Dihari ulang tahunnya yang ke 23 tahun Marlena Susianti atau yang sering di panggil Lena berharap hadiah spesial dari sang kekasih. Namun ternyata yang dia dapat tidak sesuai apa yang diharapkan. Lena justru mendapati kekasihnya sedang melalui malam panas dengan sahabatnya sendiri, Sherin. Karena kecewa, Lena pun berlari keluar dari apartemen kekasihnya secepat yang ia bisa untuk menghindar dari kenyataan pahit itu.
Rasa kecewa dan sakit hati membuat Lena pun putus asa hingga ia masuk ke sebuah club malam. Terlalu banyak menenggak alkohol membuat Lena akhirnya menghabiskan malam dengan seorang pria tampan yang tidak dia kenal sama sekali.
“Sayang.. Kamu milikku sekarang.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafsienaff, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20
Acara resepsi pernikahan yang di laksanakan secara terbuka namun tidak terlalu bebas itu berjalan dengan lancar. Erlan memang mengundang banyak tamu. Namun Erlan tidak mengizinkan media untuk ikut meliput acara tersebut. Dan semua itu tentu saja Erlan lakukan agar Lena tidak merasa risih jika harus di kerubuti oleh pemburu berita.
Lena menatap pantulan dirinya di cermin yang ada di depannya. Saat ini Lena sedang berada di dalam kamar mandi. Lena baru saja menghapus riasan diwajahnya yang terasa begitu tebal di wajah cantiknya juga mengganti gaun panjang menjuntai itu dengan piyama tidur berbahan satin yang memang sudah tersedia di lemari bajunya dan Erlan.
Lena menghela napas. Dirinya berhasil melalui hari panjang yang menguras tenaga itu dengan tenang. Tentunya dengan bantuan Sasha juga yang begitu setia menemani di sampingnya. Tapi sekarang, Sasha sudah pulang. Lena ingin mencegah, namun tidak mungkin karena Lena sendiri tau Sasha juga pasti merasa sangat lelah seharian menemaninya menjadi ratu untuk Erlan.
“Apa aku bisa menjadi istri yang baik untuk Erlan? Aku sama sekali tidak memiliki perasaan apapun sama dia.. Tapi dia begitu baik dan perhatian padaku..” Sejenak Lena merasa ragu dan bimbang dengan statusnya sebagai nyonya muda Harrison. Lena khawatir dirinya tidak bisa menjadi istri yang baik untuk Erlan. Lena juga khawatir dirinya tidak bisa menjadi seperti apa yang Erlan mau.
Tok tok tok
Lena tersentak saat tiba tiba pintu kamar mandi di ketuk dari luar. Tanpa bertanya tanya pun Lena bisa menebak siapa yang berada di balik pintu kamar mandi yang dia kunci itu. Siapa lagi kalau bukan Erlan.
“Ya Tuhan.. Apa dia mau memintaku untuk melayaninya?” Gumam Lena bertanya tanya sendiri. Lena kembali merasa ragu dan bimbang. Dalam benaknya terlintas wajah tampan Erlan yang semakin mendekat pada wajahnya.
“Enggak enggak.. Aku nggak bisa. Aku belum siap kalau harus melakukannya dengan sadar..” Lena menggelengkan kepalanya. Rasanya tidak sanggup jika harus melayani Erlan. Meski memang mereka berdua sudah pernah melakukannya, namun saat itu Lena dalam keadaan tidak sadar karena mabuk berat.
Sementara di depan pintu kamar mandi, Erlan terlihat gelisah. Lena sudah hampir dua jam di dalam kamar mandi. Erlan takut sesuatu terjadi di dalam sana.
“Sayang? Apa kamu baik baik saja?” Tanya Erlan dengan sedikit meninggikan suaranya agar Lena bisa mendengarnya dengan jelas.
Erlan tidak ingin suatu yang buruk terjadi pada Lena. Terlebih Lena yang menyetujui begitu saja menikah dengannya. Sedangkan Erlan sendiri tau Lena tidak mengenal apa lagi mempunyai rasa yang sama seperti rasanya pada Lena.
Tidak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka memunculkan Lena yang sudah mengenakan dress piyama berbahan satin yang panjangnya hanya selutut dan tanpa lengan. Dress itu hanya terdapat tali kecil yang menggantung di kedua bahu Lena.
“Maaf kalau aku mengganggu. Tapi kamu lama sekali di dalam. Aku khawatir kamu kenapa napa sayang.” Kata Erlan menatap penuh perhatian pada Lena.
Lena tersenyum tipis. Dia tau Erlan tidak bohong. Karena tatapan Erlan begitu sangat jelas mengisyaratkan ke khawatiran akan dirinya.
“Aku baik baik saja. Maaf membuat kamu menunggu lama. Aku sudah siap kok.”
Erlan mengangkat sebelah alisnya bingung. Pria itu menatap tidak mengerti pada Lena yang tiba tiba mengatakan sudah siap.
“Sudah siap? Siap untuk apa?” Tanya Erlan benar benar tidak mengerti.
Wajah Lena memerah seketika mendengar pertanyaan penuh tanda kebingungan dari Erlan. Tidak mungkin rasanya jika Lena menjelaskan apa maksudnya. Sedang Lena yakin Erlan memanggilnya karena sudah tidak sabar ingin melakukan hubungan suami istri dengannya. Lena paham apa kebutuhan seorang suami di malam pertama. Meski memang apa yang akan mereka lakukan bukanlah yang pertama.
Melihat Lena yang menundukkan kepalanya merasa malu, Erlan pun mengangguk paham. Erlan tau apa yang Lena maksud sekarang. Karena sejujurnya Erlan memang ingin melakukan itu. Namun Erlan juga tidak mungkin melakukannya jika memang istri tercintanya itu belum benar benar siap.
“Oh ya ya.. Maaf sayang. Bukan itu maksud aku.. Aku memanggil kamu karena kamu lama sekali di kamar mandi. Untuk masalah itu, aku tidak akan melakukannya kalau memang kamu belum siap sepenuhnya. Karena walau bagaimana pun kan waktu itu kamu dalam keadaan tidak sadar. Aku mengerti dan aku paham sayang. Tidak perlu khawatir tentang itu sayang.” Senyum Erlan dengan penuh ketulusan juga pengertian. Erlan memang tidak ingin buru buru karena Erlan ingin melakukannya dengan penuh cinta. Erlan tidak mau melakukan itu pada Lena jika Lena saja hanya merasa itu adalah kewajiban mutlaknya sebagai seorang istri, bukan karena suka sama suka atau cinta sama cinta.
“Jadi..?” Tanya Lena langsung mengangkat wajahnya menatap pada Erlan yang di anggap memanggilnya karena Erlan hendak mengajaknya untuk bercinta.
Erlan tersenyum merasa geli melihat ekspresi kebingungan istrinya. Pria itu kemudian meraih tangan Lena lembut dan menariknya mengajaknya melangkah menuju ranjang.
“Duduklah..” Perintah Erlan lembut menyuruh agar Lena duduk di tepi ranjang.
Lena menurut saja. Dia duduk di tepi ranjang yang kemudian di susul oleh Erlan yang duduk di sampingnya dengan tangan yang masih menggenggam lembut tanganya.
“Ada yang mau aku bicarakan sama kamu sayang..” Erlan memulai. Pria itu menghela napas pelan kemudian mengukir lagi senyuman manis di bibirnya untuk Lena.
“Ini tentang kita.” Lanjutnya.
Lena hanya diam saja menunggu apa yang ingin Erlan katakan padanya. Apa lagi Erlan tampak begitu sangat serius.
“Mulai hari ini dan seterusnya kamu adalah istri aku sayang. Kamu sepenuhnya tanggung jawab aku. Ya, meskipun kamu tidak mengenal siapa aku secara keseluruhan, tapi aku harap kamu tidak sungkan mengatakan apapun yang kamu mau sama aku sayang. Karena apapun yang kamu mau, aku pasti akan berusaha untuk menurutinya. Dan lagi.. Aku harap kamu bisa menerima aku sebagai suami kamu. Sebagai kepala rumah tangga untuk kamu.”
Lena menelan ludah. Terbangun di ranjang mewah milik Erlan, kemudian tiba tiba menikah dengan pria itu benar benar seperti mimpi bagi Lena. Apa lagi sebelumnya Lena juga merasakan kecewa yang amat sangat karena pengkhianatan itu. Dan pengkhianatan itu juga yang mengantar Lena bertemu dengan Erlan hingga akhirnya sekarang mereka resmi menjadi pasangan suami istri. Sebuah hal yang sedikitpun tidak pernah Lena duga. Menikah dengan rekan bisnis Alex, mantan kekasihnya.
“Jangan pernah merasa asing ya disini. Karena sekarang semua yang aku punya adalah milik kamu juga.” Senyum Erlan melanjutkan kemudian mengangkat tangan Lena yang di genggamnya dan mencium punggung tangan Lena. Erlan juga mengusap cincin pernikahan yang siang tadi dia pakaikan sendiri pada jari manis Lena.
Erlan hbat y,pdhl baby'ny blm staun...tp udh otw yg k 2....🤭🤭🤭