NovelToon NovelToon
Serpihan Memori

Serpihan Memori

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Tamat
Popularitas:802
Nilai: 5
Nama Author: Yihana Gicel

Kisah seorang lelaki bernama Marvel Gaendra Pratama, lelaki bermata tajam, rahang tegas, dan bijaksana dalam geng motor nya, Argos Rozegeng atau sering disebut Argos.

Lelaki yang tidak pernah jatuh cinta bertemu dengan seorang gadis yang pernah ia sukai saat masa SMP. Akibat kecelakaan, ia hilang ingatan dan melupakan gadis tersebut. Kenyataan nya, semesta masih memberikan kesempatan untuk bertemu kembali dalam perjodohan dadakan, atas dasar perjanjian masa lalu antar keluarga.

Tentu saja, pada awalnya masih saling membenci. Tetapi, semakin berjalan nya waktu, timbul lah benih-benih cinta dalam hati lelaki itu.

Lalu, apakah lelaki itu akan berhasil melewati segala rupa rintangan demi mendapatkan gadis istimewa nya, atau malah sebaliknya?.

***

-cover by hihappiness
-typo dimana-mana!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yihana Gicel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

| Siuman

Marvel masih terbaring lemah di brankar, belum siuman selama satu minggu bahkan gadisnya tidur selama lima hari dirumah sakit, tidak ikut serta perbaikan sekolah. Gadis nya rajin mengajak bercerita dalam kondisi nya koma.

Pagi ini, gadis nya tidak bersekolah. Ia melakukan apa yang ia lakukan setiap hari, mulai dari mengelap tubuh suaminya menggunakan air hangat, dan mengajaknya bercerita.

Akhir-akhir ini gadis nya lelah, matanya selalu menunjukkan kesedihan setelah menerima fakta kenyataan yang ia terima minggu lalu. Kini, Harry, celine, dan kaiden tidak terlihat lagi. Gesya sudah menceritakan tentang perilaku mereka, ia juga sempat mengajukan kekantor polisi. Tetapi hal itu cepat diketahui oleh musuh, dan akhirnya mereka melarikan diri ke tempat yang jauh agar tidak ditemukan.

Hari ini cuaca hujan, suasana dingin, seperti suasan gesya yang kelabu berhenti berharap pada dunia. Gesya memberi satu ciuman dikening suaminya.

"Kapan bangun, sayang?. Aku rindu".

Dan akhirnya, kata rindu yang dulunya hanya berlaku pada Harry sekarang bisa ia ucapkan kepada Marvel. Ia harus kehilangan mata tajam suaminya.

"Sayang, kalau kamu bangun dan lupa ingatan bagaimana?. Apa aku harus kehilangan Marvel juga setelah kehilangan Arthur? . Kalian berdua adalah orang yang sama, tapi kenapa aku lebih berpihak pada Arthur? ".

"Tapi, kalau kamu hilang ingatan. Kamu pasti bisa menunjang kehidupan yang baru, kamu nggak kenal aku sebagai ratu mu lagi".

Pintu ruang VVIP terbuka, muncul dua orang remaja gadis. Mereka merupakan sahabat lama gesya, wajah mereka penuh kekhawatiran.

"Ka-kalian".

"Hai, udah lama banget nggak ketemu". Selfie memeluk lembut sahabat nya.

"Selfie kamu udah balik? ".

"Udah dari kemarin. Wah, nikah diluan yah nih?".

"Hahaha, perjodohan mendadak doang. Suami mu mana? ".

"Dia nggak ikut ke sini, lagi banyak kerjaan dikantor nya. Biasalah orang kuliah banyak meeting-meeting yang nggak berfaedah".

"Namanya orang kuliah, kalian nggak sekolah?". Gesya menepuk lengan selfie.

"Kita minta izin, sya". Imbuh Ziva sambil tersenyum. "Demi sahabat kita.... ".

"Iya, masasih kita nggak datang jengukin suami sahabat kita pas lagi sakit! ". Lanjut Selfie. "Sayang banget celine berkhianat, padahal selama ini dia udah ngebelain kita".

"Sebenarnya aku udah tahu dari awal".

Gesya akhirnya buka cerita, ia menunggu semuanya tenang lalu ia akan speak up apa yang ia ketahui dari awal.

"Serius? ".

"Iya. Coba kalian perhatikan, setiap ada konflik pasti dia ikut ngebelain tapi bukan malah konflik nya jadi tenang malah tambah meningkat. Orang yang dia incar itu aku dan kamu Ziva".

"Aku juga diincar? Dia incar karena apa? ". Tanya Ziva penasaran.

"Ayahnya seorang psikopat, itu bermula dari ibu kamu, Ziva. Laki-laki yang ada di foto album milik ibu kamu adalah ayah Celine".

"Pantes waktu Ziva nunjukkin sama kita fotonya, si celine kayak gimana yah responnya.... ". Tebak Selfie.

"Itu sebabnya aku nggak mau terlalu dekat sama dia.... ".

"Aku masih bingung sama riwayat kematian mamaku, bisa jadi disengajakan sama ayah psikopat itu! ".

"Itu nggak salah. Yang buat kecelakaan itu bukan kamu pelakunya tapi ayah Celine, sebenarnya Celine nggak mau ikut campur tapi ayahnya sendiri yang selalu jelek-jelekin dia dan banding bandingkan dia dengan kamu. Itu yang buat dia benci sama kamu, Ziva. Waktu kamu dimarahin sama ayah dan kakak-kakak mu kemudian dia datang membela sebenarnya sudah jadi bagian dari rencananya". Terang gesya. "Sebenarnya dia tunggu kita terkumpul semua, dan akhirnya ayah kamu benci kekita juga".

Ziva dan Selfie tercengang atas pengetahuan gesya. Mereka tidak tahu kalau selama ini gesya mengetahui rencana-rencana Celine. "Kenapa kamu nggak pernah bilang ke kita soal ini? ".

"Aku sengaja, aku berniat untuk ikut kedalam permainan nya. Disitu aku bisa lihat siapa yang bisa tetap mempertahankan solidaritas persahabatan kita yang berlangsung lebih dari enam tahun".

"Apa ada lagi yang kamu tahu? ".

"Masih banyak, aku nggak bisa cerita semuanya ke kalian".

"Nggak apa-apa kalau dirahasiakan. Aku dan Ziva mau jalan-jalan ke mall, kamu mau ikut? Nanti kita beliin baju yang banyak! ". Tawar Selfie.

"Aduh, kayaknya nggak bisa. Aku nggak mau ninggalin marvel sendirian, kapan-kapan aja yah? ". Tolak gesya secara lembut.

"Yah.... padahal nggak seru kalau nggak ada kamu. It's okay sih, tapi besok kamu harus ikut kita jalan-jalan ke air mancur yah? ".

"Gampang itu! Aku harus lihat kondisi juga tapi..... ".

"Kita nggak maksa kok!. Jagain baik-baik yah suami tercinta nya? ". Ziva menggoda sahabatnya membuat gesya tersipu.

"Apaan sih kamu! Sana pergi ke mall, selfie udah nggak sabar tuh!. Mall nya tutup jam sepuluh, bukanya nanti petang sekitar jam lima-an".

"Yasudah! Bye bye bestie nyebelin! ".

"Bye bye juga! Bestie beban hidup! ".

Senyuman manis tadi hilang setelah sahabat nya keluar dari ruangan, ia terlalu banyak bicara soal topik lain tapi pikiran nya tidak lari dari kondisi suaminya sekarang.

Ia kembali ketempat posisinya semua, menggenggam tangan suami nya. Tidak ada keceriaan dalam dirinya ia hanya ingin suaminya cepat sembuh dan bisa tinggal bersama dirumah.

Air matanya merembes keluar membasahi pipi, ia masih tidak bisa membayangkan akan jadi seperti ini pada akhirnya.

"Di alam mimpi lebih bahagia yah?, nyaman banget tidur nya". Gumam gesya. "Jangan pergi dulu, yah?. Berjuang bersama aku dulu dan kita akan sama-sama mencari apa artinya kebahagiaan di alam semesta.... ".

Tangan yang digenggam nya bergerak, menunjukkan tanda-tanda kesadaran. Gesya melihat ke arah marvel yang perlahan membuka matanya.

"Marvel? Kamu udah sadar? ".

"Argh! ". Marvel merintih kesakitan, memegangi kepalanya yang terasa sakit.

"Kepala kamu masih sakit? ".

Tidak ada respon, marvel hanya melihat sekeliling nya. "Ini dimana? ".

"I-ini di rumah sakit". Gesya berdiri ia mengelap air matanya. "Sayang! Lihat aku! ".

Marvel menoleh ia masih kebingungan pandangan nya juga masih sedikit buram pengaruh pasca operasi.

"Kamu ingat aku kan? ". Panik gesya takut jikalau marvel hilang ingatan untuk kesekian kalinya. "A-aku siapa? ".

Marvel menggeleng pelan matanya masih susah melihat dengan jelas. "Aku masih belum bisa melihat dengan baik, apa kamu gesya? ". Lirihnya.

Gesya bersyukur kalau lelaki itu masih mengenalnya, air matanya kembali membasahi pipi. "Aku pikir kamu lupa ingatan".

"Tunggu, apa kamu benar-benar gesya? ".

"Kamu sudah menebaknya tadi".

Lelaki itu mengusap pelan pipi gadis nya itu. "Kamu memanggilku apa tadi? ".

"Sa-sayang.... ".

Mendengar panggilan itu, senyuman kecil terukir dari mulut marvel. Penglihatan nya yang buram kini sudah bisa melihat dengan jelas. Marvel berusaha bangun dengan susah payah, ototnya terasa kaku. Kemudian, ia menarik tangan gesya untuk duduk disamping brankar nya.

"Kamu jangan terlalu banyak bergerak, aku tidak mau kamu ke-".

Marvel memeluk tubuh gesya, ia sempat berfikir gadis istimewa nya tidak akan datang menjaganya dirumah sakit. Senyuman yang tadi berubah menjadi sedih.

Mendengar tangisan marvel diperlukannysemakina, gesya membalas pelukan itu. Gesya mengeratkan pelukannya seraya mengusap-usap punggung marvel yang menahan isakan tangis.

Rasanya Marvel tidak ingin melepaskan pelukannya sedetikpun. "Aku pikir aku tidak bisa memeluk mu lagi".

"Jangan bicara seperti itu.... ". Nada gesya bergetar, ia yang berusaha kuat menahan tangis saat suaminya telah siuman akhirnya menangis juga.

"Sya aku suami kamu kan? ".

"Kamu memang suami aku, kamu marvel dan marvel adalah suami aku. Janji yah jangan tinggalin aku? Janji jangan sembunyikan apapun itu ke aku".

Marvel mengangguk. "Aku janji.... ".

"Kamu udah janji, dari sekarang kamu nggak boleh ninggalin aku. Ingat! Kalau kamu mau pergi maka kamu harus bawa aku juga".

Keduanya melepas pelukan, gesya menyeka air mata Marvel. Ia mengangkat kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman walaupun ditemani air mata. "Sudah berapa kali aku membuat kamu menangis? ".

"Aku tidak menangis karena kamu. Mana Harry? ".

Senyuman gadisnya pudar lagi, menunjukkan sebuah kekecewaan dari raut wajah yang terpancarkan. "Tidak usah sebut namanya lagi, aku benci dia".

"Apa yang dia perbuat sehingga membuat ratuku membenci nya? ".

"Tidak usah pikirkan itu lagi, kamu harus tenangkan diri dulu".

"Bagaimana cara nya aku bisa tenang jika gadis kesayangan ku disakiti oleh seorang laki-laki? ".

Gesya hening sekejap, ia mengepalkan tangannya membenci dirinya sendiri. "A-aku bodoh. Kenapa aku harus menyia-nyiakan cinta tulus dari mu? ".

"Tidak apa-apa, jika kamu tulus mencinta Harry maka aku akan rela".

"Aku hampir salah pilih seorang cinta. Tapi kali ini aku akan selalu bersama kamu".

"Berhentilah menangis, aku tahu kamu sering menangis. Istrahat dulu, matamu terlihat lelah. Cerita ini singkat tapi melekat, akan tetapi bukan cerita seperti ini yang aku mau, karena kalau cerita saat ini melekat nanti malah kebawa sedih terus. Kamu harus tetap tersenyum".

Gesya berusaha mengembalikan senyum, selama marvel koma ia jarang menunjukkan kebahagiaan. Hatinya remuk, dunianya seakan-akan hancur bahkan 'BENAR-BENAR HANCUR'. Hatinya terpukul karena menerima semua kenyataan yang sungguh mengayat hati secara bersamaan.

"Aku hubungi ayah bunda dan teman-teman yah? ".

"Tidak perlu. Hari ini aku ingin menghabiskan waktu berdua, aku tidak mau ada yang mengganggu".

"Baik kalau itu yang kamu mau. Kamu harus fokus ke pemulihan, jangan pikir yang macam-macam dulu". Perlahan gesya membantu marvel merebahkan tubuh nya yang masih kaku.

"Oh ya kamu mimpi apa selama koma? ".

"Aku bermimpi tentang seorang gadis cantik yang hadir dimimpi ku, cantik sekali, istimewa nya melebihi sekuntum mawar merah".

"Siapa? ".

"Namanya Gesya Levronka Agatha, yang mempunyai mahkota indah, mata secerah bintang dilangit dan mempunyai kulit sebening salju".

"Bisa saja kamu, jangan ngegombal terus".

"Kenapa? ". Marvel mengerutkan kening, bibirnya yang sedikit pucat tersenyum tipis. "Tidak boleh menggombali istri sendiri yah? ".

"Bukan begitu. Nanti aku tambah cinta".

"Baguslah. Aku nggak perlu susah-susah kasih isyarat terus.... ".

Orang yang dulunya hanya sebatas orang yang paling menyebalkan dimata gesya kini menjadi orang yang bisa mengendalikan sebuah senyuman. Ternyata benar kata marvel; sebuah cerita singkat itu bisa melekat. Dan sekarang, ia mengerti makna dari ucapan tersebut.

***

Seorang suster mengantarkan makanan pertama dengan menu bubur ayam. Lelaki yang baru siuman itu baru boleh makan disiang hari.

"Permisi, ini makanan pertama pasien. Silahkan dinikmati. Ini ada buah-buahan dari dua orang gadis yang berkunjung kesini tadi pagi mereka menitipkan ini ke kasir dengan alasan ada urusan mendadak".

"Oh yah terima kasih, suster.... ".

"Terima kasih kembali, itu sudah menjadi kewajiban kami sebagai perawat, non gesya. Saya pamit mengantarkan makanan kepada pasien disebelah.... ".

Suster itu meninggal kan ruang VVIP yang di tempati marvel. Marvel melirik buah-buahan lengkap yang diantarkan suster tadi.

"Siapa yang datang tadi pagi? ".

"Sahabat lama aku, mereka berkunjung kesini tadi".

"Yang menelpon kamu waktu jalan-jalan dikampung oma dan kakek? ".

"Nah, betul sekali!".

"Mereka perhatian sekali. Cepat suapkan bubur itu, aku ingin makan buah-buahan". Minta marvel nadanya sedikit manja.

"Ternyata kamu bisa manja? ".

Gesya meraih mangkuk berisi bubur ayam, ia meniup terlebih dahulu sebelum menyuapi suaminya. Tumben sekali suaminya tidak bawel seperti kemarin saat gesya menyuapi nya di pemberhentian bus.

"Kamu kenapa tidak mengatakan soal ini? ".

"Aku tidak ingin kamu khawatir".

"Semua akan khawatir, lihatlah bagaimana paniknya anggasta dan lainnya. Mereka menunggu mu dimuka pintu demi mendapatkan kabar yang lebih jelas, saat itu aku mendonorkan darah untuk mu mereka bersebelas ikut keruangan ambil darah..... aku nggak tahu harus bagaimana". Gesya sedikit menggerutu.

Marvel mengamati tangan gesya ia mencari-cari plester yang biasanya ditempelkan setelah mengambil darah. Ketika sudah melihat plester nya, ia mengemukakan tangan gesya yang diplester itu. "Apa pendonor itu harus kamu? ".

"Yang lainnya ingin mencari, tapi aku punya darah yang sama.... jadi aku bisa mendonorkan nya". Jawab gesya takut marvel marah. "Ka-kamu marah? ".

"Sama sekali tidak, tetapi bukannya pendonor darah harus dua puluh tahun keatas? Kamu kan masih tujuh belas tahun".

"Aku hanya ingin menolong kamu. Selama ini aku hanya bisa membuat hatimu sakit.... ".

Suaminya menatap nya yang menunduk penuh penyesalan. Memang gesya sudah membuat hatinya sakit berkali-kali, dia tetap bertahan karena memang sudah resiko terlanjur cinta pada istri nya.

"Tidak usah terlalu banyak pikiran. Nanti kalau kamu sakit kayak aku gimana? ". Ujarnya lembut sambil mengelus rambut panjang istri nya. "Biarpun tidak ada pendonor tidak apa.... kalau aku berpulang lebih awal juga tidak apa-apa, yang terpenting aku udah menemukan sebuah cinta, sebuah cinta yang begitu sempurna.... ".

"Di alam mimpi lebih bahagia yah rasanya?. Aku sudah pernah koma dan aku udah tahu bagaimana rasanya hidup di alam mimpi selama lebih dari satu bulan".

Lelaki itu menggeleng keras, mengelus rambut gadisnya terus-menerus. "Akan lebih bahagia kalau aku bersama dengan kamu didunia ini".

"Sebentar sore kalau sudah enakan, aku akan membawamu jalan-jalan jauh sampai ke pelangi".

"Kemanapun itu asalkan dengan kamu ".

Kebahagiaan bukan sekedar kebahagiaan, gesya tiba-tiba lupa akan sosok Harry. Ia mulai menerima Marvel sebagai cintanya, mulai menerima Arthur nya adalah Marvel.

Sore pun tiba, memperlihatkan pemandangan di depan rumah sakit terlihat indah. Gesya dan marvel sudah berdiri di depan rumah sakit siap-siap berjalan-jalan disekitar nya. Marvel sudah tidak sabar, ia ingin menikmati pemandangan lagi setelah sekian lamanya ia terbaring koma.

"Ayo tunggu apa lagi? ". Marvel terlihat gembira.

"Sebentar, ini adalah suprise".

Gesya mengeluarkan kain putih polos dari saku bajunya dan memakai kan nya menutupi mata marvel. Perilaku gesya makin membuat marvel penasaran kemana gadis itu akan membawa nya.

"Jangan buat aku tambah penasaran, dimana kamu akan membawa ku? ".

"Kalau aku bilang sekarang maka bukan suprise namanya. Ikuti saja aku". Pinta gesya. Gesya memastikan kain itu benar-benar terikat, ia masih memberikan sedikit kelonggaran agar tidak terlalu erat. Kemudian, ia meraih tangan marvel memegangi bajunya biar dia bisa jadi penuntun.

"Pegang terus bajuku jangan sampai kamu melepaskan nya, aku akan menuntunmu sampai ke tempat tujuan".

"Sesuai keinginan ratu". Marvel tersenyum lebar.

"Letss goo! ".

Kedua remaja itu seperti sedang bermain kereta api, permainan yang sering dimainkan oleh para anak-anak kecil. Gesya seolah menjadi pembawa kereta api dan marvel mengikuti arah nya. Matahari terik pun akan tertawa melihat mereka.

Gesya sesekali melihat kebelakang, memastikan suaminya aman dan mematuhi perintah dari nya untuk terus memegangi ujung bajunya.

Hingga mereka sampai ke sesuatu tempat, tempat nya indah, penuh hiasan, kemudian anggota inti Argos sudah berkumpul disana.

Gesya memberhentikan langkah nya, tersenyum menatap anggota inti Argos yang terharu melihat ketuanya sudah siuman.

"Kenapa kita berhenti? Kita sudah sampai".

"Iya, kita sudah sampai ketempat nya".

Gadis tersebut melepas kan kain putih polos itu, saat melihat ke depan marvel sedikit tercengang.

"SUPRISE!! ". Anggota inti Argos berdiri di panggung kecil penuh hiasan, salah satu dari antara mereka memegangi kue ulang tahun, dua lilin berbentuk angka delapan belas diletakkan di atas kue.

Mereka semua menyanyikan lagu selamat ulang tahun penuh keceriaan, mereka ingin menujuk kan yang terbaik walaupun mata diantara mereka semua pada berkaca-kaca.

Marvel ikut terharu begitu juga Gesya. Gesya sempat menguatkan anggota inti Argos agar tidak mencurahkan kesedihan mereka saat kala bernyanyi bagi ketuanya. Akhirnya usahanya tidak sia-sia, anggota inti suaminya berhasil menyanyi kan lagu penuh rasa bersemangat.

Marvel menginjakkan kaki ke atas panggung, marvel terlihat bahagia karena ini adalah pertama kalinya ia di rayakan pada hari ulang tahunnya. Ia baru merasakan bagaimana rasanya dinyanyikan lagu ulang tahun oleh seseorang.

"Aku pikir kalian semua sudah lupa.... ". Lirih marvel.

"Tentu, kak!. Kami nyaris saja lupa. Untung ada istri kakak yang mengingatkan kita".

Lelaki itu menatap haru istrinya yang telah berada disamping nya membawa pisau dan piring. "Aku pikir kamu tidak tahu hari ulang tahun ku".

"Aku tidak mungkin lupa. Tanggal 18 Agustus kan tanggal istimewa suami ku.... ".

"Lebih istimewa hari ini. Ternyata begini rasanya dirayakan? ".

Gesya menggenggam erat tangan marvel, hari ini hari istimewa nya seharusnya tidak ada sebuah tangisan. Namun terlalu mengharukan bagi marvel.

"Sudah lah, kamu harus membuat sebuah permohonan".

Ia mengikuti setiap arahan gesya. Mungkin hanya memejamkan mata sejenak, tapi Tuhan pasti tahu setiap harapan dan pergumulan nya. Ia hanya ingin bahagia, itu saja. Selama proses permohonan berlangsung, Naldo, Aldo bersembunyi dibelakang gesya, baru kali ini ia melihat ketuanya terbaring lemah bahkan baru kali ini ketuanya terlihat pucat tetapi aura kepemimpinan nya tetap terlihat.

"Hey! Kalian kenapa menangis? Singkirkan itu secepatnya!. Nanti marvel ikut menangis".

"Kita hanya terharu".

"Boleh terharu, tapi kalau menangis saat ini bukanlah waktu yang tepat. Hapus air mata kalian berdua sebelum marvel selesai membuat permohonan". Gesya memberikan tisu kepada Naldo dan Aldo.

Tepat marvel usai memberi harapan nya, ia melihat kue ulang tahun yang kelihatan nya enak "Hmmm..... sayang sekali aku masih nggak bisa makan kue ini".

"It's okay, kita bantu habiskan!".

"Iya kalian makan saja. Kalian pasti sangat lelah membuat dekorasi menjadi begitu indah.... kalian pantas makan kuenya sebanyak-banyaknya! ".

Mereka menikmati kue, kecuali marvel. Marvel tidak bisa memakan kue nya, akan tetapi ia sudah merasa tenang saat anggota dan istrinya memakan lahap kue berlumer cokelat biru, yang merupakan warna kesukaan marvel.

Tidak terasa matahari sudah mau tenggelam. Gesya masih ingin ke sesuatu tempat bersama marvel dan jika anggota nya ikut serta.

"Sayang, kamu mau kemana? ".

"Sebetulnya sudah cukup sampai disini saja. Tapi aku ingin menghargai perjuangan seorang insan di hari ini".

"Jadi? ".

"Aku ingin berkunjung ke makam ibu ku.... ".

Mendengar itu, gesya sedikit keberatan. Jika sudah disana pasti bawaan nya adalah sedih, namun itulah keinginan suaminya.

"(Sebaiknya, anggota Argos jangan ikut dulu)". Batin gesya. "Eh, tunggu sebentar. Aku ingin mengabarkan yang lainnya dulu.... ".

Gesya beranjak pergi ke tempat dimana anggota Argos berkumpul membereskan dekorasi-dekorasi begitu juga tempat mereka berfoto bersama tadi.

"Kalian tidak apa-apa membereskan nya tanpa aku? ". Tanya gesya sedikit hati-hati. "Aku dan marvel mau mengunjungi makam ibu ayahnya".

"Sama sekali tidak apa-apa, kalian pergilah kita akan membereskan ini bersebelas saja".

"Yaudah, kalian hati-hati yah? Aku berangkat dulu.... ".

"Iya,, jangan terlalu pulang malem yah? ".

"Nggak mungkin juga aku ngajak marvel sampai malam, apalagi dia masih sakit".

"Intinya hati-hati. Aku saranin kalian pesan taksi online, takut ada terjadi apa-apa dijalan". Saran gevano.

Gesya mengangguk mematuhi saran-saran dari gevano.

****

Sebuah mobil menepi di sebuah makam yang mulai sepi, tersisa beberapa orang saja pengunjung yang datang, serta ada satu satpam penjaga makam umum.

Gesya terus menggandeng tangan Marvel sampai ke makam yang ditujui.

"Kok udah ada yang nabur bunga? ".

"Kemarin bunda dan ayah sempat kesini. Makanya tadi aku nggak bawa bunga lagi".

Gesya mendahului Marvel untuk menyiapkan dua tempat duduk ber sejajar dengan makam tepat disamping makam. "Aku sengaja membawa ini, kamu sudah beberapa kali dioperasi. Jangan terlalu banyak berdiri apalagi berjongkok lebih baik duduk saja".

"Perhatian sekali.... ".

Keduanya kini duduk berdampingan. Disana terdapat foto pernikahan, kaca nya sudah pecah tapi masih berdiri terpampang teguh diatas dua pemakaman yang bersatu namun sedikit dipisahkan.

Marvel pelan mengelus makam ibunya, ia sama sekali tidak memperdulikan makam ayahnya yang berada disamping makam sang ibu.

"Hai, ma. Apa kabar?, mama disana bahagia banget yah? ".

"Mama lebih bahagia kalau bersama Marvel kan?. Anak mama yang kuat yang dikaruniakan untuk aku". Tanya gesya pada makam mertuanya. "Lihat, ma. Marvel lagi sedih aja tapi masih tetap tersenyum.... ".

Marvel hanya bisa menunduk kan kepala, ia tak kuasa berbicara dengan makam ibunya.

"Mama do'akan hubungan aku sama anak mama yah?. Lika-liku nya banyak, kasian anak mama jadi capek.... ". Suara gesya mulai serak, isakan tangis pula. "Gesya janji gesya bakalan jagain Marvel sampai nafas gesya berhenti berdesah. Do'akan gesya berhasil yah? ".

Gesya tersenyum merangkul pundak Marvel. "Lihat nih, mah!. Gesya bersyukur banget bisa dicintai hebat sama anak mama, kalau mama ada disini pasti mama bakal bangga banget sama perjuangan Marvel".

Sehabis gesya mengucapkan itu, Marvel menyandarkan wajahnya di dada gesya. Yang laki-laki itu lakukan adalah menangis, gesya mengelus rambut sang suami, tangisan suaminya seperti mengajak-ngajak air matanya keluar.

"Sayang, jangan nangis!. Kan laki-laki itu harus kuat! ". Gesya melirik ke arah marvel.

Tangan satu nya menggenggam jemari gadis itu dengan erat. Campur aduk melanda pada benak Marvel saat itu juga. Mendengar perkataan gadis itu seperti membuat memori nya memutar ulang disaat-saat gesya masih bersama dengan Harry.

Marvel menghirup nafas dalam-dalam, sesekali wangi khas dari gadisnya tercium, wangi khas yang tidak pernah ia hirup lagi kini ia bisa menghirup nya kembali.

Jangan kan sekali menghianati, ketika kita sudah menghianati berkali-kali siap-siap lah pada semesta yang akan menggantikan posisi seseorang yang telah dikhianati dengan pengkhianatan yang lebih besar lagi.

Hargailah sebuah cinta, tinggalkan lah sebuah cinta yang hanya sepihak. Jangan lihat latar belakang nya seperti apa, akan tetapi lihatlah bagaimana cara nya ia mencintai kamu. Rayakanlah dirimu sebagai manusia hebat yang bisa bertahan sampai dititik ini.

1
Faaabb
Jempolan!
•°ꫀꪜꪖ°•
Terpana😍
Yihana Gicel: Mari ikuti terus chapter-chapter menarik lainnya 🙆‍♀️😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!