Akibat suami yang sering berkumpul dengan circle pertemanan yang belum menikah membuat Nayla khawatir jika suaminya itu terbawa pengaruh buruk.
Namun apa jadinya jika ia ikut berkumpul dengan teman suaminya itu dan salah satu dari mereka tertarik dengannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wind Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perlakuan Lembut
"Memangnya Rega sering sakit perut separah itu ya, Nay?" tanya Ryan saat mereka sedang di motor perjalanan menuju warung.
"Sebelumnya tidak pernah, hanya ketika kau datang ke rumah dan sekarang ini," jawab Nayla sedikit berteriak lantaran suara motor sport Ryan yang mendominasi.
"Memangnya penyebabnya apa? Setahuku dia jarang makan makanan pedas."
"Aku juga tidak tahu, mungkin efek dia sering makan daging di tempat kerja. Jadi perutnya mulas dan panas."
"Memang ngaruh ya kebayakan makan daging sama sakit perut?"
"Aku juga tidak tahu pasti, karena menurut aku itu satu-satunya penyebab Rega sekarang sakit perut melulu."
"Rega kerja di tempat daging kan sudah lumayan lama, dia setiap hari makan daging dan kau bilang baru beberapa kali ini dia sakit perut parah. Sepertinya menurutku bukan karena dia terlalu banyak makan daging, mungkin salah makan yang lainnya."
"Entahlah, aku juga tidak tahu," jawab Nayla sekaligus menjadi akhir dari obrolan keduanya lantaran mereka kini sudah sampai di warung terdekat.
Nayla turun dari motor tersebut kemudian langsung menanyakan obat yang pernah ia beli sebelumnya di warung dekat rumah. Kebetulan ada. Sementara Ryan mengambil dua minuman susu kotak rasa strawberry dari chiller, lalu mengambil beberapa bungkus kacang.
Nayla mengeluarkan uang pecahan sepuluh ribu rupiah dan hendak memberikannya pada pemilik warung tersebut, akan tetapi segera di cegah oleh Ryan.
"Biar aku saja yang bayar, Nay."
"Tidak, tidak usah. Terima kasih," tolak Nayla dan kukuh akan memberikan yang miliknya pada sang pemilik warung.
"Tidak apa-apa, biar aku saja."
Ryan memberikan pecahan lima puluh ribu pada pemilik warung tersebut dan meminta kantong plastik untuk wadah kacang tersebut. Pemilik warung tersebut memberikan kantong plastik hitam beserta uang kembalian. Nayla jadi merasa tidak enak.
Setelah membayar apa yang di beli barusan, keduanya berjalan ke arah motor yang hanya beberapa langkah.
"Ryan, terima kasih, ya," ucap Nayla.
"Iya, Nayla," jawab pria itu dengan seulas senyum yang mengembang dengan sangat sempurna.
Ryan menggantung kantong plastik berisi kacang tersebut di stang bagian kiri. Sementara susu kotak tadi masih di tangannya. Ia melepas sedotan susu kotak tersebut yang melekat di body susunya. Lalu menancapkan sedotan itu ke dalam lubang usai membuang plastiknya.
"Ini untukmu." Ryan memberikan susu kotak tersebut pada Nayla.
"Hm?" Nayla sedikit terkejut dengan pemberian pria itu. "Untukku?"
Ryan mengangguk. "Iya, ini pasti salah satu mood wanita bukan?"
Nayla menelan salivanya, memang benar apa yang di katakan Ryan jika susu kotak merupakan salah satu mood para wanita.
Nayla pun menerima susu kotak tersebut dengan tangan sedikit gemetar. Jantungnya kini berpacu lebih cepat dari biasanya, ia merasa sedikit gugup berada di dekat Ryan. Entah kenapa ia merasakan sesuatu yang tidak karuan.
"Terima kasih," ucap Nayla kemudian.
"Iya," sahut Ryan.
Pria itu menancapkan sedotan di susu kotak yang satunya lagi, kemudian ia sedot.
Susu kotak UM varian strawberry memang enak di minum saat dalam keadaan dingin. Nayla sangat suka meski biasanya ia minum yang varian cokelat.
Nayla melepaskan sedotan dari mulutnya dan membuat sisa susu di ujung sedotan kini berceceran di sudut bibir. Ia hendak menyekanya, akan tetapi ibu jari tangan Ryan sudah lebih dulu menyeka sudut bibirnya.
"Pelan-pelan minumnya, Nayla."
Ia benar-benar kaget oleh perlakuan Ryan, apalagi mendengar nada bicara pria itu yang terdengar sangat lembut berbeda dari sebelumnya. Sekujur tubuhnya membeku, napasnya tertahan. Ia tatap wajah pria itu untuk seperkian detik sebelum kemudian ia menyeka ulang bibirnya menggunakan tangannya.
Nayla di buat salah tingkah dan gugup. Pria yang ia puji-puji karena ketampanan dan style yang keren itu kini bersikap sangat lembut padanya. Tapi Nayla sadar jika ia sudah punya Rega, suaminya.
"Ki-kita kembali ke basecamp saja, Ryan. Rega pasti sudah menunggu," ajak Nayla berusaha mengalihkan perhatian.
Ryan mengangguk. "Iya, Nay."
Ryan lekas naik ke atas motornya, memasang helm sebelum kemudian Nayla pun menyusul naik. Pria itu tiba-tiba mengambil tangannya dan melingkarkan di pinggangnya.
"Takut ada kucing atau binatang lain yang lewat mendadak lagi, pegangan yang erat ya," pinta Ryan.
Sekujur tubuh Nayla kembali membeku, ia merasa sikap Ryan kini berubah. Pria itu mendadak lembut dan perhatian dengannya. Bahkan dia meminta dirinya untuk memeluk dan berpegangan erat. Dan tanpa bisa Nayla pungkiri, jika ia suka dengan perlakuan Ryan terhadap dirinya.
_Bersambung_
Lebih parah temen yg udah punya istri 🤔