NovelToon NovelToon
Always Gonna Be You

Always Gonna Be You

Status: tamat
Genre:Romantis / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:4.2M
Nilai: 5
Nama Author: Sephinasera

Season 2


Bersama Rendra -The young and dangerous-, Anggi menjalani kehidupan baru seperti menaiki wahana rollercoaster.

Kebahagiaan dan kesedihan datang silih berganti.
Sempat jatuh, namun harus bangkit lagi.

Hingga akhirnya Anggi bisa berucap yakin pada Rendra, "It's always gonna be you."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sephinasera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Don't You Dare Close Your Eyes

Keesokan hari didampingi Raul, mereka melakukan city tour mengelilingi tempat-tempat menarik di Barcelona. Terutama mengunjungi karya-karya seni Antoni Gaudi, sang Dewa Arsitek, seperti gereja La Sagrada Familia, Casa Milla, dan Casa Batlo.

Khusus untuk La Sagrada Familia, ia sangat excited. Sebagai penggemar Robert Langdon Series, seri kelima atau yang terbaru setelah Angels & Demons, The Da Vinci Code, The Lost Symbol, dan Inferno, yang berjudul Origin, disana Dan Brown menggambarkan La Sagrada Familia dengan detail. Deskripsi indah Dan Brown tentang gereja ini benar-benar membuatnya penasaran.

"Dreams come true...," bisiknya takjub sambil tak henti-henti menekan tombol shutter kamera DSLR kesayangannya.

"That's my lifetime job...." Rendra tersenyum senang.

"Setelah ini kita ke Casa Milla," ujar Raul melihat keantusiasannya. "Anda bisa kembali bernostalgia dengan kisah tersebut."

"Wah, kau mengikuti Robert Langdon juga?" ia memandang Raul tak percaya. Ya, selain gereja La Sagrada Familia, Casa Milla juga disebut dalam Origin.

"Aku membaca kelima-limanya, Nyonya," Raul membusungkan dada. "Tapi tetap, bagiku Da Vinci Code yang terbaik. Deep. Anda?"

"Angels & Demons," jawabnya yakin. "Tak pernah menyangka si pelaku adalah dia sampai akhir cerita."

Dari karya-karya fenomenal Gaudi, mereka beralih ke The Gran Royal Palace, yang dulunya adalah rumah raja-raja Aragon. Lalu beranjak ke Barcelona History Museum, yang menyimpan reruntuhan kota Romawi seluas 400 M2 di bawah museum.

Tak ketinggalan menikmati keindahan lansekap kota Barcelona melalui ketinggian, membuat mereka dapat menyaksikan seluruh indahnya pemandangan kota, pantai, laut, hingga bukit. Dengan menaiki Barcelona Cable Car, yang berawal dari pantai Barceloneta hingga berakhir di bukit Montjuict.

Di bukit Montjuict mereka mengunjungi Castell de Montjuict, benteng besar dari abad 18 yang kini telah diubah menjadi museum dengan taman yang sangat cantik. Juga Spanish Village, sebuah desa yang dibangun menyerupai desa tradisional dengan bangunan yang mewakili daerah-daerah di Spanyol.

Dari bukit Montjuict mereka kembali naik cable car menuju pantai Barceloneta. Untuk kemudian menikmati ramainya pantai berpasir emas di musim semi yang indah.

Namun keinginan Rendra untuk menyaksikan Seri F1 GP Catalunya terpaksa batal, karena waktunya bersamaan dengan pertandingan EPL seri terakhir antara MU vs Watford. Dan Rendra lebih memilih untuk menonton pertandingan MU. Maka Rendra harus puas hanya menyaksikan sesi free practice atau latihan bebas di sore hari.

"Sebenarnya kita bisa melihat qualification race besok malam," Raul mencoba memberi alternatif lain. "Masih ada waktu."

Namun Rendra menggeleng yakin, "Free practice sudah cukup." Lalu meraihnya ke dalam rengkuhan, "Qualification race terlalu malam. Kami masih harus menyimpan tenaga untuk beberapa hari ke depan."

"Baiklah," Raul mengerti. Dan dengan koneksi yang dimiliki oleh Raul, membuat Rendra bisa berpose dengan pembalap favorit, Sebastian Vettel. Juga Marx Verstappen, si bocah ajaib yang memenangkan GP Catalunya dua tahun silam saat masih berusia 18 tahun. Tak ketinggalan sang juara dunia, Lewis Hamilton.

Menjelang malam hari barulah mereka sampai di hotel untuk beristirahat sejenak. Sebelum nanti jam 20.00 menghadiri undangan makan malam dari Raul.

"Sebagai salam perpisahan, kalian kuundang makan malam," begitu kata Raul. "Di tempat paling indah yang tak akan terlupakan."

Dan tenaga yang terkuras setelah seharian penuh mengeksplore kota Barcelona, diakhiri dengan makan malam dalam suasana romantis di tempat yang indah menikmati hidangan lezat, membuat mereka berdua merasakan kebahagiaan yang penuh, hingga tak ada lagi yang ingin mereka lakukan, selain berbahagia.

Paginya usai sarapan, mereka pun meninggalkan Barcelona, kota yang tiap sudutnya dipenuhi oleh romantisme. Adios, nos vemos (selamat tinggal, sampai jumpa lagi).

Kembali melalui penerbangan selama hampir 2,5 jam, hingga tiba di Manchester International Airport. Karena tak memakai jasa tour guide, setelah urusan imigrasi dan bagasi selesai, Rendra memesan Taxi untuk mengantar mereka ke hotel Radisson Blu, tempat mereka menginap selama berada di Manchester, yang letaknya tak jauh dari Old Trafford, kandang klub sepakbola Manchester United, favorit Rendra.

"Kita lihat seperti apa tempat menginap Ibrahimovic," seloroh Rendra antusias. Zlatan Ibrahimovic memang pernah menginap di hotel yang akan mereka tempati, sesaat sebelum meneken kontrak dengan MU dua tahun silam.

Dan jadwal hari pertama mereka di Manchester adalah, istirahat saja di dalam hotel, bermalas-malasan, bersantai berdua, membicarakan banyak hal, tertawa bersama.

"Dua hari besok temenin aku jalan sama nonton bola ya sayang," ujar Rendra saat mereka sedang duduk di atas sofa sambil menonton tayangan televisi.

Ia tersenyum mengangguk.

Pagi hari, Rendra benar-benar sudah siap tempur. Dengan memakai Jersey home MU bernomor punggung 9. Lukaku, mereka naik bus dari Manchester Piccadilly menuju Carrington, markas tempat latihan skuad MU. Dari Carrington mereka masih harus berjalan kaki sekitar 15 menitan untuk sampai di tempat latihan MU.

Suasana di depan gerbang markas MU sudah sangat ramai. Dipenuhi banyak orang yang berkerumun memakai Jersey warna merah. Beberapa anak kecil terdengar meneriakkan nama pemain favorit mereka dengan antusias.

"De Gea! De Gea!"

"Carrick!"

"Pogba! Pogba!"

Tak lama kemudian petugas meminta untuk berbaris, karena para pemain MU akan mulai keluar dari tempat latihan. Dan lewatlah deretan mobil yang kebanyakan berjenis Range Rover Sport, yang membuat Rendra terus bergumam, "Hmmm," dengan ekspresi mupeng.

Beberapa mobil terus melaju, namun ada juga yang berhenti. Kalau sudah begini, sebanyak apapun penggemar yang meminta foto atau tanda tangan, pasti akan dilayani, jangan khawatir tak kebagian. Banyak penggemar bahkan memberikan merchandise secara langsung kepada pemain favoritnya.

Rendra tersenyum senang karena sempat berfoto bersama dengan pemain favoritnya, Romelu Lukaku. Juga De Gea yang sangat ramah, yang mengajaknya untuk ikut wefie,

"She's your girlfriend?"

"She's my wife."

"Good. Let's take a pict together."

De Gea bahkan yang memegang ponsel Rendra untuk memotret mereka bertiga. Wow, thank you De Gea.

Sayang Rendra tak bisa berfoto dengan Paul Pogba, pemain favorit lainnya setelah Lukaku. Mobil Pogba sama sekali tak berhenti, langsung melesat cepat. Mungkin terburu-buru hendak menjemput ibunya atau girlfriendnya atau malah ingin cepat-cepat istirahat di hotel tempat pemain MU tinggal sebelum pertandingan.

Namun Rendra masih sempat berfoto dengan Mourinho, sang pelatih, yang keluar paling belakang. Ia pun ikut senang demi melihat wajah sumringah Rendra. Mungkin seperti ini rasanya bahagia melihat orang tercintanya bahagia.

Dari Carrington mereka langsung menuju Old Trafford, stadion kebanggaan MU, untuk mengikuti Museum & Stadium Tour. Lagi-lagi Rendra terlihat sangat antusias.

"Dreams come true?" selorohnya melihat polah Rendra yang seperti anak kecil kegirangan pergi ke taman bermain.

"Absolutely," Rendra terkekeh sambil mencium keningnya sekilas. Hmm, sejak dari Doha, Rendra tak pernah canggung untuk melakukan PDA dimanapun kapanpun.

Keesokan hari barulah match day. Dan untuk pertama kalinya ia merasakan euforia mengharu biru menonton pertandingan sepakbola kelas dunia secara langsung. Diawali dengan antrian masuk ke stadion yang cukup mengular, kemudian berjalan menuju kursi sesuai tiket yang tertera, melihat para pemain melakukan pemanasan di lapangan hijau, hingga akhirnya peluit wasit berbunyi menandakan dimulainya home game pamungkas MU di musim ini.

Gol Rashford yang membuat MU unggul 1:0 sontak membuat seisi stadion bersorak gembira, diikuti nyanyian-nyanyian penyemangat, teriakan dan sorak sorai sepanjang pertandingan, semuanya akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan.

"Kamu suka?" Rendra yang sejak menit-menit awal terus saja berteriak-teriak, kini mulai selow. Mungkin karena MU sudah pasti bakal menang. Atau suaranya sudah habis. Haha.

Ia mengangguk sambil menunjuk deretan kursi paling depan dimana beberapa nenek-nenek dan kakek-kakek serta anak kecil menonton dengan sangat antusias. "Nenek-nenek aja suka."

Rendra terbahak, "Kapan-kapan kita nonton Timnas main di GBK atau Pakansari."

Euforia kemenangan MU membuat Rendra tak henti-hentinya tersenyum senang sepanjang hari. Bahkan hingga hari ini, saat mereka hendak mengambil mobil yang akan disewa untuk berkeliling UK.

Rendra menggumam, "Kita ambil SUV biar nyaman."

Ia hanya mengangkat bahu, pasrah bongkokan.

"Pinginnya sih Audi apa X3, tapi mahal banget," begitu kata Rendra yang akhirnya mengambil SUV Toyota Rav4 untuk mengantarkan mereka ke destinasi utama, Aberdeen.

"Ini juga nyaman," komentarnya saat Rendra mulai mengarahkan kemudi menyusuri jalan yang dikelilingi gedung tinggi menuju arah utara, keluar dari kota Manchester.

Rendra tersenyum, "Istirahat aja," sambil mengelus puncak kepalanya. "Kita mau menempuh jarak 300 mil lebih."

"Wah, jauh juga," ia mulai membuka peta yang tersedia di dalam dashboard mobil. Meski sudah ada GPS, namun peta dalam bentuk kertas sepertinya masih mereka perlukan agar tak terlalu ngeblank.

"Ini?" tunjuknya ke sebuah lingkaran hitam di bagian atas peta bertuliskan Aberdeen.

Rendra mengangguk, "Iyap. Kalau di kita sama dengan jarak Jogja - Bandung."

"Wah, delapan jam an?"

"Enam atau tujuh lah kurang lebih. Jalannya enak gini."

Ia manggut-manggut sambil memperhatikan deretan pemandangan yang mereka lewati. Ada gedung perkantoran, pertokoan, apartemen, gudang, yang kebanyakan bergaya arsitektur abad pertengahan.

"Tapi kalau kamu cape mending kita istirahat. Mana aku nggak bisa gantiin nyetir lagi," ia kembali melihat peta.

"Bisa sih. Kita bisa menginap di Motel apa Hostel yang kelewat."

"Begitu kayaknya lebih enak. Namanya juga jalan-jalan santai kan?" ia masih mencermati peta.

"Kita lewat sini?" tunjuknya ke garis yang menghubungkan Manchester dan Aberdeen.

"Iyap," Rendra mengangguk.

"Ambil Glasgow apa Edinburgh?" ia kembali mengernyit melihat peta.

"Kita lagi jalan ke Glasgow," lalu melihat ke layar GPS. "Kalau sesuai GPS bisa lebih cepat nyampai."

"Glasgow....terus Dundee...."

Rendra kembali memeriksa layar GPS, "Iyap."

"Kita lihat apa yang menarik di Glasgow," ia mulai mengetik di ponsel.

Rendra hanya melirik, mulai menambah kecepatan laju kendaraan di jalan yang lebar dan nyaman.

"Abang udah janjian sama temen Abang siapa namanya?" sambil terpesona melihat hasil pencarian tentang Glasgow.

"Damar?"

"Udah janjian sama Mas Damar kita mau datang hari ini?"

Rendra menggeleng, "Nggak juga sih, aku cuma bilang udah di Manchester, otw Aberdeen. Kenapa?"

Ia memperlihatkan layar ponsel yang menampilkan tempat-tempat menarik di Glasgow. "Banyak tempat yang bisa kita datangi. Bagus nih Bang," ia menunjuk museum dan gedung bersejarah yang semuanya berarsitektur indah, mirip seperti Hogwarts, sekolahnya Harry Potter.

"Sayangku mau kesana?"

"Abang mau nggak? Yang penting jangan sampai bikin temen Abang nunggu."

"Siap Nyonya, laksanakan," Rendra memberi tanda hormat dengan tangan kanannya.

Mereka memutuskan untuk menginap semalam di Glasgow. Meninggalkan mobil di hotel dan mengandalkan Subway untuk mengunjungi tempat-tempat menarik dan bersejarah seperti University of Glasgow dengan bangunan dan arsitekturnya yang megah dan cantik.

Kemudian tak jauh dari University of Glasgow mereka sempat mampir ke Museum Kelvingrove. Lalu mengikuti tour mengelilingi Glasgow City Chambers, yang membuatnya seperti sedang berada di dalam Hogwarts. Tak ketinggalan menikmati sore yang indah di George Square, landmarknya kota Glasgow.

Keesokan hari barulah mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju Aberdeen. Menuntaskan setengah perjalanan lagi dari total jarak 300 mil lebih.

"Nanti pulangnya kita lewat Edinburgh," ujar Rendra yakin. "Disana banyak tempat bagus juga."

Setelah berkendara selama tiga jam, melewati jalan bebas hambatan, deretan lahan pertanian, tumbuhan semak-semak, hingga pedesaan, sampailah mereka di sebuah kota yang banyak terdapat bangunan granit abu-abu, finally, Aberdeen.

Rendra mengarahkan kemudi ke sebuah hotel yang terletak di pusat kota. Setelah menyelesaikan urusan check-in, mereka sempat istirahat selama beberapa saat. Sebelum petangnya berkunjung ke kediaman teman Rendra di daerah Hillhead Halls.

"Rendra!!"

"Damar!!"

"Nyampai sini juga lu!"

"Akhirnya," Rendra terkekeh. "Oiya, kenalin nih istriku," sambil merengkuhnya lembut.

Ia tersenyum, "Anggi," lalu bersalaman dengan Damar.

"Damar," ujar Damar sambil menjabat erat tangannya. "Selamat ya Dik, anda berhasil mendapatkan jackpot!" seloroh Damar.

"Sukses menyeret yang satu ini ke pelaminan. Congratulation!"

"Apa sih!" Rendra mencibir.

"Lho iya," Damar memasang mimik serius. "Dik Anggi, Rendra ini paling nggak bisa diatur, diikat, nggak pernah mau disuruh-suruh, you name it."

"Apa sih Mar," Rendra kembali mencibir.

"Maunya bebas terus," lalu geleng-geleng kepala dan terbahak. "Keajaiban."

"Mana bini sama anak lu?" Rendra tak menggubris ledekan Damar dan memilih untuk melihat sekeliling flat.

"Lagi ikut arisan ibu-ibu di sebelah. Bentar juga pulang."

"Jiah, kebiasaan arisan dibawa-bawa sampai sini."

"Biar nggak stres di negeri orang yang jauh. Gimana Dik Anggi, jauh ya kesini?"

Ia tertawa, "Lumayan. Tapi pemandangannya bagus. Nggak terasa jadinya."

"Orang Inggris aja menjuluki Aberdeen tuh 'a place where demons throw their kids,' alias tempat jin buang anak," Damar tergelak. "Jauh di ujung dunia."

Tak lama kemudian, Merry, istri Damar dan anaknya yang baru berusia 3 tahun datang. Ia pun memberikan bingkisan untuk keluarga kecil Damar yang telah mereka siapkan sebelumnya.

Rupanya Damar adalah kakak tingkat Rendra di TI. Usai kuliah kemudian bekerja di bidang migas, dan sekarang sedang mendapat tugas belajar. Begitu pula Merry, istri Damar, sama-sama alumni kampus biru, hanya beda fakultas. Merry juga sedang menempuh pendidikan master di UoA, University of Aberdeen.

Mereka bercengkerama hingga malam. Esoknya berkeliling kota Aberdeen yang tak terlalu besar dengan guide spesial, yaitu keluarga Damar. Menjelajahi tempat-tempat menarik dan indah.

Tiga hari bermalam di Aberdeen cukup untuk memulihkan tenaga kembali ke Manchester melalui Edinburgh. Sempat transit dua malam untuk menjelajahi indahnya kota Edinburgh.

Hari berikutnya mereka sudah kembali ke Manchester, untuk kemudian keesokan hari kembali terbang ke Le Mans, Perancis. Menemani Rendra menuntaskan salah satu obsesinya, yaitu menonton langsung balapan seri Moto GP Le Mans, Perancis.

Ia sendiri tak pernah membayangkan menonton balapan yang sedemikian bising memekakkan telinga di tengah cuaca panas terik. Sementara Rendra dan penonton lain hampir tak pernah duduk, selalu berdiri untuk mengamati jalannya balapan. Sambil sesekali berteriak dan bersorak kegirangan.

"Gila, Iananone keluar lap pertama!" gerutu Rendra.

"Ahhh, Dovi lagi nyusul!" Rendra kembali menggerutu demi melihat Andrea Dovizioso yang terjatuh di lap ke 4 setelah menyalip Jorge Lorenzo.

Namun hampir sama seperti saat menonton pertandingan MU, kali ini Rendra juga cukup puas dengan hasil yang diraih jagoannya, Valentino Rossi. Yang berhasil naik podium, finish di urutan ketiga setelah Marc Marquez dan Danilo Petrucci.

Usai gelaran MotoGP mereka sempat menjelajah Le Mans dan sekitarnya selama dua hari berturut-turut. Sebelum akhirnya harus pulang, terbang ke Indonesia. Kembali melanjutkan hidup di dunia nyata dengan segala hiruk pikuknya. Meninggalkan gemerlap kehidupan benua Eropa yang melenakan. Meninggalkan episode honeymoon yang menyisakan rasa bahagia dan saling memiliki yang membuncah.

1
Esti Nengsich
ya ampun...
Mereka ngapain siii...
Afidatul Rifa
Owalahhh jadi pas Cakra masuk ganapati saat Regis ketemu Maba yg namanya Adit itu adeknya MBK Anggi Tah?? 😁 aduhhh baru ngeh pdahal baca novel ini sama si Cakra itu dah berkali" aduhh si othor memang the best bikin alur cerita dari ke 4 karya ini nyambung semua
Ardiansyah Gg
yg gk enak pas bagi raport bang... di panggil menurut absen... auto pulang terakhir kita 😆
"ariani's eomoni"
baca lagi,...gegara nonton jendela seribu sungai

gara² ada yg ngomong ikam, auto ingat Rendra
Erna P
kalo aq dah pingsang Nggi g sanggup.sejam perjalanan aja udah tepar.mabokan orangnya makanya g pernah kemana2 hu hu😭padahal pengen kek orang2.kalopun bisa jauh itu aq harus pake roda 2 baru kuat 3 4 jam jg ku jabanin
Erna P
sekarang justru momen2 sama si abang yg di inget ya bukan Dio 😁
Erna P
aq malah jd keinget momen mabanya Anggi sama si abang🤭kalo ada lagu kebyar2 gini
Erna P
abang Renen aq reread entah yg keberapa kali ini y ampun gamon bgt aq.aq salah satu mantanmu jg kah habisnya susah mupon😝😝
Naimatul Jannati
2025 aku balik lg baca,.nunggu kak thir bikin cerita bang riyadh sm inne ini😍😍
Anna Maria Hendraswari
Luar biasa
Hijri Rifai
sering bgt ku lihat nama KK author ini kl pas buka aplikasi ini... tp blm ada cerita baru... cuma judul ini yg blm di bukukan semua sudah di bukukan.... tp mmg semua ceritanya bagus bgt. apa mungkin KK author sedang melakukan riset dll utk judul baru...😂😂😂 sejujurnya ngarep bgt...
Hijri Rifai: kak nama penulisnya sama jg kl di kbm ... aku udah cari tapi blm ketemu.. aku sampai download kbm lho demi mau baca..
total 5 replies
mainrahasia
kota ini aman damai... ya Alloh... andai benar Jogja aman damai tak ada isu sara yg menjadi pemicu beberapa pertikaian... 😩😩😩
sedangkan utk saat ini sungguh..saudara2 "malika" masih banyak berulah di jogja... shg warga sendiri yg banyak menjadi korban ketidakadilan 😭
Haryo Tawang
Luar biasa
Haryo Tawang
Kecewa
St4891
udah baca gak tau udah yg k berapa kalinya, gak pernah bosen bacanya walaupun karya yg skrang udah banyak revisinya
karya nya smua bagus" bnget ak udah baca smua bnyak pembelajaran d dlam nya
syang gak ad karya yg baru lgi ya, sukses slalu
Esther Lestari
circle pertemanan yg gk kaleng2 nih....
Lala Trisulawati
Keren bngt.....♥️♥️♥️♥️♥️👍
Reni Novitasary
ga prnah bosan..baca lagi..lagi...dan lagi
Reni Novitasary
ngambil master sm dio d jepang/Smile/
Fitri Fitri
kepingin kayak cerita ini ☺☺☺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!