TEMAN TAPI MENIKAH ( Putri Untuk King )

Sepanjang perjalanan menuju taman hiburan, King dan Putri nampak diam membisu. Bukan karena sedang marah, namun mereka masih bingung dengan perasaannya masing-masing.

"Put, Mas." ucap mereka bersamaan.

"Lady first." ucap King kemudian.

"Kamu saja duluan." sahut Putri.

"Nggak, kamu saja."

"Baiklah, ini mengenai penjelasan dokter tadi. Lebih baik kamu jangan terlalu memikirkannya. Aku merasa baik-baik saja, aku tidak mau jika Gladys cemburu, karena kamu lebih sering memperhatikan anak dalam kandunganku. Aku bisa kok mengurusnya sendiri." ucap Putri.

"Tapi Put, apa salahnya aku memperhatikan anakku. Lagipula kamu juga istriku." sahut King.

"Tapi kita hanya suami istri di atas kertas, aku nggak mau gara-gara ini kalian berdua ribut. Lagipula setelah bayi ini lahir, kita akan segera berpisah sesuai perjanjian itu." ucap Putri.

King yang mendengar perpisahan, tiba-tiba hatinya terasa nyeri. Namun ia bingung dengan perasaannya sendiri, tidak mungkin ia mulai mencintai sahabatnya itu. Mungkin ini hanya perasaan kasihan, pikirnya.

"Baiklah, terserah kamu saja." sahut King kemudian, setelah itu ia hanya diam membisu sampai mobilnya berhenti di sebuah parkiran taman hiburan tersebut.

"Kamu mau naik apa Put ?" tanya Kalla ketika melihat beberapa wahana di taman hiburan tersebut.

"Yang paling aman saja lah, meski aku ingin naik semuanya seperti biasanya." sahut Putri seraya melihat Roll coaster yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Tidak ada naik roll coaster." ujar King seakan tahu isi hati istrinya itu.

"Ya aku tahu." sahut Putri.

"Kalla kita naik bianglala saja yuk." ajak Putri sembari menarik tangan Kalla agar mengikutinya.

Sedangkan King hanya bisa mematung melihat kepergian Putri dan Kalla yang sudah melangkah jauh dari pandangannya.

"Kenapa diam Bro ?" tanya Endy pada King.

"Nggak, apa kalian tidak mencoba beberapa wahana ?" ujar King.

"Tentu saja, kapan lagi kita bisa bersenang-senang seperti ini. Kevin sedang membeli beberapa tiket Roll coaster dan airsoft gun kalau kamu mau ikut juga." ucap Endy.

"Nggak aku di sini saja, mengawasi mereka berdua." sahut King yang mengarahkan pandangannya ke atas bianglala. Nampak Putri dan Kalla yang terlihat bahagia.

"Kamu nggak cemburu ?" tanya Endy memastikan.

"Apaan sih, hanya Gladys yang ku cintai." ucap King dengan sinis.

"Oh baguslah, aku berharap mereka berdua saling jatuh cinta. Jadi kalian bisa segera berpisah dan mereka bisa menikah." ucap Endy seraya menatap wajah datar King.

King yang mendengar perkataan Endy, hanya bisa mendengus kesal dan tak berniat menanggapinya.

"Beneran nggak ikut ?" tanya Endy lagi ketika melihat Kevin sudah selesai membeli tiket dan melambaikan tangannya.

"Pergilah." ucap King yang kini nampak sedang menghisap rokok di sela jarinya, matanya terus menatap ke arah bianglala yang sedang berputar pelan.

Dari kejauhan King terus mengawasi bagaimana Putri dan Kalla menaiki beberapa wahana, ketika Putri tertawa bahagia King juga langsung tersenyum sendiri. Seakan kebahagian Putri menular padanya.

Namun ketika melihat Kalla menggenggam tangan Putri dengan erat, ada perasaan tidak suka yang entah kenapa dia juga tidak mengerti.

"Put, aku ke toilet dulu ya. Lebih baik kamu duduk bersama kak King dulu di sana, di sini sangat ramai." ucap Kalla sembari menunjuk King yang sedang duduk tak jauh darinya.

"Baiklah, kamu tenang saja. Aku bukan bayi lagi, kalau aku hilang kalian bisa menghubungi ponselku." sahut Putri.

"Baiklah jangan kemana-mana." ucap Kalla kemudian ia berlalu pergi meninggalkan Putri.

Putri yang enggan bersama King, ia segera melangkah kan kakinya untuk menjauhi suaminya itu.

"Sendirian saja mbak ?" nampak dua orang laki-laki sedang menghampiri Putri yang sedang duduk di sebuah bangku yang nampak sepi pengunjung.

"Lagi sama suami Mas." sahut Putri.

"Yang mana suaminya mbak ?" tanya laki-laki tersebut yang terlihat sangat garang dengan tato yang memenuhi lengannya serta rambut gondrongnya di biarin terurai.

Putri yang tidak melihat keberadaan King, ia nampak bingung. Padahal baru beberapa menit yang lalu suaminya itu duduk di bangkunya itu.

"Sial, bagaimana ini." gerutu Putri dalam hati.

"Masa sih sudah punya suami mbak, orang masih imut begini." ucap pria satunya lagi dengan pandangan mesumnya.

"Beneran saya sudah punya suami Mas, bahkan sekarang saya sedang hamil." ucap Putri yang sudah mulai Ketakutan.

"Ikut kita saja mbak, kita bersenang-senang."

"Nggak mau, jangan macam-macam kalau tidak saya teriak nih." ancam Putri.

"Ini daerah kekuasaan saya mbak, nggak ada yang berani sama saya di sini." ucap pria tersebut seraya memegang pergelangan tangan Putri dengan kuat.

"Saya nggak mau." teriak Putri yang enggan untuk berdiri meski pria tersebut menarik tangannya.

"Lepaskan istriku !!" ucap King yang entah dari mana tiba-tiba saja sudah berada di antara mereka.

"Apa buktinya kalau dia istrimu, apa jangan-jangan kamu juga menginginkan gadis cantik ini. Karena seorang suami tidak akan membiarkan istrinya sendirian di tempat ramai seperti ini ?"

"Dia memang suamiku, ya kan sayang? Kamu darimana saja, orang-orang ini mengganggu ku." ucap Putri seraya memeluk lengan King dengan erat.

King yang mendapatkan sentuhan mendadak dari istrinya, jantungnya langsung berdebar tak menentu. Ia nampak tercengang

ketika Putri memanggilnya sayang, ia merasa banyak ribuan kupu-kupu yang sedang menggelitiknya.

"Iya sayang, maaf ya aku tadi dari toilet." sahut King pada Putri.

"Wanita ini adalah istriku, sebaiknya kalian segera pergi sebelum menyesal." ucapnya lagi dengan ancaman.

"Tapi kalian seperti bukan suami istri." ucap Pria tersebut meragukan.

"Dia beneran suamiku, kalian mau bukti ?" ucap Putri yang mulai kesal.

Tanpa menunggu persetujuan King, Putri segera melingkarkan kedua tangannya ke leher suaminya. Kemudian ia langsung mengecup bibirnya, tidak hanya kecupan Putri juga sedikit melum😘tnya dan mengulumnya agar kedua pria tersebut mempercayainya.

Namun ketika Putri akan melepaskan panggutannya, justru King menahan tengkuknya. Ia semakin memperdalam ciumannya, tak perduli ada dua orang di depannya yang sedang menyaksikannya.

Baginya bibir Putri begitu manis dan ia enggan untuk melepasnya, rasanya ia menginginkan lagi dan lagi. Putri mendesis ketika King menggigit bibir bawahnya, setelah terbuka ia segera melesatkan lidahnya untuk mencari kenikmatan di dalam sana.

Saling mencecap dan melum😘t, seakan mereka lupa kalau sedang bersandiwara. Bahkan ini adalah tempat umum, di mana beberapa pasang mata melihat ke arah mereka.

Setelah merasa kehabisan napas, mereka saling melepaskan panggutannya. "Sial, sengaja banget ambil kesempatan." batin Putri dengan kesal.

Meskipun ia tidak menampik kalau dia juga menikmati ciuman tadi, tapi yang membuatnya kesal, kenapa suaminya itu justru membalasnya dan terlihat menikmatinya juga.

Sedangkan King, sudah tidak bisa di jelaskan lagi bagaimana perasaannya saat ini. Ia teramat bahagia, bahkan seumur hidupnya mungkin baru kali ini ia merasakan kebahagiaan seperti ini. Bahkan seluruh tubuhnya seakan merespon bagaimana perasaannya. Kini ia yakin, kalau ia benar-benar sudah jatuh cinta pada sahabatnya itu.

"Bagaimana kalian sudah percaya ?" ucap Putri setelah melepaskan ciumannya.

"I-iya mbak, maaf Mas kami salah sangka." ucap pria tersebut kemudian segera berlalu sebelum terkena masalah.

Setelah kepergian dua pria tadi, Putri juga melangkah kan kakinya pergi. Ia merasa kesal dengan King karena sudah mengambil kesempatan, meski ia juga menikmatinya tapi ia berusaha tidak akan terbuai.

"Ingat Put, laki-laki ini milik wanita lain." batin Putri, ia mengingatkan dirinya sendiri agar tidak mudah terbuai.

"Put, kamu mau kemana ?" King mencekal tangan Putri, ketika istrinya itu akan pergi.

"Lepaskan, jangan berani menyentuhku lagi." ucap Putri dengan dingin.