kisah seorang remaja bernama fadli. 16 tahun diri nya baru masuk sma,namun dia tak memiliki orang tua. bukan tak memiliki tetapi kedua orang tua nya tak peduli dengan dia. kedua orang tua nya hanya mengirim dia uang setiap bulan. di saat itulah fadli bertemu dengan seorang wannita berumur 30 tahun bernama fitri. fitri yang tak memiliki pekerjaan memutuskan untuk menjadi pembantu dia mengetuk pintu setiap rumah di pinggiran kota dan menawarkan diri nya sampai dia bertemu dengan fadli, fadli lah yang menerima dia untuk bekerja namun dengan syarat dan kontrak, apa saja syarat dan kontrak nya?.. apa kalian penasaran baca saja dulu bab 1 jika suka bisa di lanjut jika tidak di stop saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hilman padli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter #15
helmi segera menarik kursi dan duduk dengan mereka berdua.
"jadi kalian sedang apa di sini pacaran?" tanya helmi dengan tegas.
"bodoh mana ada ngak aku hanya di traktir oleh dia" jawab fadli.
"oh.. Begitu ya kamu di traktir oleh orang ini dasar bikin malu saja" bantak helmi.
"kamu ya dian lah banyak yang melihat kita" kata fadli pada helmi.
Citra berusaha bicara "anu.. Jangan berantem"
"apa maksud kamu aku bertengkar debgan fadli tidak sama sekali, tapi kamu kenapa bisa bersama fadli dan kamu kenapa mau meneraktir fadli?" tanya helmi menatap tajam ke arah citra.
Fadli memengang pundak helmi dan berkata "woi.. Kamu berlebihan sudah lah biar aku yang jelasin nanti"
Citra segera menepuk tangan fadli "jangan fadli biar aku yang jelasin pada orang ini" kata nya dengan tegas.
Helmi pun diam sementara citra mulai menjelaskan dengan tenang, setelah beberapa menit setelah mendegar cerita dari citra helmi menatap ke arah fadli dan bertanya "apa itu benar?"
"ya begitulah" jawab fadli santai.
"hah... Baiklah kamu citra kan?,sekarang setelah kamu meneraktir fadli jangan pernah dekat dengan nya lagi begitu juga dengan kamu fadli ini hari terakhir kalian"kata helmi dengan tegas.
Helmi segera kembali ke kursi nya sementara fadli dan citra saling menatap mereka terseyum lega, tak lama berlalu mie yang mereka pesan telah tiba.
"silakan fadli di makan" kata citra.
" ya makasih selamat makan" jawan fadli mulai memakan mie nya.
Citra dan fadli pun menikmati makanan mie neraka itu mereka tampak tenang memakan nya.
"hahaha pedas sekali padahal ini level satu tapi dia level 10 hebat tidak kelihatan kepedasan,tapi mie ini sangat enak" kata fadli di dalam hati nya.
Beberapa menit berlalu setelah mereka selesai makan mie fadli dan citra pun pulang berjalan bersama.
"makasih mie nya citra aku suka" kata fadli.
"ya sama- sama" jawab citra.
Fadli menatap ke arah citra dia melihat citra yang sedih lalu fadli pun memutuskan untuk bertanya "ada apa wajah kamu kelihatan sedih"
Citra menunduk dan menjawab "kita di larang untuk dekat lagi tapi itu membuat aku tidak senang"
"hah... Biarkan saja dia kita tetap temanan kok santai saja, dan aku ngak ingin berjauhan dengan kamu" kata fadli.
wajah citra memerah dan mengangguk" ya baiklah" mereka pun lanjut berjalan.
Setelah sampai di gang citra berhenti dan berkata "aku akan belok ke sini dan pulang ke rumah fadli sampai jumpa nanti ya"
Fadli terseyum "ya hati- hati saat pulang" jelas fadli.
Citra dan fadli pun berpisah.
beberapa menit telah berlalu fadli yang sudah tiba di rumah nya duduk di ruang tamu fitri segera menghampiri dan bertanya. "bagaimana tadi? Dengan anak yang bernama citra itu?"
"biasa saja" jawab fadli santai.
"anak itu seperti nya menyukai kamu" kata fitri tiba- tiba.
Fadli terkejut mendegar itu dan segera menjauh "tidak mungkin lah" kata nya.
"eh... Gimana kalo iya?" tanya fitri menggoda.
"ya kalo iya ngak masalah biarin saja" jawab fadli.
"kamu tau tidak cara berpacaran?," tanya fitri.
"tidak.. Aku tidak pernah pacaran"jelas fadli.
"hem.. Baiklah aku sudah memutuskan aku akan menjadi pacar kamu. Akan aku ajari semua tentang pacaran pada kamu" kata fitri dengan tegas.
"woi.. Apa- apaan itu?" tanya fadli.
"sudah lah nurut saja aku adalah ibu kamu jadi diam dan nurut saja" jelas fitri.
Fadli pun mengangguk fitri terseyum manis dia segera berdiri "kalo begitu sekarang kamu mandi sana bau keringat aku akan membuat makan malam" kata nya.
Fadli mengangguk dan segera ke kamar mandi sementara fitri segera ke dapur dan mulai memasak.
Di kamar mandi fadli tampak sibuk membersihkan badan nya dia mengguyur diri nya dan bergumam "gawat perut aku kok sakit sekali, apa jangan - jangan gara- gara aku memakan mie neraka tadi ya?, yah.. Bodo amat lah tapi aku mau bab"
Fadli di kamar mandi tampak rusuh sementara itu fitri di dapur tampak tenang sambil memasak "makanan malam ini pasti akan di sukai oleh fadli" kata nya di dalam hati sambil memasak.
Beberapa menit berlalu fadli yang sudah selesai mandi segera ke kamar dan langsung memakai baju tidur dia lalu duduk di sopa sambil membaca buku untuk menunggu malam tiba.
"hem..perut aku makin sakit saja" kata nya di dalam hati sambil tetap fokus pada buku.
fitri datang menghampiri dia bertanya "mau makan sekarang apa nanti malam saja?"
Fadli menanggapi "sekarang saja ayo ke dapur dan makan"
Fitri terseyum lalu mengangguk mereka berdua pun makan bersama di dapur.
"bagaimana masakan aku?" tanya fitri.
"ya seperti biasa nya enak dan hangat, tapi aku sungguh senang saat makan bersama dengan kamu" jawab fadli santai.
fitri terseyum puas dan lanjut makan. Setelah makan fadli dan fitri kembali berada di sopa fitri sibuk menonton sinetron sementara fadli membaca buku sambil memengangi perut nya yang sakit.
Beberapa menit kemudian fadli melemparkan buku nya ke meja dan segera berlari ke kamar mandi. Di kamar mandi dia langsung buang air besar.
"kenapa ya dia?" tanya fitri bingung melihat fadli.
Tak lama kemudian fadli keluar dari kamar mandi dia kembali duduk di sopa.
"kamu kenapa barusan?" tanya fitri.
"yah.. aku baik- baik saja kok hanya perut aku sakit sedikit mungkin gara- gara makan mie tadi" jelas fadli.
Fitri terdiam dan kembali lanjut menonton televisi, setelah itu malam pun tiba fadli dan fitri tertidur pulas di kamar.
Ke esokan hari nya tiba di pagi hari yang indah fadli berjalan santai seperti biasa nya menuju ke sekolah dia bergumam "hari ini perut aku sudah kembali normal sudah aku duga sih. Sekarang saat nya melanjutkan kegiatan aku yang seperti biasa nya"
Fadli terus berjalan menuju ke sekolah. Sesampai nya di sekolah wajah fadli tampak pucat dia memengangi dada nya dan menyenderkan badan di tembok gerbang.
"hah... Hah.. Kenapa aku susah bernapas?" kata nya di dala hati.
Tak lama kemudian helmi yang baru datang melihat fadli di gerbang dia mendekat dan berkata "ayok masuk malah diam di sini"
Fadli hanya seyum sedikit saja sambil menahan rasa sakit.
"kamu kenapa woi.." tanya helmi tampak panik.
"yah.. Kayak nya aku sakit deh soal nya dada aku sakit dan aku susah bernapas" jelas fadli.
Helmi segera memengang fadli namun tiba- tiba fadli pingsan,helmi segera meminta bantuan kepada guru yang ada di sekolah tanpa basa- basi guru langsung membawa fadli ke rumah sakit.