Diandra Gautama terkejut saat ada wanita yang mengaku sebagai istri siri suaminya. Antoni Aljufri. Yang mengejutkan lagi, wanita itu sudah satu tahun berstatus sebagai istri siri Antoni.
Wanita yang diketahui bernama Maria Selena itu, meminta Diandra agar bercerai dengan Antoni. Dengan alasan Maria cemburu karena Diandra selalu di utamakan. Padahal itu terjadi hanya karena harta yang di miliki Diandra.
Antoni bekerja di perusahaan milik keluarga Diandra. Dimana, Hendri Gautama akan mengangkat Antoni menjadi CEO untuk menggantikannya dalam waktu dekat.
Akankah Diandra menanyakan langsung perihal wanita yang mengaku sebagai istri suaminya itu kepada Antoni? atau berbicara dengan Ayahnya terlebih dahulu?
Atau Diandra akan mencari tahu semuanya sebelum mengatakan kepada sang ayah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon idaa_nafishaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesialan Yang Hakiki
Di rumah Maria...
"Maria, sekarang jelaskan. Siapa pria tadi, dan kenapa kamu menggunakan pakaian pengantin?" tanya sang Papa dengan bahasa Spanyol.
Sial, bagaimana bisa Hendri menemukan orang tua asliku.
"Maria, jelaskan kepada kami," ketus sang Ibu yang juga berbahasa Spanyol
Maria kemudian menjelaskan jika sebenarnya dia di minta untuk menjadi pemeran pengantin dalam film yang sedang di tawarkan oleh Hendri.
"Jika memang seperti itu yang terjadi, kenapa kamu justru mengajak kami untuk pulang lebih cepat?" tanya Mama masih dengan menggunakan bahasa Spanyol.
"Benar, kenapa juga situasi nya sangat tegang?"
"Itu karena...."
Belum sempat Maria menjelaskan, suara ketukan pintu membuat Maria terkejut dan lebih terkejut lagi, karena melihat beberapa orang berseragam bodyguard menerobos masuk.
"Maaf, atas dasar apa kalian memasuki ruangan ku?" tanya Maria.
"Nona Maria, rumah ini bukan lagi milik anda," ucap seorang yang merupakan pemilik rumah tersebut.
"Maksudnya?"
"Menurut surat perintah yang saya bawa, anda sudah menyerahkan seluruh aset yang anda miliki, termasuk rumah ini?"
"Tidak, saya tidak pernah menyerahkan rumah ini kepada siapapun."
"Disini tertulis jelas jika anda menyerahkan rumah ini kepada Diandra sebagai kompensasi atas pernikahan rahasia yang sudah anda lakukan," Salah seorang memberikan berkas yang sudah ditandatangani oleh Maria.
"Apa ada salah satu diantara kalian yang bisa berbahasa Spanyol? saya ingin tahu apa yang terjadi," ketus Ayah dari Maria dengan bahasa Spanyol tentunya.
"Papa tenanglah. Mereka hanya menuntut ganti rugi karena aku meninggalkan syuting, sehingga berdampak pada penurunan rating produksi mereka," ucap Maria.
"Apa kamu yakin? dari ekspresi yang di perlihatkan. Sepertinya bukan itu yang sedang di bahas," ucap Mama Maria.
"Mama, orang-orang di Indonesia memang seperti itu. Terkadang mereka berbicara seolah-olah sudah terjadi sesuatu." Tegas Maria.
"Kamu yakin?"
(Percakapan diantara Maria dan orang tua nya menggunakan bahasa Spanyol yaa)
"Ya, tenang saja. Aku bisa mengatasinya."
Maria kemudian bernegosiasi dengan beberapa bodyguard dan pemilik apartemen. Sayangnya mereka ingin Maria segera meninggalkan rumah itu.
Perdebatan pun terjadi, tentu saja itu mengundang perhatian ekstra dari kedua orang tua Maria.
Mereka mulai berpikir jika situasinya bukan seperti yang dikatakan oleh Maria.
"Maria, apa yang terjadi?" Mama Maria mulai panik saat bodyguard itu menarik paksa Maria dan orang tua nya.
"Kamu bilang tidak terjadi apa apa, kenapa mereka memaksa kita untuk keluar?" imbuh papa.
"Tenang saja, Pa, Ma. Ini hanya sebuah kesalahpahaman."
"Kesalahpahaman yang sangat fatal karena putri anda sudah membohongi anda dan membuat kekacauan di Indonesia," Diandra datang dengan berbahasa Spanyol.
"Diandra..." lirih Maria.
"Maaf, Bapak, Ibu. Tapi, anda dan putri anda tidak lagi berhak untuk menempati rumah ini."
"Kenapa?" tanya orang tua Maria.
Diandra melihat Maria sebelum menceritakan apa yang terjadi sebenarnya, juga siasat yang sudah di lakukan Maria. Yang jelas jelas ingin menguasai harta kekayaan dari keluarga Gautama dengan cara menipu.
Plak !!
Sebuah tamparan langsung mendarat di pipi Maria. Pelakunya adalah sang Ibu sendiri.
"Sudah aku duga jika terjadi sesuatu yang buruk menimpa kamu saat ada seseorang datang dan membawa kami ke Indonesia," ujar sang Ayah.
"Papa, aku bisa jelaskan."
"Tidak perlu, kami sudah mengerti dan kami tahu jika kamu memang tidak pantas mendapatkan harta kekayaan dari nenek. Lihatlah sikap kamu yang lebih rendah dari pengemis."
"Pa, Ma. Kalian mau kemana?" tanya Maria saat melihat kedua orang tuanya mengambil kembali kopernya.
"Tentu saja akan pulang, memangnya kamu pikir kami akan sudi berada di sini bersama dengan anak yang tidak tahu diri?"
"Jadi, Papa lebih mempercayai wanita asing ini daripada anak kalian sendiri?"
"Bagaimana bisa kami tidak mempercayai Nona Diandra," ujar sang Ibu yang membuat Maria terkejut.
"Kalian mengenalinya?"
"Bagaimana bisa kami tidak mengenal salah satu supplier terbesar kami?"
Maria benar-benar dibuat pusing karena ternyata Diandra menjadi salah satu supplier terbesar dari bisnis yang sedang dijalankan keluarga nya.
Sebenarnya, tujuan Diandra datang ke Rumah Mariia adalah untuk memintanya pergi dari sana. Tapi, siapa yang sangka jika Diandra justru bertemu dengan salah satu koleganya, Dan kolega itu adalah orang tua dari Maria.
"Uuhh, sakit ya?" ledek Diandra, beberapa saat setelah kedua orang tua Maria memutuskan untuk pergi dari sana dan kembali ke Spanyol.
"Berani-beraninya kamu mengatakan hal yang sebenarnya kepada kedua orang tua aku?" ketus Maria.
"Bukankah fakta memang seharusnya di buka? maaf ya, aku harus membersihkan rumah ini. Aku tidak mau ada sisa sisa pelakor dan penipu di dalam sana,"
Maria mencoba untuk menghajar Diandra, saat Diandra akan masuk ke dalam rumah itu. Namun, dua bodyguard dengan cepat menghalangi Maria.
"Aku pasti akan membalas kamu, Diandra."
"Ckckck, daripada kamu merencanakan balas dendam untuk aku sekarang. Lebih baik kamu segera menyusul pria tercinta kamu, sebelum dia makin babak belur dihajar oleh preman jalanan."
Dengan penuh anggunnya, Diandra berjalan melewati Maria dan masuk ke dalam rumah yang kini sudah menjadi miliknya.
"Argh, lepaskan. Aku bisa pergi sendiri," ketus Maria.
Tak lama berselang datanglah beberapa orang membawa peralatan bersih-bersih dan juga sebuah plastik sampah dengan jumlah yang banyak.
"Menyebalkan sekali, lihat dan tunggu saja kamu. Aku pasti akan mendapatkan kembali apa yang sudah menjadi milikku. Siapa kamu yang seenaknya merampas sama harta kekayaanku."
"Ehem, harta kekayaan milik keluarga Gautama."
Deg !!
Maria yang berada di halaman rumah untuk mencari keberadaan mobilnya, tentu saja terkejut saat mendengar ada orang lain yang menimpali ucapannya.
"Kau?" Maria langsung menuju kepada seseorang yang mulai menampakkan dirinya dan itu adalah Hendri.
"Dasar penipu," Maria hendak melayangkan pukulannya ke arah Hendri, namun dengan cepat Hendri memegang tangan Maria.
"Ingat. Siapa yang memulai lebih dulu penipuan ini? Jangan kira aku adalah aki-aki tua yang mudah diperdaya dengan hanya bermodalkan kata cinta."
"Memang itulah kenyataannya jika kamu adalah orang yang bodoh dan begitu mendambakan cinta."
"Maria, Maria. Seharusnya kamu mencari tahu siapa keluarga Gautama itu, sebelum berurusan dengannya."
"Persetan dengan semua itu,"
"Ckckck, apa kamu lupa saat pertama kali kita merasakan jatuh cinta? Bukankah sudah aku katakan kepada kamu bahwa keluarga Gautama, selalu menepati setiap perkataannya dan akan selalu membalas perbuatan baik seseorang."
"Akan tetapi, jika seseorang itu ternyata memiliki niat yang buruk. Jangan pernah meremehkannya. Sebab, keluarga Gautama pasti akan berada satu langkah di depan."
Seketika ingatan Maria kembali ke masa di mana dulu dia jatuh cinta kepada Hendri.
Sial, sial. Aku telah melupakan hal penting sehingga membuat aku kehilangan semuanya. Tapi tidak apa, setelah ini aku akan mendapatkan kembali apa yang sudah mereka ambil.
"Hendri, Diandra. Tunggu pembalasanku!"
Maria melepaskan tangannya dan segera pergi meninggalkan Hendri.
"Maria, semoga saja kamu tidak memakai mobil yang kamu beli dengan menggunakan uang dari keluarga Gautama."
"Memangnya kenapa? apa mobil yang merupakan hadiah dari kamu juga akan diambil?" suara Maria yang terdengar jauh karena memang posisi Maria dan juga Hendri yang sudah berjauhan sekarang.
"Tentu saja, Bukankah kamu mendapatkan hadiah itu dari hasil menipu aku?"
"Arghh, sial." Maria menendang ban mobil karena ternyata dia membawa mobil pemberian Hendri.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
dibilang bodoh ,tpi pintar dibilang pintar ,tpi bodoh..