Lanjutan If You Meet Me First dan prolog Joy and Jessica Stories.
Jordan O'Grady harus pensiun dini dari Manchester United akibat cidera berat yang dialaminya saat pertandingan final Liga Champions. Sulung dari Shane O'Grady dan Apsarini Neville itu akhirnya mengurus bisnis bir dan baja milik keluarga O'Grady. Saat Jordan berada di Cork Irlandia untuk membuat resort, dia menemukan seorang gadis yang tidak ingat siapa dirinya. Hanya Addie yang dia ingat dan Jordan memanggilnya Addie.
Tanpa Jordan tahu jika Addie adalah Adelaide McCarthy, seorang dokter dan putri pengusaha kapal tangker yang dibunuh oleh pesaing bisnisnya. Addie berhasil kabur namun dia mengalami amnesia. Demi melindungi Addie, Jordan pun menikahinya dan berusaha mengembalikan semua ingatannya hingga bisa memenjarakan pembunuh ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan Joy
Jordan keluar dari ruangan Andrew McCarthy dengan senyuman di bibir karena bisa membuat pria itu mau berinvestasi di perusahaan properti milik keluarga O'Grady. Jordan tahu alasan di balik keinginan Andrew karena Jordan sepupu para Emir Timur Tengah.
Keluarga O'Grady dikenal sepupu Emir Blair, Emir Al Jordan dan Emir Schumacher di Dubai, Emir Khalid di Qatar, Emir Al Sharif di Oman dan Emir Al Khalifa di Bahrain. Belum Raja Belgia dan Raja Inggris hingga Andrew pasti memperhitungkan keuntungan bisnis nya. Karena yang maju biasanya Albert bukan dia.
"Apakah akan baik-baik saja J?" bisik Neil saat mereka masuk ke dalam mobil sementara Jordan mulai memeriksa hasil gambar cctv kancing yang dipasangnya diam-diam di ruang kerja Andrew saat mereka diajak melihat proyek McCarthy Ltd.
"Baik-baik saja. Aku butuh banyak bukti bukan?" jawab Jordan. "Ayo, kita pulang! Aku sudah mendapatkan semuanya."
***
Di Dalam Ruang Kerja Andrew McCarthy
"Anda bisa masuk ke lingkaran keluarga Pratomo, Boss!"
Andrew McCarthy mengangguk. "Jordan sendiri yang masuk kemari padahal aku sudah berusaha menembus circle mereka tapi memang mereka termasuk keluarga yang sulit! Setahu aku, Albert butuh dua tahun untuk bisa mendapatkan kepercayaan dari Jayde Neville."
"Tapi sekarang Jayde Neville tahu Albert sudah mati, dia butuh mempercayai anda Boss!" ucap Killy, tangan kanannya.
"Dan aku baru tahu jika Albert menggunakan jasa akuntan publik dari perusahaan Neville. Aku akan bilang kita tidak butuh jasanya lagi!"
Killy menatap Andrew. "Tapi boss, jika anda melepaskan hubungan kerjasama dengan Jayde Neville, akan membuat dia curiga sebab anda mengcutoff sementara anda bekerjasama dengan Jordan O'Grady."
Andrew McCarthy tertawa sinis. "Jordan adalah pengusaha bau kencur! Dia terjun di dunia bisnis gara-gara cidera berat hingga tidak bisa main sepak bola lagi kan? Dia bisa dibilang Nepo baby menggunakan privilege nama keluarganya!"
Killy hanya diam. Lalu, anda sendiri apa?
***
Dalam pesawat pribadi keluarga O'Grady
Jordan masih memakai airpodsnya untuk mendengarkan percakapan Andrew McCarthy dengan asistennya, Killy. Bibirnya tersenyum karena dirinya dibilang Nepo baby dan Jordan mengakui dia memang seperti itu tapi di bawah pengawasan ketat ayahnya dan Bayu O'Grady.
Keluarga O'Grady dikenal sangat keras dalam mendidik anak-anaknya yang terjun di dunia bisnis. Mereka boleh memakai nama besar keluarga tapi tanggung jawabnya juga tidak main-main. Jordan juga tahu bagaimana Duncan yang memegang Jang Corp bersama dengan Giordano Smith, juga tidak lepas dari pengawasan Bayu O'Grady.
Mereka tidak akan memberikan kepercayaan kepada anak-anak mereka jika tidak bisa bekerja dengan benar. Para ayah itu tahu kemampuan anak-anak mereka karena selama ini baik Jordan maupun Duncan, mampu membuat perusahaan keluarga semakin maju.
"Kamu baik-baik saja J?" tanya Neil sambil memberikan kopi ke Jordan. Mereka dalam perjalanan ke Manchester dari Dublin.
"Seperti yang kita kira, Neil, Andrew McCarthy mau investasi karena dia tahu tidak ada akses ke keluarga Timur Tengah. Nama dia sudah jelek disana," senyum Jordan.
"Memang apa yang terjadi?" tanya Neil.
Jordan melepaskan airpodsnya dan membiarkan iPadnya tetap merekam semua yang terjadi di ruangan Andrew McCarthy.
"Malik dan Eren malas ketemu dengan Andrew karena menggoda pacar Malik dan Shaera. Mereka ketemu di acara balapan di Bahrain dan Malik sama pacar barunya, malah digodain. Eren apalagi. Sudah tahu Sher itu istrinya, masih saja digodain! Ngamuk lah!"
Neil menggelengkan kepalanya. "Memang dia pria gatel!"
"Tidak ingat umur!" umpat Jordan. Suara ponselnya berbunyi dan Jordan tersenyum saat melihat siapa yang menelpon.
"Ya Joy?"
"Mas Jordan, aku tidur di apartemen kamu ya! Aku masih ingin ngobrol sama mbak Addie."
Jordan melongo. "Kamu mau tidur di rumahku?"
"Iya. Boleh kan?" rayu Joy.
Jordan memejamkan matanya. Alamat aku tidur satu kamar dengan Addie ini!
"Aku ... Berikan ponselmu ke Addie, Joy," pinta Jordan. Tak lama suara Addie terdengar.
"Ya Jordan?"
"Addie, kamu tidak apa-apa? Kalau Joy menginap, berarti kamu harus tidur satu kamar denganku. Jika kamu keberatan aku tidur di sofa dan kamu di tempat tidur," ucap Jordan.
Terdengar suara tawa Addie yang renyah di seberang. "Jordan, kita sudah menikah jadi tidak apa-apa kita satu tempat tidur."
"Aku kan minta ijin dulu, Addie."
"Tidak apa-apa. Kamu sudah perjalanan ke Manchester?"
"Iya. Ini perjalanan. Tenang, kopi yang kamu minta sudah aku bawakan."
"Terima kasih, Jordan." Addie memang meminta kopi yang spesifik membuat Jordan merasa senang karena sudah pasti perlahan ingatannya mulai muncul. "Ini Joy mau ngomong sama kamu."
"Boleh kan mas?" pinta Joy dengan nada merayu khas adik perempuan.
"Boleh. Seprai kamar Addie diganti dulu. Oke?"
"Yay!" seru Joy senang. "Ditunggu! Mbak Addie masak enak!"
Joy mematikan panggilannya dan Jordan hanya tersenyum geli. Jordan bersyukur punya dua adik kembar perempuan yang kalem dan tidak bar-bar khas keluarga Pratomo. Mungkin karena sang ibu juga kalem jadinya menurun di Joy dan Jessica.
"Joy di apartemen?" tanya Neil.
"Iya. Dia ada kerjaan di London dan menyempatkan mampir ke Manchester. Padahal mom dan dad ada di rumah tapi kok malah di apartemen aku ya?" gumam Jordan.
"Dia ingin tahu soal Addie. Tahu sendiri kan bagaimana kamu menikah diam-diam?" senyum Neil.
"Kamu masih tidak bisa menarik perhatian Joy?" tanya Jordan ke Neil yang pernah menyatakan dirinya naksir Joy.
"Belum ... Joy sepertinya hanya menganggap aku seperti kamu, seorang kakak."
Jordan tersenyum. "Aku sendiri tidak tahu selera Joy soal pria seperti apa. Anak itu kan otaknya isinya hitung-hitungan dan uang kliennya."
Neil hanya mengangguk. "Mungkin memang Joy belum tertarik soal percintaan."
"Bisa jadi Neil."
***
Apartment Jordan
"Jadi mbak Addie dan mas Jordan ... tidur terpisah?" tanya Joy sambil melepas sarung bantal sementara Addie melepas seprai.
"Iya. Jordan bilang dia menghormati aku ... Kita menikah kan demi melindungi aku. Aku bilang Jordan itu romantis dan gentleman. Dia kan punya hak tapi tidak dia minta," jawab Addie.
"Apa kamu suka dengan kakak ku?" tanya Joy dengan wajah menyelidik.
"Jordan baik dan siapa sih yang tidak suka dengan kakak kamu? Biarpun aku amnesia soal aku tapi aku ingat kalau selama Jordan di MU, dikenal pemain yang tidak pernah ikut party atau clubbing kecuali acara gala dinner yang diadakan club."
Joy tersenyum. "Mas Jordan itu sangat tahu kalau dirinya jadi incaran banyak cewek yang ingin memanfaatkan nama dan kekayaannya. Semua orang tahu mas Jordan anak orang kaya jadi ... banyak cewek yang oportunis jadi dia lebih memilih menjaga diri."
"Tapi Joy, apakah benar ... Kalau Jordan sesantun itu?" tanya Addie. "Maksud aku, itu bukan karena pemberitaan media doang."
Joy mengangguk. "Mas Jordan memang sesantun itu. Kalau kamu lihat foto-foto lama mas Jordan di MU, dia tidak pernah meletakkan tangannya di fans cewek atau anak kecil. Pasti dengan gaya khasnya karena dia tidak mau ada yang salah tangkap. Begitu juga ke fans cowok ... Ada jarak soalnya mas Jordan pernah kena cium fans cowok yang g@y di pipi." Joy terbahak mengingat kakaknya sampai harus cuci muka berkali-kali.
Addie melongo. "Jordan kan normal!"
"Lho memang! Fansnya aja yang nggak normal!" gelak Joy.
Addie tertawa kecil. "Oh ya ampun! Poor Jordan."
***
Yuhuuuu up Sore Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
kangen sama boneka labubu pingin ngarungin
Addie mulai ingat sepertinya
ternyata boneka labubu mendukung mancity dengan alasan yang membagongkan 😅😅