Memiliki watak yang berbeda dengan saudaranya yang lain, membuat Erina sulit diatur. Bahkan ia tidak mengindahkan permintaan orang tuanya untuk segera menikah. Ia lebih memilih tinggal di luar negeri dan sibuk dengan karirnya. Hingga pada suatu saat, ia tidak menyangka bisa berjumpa dengan seseorang yang dapat menaklukkan hatinya. Pertemuan mereka yang tidak disengaja mampu merubah kehidupan Erina. Meski awalnya ia tidak tertarik namun akhirnya ia yang tidak bisa menjauh darinya.
Laki-laki tersebut adalah seseorang yang juga sedang sibuk dengan dunianya sendiri. Namun setelah bertemu dengan Erina, ia mulai merubah pandangannya terhadap seorang wanita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masakan Padang
Setelah menerima telpon dari Mamanya, Rasyad tiba-tiba memikirkan sesuatu. Bersamaan dengan itu, cacing di perutnya demo.
"Astaga... nih perut juga gak bisa apa diem dulu."
Rasyad menutup laptopnya lalu pergi ke dapur. Tadi sore ia sudah membeli Mille-feuille dan belum ia makan. Akhirnya ia memutuskan untuk memanaskannya di microwave sebentar agar lebih nikmat. Ia juga membuat minuman hangat sebagai teman makannya. Ia memang sudah terbiasa hidup mandiri. Selama ini ia memang sering berpindah-pindah negara karena tuntutan pekerjaan. Namun sebenarnya ia sendiri telah berinvestasi dan membuka usaha sendiri di Indonesia sebagai bekal saat nanti ia sudah berhenti dari hobby yang menjadi pekerjaannya saat ini. Usaha yang ia geluti juga tidak jauh dari akademiknya.
Keesokan harinya.
Erina menggoreng sisa nasinya. Ia mencampurkan dengan sayur dan potongan sosis. Tentu saja Erina menambahkan bumbu kemasan nasi goreng yang ia bawa dari Indonesia. Ia belum mahir untuk meracik bumbu sendiri. Lagi pula hal tersebut lebih praktis baginya yang ingin hemat waktu.
Setelah selesai masak, ia pun menyantap nasi goreng buatannya.
Setelah itu, ia bersiap untuk pergi bekerja. Dengan memakai kulot jins dan kemeja kotak serta kerudung pashmina, ia nampak sangat stylish meski menggunakan hijab.
Erina keluar dari apartemennya, dan mengunci pintu. Ia melangkah penuh semangat menuju halte bus.
Berbeda halnya dengan Rasyad. Ia baru saja bangun karena semalam bergadang sampai shubuh.
"Rasanya masih mengantuk, tapi aku harus ke kantor pusat hari ini."
Rasyad pun segera bangun dan mandi. Setelah itu ia memeriksa handphone nya yang ternyata banyak panggilan dari sang mama. Sambil memakai bajunya, Rasyad pun menghubungi mamanya. Ia mengatakan akan segera berangkat ke kantor.
"Ya sudah hati-hati. Jangan lupa sarapan."
"Iya, ma."
Namun sepertinya Rasyad harus segera pergi. Ia sudah membuat janji jam 10. Sedangkan sekarang sudah jam 9.30.
"Oh tidak, aku harus segera berangkat."
Ia pun cepat-cepat berangkat. Kali ini ia naik taksi agar lebih cepat sampai.
Sekedar info, Rasyad bekerja sebagai desain kartun sekaligus penulis komik. Biasanya ia dikontrak oleh beberapa perusahaan terkenal di dunia. Ia mendesain kartun unik untuk sebuah film atau pun untuk perusahaan bidang tekstil yang memproduksi kaos yang unik dan lucu. Dari kecil Rasyad memang sudah suka menggambar. Bakatnya itu terus ua asah. Saat SD ia ikut ekstrakulikuler melukis. Saat SMP ia ikut kursus desain grafis. Saat SMA, ia sudah mulai membuat karya-karya sederhana yang membuatnya mulai kecanduan untuk membuat komik. Saat kuliah, ia mengambil jurusan desain interior sekaligus desain komunikasi visual. Karena kecintaannya dengan desain dan seni, ia tidak memikirkan untuk masalah asmara. Apa lagi, ia pernah putus cinta gara-gara dikira kere oleh pacar yang baru jadian seminggu. Jika ingat hal itu, Rasyad rasanya ingin tertawa. Namun ia bersyukur karena dijauhkan dari wanita yang memandangnya rendah. Bukan ia tidak suka dengan wanita matre. Baginya matre itu realistis asal tidak merendahkan orang lain dan menghargai keadaan orang lain. Mungkin saat ini wanita itu menyesal jika tahu siapa sebenarnya Rasyad.
Rasyad baru saja sampai di kantor pusat komik terkenal. Ia akan menandatangani kontrak dengan perusahaan tersebut. Komik yang Rasyad buat sudah 90℅ jadi. Jadi ia akan menuntaskannya di negara itu sampai selesai. Dan mungkin membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Setelah penandatanganan kontrak, Rasyad masih membicarakan hal lain mengenai cerita komiknya.
Beralih ke kantor Erina.
Erina, sedang mencampurkan beberapa bahan untuk menghasilkan wangi yang diinginkan Rasyad.
"Kayaknya udah pasti deh. Nanti aku bawah sample aja untuk ditunjukkan ke orangnya."
"Hei... ngapain ngomong sendiri?"
"Ish ngagetin saja kamu, Friska. Coba deh cium wanginya. Menurutmu bagaimana? "
Friska pun mengambil sample dari tangan Erina, lalu menciumnya.
"Hem... seger. Kalau menurut ku sih sudah pasti. Tapi coba nanti kamu tanyakan orangnya."
"Iya, niatku juga begitu. Tapi kadang males juga ketemu dia. Orangnya, suka nyebelin."
Friska mengerutkan keningnya mendengar pernyataan Erina.
"Ehm... katanya cuma sekedar kenal. Kok bisa bikin seorang Erina sebel. Apa jangan-jangan aku sedang melewatkan sesuatu?"
"Ah tidak-tidak, tidak ada. Pokoknya nyebelin."
"Masa sih?" Friska menyenggol lengan Erina.
"Apaan sih."
"Em... biasanya yang nyebelin itu ngangenin lho! Haha... "
"Dih, stop! Jangan bahas dia lagi!"
"Okey okey aunty cantik." Ujar Friska menirukan suara anak kecil. Hal tersebut membuat Erina tertawa.
Keduanya melanjutkan pekerjaannya dengan fokus.
Jam istirahat telah tiba. Erina pun beristirahat untuk makan dan shalat Dhuhur. Untuk makan siang ia sudah memesan sandwich di kantin. Meski sudah lama tinggal di Paris, namun Erina tidak terlalu cocok dengan makanan di sana. Ia lebih suka makanan yang simpel atau nasi. Jadi hanya sandwich dan aneka roti yang menurutnya masih cocok di mulutnya. Karena iseng, Erina memotret sandwich yang sudah ia gigit dengan caption "andai roti bisa bicara." Postingan Erina di aplikasi WA nya tidak sengaja dilihat oleh Rasyad.
"Dasar cewek random." Celetuknya. Tanpa sadar ia menyunggingkan senyum.
Rasyad pamit pulang kepada manager karena urusannya sudah selesai. Ia akan menunggu panggilan berikutnya. Perut Rasyad sudah sangat lapar karena memang belum sarapan. Beruntung ia menemukan restoran Indonesia yang menjual menu nusantara. Rasyad pun masuk ke restoran tersebut dan memesan nasi padang dengan lauk telur dadar dan limpa serta sambal ijo dan sayurnya. Ia pun dengan iseng memotret makanan tersebut dan mempostingnya di story WA dengan caption "Mantap." Erina yang saat ini masih break karena menunggu meeting dengan sengaja melihat story WA beberapa kontak yang ada, di handphone-nya. Ia juga melihat story Rasyad.
"Wah, masakan Padang. Sepertinya dia ada di restoran Indo.Telur dasarnya kok bikin ngiler. Ish nggak bisa, nggak bisa. Aku harus beli. Tapi kan lumayan jauh." Batinnya.
Karena asik dengan pikirannya, sendiri, Erina tidak sengaja menyukai story Rasyad.
"Aduh... yah, keliru."
"Er, ada apa?" Tegur Friska.
"Huh.. nggak ada. Nggak ada apa-apa, hehe."
Rasyad yang melihat story nya disukai pun langsung mengirim chat kepada Erina.
📩 Rasyad
Kalau pingin, bilang saja
Nitip gratis kok, nggak pake jastip.
Erina mendelik membaca chat tersebut.
"Nih orang kayak paranormal saja bisa menebak pikiran orang. Mumpung ah." Batinnya.
^^^✉️Erina^^^
^^^Boleh tuh kak^^^
^^^Saya nitip lauk dadar jagung sama sambal ijonya. Double ya kak. Makasih 😊^^^
Rasyad tidak menyangka jika Erina akan benar-benar membalasnya.
📩Rasyad
Baik ndoro putri.
Erina tidak membalasnya lagi karena pimpinannya sudah memasuki ruang meeting.
"Ish, ada aja panggilannya." Gerutu Erina.
Karena penasaran dengan apa yang dilakukan Erina, Friska pun mengintipnya.
"Ehem.. chat-an sama, siapa?" Bisiknya.
"Huh itu tetangga."
Jawab Erina dengan enteng.
Bersambung....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semoga kalian berdua segera saling membuka hati, apalagi kedua ortu kalian dah memaksa kalian untuk tinggal bersama ?? Hayo kita semua dah siap nungguin kalian berdua belah duren 🤣🤣🤣🤩🤩🤩🙏