NovelToon NovelToon
Kutukar Diriku Demi Sebuah Keadilan

Kutukar Diriku Demi Sebuah Keadilan

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Anak Yatim Piatu / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Dewi Risnawati

Seorang gadis berparas cantik yang selalu menyembunyikan wajahnya dibalik cadar. Kini harus menyerahkan tubuhnya demi mendapatkan sebuah keadilan untuk kedua ALM orangtuanya yang dibunuh secara sadis oleh suruhan orang tersohor di daerah dimana mereka tinggal.

"Apakah kamu berjanji akan memberikan hukuman mati pada mereka Pak Hakim?" Tanya wanita itu pada seorang hakim ketua yang sudah tak bisa menahan gejolak hasratnya saat serbuk minuman itu sudah merasuki tubuhnya.

Sementara itu Zahira sudah memasang sebuah Camera tersembunyi di kamar hotel itu.

"Baiklah, aku akan melakukan apapun untukmu. Tolong bantu aku untuk menuntaskan hasratku ini!" Seru ketua hakim itu dengan wajah memohon.

Zahira tersenyum kecut menatap wajah Pria yang sudah mendapatkan amplop coklat dari orang terkaya dan sekaligus dalang pembunuhan itu.


Yuk mampir ikuti kisah selanjutnya. Jangan lupa like komen ya🙏🥰🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Risnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

"Bersiaplah sekarang jika masih ingin bertemu dengan anakmu!" sentak Pria itu sebelum meninggalkan ruangan itu.

"Apa yang kau lakukan? Berikan anakku!" Aku berusaha untuk mengejarnya, tetapi dua orang Pria itu menahan langkahku. Aku pasrah menerima segala takdir yang tak aku inginkan.

Diruangan ini aku telah menggunakan pakaian akad dan dirias oleh seorang MUA. Aku hanya diam, pikiranku tak terlepas pada Zafran, kemana dia membawa bayiku pergi. Jika aku bisa memberontak, aku akan pergi sejauh mungkin bersama anakku.

Pria itu benar-benar kejam, dia tega menghalalkan segala cara demi melancarkan keinginannya. Aku benci padanya. Aku masih menangis sehingga wanita yang sedang meriasku kewalahan karena make-upku sedikit berantakan tekena air mata.

"Nona, berhentilah menangis, agar make-upnya tidak berantakan," ucap wanita itu masih memperbaiki.

Aku berusaha untuk tegar, agar air mataku tak lagi menetes. Aku akan ikuti maunya lelaki stress itu. Aku hanya ingin anakku kembali dalam pelukanku. Setelah merasa cukup rapi dan aman, wanita itu kembali mengenakan cadarku. Aku segera dibawa keluar menuju ruang tengah.

Aku melihat Pria itu sudah duduk di depan penghulu, dan beberapa saksi yang ikut menghadiri. Dia memberi ruang untukku agar duduk disampingnya. Aku hanya ikut tak lagi membantah, sesaat pandangan kami bertemu.

"Bagaimana kedua mempelai, sudah siap?" tanya wali hakim.

"Siap, Pak!" jawabnya yakin.

"Baiklah, mari pegang tangan saya."

Kedua Pria itu saling berjabat tangan, wali hakim itu menyebutkan namaku serta nasabku dengan jelas, padahal aku tidak pernah memberitahukan kepada siapapun. Aku yakin Pria aneh ini yang mengambil semua data keluargaku dari berkas perkara yang dulu dia tangani kasusnya.

Dengan sekali sentak lelaki itu mengucapkan kalimat sakral dengan lancar tanpa hambatan. Dan di sah-kan oleh saksi. Kini aku sudah menjadi seorang istri dari Pria yang aku benci.

"Bagaimana saksi?"

"Sah!"

"Sah!"

"Alhamdulillah...."

Wali hakim merampalkan Do'a untuk kedua mempelai, air mataku kembali jatuh berderai, aku tidak pernah membayangkan harus menikah dengan orang yang aku benci, bahkan Pria itu mengatakan maksud dan tujuannya menikahiku hanya untuk balas dendam.

Hari ini adalah hari pernikahanku, tetapi bukan bahagia yang aku rasakan, melainkan seolah gumpalan asap hitam yang menghadang tepat dimataku sehingga hanya perih yang membuat mataku selalu berair. Semua tak selaras dengan senyum yang ku paksakan di balik cadarku.

Pria itu menyematkan cincin kawin di jari manisku, tubuhku bergetar saat bibirnya menyentuh keningku, sentuhannya membuat aku kembali mengingat malam menyedihkan itu hingga sekarang aku berada di titik ini, semua seperti potongan-potongan video yang di putar ulang. Aku tidak tahu apakah ini mimpi buruk atau ada rencana indah A

Tuhan yang menantiku di ujung sana.

Tak mudah memang menerima keadaan yang tak diinginkan hati. Namun, bukankah ridho terhadap takdir yang telah ditentukan lebih menentramkan batin. Mungkin aku boleh saja menginginkan kebahagiaan, tetapi aku tidak bisa melupakan bahwa Allah saja yang paling mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya.

Ya Allah, Engkau maha menulis skenario terbaik dalam hidupku. Aku akan berusaha menerima segala atas ketentuanMu. Jika aku tak ditakdirkan untuk hidup bahagia, maka aku mohon limpahkan kebahagiaan itu kelak kepada putraku.

Aku menerima uluran tangan Pria yang kini sudah menjadi suamiku, dan ku kecup punggung tangan itu dengan takzim.

Selesai acara akad, semua tamu telah meninggalkan rumah itu. Aku kembali masuk kedalam kamarku, namun langkahku terhenti.

"Sekarang kamarmu bukan itu lagi. Kita sudah suami istri maka kamu harus tidur dikamarku!" tegasnya begitu jelas.

Aku hanya ikut kemana dia membawaku. Entah kenapa mulutku rasanya enggan untuk bicara. Aku hanya mengikuti apa yang dia inginkan, aku lelah untuk melawan pada akhirnya aku yang lemah ini tak mempunyai kekuatan untuk membantah.

Aku memasuki sebuah kamar yang kuperkirakan adalah kamar utama, sebuah ruangan yang cukup luas untuk ukuran sepasang suami istri. Kamar ini memiliki desain bergaya maskulin dan romantis. interiornya begitu mewah ditampilkan dari dinding paletnya yang berwarna netral, kesan maskulin ditonjolkan. Apakah dia memang belum menikah? karena desain kamarnya seperti khas seorang Pria lajang.

Ah entahlah, aku tak ingin menanyakan, dia sudah menikah atau belum, toh nyatanya sekarang aku tetap saja sudah di peristri olehnya. Aku masih diam mengamati ruangan itu dengan seksama.

"Jangan diam saja, tukar sana pakaianmu!" titahnya sembari melewati aku yang masih terpaku.

Saat aku ingin melangkah, aku merasa sumber kehidupan putraku berdenyut nyeri sudah terasa penuh. Kembali ingatanku pada Zafran, dimana dia menyembunyikannya, sudah beberapa jam aku tak bertemu dengan putraku.

"Aku ingin memberi ASI pada putraku. Tolong berikan dia padaku sekarang," ucapku padanya yang sedang memilih pakaian ganti di walk-in closet.

"Putramu aman, dia sudah ku carikan sufor terbaik. Sekarang selesaikan tugasmu sebagai seorang istri."

Seketika hatiku perih mendengar anakku diberikan susu formula, apa yang ada dalam otak Pria ini. Bagaimana jika anakku kenapa-kenapa jika susu formula itu tidak cocok dengannya.

"Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu memberinya susu formula? Bagaimana jika tidak cocok dengannya?" sargahku tak terima.

"Jika tidak cocok bisa cari yang lain," jawabnya begitu santai.

"Apakah kau sudah gila? Kau menjadikan anakku untuk bahan percobaan? Kenapa kau jahat sekali!" Bentakku tak kalah kesal.

"Ikuti semua mauku! Sekarang tukar pakaianmu, gunakan ini!" dia melemparkan sebuah gaun transparan yang membuat mataku membulat sempurna. Seumur hidup aku tidak pernah menggunakan pakaian kurang bahan itu.

"Tidak! Aku tidak mau sebelum aku memberikan ASI untuk Anakku!" bantahku dengan tegas.

"Kau tidak akan bertemu dengan bayi itu bila berani membantahku!"

Aku mendekati Pria itu dan mengambil pakaian itu. "Baiklah, aku akan menggunakannya, aku akan melayani seperti yang kau inginkan. Tapi ingatlah Tuan hakim yang mulia! Semakin kau menindasku maka hatiku semakin mati. Kau mungkin bisa menikmati tubuhku, tapi tidak dengan hatiku! Kau hanya akan merasakan bermain layaknya dengan seorang pe la cur diluar sana!" Tekanku dengan mata berkaca-kaca.

Dia mendekati aku dengan sorot menyala, tangannya kembali mengepal erat. Aku perlahan mundur kebelakang hingga mentok di meja rias.

Praaanggg!

Serta merta kaca hias itu hancur berserakan di kamar itu. Aku menutup kedua telingaku dengan tangisan yang sudah pecah.

"Kenapa kau selalu saja membantahku?!!" Pekiknya dan kembali menghajar sisa kaca yang masih menempel di meja rias itu.

Tiada angin tiada hujan, tubuhku menggigil dan segera merosot kelantai, tangisku pecah, aku menyembunyikan wajahku di kedua lututku. Aku benar-benar takut menghadapi sikap temperamen Pria ini. Dia masih berdiri dihadapanku.

Bersambung....

Happy reading 🥰

1
슈가
Luar biasa
echa purin
/Good//Good/
Deswita
Luar biasa
Deswita
💪💪
Dewi Leticia
Luar biasa
Kelly Lim
zafran dan zhera bukannya beda 10 tahun ya? kok ini sudah lahir saat zafran umur 1 thn lebih/Slight//Slight//Slight/
Cia Sanu
keren
Miss Typo
semoga permintaan Zi di kabulkan
Miss Typo
dasar aku cengeng bgt, mereka yg pisah karena Zahira nerusin kuliah yg ketinggalan, aku yg nangis sedih 😭🙈
Miss Typo
saatnya balas Budi pada Adri
Miss Typo
Alhamdulillah adiknya Zafran lahir dgn selamat dan sehat ibu juga bayinya
Ruli Gea
😊😊😊
Miss Typo
Alhamdulillah akhirnya mama nya Adri dah merestui, hbs ini mereka semua datang ke kampung Mila
Miss Typo
Mila hamil diusir gk ya sm orang tuanya
Miss Typo
ada apa denganmu Adri???
Miss Typo
bener² tuh mama nya Adri blm berubah juga
Miss Typo
sedih banget
Miss Typo
jadi nangis 😭
Miss Typo
cobaan dateng lagi pada Zahira 😢
Miss Typo
Zico melarang untuk dihapus kali ya 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!