Janda Berkarat

"Alikaaa..! Alikaaaa tunggu!" Teriak angga berlari mengejar alika namun tak di gubris oleh alika. "Alika.. Alikaa! Tunggu!" Panggil angga lagi sudah meraih lengan alika dan menahan langkahnya. "Alika aku mohon jangan seperti ini! Aku akan memecat lia malam ini juga dan kamu akan kembali terbebas dari ancaman lia!" Ujar angga terus membujuk alika agar tak pergi dari kehidupan nya.

"Maaf mas! Aku gak bisa! Anggap ajah kita gak pernah kenal..! Maafin aku yang sudah datang di kehidupan mas angga! Aku mohon lupakan aku!" Sahut alika meninggalkan angga yang masih berdiri ditempat melihat alika pergi meninggalkan nya.

"Alika..! Jika kamu datang untuk pergi? Kenapa kamu datang ke dalam hatiku alika? Sulit bagiku menyuruhmu mengosongkan ruang hatiku setelah kamu berhasil mendudukinya!" Gumam angga yang masih didengar oleh dirinya sendiri dengan posisi masih berdiri ditempat alika meninggalkan nya.

Alika berjalan terus melangkah untuk pulang dengan perasaan sakit, kecewa dan kesal. Dan alika yang sudah sampai dirumah nya tanpa salam langsung masuk ke kamar nya dan membanting semua barang yang ada di kamar nya.

"Sraaakkk..!! Praaakk.. Bruuughk.. Praaaang..!"

"Aaaaaaaaaa....!!" Teriak alika histeris.

Alika menjatuhkan dirinya ke lantai dan menangis sejadi jadinya. Ema yang mendengarnya dari luar menggedor pintu kamar alika yang terkunci.

"Tok! Tok! Tok! Tok! Tok! Tok!"

"Alikaaa.. Alikaaa kamu kenapa naak..?" Teriak ema dari luar kamar alika.

Tak ada jawaban dari alika. Ema hanya mendengar suara tangisan alika dari luar. Ema terus berusaha mengetok pintu kamar alika agar alika membuka pintunya namun hasilnya nihil. Alika seakan tidak mendengar apapun ditelinganya. Alika masih duduk dilantai menyandarkan dirinya di ranjang.

"Kenapa orang lain tidak suka jika aku berhubungan dengan pria yang menyukaiku? Apa aku tidak pantas untuk dicintai?" Gumam alika masih didengar oleh dirinya sendiri.

"Aaaaaaaaa...! Aaaaaaaaa...!" Alika kembali teriak histeris seakan takdir begitu kejam padanya.

Ema kembali menggedor pintu kamar alika dengan keras. Dan kali ini lala anak alika juga ikut menangis histeris. Alika terdiam begitu saja saat mendengar suara tangis anaknya dan langsung bangkit dari duduknya berlari membuka pintu kamarnya dan langsung mengambil lala dari gendongan ema dan mendiamkan nya. Alika seakan mendapatkan pecut dari tangis anaknya yang membuat tangis alika berhenti begitu saja. Alika menggendong anaknya dan mendiamkan anaknya agar tak merasa takut dengan alika yang berteriak.

"Tenang yaa sayang.. Ada mama disini! Sssttt.. Sssttt... Cup cup cup.. Anak mama sayang.. Mama gak kenapa napa.. Mama cuma capek ajah..!" Bujuk alika pada lala yang masih menangis sesenggukan dipelukan nya.

Ema terlihat bingung melihat sikap alika yang terkadang histeris terkadang tenang dengan tiba tiba. Ema merasa mental alika sedikit terganggu karena keadaan yang membuatnya seperti itu. Ema merasa alika tidak wajar dengan ekspresinya. Ema ingin membawa alika ke tempat psikologi tapi karena tidak ada biaya akhirnya ema membimbing alika untuk sholat 5 waktu dan mengaji untuk menenangkan hati nya.

"Sayang ada apa denganmu alika?" Tanya ema yang masih melihat alika menggendong lala.

"Alika gak pa pa mah! Alika cuma capek ajah!" Sahut alika memberikan senyum simpulnya. "Alika tidur yaa mah? Alika bener bener capek banget hari ini mah!" Tambah alika membalikan badan nya dan masuk ke kamar dan menguncinya.

Alika menidurkan anaknya di atas kasurnya karena sudah tertidur dipelukan alika. Alika melepas semua bajunya dan menggantinya dengan dress katun nya. Alika merebahkan dirinya di atas kasur dan masih meneteskan air matanya mengingat kejadian tadi bersama angga. Alika tadinya ingin membalas perasaan angga karena alika ingin membuka hatinya kembali. Namun lagi lagi saat ingin membuka hatinya alika kembali dihantam kekecewaan yang begitu dalam dari orang yang tidak menyukai dirinya berhubungan dengan pria tersebut. Alika menatap langit langit atap dikamar nya dengan tetesan air matanya yang tak bisa berhenti. Setelah lama melamun alika akhirnya tidur begitu saja di jam 7 malam dengan lelap ditambah mata yang bengkak karena terus menangis.

Ditempat lain angga terus berteriak dan memberi pelajaran untuk lia karena sudah menghancurkan hidup dan hatinya begitu saja. Angga tidak terima dengan sikap lia yang seakan berkuasa memiliki dirinya. Padahal angga tak mempunyai perasaan sedikitpun dengan lia.

"Apa maksud kamu mengancam alika untuk tidak mendekatiku! Apa kamu tidak bisa melihat seperti apa dirimu hah!" Pekik angga diruang kerjanya dengan tatapan tajam menatap lia dihadapan nya. "Apa kamu tidak melihat alika? Dia itu manis cantik kalem lembut dan cekatan! Sedangkan kamu? Sudah gendut berwajah pas pasan! Hatimu yang busuk membuat wajahmu tidak enak dipandang membuat perutku merasa mual!" Tambah lagi angga membuat lia benar benar sakit hati dengan ucapan atasan nya itu. "Kenapa kamu diam saja! Sakit kan rasanya dihina?" Pekik lagi angga terus mencela lia yang sudah membuat hancur hidupnya. "Mulai sekarang kamu saya pecat secara tidak hormat! Dan jangan berharap kamu dapat pesangon dari saya!" Teriak angga menunjuk jarinya di wajah lia.

Lia langsung mendongakan kepalanya menatap angga yang berdiri dihadapan nya. Dengan mata merah dan airmatanya yang membasahi wajahnya seakan tidak terima dengan cara angga memecat nya.

"Apa! Kamu gak terima jika aku pecat dengan tidak hormat!" Pekik angga menatap tajam semakin mendekatkan wajahnya. "Kamu tidak aku permalukan didepan umum saja sudah harus bersyukur lia!" Ucap angga yang sudah mendekatkan wajahnya di depan wajah lia.

Lia tidak menjawab setiap ucapan dan teriakan angga. Lia takut angga yang emosi membuat angga menyakiti dirinya.

"Keluar kamu dari ruangan saya! Dan bereskan semua barang mu dan pergi dari cafe ini! Jangan pernah kamu menunjukan wajahmu lagi dimataku! Melihat bayangmu saja aku sudah mual!" teriak angga membalikan badan nya membelakangi lia.

Lia akhirnya melangkah keluar dari ruangan angga dan membereskan semua barang bawaan nya lalu pergi tanpa ada pesangon yang seharusnya ia terima. Angga yang frustasi mengacak ngacak rambutnya dan membuka kancing kemejanya lalu duduk dikursi kebesaran nya. Angga tidak tau lagi bagaimana cara menghadapi beberapa karyawan nya yang ia pecat karena menyukai angga. Kini hanya tersisa 3 karyawati saja di cafe nya tapi tidak ada yang pintar memasak. Angga akhirnya berinisiatif menutup cafe nya untuk satu minggu sampai mendapatkan pelayan baru yang bisa memasak. Angga beranjak dari duduk nya melangkah membuka pintu ruang kerjanya melongok kan kepalanya memanggil karyawan nya.

"Fita..! Panggil yang lain semua nya kumpul diruangan ku!" Titah angga dan kembali masuk keruang kerjanya.

"Iya mas!" Sahut fita dan berlari kecil memanggil yang lain untuk segera keruangan angga.

...****************...

BERSAMBUNG