NovelToon NovelToon
TERJEBAK HASRAT DOKTER TAMPAN

TERJEBAK HASRAT DOKTER TAMPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Aliansi Pernikahan / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Desty Cynthia

"Ya Tuhan...apa yang sudah aku lakukan? Kalau mamih dan papih tahu bagaimana?" Ucap Ariana cemas.
Ariana Dewantara terbangun dari tidurnya setelah melakukan one night stand bersama pria asing dalam keadaan mabuk.
Dia pergi dari sana dan meninggalkan pria itu. Apakah Ariana akan bertemu lagi dengannya dalam kondisi yang berbeda?

"Ariana, aku yakin kamu mengandung anakku." Ucap Deril Sucipto.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Takut Mertua Galak

Malam harinya Deril mengompres kening istrinya yang panas. Sejak kejadian Brian datang kerumah, Anna demam tubuhnya menggigil.

Deril tidak banyak bicara, tangannya fokus merawat tubuh istrinya. Lama kelamaan mata Anna terbuka, ia menatap suaminya yang sedari tadi mengurus dirinya.

"Terima kasih ya mbok." Deril mengambil makanan untuk istrinya ke dalam kamar.

"Mari den."

Dokter tampan ini menutup pintu kamarnya, ia membawa bubur ayam dan segelas teh jahe hangat. Juga buah buahan. Deril menyiapkan makanan dan minuman itu di meja. Ia juga menyiapkan baju tidur untuk istrinya.

Anna menyandarkan dirinya di pinggiran kasur. Ia juga tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Selesai menyiapkan kebutuhan istrinya, Deril bergegas ke kamar mandi. Entah apa yang sekarang di rasakan dirinya. Marah, sakit, terluka semuanya menjadi satu.

Di dalam kamar mandi, Deril menatap dirinya di cermin. Ia harus bersaing dengan masa lalu istrinya. Dan sepertinya Anna masih mencintai Brian.

Sedangkan Anna, ia bangun dari tempat tidurnya dan berjalan ke sofa. Ia memakan makanan yang ada di sana tanpa menawarkan suaminya.

Pintu kamar mandi terbuka, Deril menuju tempat tidur. Ketika ia ingin memejamkan matanya, ponselnya berbunyi. Sontak Anna menoleh ke arah suaminya.

Deril mengambil ponselnya dan berjalan melewati istrinya menuju balkon kamarnya. "Ya hallo."

Rupanya Deril mendapat telepon dari rumah sakit. "Dokter lain tidak ada?"

"Tidak ada dok. Kami sudah coba menghubungi semuanya. Tinggal harapan kami, ya dokter Deril." Ucap perawat itu.

Deril akan segera berangkat ke rumah sakit. Ia menutup ponselnya dan bergegas mengganti pakaiannya dengan terburu-buru.

Merasa di abaikan, akhirnya Anna buka suara. "Kamu mau kemana? Ini udah jam sembilan malam."

"Ke rumah sakit, ada pasien gawat darurat dan harus operasi malam ini juga." Deril menjawab tanpa menoleh, ia fokus memakai jam tangannya dan menyiapkan peralatan kedokteran-nya. Ia sempat membawanya ke rumah ini untuk memeriksa istrinya.

"Aku ikut!"

Deril menghentikan kegiatannya, ia menatap tajam istrinya. "Hmm, tunggu sebentar." Deril berlari mengejar waktu, ia mengambil cardigan dan memakaikannya pada tubuh istrinya.

Keduanya pergi malam itu, supir keluarga Anna menemaninya. Karena orang tua mereka khawatir Deril menyetir mobil dalam keadaan terburu-buru.

Di dalam mobil, Deril menghubungi asistennya. "Siapkan semuanya. Lima belas menit lagi saya sampai."

Anna menoleh tanpa bertanya. Ia memalingkan wajahnya ke kaca mobil. Deril benar benar mengacuhkannya. Sakit pastinya, tapi ini akibat ulah Anna juga.

Padahal Deril sudah berusaha menjadi suami yang bertanggung jawab pada dirinya. Tapi karena Brian datang, Anna terjebak lagi oleh Brian.

-

-

-

Hingga mobil sampai rumah sakit pun Deril tetap mengabaikan istrinya. Tapi tangannya menggenggam tangan istrinya sampai ke depan ruang operasi.

"Tunggu disini. May, tolong temani istri saya. Dia Maya, asisten Alana dulu." Ucap Deril.

Deril pun masuk tanpa menunggu jawaban istrinya. Di ruang tunggu Anna di temani Maya, namun keduanya diam membisu. Maya bingung harus bicara apa pada Anna.

Bagi Maya, sifat Anna sangat jutek sekali. Berbeda dengan Alana yang ramah. Maya membuka ponselnya bermain sosmed disana sambil menemani Anna.

Cukup lama Anna dan Maya menunggu. Hingga Deril dan perawat lainnya keluar dari ruang operasi. Anna berdiri menatap suaminya. Namun Deril melewatinya menuju wastafel, ia membuka semua pakaian bekas operasi dan membersihkan kedua tangannya.

Hati Anna mencelos melihat suaminya mengabaikan dirinya. Selesai membersihkan sisa-sisa tadi, Deril menggenggam tangan istrinya dan membawanya ke ruangannya.

Ketika sudah ada di ruangannya, Deril merebahkan istrinya ke kasur. Anna menurutinya tanpa bertanya. Rupanya suaminya ini ingin memeriksa kandungan Anna yang sempat tertunda karena kedatangan Brian.

Tanpa bicara Deril membuka baju istrinya sampai di atas perut. Ia mulai memeriksanya sendiri. Senyum hangat Deril terbit di wajahnya.

"Alhamdulillah, anak kita sehat. Detak jantungnya normal, berat badannya cukup. Kamu makan yang banyak yah anak kita butuh asupan gizi." Ucap Deril lembut.

Deril membantu istrinya bangun dan duduk di sofa. Ia berjalan mengambil air putih di kulkas. "Minum dulu."

Anna menerimanya dan meminumnya. Begitu pun Deril. "Kamu marah sama aku?" Tanya Anna.

"Menurut mu?"

Deril menjawab tanpa menoleh pada istrinya. "Ya udah aku pulang duluan, aku bisa pakai taksi. Kamu masih lama kan di sini?" Lirih Anna.

Tangan Deril menahan istrinya yang akan pergi. Ia menarik Anna ke dalam dekapannya. "Jangan pergi. Aku tahu kita belum saling mencintai, tapi apa bisa kamu menghargai ku sebagai suami mu?" Kata Deril dengan sorot mata tajamnya. Ia berdiri di depan istrinya.

"Hmm, aku minta maaf sudah menyakiti mu. Aku... harusnya tidak memikirkan pria lain lagi." Lirih Anna dengan menunduk lemah. Ia duduk dan menutup wajahnya.

"Apa kamu masih mencintainya ?" Tanya Deril datar.

Bibir Anna keluh untuk berucap. Ia menatap bola mata suaminya begitu dalam. Pria yang di tatapnya, masih berdiri menunggu jawaban istrinya. Anna berdiri, perlahan tapi pasti ia menangkup wajah suaminya dan mencium lembut bibir itu.

Deril mengikuti alur permainan istrinya, ia semakin dalam melahap dan memagut bibir ranum Anna. Satu tangannya sudah meremas b*kong istrinya.

"Berusahalah, membuatku jatuh cinta sama kamu." Ucap Anna di sela-sela ciumannya. Keduanya saling menghirup oksigen.

"Sure."

Pagutan itu berlanjut semakin dalam, Deril sudah tidak bisa menahan hasratnya. Namun ia tidak akan melakukannya di ruangan ini. Deril akan membawa istrinya ke apartment-nya lagi.

-

-

-

Sesampainya di apartment, Deril meminta supir keluarga istrinya pulang duluan. Ia membawa istrinya ke atas.

"Ahh ahh ssshh..." Belum juga sampai ke kamar, Deril menyambar dua gundukkan putih istrinya dengan rakus. Tangan Anna meremas lembut rambut suaminya sambil mengadahkan kepalanya ke atas.

Tangan Anna segera membuka kaos suaminya, begitupun sang suami yang tak mau kalah. Di ruang tamu, baju keduanya sudah berserakan di lantai.

Malam yang panjang untuk pengantin baru ini. Suara erangan dan lenguhan serta hawa panas semakin membakar gairah keduanya hingga tengah malam.

"Aku enggak bawa baju lagi." Rengek Anna.

Deril lupa ia belum mengisi lemarinya dengan pakaian istrinya. Ia berjalan ke lemari membawa kemeja putih polosnya lalu dipakai kan ke tubuh istrinya.

"Tidur udah malam."

"Tapi aku lapar, ada stok makanan di kulkas kan?" Tanya Anna.

"Ada, tunggu aku buatkan dulu." Deril bergegas ke dapur tanpa memakai kaosnya hanya memakai celana panjangnya saja.

Anna mengekori suaminya ke dapur. "Duduk sayang." Ucap Deril lembut.

"Di sini aja, aku mau lihat kamu masak. Siapa tahu besok aku bisa masak hehehe."

Halis Deril terangkat satu, ia melihat istrinya keheranan. "Memang kamu enggak bisa masak?" Tanya Deril.

Kepala Anna mengangguk pelan. Anna memang tidak di ijinkan masuk dapur oleh orang tuanya, tepatnya papihnya. Semua kebutuhannya di siapkan oleh mbok di rumah.

"Tapi aku mau belajar kok, cuma papih aja suka larang aku. Katanya nanti luka lah, ini itu." Gerutu Anna.

"Namanya orang tua pasti khawatir sayang sama anaknya. Nanti aku ajarin yah. Aku juga tidak menuntut kamu harus masak, setelah kita menggelar acara resepsi kita pindah ke rumah ku yah. Tugas kamu hanya melayani aku, mengerti?"

"Iya papah, bawel."

Deril mengecup bibir istrinya sekilas, ia melanjutkan lagi masak. Sedangkan Anna justru memeluk suaminya dari belakang. Mengikuti setiap langkah Deril.

"Tinggal sama mamah kamu gitu? Tapi beliau enggak galak kan? Maaf aku takut." Lirih Anna.

"Enggak kok, mah." Ucap Deril.

Deril tersenyum hangat, ia senang sekali istrinya ini mau dekat dengannya seperti ini. Ia tetap fokus memasak walaupun tangan Anna menempel di perutnya.

"Cobain."

"Enak banget." Mata Anna berbinar menerima suapan sesendok nasi goreng buatan suaminya.

"Tambah mie instan yah pakai cabe." Celetuk Anna.

"NO...! Tidak baik untuk ibu hamil sayang. Tapi bukan larangan juga. Lebih bagus makanan yang bergizi."

Deril tegas melarang istrinya ini. Ia membawa sang istri ke meja makan. Meskipun Anna kesal, tetap saja ia menuruti suaminya ini.

Keduanya makan di piring yang sama, ia membuat agak banyak. Dan benar saja Anna menghabiskan dua piring nasi goreng. Deril menarik istrinya ke pangkuannya.

"Kenapa?"

"Kamu cantik."

BLUSH

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!