NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Tuan Muda

Mengandung Benih Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: rafizqi

Seorang wanita miskin bernama Kirana secara tidak sengaja mengandung anak dari Tuan Muda Alvaro, pria tampan, dingin, dan pewaris keluarga konglomerat yang kejam dan sudah memiliki tunangan.

Peristiwa itu terjadi saat Kirana dipaksa menggantikan posisi anak majikannya dalam sebuah pesta elite yang berujung tragedi. Kirana pun dibuang, dihina, dan dianggap wanita murahan.

Namun, takdir berkata lain. Saat Alvaro mengetahui Kirana mengandung anaknya. Keduanya pun menikah di atas kertas surat perjanjian.

Apa yang akan terjadi kepada Kirana selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rafizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 - Kepergian Kirana

Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit. Kirana merasa tubuhnya sudah cukup kuat. Ia duduk di tepi ranjang rumah sakit, wajahnya masih pucat dan masih terlihat lemah.

Bayinya sedang tidur tenang di kotak bayi di sampingnya. Kata-kata Clarissa beberapa hari lalu masih terngiang jelas di kepalanya.

"Tak peduli sebesar apa pun perhatian Alvaro padamu, hatinya tetap untuk Elena. Kamu hanya pengganti, Kirana. Jangan pernah bermimpi jadi lebih dari itu."

Kirana menggenggam ujung selimut dengan erat. Air matanya menetes tanpa bisa ia cegah. Sakit itu bukan hanya karena luka operasi, melainkan karena hatinya yang juga tersayat.

Sejak awal, ia tahu pernikahan ini penuh keterpaksaan. Namun, perhatian Alvaro belakangan—tatapan khawatirnya, sikap lembutnya saat ia hampir kehilangan bayi mereka—membuat Kirana lengah. Ia mulai percaya bahwa mungkin, hanya mungkin, Alvaro benar-benar peduli padanya. Dan mungkin juga saat ini hatinya sudah mulai nyaman dan rasa sayang itu seperti tumbuh begitu saja.

Dan kini, setelah mendengar nama itu lagi… tentang Elena. Kirana tersadar. Dirinya hanyalah bayangan, hanya pengganti dari seorang wanita yang sudah menguasai hati Alvaro sejak lama.

Ia menoleh pada bayinya. “Maafkan Ibu, Nak,” bisiknya lirih. “Ibu salah… Ibu berharap sesuatu yang tidak pernah menjadi milik kita.”

Dengan sisa tenaga, Kirana perlahan berdiri. Ia menyiapkan tas kecil yang sudah dipenuhi baju bayi. Setiap gerakannya gemetar, namun tekadnya bulat. Ia tak bisa lagi tinggal di rumah itu—rumah yang tidak pernah menganggapnya ada.

Ketika seorang perawat masuk, Kirana memaksakan senyum.

“Tolong… urus kepulangan saya hari ini. Saya sudah cukup kuat. Saya ingin pulang.”

Perawat itu tampak ragu.

“Tapi, Nyonya… dokter menyarankan—”

“Saya ingin pulang. Tolong siapkan semuanya.” ucap Kirana memaksa.

Perawat itu akhirnya mengangguk, lalu keluar. Kirana menatap bayinya lagi, mengusap pipi mungil itu dengan penuh cinta.

“Kita akan pergi dari sini. Kita tidak akan mengganggu siapa pun lagi. Walau…,” suaranya tercekat, “walau Ibu… mulai mencintai ayahmu.” lirihnya.

Air matanya jatuh mengenai kulit bayi yang hangat. Kirana cepat-cepat menyekanya, tak ingin anaknya merasakan pahitnya air mata.

Saat itu, di koridor rumah sakit, Alvaro masih sibuk mengurus administrasi dan memastikan kebutuhan bayinya lengkap. Ia tidak tahu bahwa di dalam ruangan, wanita yang kini mulai mengisi hatinya justru tengah memutuskan untuk pergi darinya.

Langkah Alvaro terasa ringan sore itu. Baru saja ia menandatangani beberapa berkas, mengatur semua kebutuhan untuk masa perawatan Kirana dan bayinya. Di tangannya ada sebuah boneka kecil yang ia beli di toko rumah sakit. Entah kenapa, kali ini Alvaro merasa ada harapan baru dalam hidupnya.

Ia membuka pintu kamar rawat dengan hati yang sedikit berdebar.

“Kirana… aku bawa sesuatu untukmu.”

Namun yang menyambutnya hanyalah keheningan.

Alvaro terdiam, menatap sekeliling. Ranjang kosong. Selimut terlipat rapi, seakan baru saja ditinggalkan. Kotak bayi yang semula berisi putranya kini hanya menyisakan kain selimut tipis.

Detik itu juga, wajah Alvaro menegang.

“Tidak mungkin…” suaranya parau, hampir tak percaya.

Ia meletakkan boneka itu di atas meja dan dengan cepat menghampiri ranjang, meraba kasurnya. Masih hangat. Artinya, mereka baru saja pergi.

Alvaro melangkah mundur, dadanya berdegup keras. Kepalanya berputar, otaknya mencari penjelasan.

“Kemana?......Kemana Kirana?" teriaknya cemas.

Alvaro berdiri kaku di depan ranjang kosong itu. Nafasnya berat, dadanya terasa dihantam palu berkali-kali. Namun saat pandangannya jatuh ke atas meja kecil di samping ranjang, ia melihat secarik kertas terlipat rapi.

Tangannya bergetar saat meraihnya. Hanya ada tulisan sederhana di sampulnya:

“Untuk Alvaro.”

Jari-jarinya sempat ragu membukanya, seakan takut dengan isi di dalamnya. Tapi akhirnya ia merobek lipatan itu dan membaca dengan mata nanar.

---

Alvaro,

Terima kasih untuk semua perhatianmu. Aku tahu, kau telah berusaha sebaik mungkin untuk menjagaku dan anak kita. Aku tidak pernah membayangkan bisa melihat sisi lembut darimu.

Tapi aku juga tidak bisa terus berada di tempat di mana aku merasa hanyalah bayangan dari wanita lain. Aku mendengar namanya dalam tidurmu, aku melihat luka di matamu setiap kali kau mengingat masa lalu. Dan aku sadar… aku bukanlah Elena.

Aku memilih pergi, bukan karena aku tidak menghargai apa yang kau lakukan, tapi karena aku takut… semakin lama aku di sini, semakin dalam perasaanku padamu. Dan jika itu terjadi, aku akan terluka lebih dalam saat akhirnya harus menerima bahwa hatimu tidak pernah benar-benar untukku.

Jangan khawatir, aku akan menjaga anak kita dengan segenap nyawaku. Aku hanya butuh menjauh sebelum aku hancur oleh kenyataan.

Selamat tinggal, Alvaro.

— Kirana

---

Tangan Alvaro merosot, surat itu hampir terjatuh. Matanya memanas, tenggorokannya tercekat. Ia duduk di tepi ranjang kosong, memegang surat itu erat-erat, seolah kertas tipis itu adalah satu-satunya penghubungnya dengan Kirana.

“Bodoh…” bisiknya, suaranya parau. “Bodoh sekali kau, Kirana. Kenapa kau pikir aku bisa hidup tanpa kalian?”

Air matanya jatuh begitu saja, tanpa bisa ia tahan. Alvaro menggenggam surat itu hingga kusut, matanya menatap kosong ke arah pintu kamar. Untuk pertama kalinya, pria yang selalu berdiri kokoh itu tampak benar-benar runtuh.

"Kenapa kau pergi, Kirana?” gumamnya, hampir terdengar seperti rintihan.

Ia menekan bel panggilan perawat dengan tergesa. Begitu seorang perawat masuk, Alvaro langsung menatap tajam.

“Di mana istri saya? Di mana bayi saya?”

Perawat itu menunduk gugup.

“Nyonya Kirana meminta pulang, Tuan. Katanya… ia sudah cukup kuat. Kami tak bisa menahan, karena ia memaksa.”

Alvaro membeku. Rahangnya mengeras, matanya berkaca-kaca meski ia menolak memperlihatkannya.

“Kalian membiarkannya pergi begitu saja? Dalam keadaan seperti ini?”

“Kami kira… itu sudah atas seizin Tuan…”

Alvaro menepis perkataan itu. Ia meraih jasnya, berlari keluar kamar. Dadanya sesak, seolah ada lubang besar yang menganga. Setiap langkah yang ia ambil terasa berat.

Di parkiran rumah sakit, ia hanya sempat melihat samar bayangan mobil taksi yang berbelok di kejauhan. Ia mengepalkan tangan hingga buku-bukunya memutih.

“Kenapa kau selalu memilih pergi, Kirana…tanpa bertanya bagaimana perasaan ku kepadamu” bisiknya, suara patah di tenggorokannya.

Untuk pertama kalinya, Alvaro merasakan ketakutan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya: kehilangan seseorang yang tanpa ia sadari, sudah mulai mengisi kekosongan hatinya.

.

.

.

Bersambung.

1
Ma Em
Kirana kamu jgn lemah Kirana hrs berani lawan mereka yg merendahkan kamu kalau Kirana lemah siapa yg mau melindungi Arya dari orang2 yg tdk menyukainya , Kirana hrs bangkit tegas dlm bertindak dan berani dlm mengambil keputusan 💪💪💪
Ma Em
Clarissa kamu cuma tunangan sedangkan Kirana adalah istri sah Alvaro siapa yg paling berhak tinggal bersama Alvaro , dasar ulat bulu yg tdk tau malu .
Ma Em
Syukurlah Kirana bertemu dgn Bram , semoga Bram bisa melindungi Kirana dari niat jahat Clarisa .
Ma Em
Kirana kamu jgn percaya dgn omongan beracun Clarisa dia hanya akan memecah belah hubungan mu dgn Alvaro, jgn terlalu polos dan bodoh karena bisa dihasut sama wanita ular seperti Clarisa .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!