk menghitung berapa detik ia mengambil minumannya. Nathalia mengaktifkan kemampuannya terlebih dahulu. Lalu ia mulai menghidupkan stopwatch.

Dengan waktu sepersekian detik, Nathalia sudah kembali ke tempat semula sambil membawa minuman. Nathalia memeriksa waktu yang ia habiskan untuk melakukan aksi tersebut.

Wah, gak ada satu detik ternyata. Cepat juga. Tetapi, jadi pemalas kalau menggunakan ini terus.

Baru saja membuka minumannya, kedua pembantu sudah kembali. Tidak hanya ayam saja yang mereka beli. Sayur-sayuran, buah-buahan dan daging sapi salah satunya. Nathalia tercengang melihat keduanya membawa kantong belanja besar, sangat besar sekali. Tidak hanya itu, dibelakangnya masih ada beberapa orang yang membantu membawakan belanjaan mereka.

Mau bikin pesta kah??

"Bu, mau ada pesta??" Tanya Nathalia.

"Pesta?? Bukan, Nona. Ini untuk menjamu bibi Anda," kata pembantunya.

"Sebanyak ini??" Tanya Nathalia terkejut.

"Tidak semuanya. Mungkin setengahnya saja. Setengahnya lagi kita simpan untuk makan esok hari dan esok harinya lagi serta seterusnya."

"Setengah juga sudah banyak," kata Nathalia sembari mengamati barang belanjaan.

Kedua pembantunya mulai memasak. Nathalia juga ikut membantu. Sambil memasak, mereka bertiga berbincang. Kedua pembantunya menceritakan tentang kisah hutan rimba di kota Bogsan yang terkenal mengerikan dan menyeramkan.

Sepengetahuan mereka, ada berbagai macam makhluk mengerikan di sana. Serigala besar dengan taring dan cakarnya yang juga besar dan tajam. Seekor kelelawar raksasa, memiliki lebar sayap yang panjang dan lebar, melebihi kelelawar pada umumnya. Seekor burung elang besar, paling besar di hutan tersebut. Kabarnya, banyak penduduk dari berbagai kota ingin membuktikan keberadaan para makhluk itu. Namun sayang, tidak ada satupun dari mereka yang kembali sesaat memasuki hutan tersebut. Nathalia sedikit mengetahui cerita hutan di kotanya. Memang terkenal menyeramkan. Oleh karena itu, Nathalia sendiri saja tidak berani pergi ke sana.

Di tengah perbincangan, salah satu pembantunya tak sengaja menjatuhkan sebuah toples kaca yang berada di atas lemari makan. Nathalia menyadari hal itu. Dengan cepat, ia meletakkan kembali toples tersebut ke posisi semula. Hanya sepersekian detik saja aksi itu ia lakukan. Tentu dengan kemampuan teleportasinya.

Mereka berdua saja keheranan sekaligus lega karena toples tidak jadi terjatuh. Kalau sampai hal itu terjadi, mereka berdua harus bersiap menerima amarah dari Arumi. Bagi mereka, jika Arumi sedang marah, tidak ada yang bisa meredamnya. Mereka berdua akan memilih diam jika terlanjur dan lebih baik lagi jika tidak membuatnya marah. Nathalia tertawa geli mendengar pembicaraan mereka. Sepengetahuannya, Arumi adalah wanita yang baik hati. Mungkin terkadang ia hanya bersifat tegas saja.

"Nona akan tau Nyonya Arumi jika marah seperti apa, ketika Anda membuat kesalahan besar," ucap pembantu itu menanggapi tertawa Nathalia.

"Apa hal itu sudah sering terjadi??" Tanya Nathalia penasaran.

"Tentu saja. Memang kami ini bekerja saat Nona datang ke sini. Akan tetapi, baru hari pertama kami berdua sudah terkena ceramah," jawabnya.

Pembantu itu menceritakan bahwa saat menyiapkan peralatan dan perlengkapan untuk Nathalia tinggal di rumah tersebut, salah satu dari mereka tidak sengaja menjatuhkan beberpaa piring.

Bunyi yang dihasilkannya, menjadi daya tarik perhatian Arumi yang sedang mendekor kamar Nathalia. Mengetahui piring tersebut pecah, Arumi menjadi sangat marah. Ia memarahi pembantunya sambil membersihkan pecahan beling.

"Walau begitu, beliau itu sempat menanyakan kepada kami, apa kami terluka atau tidak," lanjutnya.

"Ya betul sekali. Setelahnya, beliau kembali marah," lanjut pembantu satu lagi. Nathalia tertawa geli saja. Mungkin, itu adalah bentuk kepedulian dan perhatian dari Arumi kepada pembantunya.

Sekitar satu jam lamanya, makanan sudah siap. Bersamaan dengan sebuah mobil yang berhenti di depan rumahnya.

"Nah, A299 sudah kembali," kata salah satu pembantunya.

"Apa tidak ada nama yang lain??" Tanya Nathalia. Ia merasa kesulitan menyebut nama robot tersebut. Terasa asing di lidahnya.

"Memang seperti itu, Nona," jawabnya

"Siapa yang menamainya begitu??"

"Ibu Arumi." Nathalia hanya diam saja. Kalau sudah Arumi yang menamainya seperti itu, ia tidak dapat protes.

Nathalia berlari menyambut mereka berdua, Anne dan Nick.

Sampai di depan rumahnya, Nathalia senang dengan kedatangan mereka berdua. Nick tampak tercengang melihat bangunan megah itu, yang katanya rumah sederhana.

"Apa ini sederhana, Kak Nat??" Tanya Nick sambil mendongakkan kepalanya. Ia tak henti-hentinya berdecak kagum melihat rumah 'sederhana' itu.

"Aku juga berpikir begitu awalnya," jawab Nathalia sambil tersenyum geli. Anne sendiri lebih fokus dengan tanaman bunga yang indah. Letaknya ada di dekat pagar rumah.

"Apa itu bunga asli??" Tanyanya pada Nathalia.

"Kata ibu Arumi, iya. Hanya saja aku tidak pernah menyiraminya," jawab Nathalia.

"Kenapa?? Apa kamu malas menyiram tanaman?? Jangan begitu, Nathalia. Semua makhluk hidup itu harus dirawat dengan baik dan benar. Tuangkan kasih sayang dan cinta kepadanya," kata Anne.

"Eeee... Iya, Bi. Tetapi..." Nathalia menghentikan perkataannya. Lalu ia menunjuk ke belakang. Ada semburan air dari dalam tanah yang keluar dan menyirami bunga tersebut.

"Oh, bibi lupa dengan status kotanya ya. Kota canggih. Tentu tidak perlu tenaga manusia," kata Anne sembari tertawa geli.

Anne berpendapat tentang rumah yang ditinggali Nathalia sangat besar. Memiliki halaman depan berupa tanah yang dijadikan taman kecil oleh Arumi. Namun saat Anne melihat bagian belakang rumah tersebut, ia tercengang. Sangat luas sekali. Ada kolam renangnya juga di sana.

"Lalu siapa yang merawat itu semua??" Tanya Anne.

"Mereka bertiga," jawab Nathalia sembari memperkenalkan kedua pembantunya dan satu robot pembantu.

"Oh, sangat menakjubkan. Pasti digaji besar," kata Anne.

"Jadi, ini sederhana bagi kota Jalundra?? Kalau segini sederhana, bagaimana dengan yang mewahnya??" Tanya Nick.

"Nanti juga tau," jawab Nathalia.

Nathalia mengajak mereka berdua masuk ke dalam rumahnya. Nick sangat senang melihat beberapa makanan jamuan untuk mereka berdua. Sangat enak dan sedap. Nathalia mengajak Anne dan Nick berkeliling rumah.

Nathalia menunjukkan kamarnya, kamar mandi, dapur dan halaman belakang. Karena kelelahan, Nick menanyakan kapan mereka akan makan. Nathalia tertawa geli mendengarnya.

"Silakan, Nick. Sudah lapar, kan??" Tanya Nathalia.

"Iya, Kak Nat. Wuih! Aku harus mulai dari mana??" Mata Nick berbinar-binar. Ia kebingungan untuk menyantap makanan mana terlebih dahulu. Ada ayam panggang, ikan bakar, roti bakar dengan ukuran yang panjang, berbagai macam kue dan buah-buahan.

Anne hanya tertawa saja. Lalu ia menceritakan tentang perjalannya ke kota Jalundra. Robot A299, datang dengan sopan. Mengetuk pintu terlebih dahulu lalu meminta izin untuk membawanya ke rumah Nathalia. Berhubung tidak ada kegiatan apa-apa, Anne menyetujui.

Selama perjalanan itu, robot A299 menjelaskan tentang kota Jalundra.

"Dan katanya besok adalah hari jadi kota Jalundra. Ada parade dan pesta kembang api di sana. Bibi ingin melihatnya. Apa kita berdua bisa menginap di sini???" Tanya Anne.

"Kenapa musti bertanya, bibi?? Tentu saja boleh. Pindah ke sini pun tidak aku larang sama sekali," jawab Nathalia sembari tersenyum.

"Bukan pindah, Nathalia. Kalau bibi pindah ke sini siapa yang akan mengurusi ladang itu."

"Hehe, iya benar juga."

"Karena bibi masih ada, bibi lah yang mengurusnya. Itu salah satu warisan dari pamanmu. Bibi ingin menjaganya." Nathalia mengangguk.

Kemudian, Nathalia meminta kepada pembantunya menyiapkan dua kamar untuk Anne dan Nick. Namun sayang, ternyata hanya ada satu kamar kosong.

"Izinkan tamu Anda tidur di kamar saya," kata robot A299.

"Lalu, Anda tidur dimana??" Tanya Nathalia.

"Robot tidak pernah tidur, Nona Nathalia. Kami hanya istirahat saja. Saya bisa istirahat di ruang depan," jawabnya.

"Baiklah. Terimakasih banyak," kata Nathalia sembari tersenyum.

Kedua pembantunya segera mempersiapkan kamar untuk Anne dan Nick. Terutama ruang tempat istirahat robot A299. Di dalamnya tidak ada perabotan apapun. Hanya ruangan kosong dengan alat untuk mengisi dayanya.

Alat tersebut dipindahkan ke ruang depan. Lalu ruang tersebut diisi kasur dan perabotan pendukung lainnya.

"Nick, kamu bawa baju ganti untuk menginap bukan??" Tanya Nathalia kepada Nick.

"Tentu saja." Nathalia tersenyum geli melihat Nick yang makan dengan lahap.

"Hei, jangan banyak-banyak. Nanti badanmu cepat besar," kata Nathalia menasihati.

"Justru bagus, Kak Nat. Mungkin saja aku dapat sebesar kakak," kata Nick menanggapi.

"Yang aku maksud adalah besar ke samping, bukan ke atas." Nick memanyunkan bibirnya. Nathalia menyumpal bibirnya itu dengan krim kue. Melihat ada krim kue yang hendak masuk ke dalam mulutnya, dengan sigap Nick membuka mulutnya lebar-lebar. Nathalia melihat hal itu, mengganti krim dengan kue sepotong besar. Nick terkejut dengan perubahan itu. Ia memandangi bibinya berharap dapat bantuan. Namun Anne justru tertawa geli.

Malamnya, mereka semua beristirahat. Anne dan Nick sudah berada di kamarnya masing-masing. Mereka berdua akan menemani Nathalia melihat berbagai acara perayaan hari ulangtahun kota Jalundra. Menurut pembantunya ulangtahun yang ke-150.

Di dalam kamarnya, Nathalia duduk dengan perasaan yang sangat bahagia. Hal itu dikarenakan ada orang yang disayanginya, yaitu Anne. Nathalia sudah tidak sabar menunggu hari esok tiba. Ia ingin mengajak mereka berkeliling kota. Secara tak langsung, perbuatannya itu membuat Nick senang. Bagaimana tidak, kota Jalundra adalah kota impiannya. Nick bermimpi ingin bekerja di kota Jalundra. Sekarang mimpinya terwujud walau hanya sekedar berkunjung saja, bukan bekerja.

Nathalia merebahkan tubuhnya lalu tidur.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!