ANAK GENIUSKU

Margot Evans menyusun rencana liburan dengan mengajak Aaron Lee dan Lee Ryder ke sebuah tempat bermain.

Lee Ryder sempat menolak ajakan itu dengan alasan sibuk karena pekerjaannya.

Namun, Margot Evans membujuknya untuk meluangkan waktu Lee Ryder berlibur hanya sehari.

''Liburan ?", tanya Lee Ryder.

''Iya, liburan supaya Aaron Lee mau kembali masuk sekolah", sahut Margot Evans.

''Kemarin kamu mencari ku dan aku belum sempat bertanya padamu karena kamu keburu kabur dariku", kata Lee Ryder.

''Itu karena kamu keterlaluan dan memaksaku lari darimu", sahut Margot Evans.

''Sekarang coba kamu katakan padaku yang ingin kamu katakan !", ucap Lee Ryder.

Lee Ryder menarik tangan Margot Evans lalu merengkuh tubuhnya erat-erat.

''Lee Ryder !", pekik Margot Evans.

''Katakanlah ! Dan kamu berulang-ulang datang padaku sehingga aku tergoda padamu, Margot !", bisik lembut Lee Ryder.

''Lee Ryder ! Jaga sikapmu !", pekik Margot marah.

''Menjaga sikap ku !? Apakah kau tidak salah mengatakannya tentang hal itu ? Justru sebaliknya, kaulah yang harus menjaga sikapmu, Margot", ucap Lee Ryder.

''Apa maksudmu ?", tanya Margot kesal.

''Kau datang padaku untuk apa ? Dan berulangkali bermaksud menggoda diriku lalu apa aku tidak memahaminya !?", sahut Lee Ryder.

''Kau salah, Lee Ryder !", kata Margot seraya mendorong keras tubuh pria tampan itu.

Menjauh darinya agar Margot dapat berada tenang di ruangan kerja Lee Ryder tanpa gangguan dari pria itu.

''Apa salahku ?", tanya Lee Ryder.

''Aku kemarin datang untuk memberitahukan padamu mengenai kemampuan Aaron Lee yang genius padamu !", kata Margot Evans.

''Maksudmu Aaron Lee ?", sahut Lee Ryder.

Lee Ryder mengangkat kedua alisnya ke atas seraya memandangi Margot Evans yang tersengal-sengal.

''Iya, Aaron Lee ! Putra kandungmu !", kata Margot Evans.

''Dia Genius ??? Mana mungkin ??? Bagaimana kamu menyimpulkan hal itu dan menyebut bocah itu genius ?", tanya Lee Ryder.

''Dia mampu merumuskan rumus layang-layang yang merupakan materi pelajaran sekolah tingkat lanjut sedangkan Aaron Lee masih berusia lima tahun !", sahut Margot Evans.

''Mungkin saja karena dia keseringan membaca buku tentang matematika atau aljabar atau kalkulus atau semacamnya, mungkin...'', kata Lee Ryder.

''Tidak ! Ini berbeda ! Apakah kamu tahu jika Aaron Lee sedang merancang program tentang robot ?", kata Margot Evans.

''Dia ?'', tanya Lee Ryder.

''Iya, Aaron Lee lalu siapa lagi, anakmu ?", sahut Margot Evans.

''Masih akan membuatnya denganmu...", sahut Lee Ryder.

''Ayolah, Lee Ryder ! Bersikaplah lebih serius !", ucap Margot Evans.

''Apa semua perkataanku tidaklah cukup serius ?", tanya Lee Ryder.

Lee Ryder menarik kembali tubuh gadis muda itu lalu menekannya di atas meja kerjanya.

BRUK !

Tubuh Margot sepenuhnya terbaring di atas meja kerja dengan tatapan lurus ke arah Lee Ryder.

''Kau adalah keseriusanku dan hal terutama yang membuatku tetap serius, Margot'', sahut Lee Ryder.

Salah satu kaki Lee Ryder memaksa membuka kedua pangkal paha kaki Margot lalu menekannya keras.

Margot Evans tersentak keras dengan kedua mata terbelalak lebar.

''Lee Ryder !", jerit Margot Evans.

''Kau akan menjadi ibu bagi anak-anak kita karena aku bermaksud menambah momongan lagi'', bisik Lee Ryder.

Lee Ryder menurunkan gaun yang dikenakan oleh Margot Evans perlahan-lahan.

Tak lupa dia mengecup pelan tubuh gadis yang masih ranum itu.

Margot Evans mendesah pelan ketika Lee Ryder menyentuh tubuhnya lembut hingga dia melonjak naik karena sentuhan-sentuhan tangan pria tampan itu.

Mendesis lembut ketika bibir Lee Ryder menelusuri setiap jengkal tubuhnya yang indah.

Lee Ryder mendengus keras saat dirinya menyentuh tubuh gadis cantik itu.

Merasakan halusnya kulit tubuh Margot yang mulai terbuka.

Lee Ryder tak mampu menahan gejolak hatinya hingga dia sendiri ingin melahap tubuh indah itu secepatnya.

''Lee Ryder...", bisik Margot.

''Margot..." panggil Lee Ryder.

Lee Ryder menjauhkan wajahnya sesaat kemudian berkata pada gadis cantik di bawah tubuhnya.

''Iya...", sahut Margot Evans bergetar.

''Aku akan menyetujui usulanmu mengenai liburan bersama-sama itu tapi...", ucap Lee Ryder.

Lee Ryder menahan dirinya untuk tidak menyentuh tubuh gadis cantik itu.

''Apa ?", sahut Margot Evans.

''Panggil Lah aku dengan sebutan sayang ! Sayang ! Sayang ! Sayang ! Selama seminggu penuh !", ucap Lee Ryder.

Akhirnya Lee Ryder setuju untuk pergi berlibur bersama Aaron Lee dengan syarat khusus yaitu Margot Evans harus memanggilnya dengan sebutan sayang selama seminggu.

''Sayang ? Aku tidak mau !", sahut Margot Evans.

Margot memalingkan mukanya ke arah lain lalu terdiam berpikir.

''Jika kamu tidak mau maka aku tidak akan menerima usulan mu itu untuk pergi mengajak Aaron Lee berlibur !", kata Lee Ryder.

''T--api Lee Ryder...", sahut Margot Evans bimbang.

''Terserah padamu jika kamu tidak mau karena hal itu, semua tergantung padamu", kata Lee Ryder.

Lee Ryder merapatkan tubuhnya ke tubuh Margot Evans.

Margot Evans sempat menolak syarat itu karena dia pikir itu keterlaluan tetapi demi Aaron Lee maka dia menerima syarat khusus itu.

''Baiklah, aku setuju syarat itu", sahut Margot Evans.

''Hmmm, rupanya kau cukup cerdas, Margot", ucap Lee Ryder.

''Dan apakah kamu setuju dengan usulanku untuk liburan bersama-sama dengan Aaron Lee ?", tanya Margot Evans.

''Mana ? Mana ?", sahut Lee Ryder.

''Mana ? Apa maksudnya ?", tanya Margot Evans.

''Mana panggilan sayang itu ? Kenapa aku tidak mendengarnya ?", sahut Lee Ryder.

''Apa harus sekarang ?", kata Margot Evans.

''Sekarang ! Lalu kapan ? Tahun depan ?", jawab Lee Ryder membalas ucapan Margot.

''Mmmm... ???", gumam Margot Evans pelan.

''Ayo, panggil sekarang ! Aku dengan panggilan sayang !", kata Lee Ryder.

''Lee Ryder...", jerit Margot Evans.

Saat Lee Ryder menekan kedua bukit kembarnya yang terbuka polos dengan gerakan kerasnya.

''Ayo ! Panggil aku !", ucap Lee Ryder.

''Sayang !", sahut Margot Evans.

''Katakan lagi ! Katakan sekali lagi !", pinta Lee Ryder.

''S--sayang..., sayang !", jerit Margot Evans.

Lee Ryder menangkupkan kedua tangannya di atas kedua bukit indah itu lalu mencium bibir Margot Evans dengan paksa.

Margot Evans hanya bisa pasrah menerima perlakuan dari Lee Ryder padanya.

Tanpa perlawanan sehingga membuat Lee Ryder semakin berani pada gadis cantik itu.

Lee Ryder melahap kedua bukit yang membusung cantik itu, membuat jeritan- jeritan kecil dari bibir Margot yang semakin menambah gairah Lee Ryder.

Tubuh keduanya memanas seperti api membara yang siap membuat keduanya terjun dalam kobaran api cinta.

Margot Evans berusaha menahan gejolak hatinya dan mencoba melepaskan pelukan Lee Ryder.

Namun, kembali tenaga yang dimiliki oleh Margot Evans kalah jauh dari tenaga Lee Ryder yang kuat.

Lee Ryder berhasil mengintimidasi Margot Evans dengan serangan-serangan ciumannya yang membara.

Membuat gadis cantik itu gelagapan karenanya.

Meski demikian Margot Evans menikmatinya setiap sentuhan-sentuhan tangan Lee Ryder di tubuhnya yang polos.

Bahkan dia mulai menyukai setiap ciuman Lee Ryder.

Margot mulai membalas ciuman bibir Lee Ryder. Dan mulai membuka dirinya dengan perlakuan dari pria tampan itu.

Gadis cantik itu melingkarkan kedua tangannya ke arah leher Lee Ryder kemudian mulai menerima ciuman pria kaya itu.

''Margot...", bisik Lee Ryder.

Disela-sela ciuman mereka yang membara panas.

''Hmmm..., Lee Ryder...'', sahut Margot Evans.

Gadis cantik itu menikmati setiap ciuman-ciuman yang menyentuh bibirnya yang basah merekah.

Dia membalas setiap ciuman Lee Ryder dengan panasnya.

''Sayang... Lee Ryder sayang...", bisik lembut Margot Evans.

''Hmmm...", gumam Lee Ryder.

Bibir Lee Ryder membentuk senyuman manis saat Margot Evans membalas ciuman panasnya.

Keduanya terlihat bercumbu mesra di dalam ruangan kerja Lee Ryder tanpa lagi memperdulikan sekitar mereka lagi.

Penampilan keduanya kusut Masai tak beraturan saat melakukan adegan ciuman di atas meja kerja Lee Ryder.

Kemenangan jatuh pada Lee Ryder lagi dan dia tampak senang karena berhasil membuat gadis cantik itu memanggilnya dengan sebutan sayang.