Aisya Humaira gadis berjilbab dengan sejuta pesona, harus menelan pil pahit karena tiba-tiba calon suaminya memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka yang sudah di depan mata.
Hanya karena ia di nyatakan mandul, dan ternyata semua ini ulah dari Riska sahabat masa kecil dari calon suaminya sendiri.
Setelah mencampakkan Aisya, Adriansyah Camat muda yang tampan itu malah melanjutkan pernikahannya dengan Riska.
Aisya akhirnya memutuskan untuk kembali ke kota, karena tidak sanggup menahan malu setelah pernikahannya batal.
Hingga membawa Aisya pada sosok Satria Pratama Dirgantara. Seorang Komandan Elita yang sedang dalam penyamaran sebagai Kakek-kakek karena satu alasan.
Satria melamar Aisya dengan tetep menyamar sebagai seorang Kakek.
Apakah Aisya akan menerima si Kakek menjadi jodohnya di saat seorang Camat baru saja mencampakkan durinya?
Bagaimana Perjuangan Satria dalam mengejar cinta Aisya?
Bagaimana kisah mereka selanjutnya langsung baca aja ya kakak. Happy reading semua
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Riska sama Adrian sudah terlihat duduk di tenda dengan para tamu undangan lain dengan ekspresi wajahnya tak sabar menyaksikan momen Aisya di lamar sama Kakek-kakek. Bahkan ia semalam sudah mengisi daya ponselnya hingga full. Supaya bisa mengabadikan momen Aisya dilamar Kakek.
Sedangkan para tamu undangan juga terlihat antusias bisik-bisik kekaguman terdengar samar-samar saat mereka melihat dekorasi lamaran Aisya kali ini.
Bunga-bunga berwarna-warni tertata rapi nan indah di pandang mata tak hanya itu juga lampu-lampu kristal mengantung di langit-langit tenda menambah kesan mewahnya. Belum lagi ada air mancur mini yang di dekor di depan panggung.
Kini MC terdengar memulai acara nya. "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap MC membuka acaranya.
"Kami minta dengan segala hormat untuk keluarga mempelai wanita serta rombongan untuk menyambut keluarga rombongan mempelai laki-laki yang sudah tiba," ucap MC.
Aisya dengan jantung bertalu-talu, bangkit dari tempat duduknya. Digandeng Umi dan Abinya. Aisya mulai membawa langkahnya dengan ogah-ogahan keluar dari tenda. Riska dan yang lainnya juga ikut keluar menyambut calon pengantin pria.
Namun, begitu sampai di ujung tenda Riska langsung membulatkan matanya dengan sempurna bahkan mulutnya pun ikut terbuka. Ia sangat syok melihat barisan mobil mewah yang datang. Apa lagi salah satu dari mobil mewah itu ada mobil sport hitam milik Satria yang kini sudah dihias dengan pita dan bunga. Persis mobil pengantin pada umumnya.
"Ini tidak mungkin!" gumamnya pelan nyaris tak terdengar karena suara riuh para tamu undangan.
Tak berapa lama Satria keluar dari mobil sambil diiringi Bintang, Bulan di sisi kiri dan kanannya sedangkan keponakannya yang lain ikut berbaris di belakangnya mereka semua terlihat lucu dan menggemaskan.
Bulan dan bintang gegas berlarian menghampiri Aisya, yang masih mematung di tempat ia benar-benar belum konek dengan apa yang ia lihat.
"Aunty Cantik sekali!" Puji si tampan bintang sambil menggenggam tangan Aisya.
Seketika Aisya tersadar lalu tersenyum manis pada Bintang dan Bulan.
"Terima kasih tampannya Aunty! Kalian juga sangat cantik dan tampan!" ujar Aisya lembut.
Mommy Maria dan Daddy Dirgantara menggandeng tangan Satria. Seorang bodyguard memayungi Satria. Semua keluarga Dirgantara berbaris rapi sambil membawa hantaran yang terlihat indah dalam bungkusan yang sudah di dekor dengan sedemikan rupa.
Ardian ikut melongo. Karena bupati, wakil bupati bahkan banyak orang-orang berseragam militer ikut rombongan Satria. Tak hanya itu ada juga beberapa artis ibukota yang ikut dan akan mengisi acara di lamaran Satria dan Aisya.
"Kok Oppa yang datang? Wah, kayaknya gara-gara susah tidur semalam sampe aku ngehalu gini!" decak Aisya sambil beberapa kali mengerjapkan matanya. Berharap penglihatannya kembali normal. Jantungnya berdebar semakin kencang, seperti genderang mau perang.
"Ya Allah jika ini mimpi maka jangan bangunkan hamba, Hamba rela jadi Putri tidur jika setiap hari bisa melihat Oppa tampan." bisik Aisya dalam hati.
Tapi beberapa kali dia memejamkan mata tetap saja yang terlihat di depannya adalah Satria. Senyumnya yang menawan, tatapan matanya yang hangat, semuanya membuat Aisya merasa seperti mimpi.
"Umi, di depan sana penampakan opa-opa kenapa jadi Oppa Satria ya?" tanya Aisya berbisik pada Uminya.
"Itu beneran Satria, Aisya. Tapi kenapa jadi Satria yang melamar kamu ya?" Meskipun bingung ia akhirnya bisa tersenyum lega, menggenggam erat tangan putri satu-satunya itu.
"Jadi aku nggak salah liat, Umi?" tanya Aisya memastikan.
"Nggak, Aisya itu beneran Satria dan keluarganya."
"Hah?" Aisya masih syok. Hingga matanya menangkap sosok kedua sahabatnya melambaikan tangan padanya. Dewi dan Rani tersenyum lebar, seolah tahu rahasia besar yang tak bisa diungkapkan.
"Jadi ini beneran? Pengeram berkuda datang melamar si Upik abu?" gumam Aisya bertanya dengan nada tak percaya dalam hatinya.
Akhirnya MC kembali bersuara mempersiapkan Kedua keluarga saling salam-salaman. Keluarga Aisya mempersilahkan calon besan memasuki tempat acara.
Tatapan mata Satria dan Aisya sempat bertemu beberapa saat. Namun Aisya langsung mengalihkan pandangan ke tempat lain. Pipinya merona merah bak kepiting rebus, malu bercampur bahagia yang tiada tara.
"Mas Adrian, kok Bupati sampe dateng sih? Emang siapa yang melamar Aisya? Tuh banyak orang berseragam lagi yang ikut dateng?" tanya Riska pada suaminya dengan nada berbisik penasaran. Tangannya mencengkeram erat tasnya, berusaha menyembunyikan kegugupannya.
"Nggak tahu, Riska. Kirain kamu tahu!" jawab Ardian, matanya tak lepas dari sosok Satria yang gagah dan berkarisma di hadapannya.
"Ih, aku juga nggak tahu Mas. Bukannya si kakek yang melamar Aisya? Kenapa jadi Satria yang ganteng?" Riska menggigit bibirnya, merasa ada sesuatu yang aneh yang akan terjadi.
"Eh, kamu bilang apa tadi? Kok puji cowok lain!" geram Ardian, merasa tersindir.
"Oopss maaf Mas. Maksudnya Mas Ardian yang ganteng, " kilah Riska cepat berusaha menenangkan suaminya, meskipun hatinya sendiri sedang bergejolak tak karuan.
Akhirnya Riska memilih diam dan memperhatikan jalannya acara. Wajahnya pucat pasi, tangannya dingin. Dia merasa seperti ada yang merenggut oksigen dari paru-parunya saat ini.
Aisya yang sebelumnya terlihat murung dan tak bersemangat. Kini bisa tersenyum lega dan ia langsung berubah jadi wanita kalem dan anggun. Senyumnya merekah saat namanya disebut oleh Satria. Pria tampan itu diam-diam ikut tersenyum.
"Selamat datang kepada calon besan. Bapak jenderal Dirgantara beserta istri Ibu Maria Dirgantara. Yang berbahagia tentu saja calon mempelai pria yang sudah hadir pagi ini," ujar MC.
"Beliau adalah seorang Komandan Elite AD yang bernama kapten Satria Pratama Dirgantara ...," lanjut MC. Ucapan pembawa acara itu sukses membuat jantung Riska kejang-kejang. Tubuhnya menegang, napasnya tercekat di tenggorokan.
Riska merasa jantungnya mau copot saat tahu siapa Satria dan siapa orang tua Satria sebenarnya. Dia merasa seperti tersambar petir di siang bolong.
"Nggak mungkin. Satria ..." lirih Riska, tubuhnya limbung. Dia berusaha meraih tangan Ardian, namun terlambat. Pandangannya kabur, dan dia kehilangan keseimbangan. Sebelum benar-benar jatuh, Ardian sempat menangkap tubuhnya.
"Riska!" pekik Adrian panik.
Bersambung ....