Path Of The Sovereign

BAB 35: Serangan Asosiasi Black Assassin 2

Keesokan harinya, para warga kembali berbondong-bondong mendatangi arena turnamen. Mereka semua sudah tidak sabar ingin menyaksikan pertarungan babak kedua hari ini. Namun, satu hal yang tidak mereka ketahui adalah bahwa di antara kerumunan itu sudah banyak anggota Asosiasi Black Assassin yang menyamar.

Para penonton telah memenuhi kursi di sekitar arena turnamen. Begitu pula dengan para peserta, pemimpin sekte, dan para tetua sekte. Tidak hanya itu, Kaisar Yang juga telah hadir dan menempati tempat khusus yang disediakan untuknya.

"Selamat datang kembali! Hari ini adalah hari kedua dari turnamen antar kultivator muda. Dan hari ini juga merupakan hari di mana babak kedua turnamen akan dimulai!"

"Sebelum pertandingan dimulai, mari kita memberikan penghormatan kepada yang mulia Kaisar. Berkat beliau, kita semua dapat menyaksikan pertarungan hebat para generasi muda!"

"Hormat pada yang mulia Kaisar!" seru Bao Yu sambil membungkukkan tubuhnya.

"Hormat pada yang mulia!" ucap semua orang serempak.

Di tempat khusus para tetua dan pemimpin sekte, Liu Long tampak masih memikirkan ucapan orang misterius yang menemuinya tadi malam. Wajah tuanya memancarkan kekhawatiran yang sulit disembunyikan.

Liu Zhi yang menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan pamannya, segera bertanya, "Paman, kau kenapa?"

"Zhi’er, semalam ada seseorang yang misterius datang menemuiku. Ia mengatakan bahwa kekaisaran akan diserang," ucap Liu Long pelan.

"Apa! Paman, siapa orang itu?" tanya Liu Zhi dengan nada terkejut.

"Entahlah, Zhi’er. Yang jelas dia adalah seorang kultivator kegelapan. Tapi anehnya, aku sama sekali tidak merasakan ancaman darinya. Justru aku merasakan perasaan yang sangat… nyaman," jelas Liu Long dengan ekspresi bingung.

"Apa! Itu mustahil, Paman! Bagaimana mungkin energi kegelapan bisa membuat orang lain merasa nyaman?" seru Liu Zhi tidak percaya.

"Entahlah, Zhi’er. Tapi yang jelas, kita harus tetap waspada," jawab Liu Long serius.

Sementara itu, para peserta mulai mendekati meja juri untuk mengambil nomor undian. Setelah semua mendapat nomor, nama mereka akan diacak untuk menentukan lawan masing-masing di babak kedua ini.

"Baiklah semuanya, karena para peserta telah selesai mengambil nomor undian, maka kita akan mulai mengacak nama mereka sekar—"

Sebuah belati kecil berwarna hitam tiba-tiba melesat cepat dan menancap tepat di kening Bao Yu, membuatnya ambruk dan mati seketika.

Semua orang terdiam, terkejut, dan tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Tidak ada seorang pun yang sempat melihat dari mana belati itu datang atau siapa yang melemparkannya.

BOOOMMM!!!

Ledakan keras terdengar di langit. Awan di atas arena tiba-tiba berguncang hebat. Dari dalam awan hitam pekat itu, muncul sosok pria berjubah hitam dengan senyum dingin di wajahnya.

"Hahahahaha! Kaisar Yang! Sudah saatnya kekuasaanmu menjadi milikku!" teriak pria itu lantang.

Semua orang menatap ke langit dengan ekspresi terkejut dan ketakutan.

"Siapa kau? Dan beraninya kau membuat kekacauan di wilayah kekaisaran!" seru Kaisar Yang dengan nada tajam.

"Hahahaha, kau tidak perlu tahu siapa aku. Yang jelas, aku akan merenggut nyawamu hari ini!" ucap pria misterius itu dengan nada dingin.

"Semuanya, serang!!" teriak pria itu lantang.

Di bangku penonton, tiba-tiba terjadi kerusuhan besar. Beberapa orang yang sebelumnya tampak seperti penonton biasa mendadak menghunus senjata dan mulai membantai orang-orang di sekitar mereka. Seketika, suasana menjadi kacau balau.

Teriakan panik terdengar di mana-mana. Para penonton berlarian menyelamatkan diri, namun di tengah kekacauan itu, para pembunuh terus bergerak di antara kerumunan, menyamar dan menyerang secara brutal. Hal ini membuat musuh yang bersembunyi di antara penonton sulit untuk dikenali.

Para tetua dan pemimpin sekte segera melesat ke arah murid-murid mereka masing-masing. Mereka berusaha memisahkan diri dari kerumunan agar tidak diserang secara tiba-tiba. Termasuk Liu Long dan Liu Zhi yang juga bergerak cepat ke udara.

Namun berbeda dengan yang lain, Liu Xian justru melesat ke arah kerumunan, menembus barisan orang-orang yang tengah panik, dan membunuh satu per satu pasukan musuh dengan gerakannya yang cepat dan mematikan.

Karena merupakan seorang kultivator kegelapan, Liu Xian dapat dengan mudah membedakan mana musuh dan mana bukan, ia bisa merasakan niat membunuh yang terpancar kuat dari anggota Asosiasi Black Assassin.

"Itu... itu orang yang memberitahuku tentang penyerangan ini semalam," kata Liu Long saat melihat seorang pemuda bertopeng melesat di antara lautan manusia.

"Paman, apa perlu kita membantunya?" tanya Liu Zhi.

"Tidak perlu. Sebaiknya kita tunggu dulu dan lihat bagaimana keadaannya," jawab Liu Long tenang namun penuh kewaspadaan.

Di atas langit, pemimpin Asosiasi Black Assassin menatap tajam ke arah Liu Xian. Tatapan dinginnya berubah menjadi murka ketika melihat anak buahnya dibunuh begitu mudah oleh seorang pemuda bertopeng.

"Sial! Siapa sebenarnya anak itu!" geram pemimpin Asosiasi.

"Pemimpin! Jika kita tidak turun tangan sekarang, maka semua anggota kita akan habis!" ujar salah satu pengikutnya dengan cemas.

"Kerahkan seluruh pasukan!" perintah pemimpin Asosiasi dengan nada tegas.

"PASUKAN, SERANG!!"

BOOOMMM!!!

Langit tiba-tiba berguncang hebat. Suara ledakan besar menggema di seluruh penjuru arena. Dari berbagai arah, seluruh pasukan Asosiasi Black Assassin muncul dan menampakkan diri.

Kemunculan mendadak mereka membuat semua kultivator yang ada di tempat itu merasakan tekanan luar biasa. Aura membunuh dari ribuan anggota Asosiasi itu begitu pekat, membuat udara seolah-olah menegang.

Para pemimpin sekte menatap dengan mata terbelalak. Mereka bisa merasakan bahwa ratusan dari pasukan itu bukanlah orang biasa.

"Seratus dari mereka... berada di tingkat Penguasa Surgawi..." gumam salah satu tetua sekte dengan wajah pucat.

Kaisar Yang sendiri tampak terguncang hebat. Tubuhnya gemetaran saat melihat kekuatan dahsyat dari pasukan yang kini menyerang kekaisarannya.

"Yang mulia Kaisar, berikan perintahmu!" kata salah satu jenderal.

"Ba-bawa semua pasukan dan balas serangan mereka!" perintah Kaisar Yang dengan tegas.

Sang jenderal segera mengumpulkan semua tentara kekaisaran yang ada di sana. Sementara itu, salah satu jenderal lainnya kembali ke istana untuk memanggil pasukan tambahan.

Pertempuran pun pecah antara kedua belah pihak. Kurangnya jumlah pasukan dan kekuatan musuh yang begitu besar membuat seluruh pasukan kekaisaran kewalahan. Mereka mulai berjatuhan satu per satu.

"Para pemimpin sekte dan pemimpin asosiasi sekalian, aku mohon bantuan kalian untuk melindungi kekaisaran ini!" kata Kaisar Yang lantang.

Mau tidak mau, para pemimpin sekte, tetua sekte, dan pemimpin asosiasi harus ikut terlibat dalam pertempuran. Bahkan para peserta turnamen pun diikutsertakan.

"Hahaha, bagus! Kalau begitu, jangan segan-segan lagi! Habisi mereka semua!" teriak pemimpin Asosiasi Black Assassin.

BBOOMMMM!!

BBOOMMMM!!

Ledakan terdengar di mana-mana. Teriakan menyayat hati memenuhi arena turnamen. Suasana kekaisaran yang semula meriah karena turnamen, kini berubah menjadi kekacauan akibat peperangan.

Liu Xian sendiri masih melesat dengan kecepatan tinggi, membunuh setiap musuh yang ia temui. Setelah beberapa jam berkeliling di antara para penonton, Liu Xian langsung melesat ke tengah arena dan bergabung dalam pertempuran.

Yang pertama ia cari adalah ayahnya, serta para murid dari sekte Naga Langit. Ia membantu mereka bertarung, bahkan murid sekte Naga Langit nyaris tidak sempat melawan musuh karena Liu Xian sudah lebih dulu menumpas mereka.

"Siapa dia? Kenapa dia selalu membantu kita?" ucap Gao Zhuting.

"Entahlah, aku bahkan belum sempat menyerang musuh," ujar Li Mei.

"Siapapun dia, yang jelas dia ada di pihak kita," kata Zhang Jiangwu.

"Saudari Li Mei, awas!!" teriak Gao Zhuting ketika melihat seorang assassin mencoba menyerang Li Mei secara diam-diam.

Li Mei sangat kaget hingga terjatuh. Matanya menatap sayu ke arah assassin yang siap menebasnya. Namun ketika pedang assassin itu hampir mengenai dadanya, sebuah tombak tiba-tiba menancap di dada assassin tersebut dan langsung menewaskannya.

"Kau selalu saja ceroboh," ucap Liu Xian, lalu Menghilang begitu saja.

"Liu Xian..." gumam Li Mei pelan.