Lanjutan If You Meet Me First dan prolog Joy and Jessica Stories.
Jordan O'Grady harus pensiun dini dari Manchester United akibat cidera berat yang dialaminya saat pertandingan final Liga Champions. Sulung dari Shane O'Grady dan Apsarini Neville itu akhirnya mengurus bisnis bir dan baja milik keluarga O'Grady. Saat Jordan berada di Cork Irlandia untuk membuat resort, dia menemukan seorang gadis yang tidak ingat siapa dirinya. Hanya Addie yang dia ingat dan Jordan memanggilnya Addie.
Tanpa Jordan tahu jika Addie adalah Adelaide McCarthy, seorang dokter dan putri pengusaha kapal tangker yang dibunuh oleh pesaing bisnisnya. Addie berhasil kabur namun dia mengalami amnesia. Demi melindungi Addie, Jordan pun menikahinya dan berusaha mengembalikan semua ingatannya hingga bisa memenjarakan pembunuh ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lawan atau Kawan?
"Apa sudah semua?" tanya Jordan melihat belanjaan Addie cukup banyak di pasar.
"Sepertinya sudah semua Jordan. Maaf ya jika menghabiskan uang kamu," senyum Addie.
Jordan menyipitkan matanya. "Cuma segini, Addie! Aku tidak pernah pelit sama kamu, tahu!"
"Jadi kalau aku minta emas batangan?" goda Addie.
"Aku kasih! Ada stok," jawab Jordan sombong membuat Addie terbahak.
"Dasar!" Addie lalu menggandeng tangan Jordan sementara tangan lainnya membawa keranjang belanjaan, Neil pun sama. Dua tangannya membawa dua kantong belanja yang penuh dengan sayur dan buah.
Addie tahu Jordan seorang muslim jadi dia sangat menghormati keyakinan suaminya dengan tidak membeli daging babi. Addie tahu dirinya sangat suka membuat bacon, ribs grilled karena tiba-tiba dia teringat kebersamaan dengan ayahnya. Tapi karena dia menikah dengan Jordan, maka Addie mengikuti aturan keluarga suaminya.
Toh daging sapi, daging ayam, seafood, lamb pun semua enak.
"Sudah? Yuk pulang," ajak Jordan.
"Eh, ke market dulu. Banyak sabun yang sudah mulai habis." Addie menatap Jordan dengan wajah serius.
"Oh, oke. Ayo kita ke market dekat gedung apartemen," ajak Jordan. "Disana ada restauran halal enak. Kita bawa pulang saja nanti karena kan kita belanja daging dan seafood banyak. Takut nanti bau."
"Benar. Aku cuma belanja cepat saja kok."
"Biar kalian belanja, aku bawa pulang perdagingan ke apartemen. Sayang jika bau kan?" sahut Neil.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Jordan.
"J, seriously, kita sudah bersama berapa tahun coba?" jawab Neil sebal.
Jordan tertawa kecil. "Tolong ya Neil."
Ketiganya pun masuk ke dalam mobil Jordan dan menuju market untuk belanja perlengkapan rumah lainnya. Neil mendrop Jordan dan Addie yang masuk ke dalam market itu. Keduanya pun langsung mengambil troli dan mulai belanja.
Addie dan Jordan sengaja memakai topi agar tidak terlihat. Pasangan itu pun segera membeli barang-barang yang diperlukan hingga Addie harus ke tempat pembalut karena dia tahu persediaannya sudah tinggal sedikit.
Addie sedang memilih pembalut ketika ada seorang pria mendekati dirinya. Pria paruh baya itu berdiri di sebelah Addie.
"Miss Addie McCarthy," bisik pria itu membuat Addie terkejut.
"Maaf, anda salah orang," jawab Addie.
"Tidak. Aku tidak pernah salah mengenali anak baptisku. Apa kamu tidak kenal aku? Aku adalah paman David Hewson. Aku akuntan ayahmu. Anda terima ini, miss Addie. Semua bukti ada disana."
Addie menerima sebuah flashdisk dan menatap David Hewson dengan tatapan bingung.
"Anda juga harus berhati-hati. Andrew McCarthy sudah mengirimkan seorang assassin untuk membunuh anda dan suami anda, Jordan O'Grady."
"Tapi ...."
Pria itu sudah pergi dan Addie memasukkan flashdisk itu ke dalam tasnya. Jantungnya berdegup kencang karena ada orang lain lagi yang mengenali dirinya.
Siapa itu? David Hewson katanya?
"Sayang, kamu sudah dapat roti bulanannya?" tanya Jordan membuat Addie menoleh cepat dan wajah istrinya tampak pucat. Jordan melihat ada sesuatu yang membuat Addie seperti itu. "Apa kamu baik-baik saja?"
"Aku ... Aku baik-baik saja Jordan. Ayo kita lanjutkan belanjanya sebelum Neil datang untuk makan siang," senyum Addie sambil memasukkan semua belanjaannya di dalam troli.
"Ok. Aku jamin, kamu akan suka masakan di resto itu," senyum Jordan sambil merangkul pinggang istrinya.
Ada apa Addie ? Kenapa wajahmu seperti itu?
***
Restauran Timur Tengah di area Market
"Ini nasinya enak Jordan! Aku suka sekali!" ucap Addie sambil makan nasi khas Palestina. "Apa ini namanya?"
"Maqluba. Hidangan nasi yang dimasak dengan daging, biasanya ayam atau domba dan sayuran, lalu dibalikkan di atas piring saji, sehingga lapisan sayuran dan daging berada di atas nasi," jawab Jordan.
"Aku suka ini. Serius! Aku harus cari tahu caranya." Addie lalu memakannya dengan nikmat sementara Neil yang sudah datang menyusul, tampak waspada ke sekelilingnya.
"Ada apa Neil?" tanya Jordan.
"Someone is watching us. Ada yang mengikuti kamu dan Addie sampai sini. Aku tahu karena tadi kita di pasar, dia mengikuti dari jauh," jawab Neil.
"Sejak kapan?" tanya Jordan.
"Kita keluar dari gedung apartemen. Aku sudah mengambil foto pria itu diam-diam dan aku juga mengenali dia juga ada saat kamu datang ke pameran!" jawab Neil.
"Bolehkan aku melihat fotonya?" pinta Addie.
"Kenapa?"
"Karena Sher juga melihatnya dan sempat membuat sketsa di ponselnya. Coba aku banding kan ," jawab Addie.
Neil memberikan ponselnya dan Addie mengambil ponselnya yang dibelikan Jordan. Dia membandingkan sketsa yang dibuat Shaera dan foto yang diambil Neil.
"Ini orang yang sama, Jordan. Lihat, meskipun sketsa Sher tidak sempurna tapi garis wajahnya sama. Apakah dia pembunuh bayaran yang dilihat di rumah sakit?" tanya Addie cemas.
"Entah. Harus ditanyakan ke Caroline." Jordan menatap horor ke keduanya. "Ini sudah tahap penguntitan. Kamu benar-benar tidak boleh pergi sendirian kemana pun!"
Addie pun mengangguk. Tapi aku harus tahu siapa David Hewson! Jika memang dia akuntan ayahku, pasti dia menyimpan semua data keuangan McCarthy Ltd.
***
Apartemen Jordan
Jordan sesekali melihat ke arah kaca spion guna mencari tahu apakah mereka benar dikuntit. Matanya melihat ada sebuah mobil Bentley mengikuti mereka sejak keluar dari market dan dirinya segera mencatat nomor polisinya meskipun tidak yakin apakah itu asli atau palsu.
"Bentley itu lagi," gumam Neil.
"Kamu sudah melihatnya sejak tadi pagi?" Jordan menoleh ke Neil ke sebelah kanan. ( Inggris setir kanan seperti Indonesia meskipun ada mobil yang setir kiri tapi mostly setir kanan ).
"Yup. Bentley yang sama yang mengikuti kita."
Addie pun menoleh ke belakang dan entah kenapa dia tidak merasa asing dengan mobil bewarna biru Dongker itu. Sepertinya aku sangat mengenali mobil itu tapi punya siapa? Addie memejamkan matanya berusaha mengingat tapi yang ada malah kepalanya sakit.
"Ada apa Addie?" tanya Jordan saat melihat Addie memegang pelipisnya.
"Aku sepertinya ... Mengenali Bentley itu tapi ... Aku tidak ingat milik siapa ...." Addie menatap Jordan bingung.
"Tidak apa-apa. Aku sudah mencatat nomor polisinya meskipun tidak yakin itu asli.'
Addie mengangguk. Itu lawan atau kawan?
Jordan hanya menatap tegang lurus ke depan.
***
Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
kangen sama boneka labubu pingin ngarungin