Damar terpaksa menerima perjodohan dengan Aluna karena kekasihnya menolak untuk menikah dengannya. Kemudian, Damar harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa mantan kekasihnya adalah calon ibu tiri dari Aluna. Akankah Damar mempertahankan pernikahannya dengan Aluna ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda Nova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DA part 19
Aluna melesakkan wajahnya ke samping. Ia merasa begitu hangat dan nyaman, tangannya pun terulur memeluk tubuh Damar yang ia kira adalah guling.
Perasaan gulingnya gede banget sih, anget lagi !
Pikir Aluna tanpa membuka matanya.
Hingga kemudian Aluna bisa merasakan hembusan nafas hangat menerpa wajahnya.
Ih, gulingnya kok bisa nafas sih ?
Aluna dengan malas membuka kelopak matanya dan samar-samar ia melihat tubuh seseorang. Aluna mengerjap-ngerjapkan matanya agar bisa melihat lebih jelas lagi dan betapa kagetnya Aluna saat menyadari jika Damar tidur di sampingnya bahkan Aluna masih melingkarkan tangannya di pinggang Damar.
" Astaga ! " pekik Aluna, ia segera melepaskan pelukannya dan mendorong tubuh Damar.
Merasakan ada yang mendorong tubuhnya, membuat Damar segera membuka matanya.
" Kamu ngapain tidur disini ? " tanya Aluna merasa kecolongan karena Damar bisa masuk ke dalam kamarnya.
" Karena kamu gak mau tidur di kamar aku, makanya aku tidur disini " jawab Damar santai kemudian bersandar pada headboard ranjang.
" Ck, aku kan udah bilang kalau aku mau kita pisah kamar dulu. Mau kamu apa sih ? " gerutu Aluna lalu beringsut ke tepi ranjang.
Damar mencekal tangan Aluna membuat Aluna seketika melirik ke arahnya.
" Aku maunya sama kamu terus ! Tidur sama kamu, makan sama kamu, mandi sama kamu, bikin anak juga sama kamu " ucap Damar dengan senyum nakal.
Aluna mendelik lalu menepis pegangan tangan Damar. Ia kemudian mengambil guling dan melemparkannya pada Damar. Namun Damar secepat kilat menghindar dan segera menyergap Aluna.
" Ish, suami tuh harusnya disayang-sayang bukan dilempar guling. Kalau dilempar cinta kamu, aku gak bakalan nolak ! " seru Damar dan Cup, ia mengecup bibir Aluna membuat sang empunya membelalakan matanya.
" Morning kiss, sayang " ucap Damar lalu segera berlari meninggalkan kamar Aluna.
Aluna hanya bisa menghentakkan kakinya kesal dengan sikap Damar yang seenaknya.
" Dasar rese, nyebelin ! " gerundel Aluna lalu berjalan ke arah kamar mandi.
Ada rasa tak biasa yang dirasakan oleh Aluna saat bersama dengan Damar. Bahkan detak jantungnya selalu memacu dengan cepat saat mendapat perlakuan hangat Damar.
Astaga ! Aku gak mungkin jatuh cinta sama dia kan ?
Batin Aluna sambil menggelengkan kepalanya lalu membasahi dirinya dengan air yang mengalir di shower.
Aluna keluar dari kamar mandi dengan menggunalan bath robe. Saat ia menuju lemari, ia baru ingat jika seluruh barangnya sudah dipindahkan ke kamar Damar. Akhirnya, Aluna berjalan keluar dari kamar lalu menuju kamar Damar.
Aluna hanya berdiri di depan pintu kamar Damar, tak berani untuk mengetuk pintu.
Ceklek...
Pintu kamar terbuka dan menampilkan Damar yang sudah rapi dengan mengenakan kemeja berwarna hitam dan celana bahan berwarna senada.
Aluna menatap Damar yang terlihat begitu tampan itu.
" Hei, ngedip dong ! Kamu terpesona kan lihat suami kamu ini " canda Damar yang seketika membuat Aluna kembali ke kenyataan.
" Siapa yang terpesona sih ? Lagian kamu tuh laki-laki tapi dandannya lama banget "sahut Aluna mencebikkan bibirnya.
" Eh, kamu mau kemana ? " tanya Damar saat Aluna merangsek masuk ke dalam kamar Damar.
" Mau ngambil baju. Kemarin kan kamu pindahin semua barang aku ke sini " jawab Aluna membuat Damar menyingkir dari pintu kamarnya namun tidak berniat untuk keluar dari kamar itu.
Aluna mengambil pakaiannya dari dalam lemari. Saat ia akan memakai pakaiannya, Aluna menyadari jika Damar masih berada di dalam kamar dan memperhatikannya.
" Ngapain kami disini ? " ketus Aluna.
" Suka-suka aku dong. Orang ini kamar aku " sahut Damar cuek membuat Aluna semakin naik pitam.
Aluna memutar bola matanya lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Damar tersenyum tipis lantas segera keluar dari kamar.
Beberapa saat kemudian Aluna keluar dari dalam kamar mandi dan sudah tak menemukan lagi Damar disana.
Ck, dari tadi kek keluarnya. Jadi gak perlu ganti dinkamar mandi
Gerutu Aluna lalu segera keluar dari kamar. Aluna melangkahkan kakinya menuju ke dapur, namun ia dikejutkan oleh tingkah Damar yang tengah memasak.
" Lho, kok malah kamu yang masak sih, Mas ? Udah, sini biar Luna yang masak ! " seru Aluna sambil mendekati Damar bermaksud untuk mengambil alih pekerjaan yang sedang dikerjakan oleh Damar.
" Udah, kamu duduk manis aja ! Serahin semua sama Mas Damarmu ini " ucap Damar percaya diri.
" Emang bisa masak ? Palingan nanti rasanya aneh " cibir Aluna sambil melihat ke arah wajan berisi nasi goreng yang sedang dimasak Damar.
" Eh, jangan nilai penampilannya. Kamu pasti ketagihan kalau udah rasain nasi goreng spesial ala Damar " sahut Damar sambil terus mengaduk nasi yang ada di wajan dan menambahkan topingnya.
Damar akhirnya selesai membuat dua porsi nasi goreng untuknya dan Aluna. Ia kemudian menghidangkan nasi goreng buatannya di atas meja makan.
" Ayo makan ! " seru Damar kepada Aluna yang malah sibuk menyisir penampilan nasi goreng buatan Damar.
" Kamu gak masukin racun ke dalamnya kan ? " tanya Aluna.
" Haish ! Kamu tuh sukanya nuduh yang enggak-enggak. Lagian ngapain aku masukin racun ? Aku belum mau jadi duda soalnya belum rasain malam pertama sama kamu " jawab Damar asal membuat Aluna seketika batuk.
Damar memberikan segelas air minum untuk Aluna.Dan Aluna segera meminumnya hingga tandas. Damar menarik satu sudut bibirnya.
Mereka berdua kini asyik menghabiskan sarapan nasi goreng yang dibuat oleh Damar hingga habis tak bersisa.
" Gimana ? Enakkan masakan aku ? " tanya Damar penuh rasa ingin tahu.
" Hem, lumayan ! " jawab Aluna jujur.
" Oh iya, aku mau ke rumah Galang sekarang. Mau ngontrol proyek di desa sama Galang. Kamu mau ikut ? Kamu bisa main di rumahnya sama Indira dan juga Dirga " tawar Damar.
" Hah, beneran nih ? Mau... Mau ikut ! " sahut Aluna dengan semangat.
" Ya udah, kalau gitu ayo kita berangkat " ajak Damar.
Aluna segera bangkit dan menyimpan piring yang kotor ke atas wastafel. Kemudian ia berlari menuju ke kamar dan mengambil tas slempangnya. Lantas Aluna bergegas menyusul Damar yang sudah mendahuluinya keluar dari apartemen
Damar dan Aluna kini sudah berada di perjalanan menuju rumah Galang. Aluna memasang senyuman di wajahnya saat membayangkan ia bisa berbincang santai.dengan Indira dan bermain bersama baby Dirga yang lucu.
Damar tersenyum samar melihat Aluna yang senyam-senyum sendiri. Ia tahu jika Aluna pasti bosan tinggal di apartemen sendirian karena itu ia mengajak Aluna agar istrinya itu merasa senang.
Ponsel milik Aluna berbunyi dan menampakkan nama Papa di layarnya. Aluna mengernyit namun segera menjawab panggilan dan meloud speakernya.
" Iya, Pa ... "
" Luna sayang, nanti siang ajak Damar ke rumah. Kita makan siang bersama ! " seru sang ayah.
" Maaf Pa, kayaknya gak bisa. Mas Damar ada banyak pekerjaan hari ini " tolak Aluna sambil melirik Damar.
" Kalau begitu, bagaimana kalau makan malam saja. Kalian pasti bisa kan ? Papa ingin kita bisa makan malam bersama-sama " harap sang ayah.