Hidupku yg sempurna berubah 180° berkat perselingkuhan ayahku. Aku yg dulu hidup bagai tuan putri kini harus bekerja keras mencari nafkah demi kelangsungan hidupku, belum lagi ibuku yg jatuh sakit pasca perceraian. Bagaiamana aku harus bertahan??
#HowtoFight??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.19 Cerah sebelum Badai
Saat ini, Margaret sedang bersama sang ibu setelah berbelanja. Namun, Margaret tak mau menceritakan kejadian di supermarket saat bertemu dengan ayahnya.
"Mama, makannya yang banyak dong biar cepat pulih." ucap Margaret.
"Iya sayang, buahnya manis." ucap Chyntia tersenyum.
"Senangnya bisa sama mama.." ucap Margaret.
"Iya sayang, harusnya kita jalan-jalan sebelum kamu pulang ke Indonesia." ucap Chyntia.
"Sudah tidak apa, melihat mama sudah baikan saja aku sudah senang." ucap Margaret.
"Bagaimana pekerjaanmu? Apakah berat?" tanya Chyntia.
"Biasa saja kok ma, kadang berat tapi kadang juga sangat mudah." ucap Margaret.
"Kamu memang putri mama yang membanggakan." ucap Chyntia.
Setelah bercengkrama dengan putrinya, Chyntia tertidur. Lalu Margaret menyelimuti tubuhnya yang mulai semakin kurus. Hatinya sedih melihat ibunya sangat lemah saat ini. Dirinya berharap pengobatan untuk ibunya bisa berjalan dengan baik. Dan mereka tak pernah kekurangan uang untuk segala pengobatannya.
....
Di tempat lain, Cathy sedang melahirkan bayinya ditemani oleh David. Setelah proses yang panjang, bayinya bisa dilahirkan dengan sehat. Bayi berjenis kelamin perempuan itupun lahir dengan selamat melalui prosedur operasi.
"Sayang terimakasih." ucap David menangis.
"Iya sayang." jawab Cathy kecewa karena anaknya yang lahir perempuan.
Cathy sangat berharap memiliki anak laki-laki, karena dengan begitu anaknya memiliki kesempatan besar untuk mewarisi perusahaan David dan mampu menggeser Margaret. Tapi takdir berkata lain, anaknya malah perempuan.
Apalagi kali ini, Cathy tak bisa merayakannya dengan meriah karena pernikahan dan kehamilannya merupakan sebuah rahasia. Seandainya saja David mau mengungkapkan segalanya pasti Cathy sudah menjadi nyonya dan memamerkan hal ini pada semua orang, terutama mantan istri David dan putrinya.
Di rumah sakit yang sama Margaret sedang bersama sang ibu di bangunan lain. Bangunan yang terpisah dengan ruangan Cathy. Dan Margaret tahu akan hal itu dari Theresia yang mengabarinya. Jadi Margaret bisa menghindari ayahnya dan merahasiakan kondisi ibunya.
Bahkan untuk mencari makan, Margaret mencari tempat yang agak jauh dari rumah sakit. Sehingga meminimalisir pertemuan mereka. Terlebih Cathy pasti takkan suka melihatnya dan ada kemungkinan bisa mengganggu ibunya yang sedang sakit.
Menurut informasi yang didapatkan, Cathy juga akan tinggal di Singapura sementara sampai kondisinya membaik. Apalagi ayahnya sampai merahasiakan semua ini pasti pengaruhnya sangat besar bagi perusahaan.
Margaret mulai berhati-hati dalam bertindak dan menitipkan ibunya pada Theresia dan perawat pribadi ibunya. Sebelum pulang ke Indonesia, Margaret berpesan pada ibunya agar tidak terlalu memikirkannya yang berada di Indonesia.
Dan malam harinya Margaret pulang ke Indonesia. Aktivitas pulang pergi menemui ibunya sudah mulai terbiasa baginya. Saat ini Margaret harus fokus pada dirinya dan juga pekerjaannya.
Saat kembali bekerja pikirannya kembali fokus pada pekerjaan dan menyelesaikan berbagai urusan di kantor. Tak lupa Margaret menjaga kondisi tubuhnya agar bisa menjadi donor bagi ibunya yang sangat membutuhkannya.
Hari itu, Margaret bertemu Kevin di kantornya. Kevin yang sedang mengunjungi kantornya untuk rapat menemuinya setelah rapat usai.
"Hai nona, apakah kau sudah istirahat.." sapanya.
"Belum, ada apa?" tanya Margaret.
"Dingin sekali.. Apakah kau benar-benar sibuk?" tanyanya.
"Lumayan, ada apa tuan? Katakan saja dengan jelas." ucap Margaret.
"Kau harus membayar hutangmu, ingat aku banyak membantumu." ucap Kevin.
"Itu benar, jadi mau makan dimana?" tanya Margaret.
"Di resto pilihanku saja. Ayo kita segera berangkat." ucap Kevin.
Begitulah mereka pergi ke resto bersama dengan mobil Kevin, hingga staf lain memperhatikan mereka. Terutama para atasan pun terdiam melihat Kevin sangat akrab dengan Margaret. Orang yang biasanya dingin dan tegas, tiba-tiba akrab dengan Margaret yang posisinya sebagai pegawai baru.
Hingga muncul rumor kalau mereka punya hubungan dekat. Dan David yang sedang berada di Singapura tak tahu akan hal ini.
Margaret dan Kevin makan siang bersama di sebuah resto. Nampak selera Kevin memang luar biasa, karena resto tersebut sangat ramai dengan menu masakan yang menarik. Mereka mencoba beberapa makanan dan berbincang singkat disana.
"Bagaimana kondisi ibumu?" tanya Kevin.
"Sudah membaik, meski belum sembuh tapi aku sedikit lega." ucap Margaret.
"Baguslah, wajahmu sungguh menyedihkan saat itu." ejek Kevin.
"Benarkah?" tanya Margaret menatapnya tajam.
"Iya, seperti anak ayam kehilangan induknya." tambah Kevin.
"Dasar anda ini benar-benar pandai bersikap menyebalkan." ucap Margaret.
"Margaret kau harus menjaga sikapmu, bagaimanapun aku ini lebih tua dan atasanmu di kantor." ucap Kevin.
"Kan di kantor sekarang di resto." balasnya.
"Dasar anak ini.. Awas kalau menangis lagi aku takkan membantumu." ucap Kevin.
"Sudahlah tuan makan saja, nanti tersedak.." ucap Margaret.
Uhukk..
"Kan.. Makanya jangan banyak bicara." ucap Margaret melihat Kevin batuk tersedak.
Begitulah keduanya mulai akrab dan saling mengenal berkat kejadian-kejadian tak terduga. Setelahnya Margaret diantarkan kembali ke kantor oleh Kevin. Tapi staf lain mulai kembali berbisik mengenai hubungan Margaret dengan Kevin.
"Ah terserahlah, begini saja sudah muncul gosip." gumam Margaret dalam hati.
Margaret sudah tak mau pusing lagi akan gosip dan rumor yang beredar. Kemudian, dirinya beraktivitas normal dan mengunjungi ibunya sebulan sekali karena kondisinya sudah lebih baik.
Selama setahun kondisi ini berlalu dan Margaret selalu bolak-balik ke Singapura sendirian, serta terbiasa melakukan segalanya sendiri. Kondisi Chyntia juga semakin membaik dan sudah bisa berjalan-jalan bersama Margaret saat mengunjunginya.
"Senangnya bisa jalan-jalan lagi sama mama." ucap Margaret.
"Iya, sudah lama sekali mama ingin mengajak Margie kesini." ucap Chyntia.
"Iya iya, sekarang kita sudah kesini, nanti kita kemana lagi ma?" tanya Margaret.
"Ke taman X sepertinya bagus sayang." ucap Chyntia.
"Oke.." balas Margaret.
Untuk pertama kalinya dalam setahun terakhir yang begitu berat, kondisi Chyntia membaik dan bisa berjalan-jalan. Mereka menghabiskan banyak waktu bersama seakan-akan sudah tak ada banyak waktu yang tersisa.
Hal itu, membuat Margaret sangat senang sekaligus khawatir karena ibunya begitu sehat dan tak kenal lelah. Sesekali Margaret mengajaknya duduk mampir di cafe atau resto, atau sekedar duduk menikmati pemandangan indah.
"Sayang, apa kamu sudah punya pacar?" tanya Chyntia.
"Belum ma, aku masih sibuk bekerja." ucap Margaret.
"Haa.. Kamu ini mama takut kamu terlalu polos kalau terus begini." ucap Chyntia.
"Aku? Polos? Tidak ma, aku paham kok." ucap Margaret.
"Yasudah, pokoknya kamu harus cari pasangan yang tepat yang menerimamu apa adanya, setia dan juga bertanggungjawab." ucap Chyntia.
"Apa masih ada ya ma pasangan seperti itu?" tanya Margaret.
"Pasti ada meski 1 : 1.000.000 orang.." ucap Chyntia.
"Kalau begitu rasanya seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami." ucap Margaret tersenyum.
"Semangatlah, kau harus punya pasangan hidup agar tak kesepian." ucap Chyntia.
"Kan masih ada mama.." ucap Margaret.
"Ya, mama dengan pasangan itu dua hal yang berbeda." ucap Chyntia.
"Benarkah?" tanya Margaret.
"Iya, kamu harus belajar jatuh cinta juga mumpung masih muda." ucap Chyntia.
"Baiklah ma.." ucap Margaret.
"Cinta ya? Aku sudah terlalu kecewa pada papa, apa aku bisa menerima dan percaya pada cinta lagi??" gumam Margaret dalam hati.
...----------------...