Adhitama Daniyal Dharmawangsa terpaksa harus menikah dengan Auristela Clara salah satu ART di kediamannya karena sebuah salah paham, bagaimanakah kehidupan pernikahan mereka kedepannya, apakah berjalan dengan lancar atau berakhir ditengah jalan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengatakan Kebenaran
Tama berdiri dari duduknya.
"Mau kemana?"Tanya Marvel.
"Mau ke kamar."
"Jangan dulu Tuan, kita duduk di sini dulu mengobrol."Cegah Reza.
"Iya, duduklah."Ucap Marvel.
Tama pun terpaksa duduk kembali.
Sementara itu di dalam kamar Clara.
Ny.Ratna membantu Clara membersihkan make up-nya dan melepas aksesoris yang dipakai Clara.
"Mulai nanti malam kamu akan tidur di kamar Tama."Ucap Ny.Ratna.
"Tapi Ma-."
"Tidak ada tapi-tapian, sekarang kamu kan sudah menjadi istrinya Tama.Kamu juga harus menyiapkan keperluan Tama, lagian kan kalian juga pernah tidur 1 ranjang, kenapa kamu takut?"Ucap Ny.Ratna saat melihat sorot ketakutan dari mata Clara.
Clara menundukkan kepalanya.
"Maaf Ma, tapi itu hanya salah paham saja.Kami tidak melakukan apapun, dan aku juga tidak berani menyalahkan siapapun atas kejadian itu."Ucap Clara pelan.
"Baiklah, tapi pasti kamu curiga kan kepada seseorang yang bertanggung jawab atas kejadian itu?"
Clara mengangkat wajahnya menatap Ny.Ratna lalu mengangguk samar.
"Siapa orang yang kamu curigai itu, bilang saja jangan takut.Mami tidak akan marah."
"Reza Ma."Ucap Clara pelan dan hampir berbisik, dia takut kalau kecurigaannya kepada Reza salah.Tapi Clara masih ingat waktu itu Reza memberinya teh, Clara minum habis teh itu.
Setelah beberapa saat kepalanya terasa pusing lalu Clara tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, saat Clara membuka kedua matanya tahu-tahu dia sudah tidur di samping Tama.Dan Ny.Ratna juga sudah ada di dalam kamar itu, Reza pun juga ada di sana.
"Kamu salah Clara karena telah mencurigai Reza, Mami yang bertanggung jawab atas kejadian itu.Ya, mami sengaja membuat kamu dan Tama seolah-olah sudah tidur bersama.Setelah itu mami akan memaksa Tama untuk menikahi kamu, maafkan Mami Clara.Mami memang egois, tapi kamu harus tahu Clara Mami benar-benar sayang sama kamu.Mami ingin kamu menjadi bagian dari keluarga Dharmawangsa, sekali lagi maafin Mami ya."
"Tapi kenapa Ma, kenapa harus aku.Apa yang Mami lihat dari aku, aku tidak punya apa-apa ma, aku sebatang kara dan hanya seorang ART.Kalau bukan karena kebaikan mami kepadaku mengizinkan aku tinggal di sini dan memberikan pekerjaan di rumah ini mungkin kehidupanku tidak akan sebaik ini.Kalau Mami melihat cantiknya wajahku, diluar sana banyak ma perempuan yang lebih cantik dari aku, dan lebih segala-galanya dari aku."Ucap Clara pelan dengan mata berkaca-kaca menatap Ny.Ratna.
"Iya Clara, tapi Mami tidak hanya melihat wajah cantik kamu.Kamu itu benar-benar perempuan baik Clara, Mami yakin kamu bisa merubah sikap Tama menjadi lebih baik.Sekarang sikap Tama kepada kamu memang buruk tapi kamu harus yakin suatu saat nanti Tama akan takut kehilangan kamu.Dan kamu akan menjadi orang terpenting di hidup Tama."Ucap Ny.Ratna begitu lembut dan tersenyum menatap Clara, Clara menggeleng.
"Kamu harus yakin Clara dan tidak boleh seperti itu, Mami saja yakin kamu pasti bisa meluluhkan hati Tama.1 lagi, kenapa Mami ceritakan ini semua, kamu pastinya juga bertanya-tanya kan kepada diri kamu sendiri.Bagaimana peristiwa itu bisa terjadi, bagaimana bisa kamu tidur di samping Tama.Hari ini Mami sudah menceritakan semuanya, mami harap kamu tidak marah kepada Mami."Ucap Ny.Ratna memegang kedua tangan Clara, Clara hanya diam dan menatap ke arah lain.
"Mandi dan bersiap-siap, kita akan makan malam bersama."Ucap Ny.Ratna, setelah itu Ny.Ratna pergi dari kamar Clara.
Sepeninggal Ny.Ratna Clara terduduk lesu di tepi ranjang, Clara melamun memikirkan bagaimana nanti hari-hari selanjutnya yang akan dia jalani.
1 jam kemudian
Ny.Ratna, Tama, Clara, Marvel dan Reza sudah duduk di kursi meja makan dan bersiap untuk makan malam.Posisi duduk Tama berdampingan dengan Clara, sementara dihadapan mereka duduklah Marvel berdampingan dengan Reza.Ny.Ratna duduk diujung meja dekat dengan Tama.Dan tentu saja Tama duduk berdampingan dengan Clara atas suruhan Ny.Ratna.
Akhirnya mereka pun makan malam dengan hening.
Tak berselang lama merekapun sudah selesai makan.
"Tante, aku mau pergi ke kamar duluan ya.Mau tidur."Pamit Marvel.
"Iya, terima kasih ya Marvel kamu sudah membantu menyiapkan pernikahan Tama dan Clara."
"Sama-sama Tan, aku juga senang bisa membantu menyiapkan pernikahannya Tama.Yahh walaupun dia itu sangat menjengkelkan dan seperti anak kecil main kabur-kaburan."Ucap Marvel melirik Tama.
"Apa kamu, jangan ngada-ada deh Marvel kalau bicara!"Ucap Tama tak terima dan menggebrak meja.
"Sssttt Tama, kamu ini apa-apaan sih.Jangan seperti itu."Ucap Ny.Ratna.
"Tuh kan Tan, Tama itu seperti anak kecil.Begitu saja dia marah, ya kan Reza."Sahut Marvel.
"Hehehe iya Tuan."Ucap Reza cengengesan, dan saat dia menatap kearah Tama seketika dia terdiam.
Tama menatapnya dengan tajam, tanpa suara dan bibir yang bergerak mengatakan."Awas ya kamu Reza."
"Tama!"Tegur Ny.Ratna saat melihat Tama, Tama hanya menoleh sekilas ke arah maminya lalu menatap kearah lain.
"Yasudah Tan kalau begitu aku ke kamar dulu."Ucap Marvel berdiri dari duduknya, diikuti oleh Reza.
"Aku juga Tan."Ucap Reza.
"Iya, kalian istirahat sana."Ucap Ny.Ratna tersenyum.Marvel dan Reza pun pergi ke kamar tamu yang ada di lantai 1.
Sesampainya di dalam kamar
"Tuan Marvel ini ada-ada saja, bikin Tuan Tama jengkel."Ucap Reza.
"Ya ya ya, hitung-hitung sebagai hiburan."Ucap Marvel santai.
"Hiburan untuk Anda dan penderitaan untuk saya Tuan, entahlah besok apa yang akan dilakukan Tuan Tama kepada saya."
"Tenang saja Reza jangan panik, saya hanya penasaran bagaimana reaksi Tama nanti saat membaca pesan yang kamu tulis tadi dan juga saat melihat kamarnya yang sudah kita hias seperti kamar pengantin."
"Saya terpaksa menulisnya Tuan, kalau bukan karena suruhan Anda saya tidak akan menulisnya."Ucap Reza sedikit kesal.
"Kamu kenapa sih Reza panik banget, santai dong.Sangat menyenangkan membuat Tama jengkel."Ucap Marvel santai.
"Iya sih Tuan, tapi nanti kalau saya sampai dipecat bagaimana?"
"Pikiran kamu terlalu jauh Reza, Tama tidak akan memecat kamu.Kalau hal itu sampai terjadi, perusahaan saya akan menerima kamu bekerja."
"Benarkah, Anda tidak bercanda kan Tuan?"
"Tidak, tapi mungkin kamu tidak saya tempatkan sebagai asisten.Tapi sebagai OB."Ucap Marvel.
"Apa, yang benar saja Tuan!"Ucap Reza, Marvel tak menanggapi.
Segera saja Marvel naik ke atas ranjang dan segera tidur.