Bukan Cinta Sesaat

Casey berada diantara dua pria yang sama-sama tampannya. Mengamit kedua lengan mereka dan berada di posisi terpendek. Meski hatinya cukup penasaran, siapa calon suaminya ini? Apa Bian adalah pimpinan mafia kejam, atau dia adalah pemilik club malam yang suka bermain wanita atau justru, dia seorang psycho yang bisa menyakitinya secara halus dan dengan cara yang paling menyakitkan. Langkah Casey terhenti. Membiarkan kedua pria itu menoleh heran ke arahnya.

“Apa kau lelah?” tanya Bian

“Perlu saya ambilkan kursi roda nona?” tawar Dika

“Apa kalian berdua bisa ku percaya?” tanya Casey

Dika dan Bian saling pandang.

“Maksudku, kalian tidak merencanakan sesuatu yang aneh di belakangku kan?” tanya Casey memicingkan matanya

Lagi-lagi dua pria cerdas di hadapannya dibuat bengong.

“Siapa kau sebenarnya Pak Bastian? Dan apa yang kau ingin katakan setelah menikah denganku nanti?” teriak Casey seperti biasa

Lagi-lagi tindakan yang dia lakukan membuat orang yang lewat menatap heran sama halnya dengan dua pria ini.

“Jadi, kau ingin tahu sekarang?” tanya Bian menghadap ke arahnya

Casey mengangguk cepat.

“Aku adalah..”

Nada dering terdengar keras dan berulang dari saku celana Bian.

“Ponselku! Berikan padaku sekarang!” tukas Casey mengulurkan tangannya

“Kau tidak ingin tahu dulu, siapa aku?” tanya Bian merogoh saku celananya

“Ada hal yang lebih penting dari itu, Tuan Fabastiano!” Casey merebut ponselnya lalu menekan tombol hijau di layar.

Suara cempreng yang sama kerasnya dengan suara Casey terdengar.

“Kak Casey! Aku tidak percaya kau melakukan ini! Kau berutang penjelasan padaku!!” teriak gadis belia itu dengan lantang

“Apa yang ku lakukan? Aku memang tidak mengangkat teleponmu, karena tadi.. tadi… sedang ada urusan mendesak. Dan aku tidak bisa pulang.” Tukas Casey

“Bukan itu yang ku maksud kak! Tapi beritamu muncul dimana-mana, kalian berdua viral! Berciuman di tepi jembatan dalam posisi yang mengerikan, apa tidak ada cara lain untuk menghasilkan uang hah! Aku benar-benar mengkhawatirkanmu!” ujar Cia

“Berciuman..” Casey terdiam sejenak, mengolah pesan yang Cia sampaikan.

“Dika, berikan ponselmu.” Titah Bian menunjukkan penayangan berita yang sedang panas di kota B

“Ya Tuhan! Aku.. aku… Aaaa….” Teriakan Casey menghentikan langkah beberapa orang yang lewat

“Kita.. kita.. bagaimana ini Pak Bastian. Wajah kita masuk ke dalam berita, dan lihatlah judulnya. Seorang gadis jelata berniat menggoda sang presdir! Mereka benar-benar kelewatan!” Gerutu Casey semakin mengencangkan suaranya.

Dengan sigap, Bian menutup mulut Casey dengan telapak tangannya. Merebut ponsel miliknya dan bicara pada Cia di seberang sana.

“Jangan khawatirkan kakakmu, dia aman bersamaku. Jangan beritahu kondisi kakakmu pada siapapun, biarlah berita itu menjadi rumor sesaat.” Tegas Bian

“Wah, jadi ini benar-benar anda. CEO F.H yang terkenal tampan dan kaya itu? Tunggu! Apa anda yang sudah menghamili kak Casey?” terka Cia

Kali ini Bian terasa mati kutu. Bukan begitu niatnya, namun sudahlah.. Casey menggigit jari Bian hingga pegangannya terlepas.

“Tidak akan ku biarkan kau menculikku CEO sialan!” teriak Casey merebut kembali ponselnya dan berlarian di bandara.

Suasana semakin kacau, adegan kejar mengejar pun membuat petugas keamanan kalang kabut. Hingga BUG.. Tubuh Casey limbung, menabrak seorang gadis cantik bertubuh tinggi dengan rambut pirangnya.

“Nona Casey, anda sedang hamil. Tidak bisakah anda diam dan menurut saja? Kami tidak akan menyakiti anda.” Ujar Dika terengah-engah

“Casey, sebenarnya apa maumu?” tanya Bian frustasi dengan tingkah kekanakan Casey

Gadis cantik itu menurunkan kacamatanya. Dress kekurangan bahan yang menempel lekat di tubuhnya membentuk lekuk indah yang dikagumi banyak orang.

“See, tuan Fabastiano ada disini rupanya.” Tukas wanita itu menyadari keberadaan Bian dan Dika yang tengah mengejar gadis tengil

“Lalu, siapa kecoak kecil ini?” Ledek Diandra, menatap remeh ke arah Casey

“Siapa yang kau katai kecoak tante tua!” olok Casey bangkit dari posisinya

“Tante tua?” Bian tergelak

“Heh! Bocah sialan! Beraninya kau mengataiku gadis tengil!” protes Diandra

“Tenanglah Diandra. Dia datang bersamaku, dia bukan gadis kecil hanya saja memang seperti itu porsi badannya.” Tukas Bian

“Bastian, sebenarnya anak siapa ini? Yang ku tahu, kau ini anak tunggal!” ujar Diandra berjalan mendekati Bian.

“Aku merindukanmu Bian.” Diandra mencium kedua pipi Bian secara bergantian.

“Owh jadi begitukah yang kau lakukan CEO cabul!” teriak Casey

“Kau bahkan sudah menghamili seorang gadis dan berniat menebar benih pada gadis lain lagi?” Pertanyaan Casey disambut tawa lepas oleh Dika.

“Dasar tidak tahu diri! Sudahlah, lupakan soal pernikahan! Aku muak denganmu Bastian sialan!” Casey berjalan kesal menjauh dari dua orang itu

“Casey tunggu!” teriak Bian

“Kemana lagi Bian, kita sudah lama tidak bertemu. Kenapa tidak mampir untuk minum kopi sebentar.” Rayu Diandra yang memang menyukai Bian sejak kecil

“Mungkin lain waktu. Maafkan aku Diandra. Aku harus pergi.” Pamit Bian berlari mengejar Casey yang entah kemana

Dika membungkukkan badannya pada Diandra, berniat mengejar mereka juga. Namun lengannya dicekal oleh Diandra.

“Siapa dia Dika?” tanya Diandra menunjuk ke arah Casey yang semakin jauh

“Calon istri Pak Bastian nona.” Balas Dika

“Apa posisinya?” tanya Diandra lagi

“Dia hanya staff di F.H, tapi Pak Bastian sudah mencintainya sejak sekolah dulu. Saya harus pergi Nona. Maaf.” Terang Dika ikut mencari kedua atasannya.

“Ah, jadi cinta pertama Bastian itu benar-benar ada? Ku kira hanya karangan belaka.” Diandra tersenyum.

“Tidak apa-apa Bastian, pernikahanmu hanya sebatas status, tapi cintamu itu milikku sepenuhnya. Irene!” panggil Diandra

“Selidiki gadis itu." Perintah Diandra

Sementara Casey yang terus mendumel tak karuan masih berjalan ke arah luar bandara. Menyeberang tanpa melihat sekitarnya.

“Casey..” panggil Bian

“Sudahlah! Nikahi saja gadis itu!” teriak Casey tak memerdulikan Bian yang terus mengejarnya

“Casey kau salah paham!” teriak Bian

“Sudahlah! Aku tidak mau dengar.” Teriak Casey menutupi kedua telinganya.

Casey berada di tengah jalan, saat sebuah klakson mobil berbunyi mengejutkannya. Casey menoleh, mendapati dua mobil mengarah padanya dari arah berlawanan.

“Tidak Casey, kau tidak boleh mati konyol disini.” Teriak Casey mulai kepanikan

“Pak Bastian, tolong aku.. “ Teriak Casey

“Tenanglah, aku akan menyusulmu, kendaraan silih berganti menghalangi pertemuan mereka.

Dika yang baru datang pun terkejut melihat Casey yang sudah ada di tengah jalan raya. Casey terduduk, meringkuk ketakutan dan memejamkan matanya. Hingga suara klakson itu semakin keras terdengar.

“Tuhan tolong aku!”

BRAK…