Kael pemuda yang menjalani hidup yang damai di dunianya dia hanya peduli dengan game, Novel , latihan, bertarung, dan mengasah berbagai ilmu bela diri yang ia kuasai.
Semua terasa biasa… sampai hari itu tiba.
Dalam perjalanan pulang dari tempat latihan, Kael hanya ingin tidur dan memulihkan tenaga agar dia bisa membaca dan bermain game nya.
Namun saat membuka mata, ia bukan lagi berada di rumah.
Ia terbangun di tengah hutan, di bawah pohon, dengan suasana yang bisa di bilang terlalu nyata… namun anehnya, semua pemandangan ini persis seperti dunia dalam game dan novel yang pernah ia baca dan mainkan.
tanpa petunjuk dan sekarang dia harus tau cara bisa bertahan di dunia ini.
"haha...ini gila...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuu Ri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 19
SORE HARI DI AKADEMI
Kael berbaring di sofa sambil bersenandung kecil sambil memikirkan apa yang akan dia lakukan di masa depan dan sementara itu Claris duduk di kasurnya sambil membaca buku dengan santai sambil sesekali melirik ke arah Kael.
Kael melihat ke arah jendela dan menyadari matahari mulai terbenam dan itu menandakan dia harus segera kembali ke kamar asramanya.
"Claris, aku harus kembali ke kamar ku" Kael duduk sambil mengambil mantelnya.
Claris mendongak dari buku yang ia baca "Secepat itu? Menyebalkan~" Claris cemberut sedikit.
Kael tersenyum dan menggelengkan kepala "Aku akan datang lagi dan aku janji mungkin bisa nginap lagi"
Mata Claris langsung berbinar cerah dengan kebahagiaan "Janji?"
"Janji" Kael mengangguk.
"TELEPORTATION" Kael merapal dan langsung menghilang dari kamar Claris.
"Aku akan tagih selalu janji mu itu~" Claris tersenyum sambil bergumam.
POFF
Kael sampai di depan pintu kamarnya dan sedikit berpikir apa yang harus dia katakan pada Rio tentang dia tidak pulang semalam.
CLICK
Suara pintu yang terbuka pelan dengan Kael yang melangkah masuk kedalam dengan sedikit waspada oleh Rio yang takutnya tiba-tiba muncul entah darimana.
"Wah Kael ternyata sudah pulang" Suara itu muncul dari belakang Kael.
Rio bersandar di dinding menyilangkan tangannya sambil mengangkat satu alisnya menatap ke arah Kael dengan penasaran.
Kael menghela nafas dan berjalan menuju ke arah Kasurnya sambil melepaskan mantel lalu di garis di dalam lemari.
"Kau pasti ingin bertanya kemana aku semalam dan juga bagaimana aku bisa dekat dengan Claris kan?" Kael mengangkat kedua alisnya.
"Tentu saja, jadi ceritakan padaku kenapa kau bisa dekat dengan Claris yang sangat dingin itu" Rio langsung duduk di kasurnya.
"Aku bertemu dengannya di pusat kerajaan saat dia sedang berbelanja" Kael mulai tiduran di kasur.
"Lalu? apa yang membuat kalian menjadi dekat?" Rio bertanya dengan rasa sangat penasaran.
"Aku pun tidak tahu kenapa aku bisa dekat dengan gadis itu" Kael menggeleng.
"Apa-apaan? Kau tidak tahu?" Rio sedikit terkejut.
Kael mengangguk "Aku tidak tahu ,yang aku tau kami bertemu kembali saat pendaftaran akademi"
Rio menghela nafas "Lalu dari mana kau semalam?"
Kael mengalihkan pandangannya sedikit "Aku hanya pergi berlatih sihir dengan Claris"
"Sampai malam?" Rio menatap Kael dengan curiga.
"Yah..." Kael mencoba tetap diam.
"Aku janji tidak akan beritahu siapapun" Rio mengangguk yakin
"Aku tidur di kamar asrama Claris..." Kael menghadap tembok.
Rio langsung menganga karna terkejut dan tidak tau bereaksi apa-apa "K-kau tidur dengannya?"
Kael langsung duduk "Aku tidak melakukan hal buruk, kami hanya tidur dan tidak lebih lagi pula aku tidak sadar karna aku kelelahan sehabis latihan sihir"
Rio masih mencoba menenangkan diri karna informasi yang ia terima "Kau gila Kael dan bahkan benar-benar gila"
"Kau jangan beritahu ini pada siapapun okay?" Kael menatap Rio dengan serius.
"Aku tidak akan memberitahu siapapun..." Rio masih sedikit terkejut.
"Kalian tidur di satu kasur?" Rio menatap Kael masih mencoba mengkonfirmasi hal ini.
"I-iya..." Kael menatap ke arah lain.
Rio semakin menganga dan jelas masih sangat terkejut oleh berita yang ia terima ini.
"Baiklah pembahasan selesai dan lebih baiknya kita bahas yang lain saja" Kael menghela nafas.
Rio mengangguk setuju "Oke..."
Rio menggeleng dan kembali sadar dari lamunannya "Kael...kau dekat dengan Leon atau tidak?" Dia mengangkat satu alisnya dengan penasaran.
"Tidak terlalu" Kael menjawab singkat "Kenapa?"
"Bukan apa-apa aku hanya ingin berbicara dengannya lagi seperti masa lalu saja..." Rio tertawa dengan getir.
"Kau mau berbicara padanya dan menjadi teman dekat seperti dulu lagi kan?" Kael bersandar pada dinding di belakangnya.
"Aku mau...tapi aku tidak yakin dia akan mengingat ku atau tidak jika kami bertemu lagi..." Rio menunduk sedikit.
"Dia akan mengingat mu, kau bisa coba temui dia besok" Kael mengangguk kecil.
"Mungkin aku akan mencoba..." Rio tersenyum
"Oh ya apa Leon sudah punya pacar atau belum?apa dia dekat dengan seorang gadis?" Rio menatap Kael dengan penasaran.
Kael membayangkan kedekatan Leon dan Lyria tapi dia tidak tau itu sudah termasuk pacaran atau belum "Mungkin dia memang sedang dekat dengan seorang gadis yang bernama Lyria"
Rio seketika kaget "L-Lyria Elviss?"
Kael hanya mengangguk.
"Maksud mu salah satu putri bangsawan yang terkenal karna kecantikannya setelah Claris mu itu?" Rio sedikit menganga.
"Iya Lyria yang itu..." Kael menatap Rio dengan yakin.
"Wah...tidak diri mu...tidak Leon...kalian berdua memiliki pacar yang sangat luar biasa dan cantik..." Rio seketika murung karna memikirkan nasibnya.
"Claris bulan pacar ku..."
"Aku tidak akan mempercayai mu..." Rio semakin murung.
Kael menghela nafas sambil berpikir mencoba mengingat tentang nasib Rio yang ada di dalam novel kedepannya agar membuat dia ceria lagi, tapi tidak ada sama sekali dan bahkan kedepannya ada konflik di akademi yang membuat Rio mengorbankan diri demi Leon.
"Aku hanya bisa memberi mu semangat" Kael mengatakannya dengan ragu.
"Makasih...tapi aku perlu dari sekedar semangat..." Rio berbaring dengan lesu sambil meratapi nasibnya.
Kael hanya tertawa dengan getir sambil berpikir tentang nasib Rio "Aku memang tidak ingin mengubah alur asli dunia ini...tapi...Rio dia tidak boleh mati..." Kael bergumam sendiri
Rio hanya menggelinding di kasurnya dengan pasrah dan tanpa semangat karna faktanya kedua temannya ini sudah memiliki wanita tercantik dan putri bangsawan yang terkenal.
MALAM HARI.
Matahari mulai terbenam dan malam pun tiba. Seluruh siswa akademi berada di kamar mereka masing-masing, Claris berada di kasirnya sambil membaca buku dengan bosan karna sudah tidak ada Kael di kamarnya.
"Ugh...aku bosan!!!aku mau Kael ku!!!" Claris ngomel sendiri sambil berbaring kesana dan kesini di kasurnya.
Claris menepuk kedua pipinya "Aku akan keluar sebentar mencari angin"
Claris memakai cardigan miliknya lalu keluar dari kamar menyusuri lorong-lorong kamar para siswi dengan tenang dan akhirnya keluar dari gedung asrama sambil berjalan dengan santai di sekitar akademi dan taman yang tenang dengan sedikit angin malam yang berhembus perlahan.
"Malam yang indah..." Claris tersenyum kecil sambil terus berjalan mengitari taman.
Claris hanya berjalan santai sambil melihat sekitar dan melihat bintang-bintang yang bersinar di langit malam.
"Kamu?"
Suara lembut muncul dari belakang Claris sehingga membuat dia sedikit terkejut dan membeku, Claris berbalik dan melihat siapa yang ada di belakangnya.
Leon perlahan-lahan muncul mendekati Claris sambil tersenyum "Kamu itu Claris Rosevale kan?"
Claris seketika menatap Leon dengan dingin "Iya itu aku, apa mau mu? Leon"
Leon menggaruk belakang kepalanya masih tetap tersenyum bingung karna melihat sikap dingin Claris "Aku hanya penasaran sedang apa kau di malam hari begini dan juga kau sedang sendirian"
Claris menghela nafas muak "Aku sedang mencari udara segar karna aku tidak mau merasa bosan di kamar ku!"
Leon mengangguk paham dan memandangi Claris dari atas sampai bawah dengan ada sedikit ketertarikan.
Claris seketika menyadari tatapan Leon ke arahnya dan dalam seketika Claris semakin menutup tubuhnya dengan cardigan yang ia kenakan.
Claris menatap sinis ke arah Leon "Jaga pandangan mu!!!" Dia sedikit menekan.
Leon seketika sadar dan langsung panik sedikit "Ah... maafkan aku, itu hanya hal normal karna bagaimana pun aku laki-laki"
Claris semakin menutup tubuhnya dengan cardigan miliknya dan hampir menangis karna di pikirannya Leon semakin menyeramkan karna pandangannya.
Leon langsung panik melihat mata Claris yang mulai berkaca-kaca "Maafkan aku kalau aku bertingkah kurang pantas padamu Claris"
Leonasih sedikit panik dan berpikir untuk mencairkan suasana agar tidak canggung dan juga membuat Claris tidak salah sangka pada dirinya. Tangan Leon mulai terulur dan ingin menyentuh bahu Claris untuk memberikannya tepukan hangat dan menenangkan.
Claris mencoba menjauh dan tidak ingin di sentuh oleh Leon , Matanya terpejam dan hampir menangis.
PLAKK!!
Tangan Leon langsung tertepis dengan keras, membuat langkahnya seketika terhenti dan ada rasa terkejut di wajahnya.
Claris membuka mata dan melihat Kael berdiri di depannya menghalangi Leon mendekati dirinya.
"Singkirkan tangan mu dari Claris" Kael menatap Leon dengan tajam.
Leon langsung mengambil jarak dan menunduk pelan mencoba minta maaf "Maafkan aku...aku tidak bermaksud menakuti Claris...sumpah"
"Aku hanya ingin berbicara dengannya" Leon masih menunduk dengan rasa bersalah.
Claris seketika langsung memeluk Kael dan membenamkan wajahnya di punggungnya dengan sedikit menghela nafas lega.
"Syukurlah..." Claris sedikit bergumam lega.