NovelToon NovelToon
Bukan Menantu Biasa

Bukan Menantu Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Saudara palsu
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Wahyuni Soehardi

Amira menikah dengan security sebuah pabrik di pinggiran kota kecil di Jawa Timur. Awalnya orang tua Amira kurang setuju karena perbedaan status sosial diantara keduanya tapi karena Amira sudah terlanjur bucin maka orang tuanya akhirnya merestui dengan syarat Amira harus menyembunyikan identitasnya sebagai anak pengusaha kaya dan Amira harus mandiri dan membangun bisnis sendiri dengan modal yang diberikan oleh orang tuanya.

Amira tidak menyangka kalau keluarga suaminya adalah orang-orang yang toxic tapi ia berusaha bertahan sambil memikirkan bisnis yang harus ia bangun supaya bisa membeli rumah sendiri dan keluar dari lingkungan yang toxic itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyuni Soehardi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Akhirnya mereka telah sampai di rumah bu Asih. Ani menyambut kedatangan mereka dan membantu mengeluarkan barang-barang.

“Halo mas Agus apa kabar,” sapa Ani yang kemudian saling berpelukan.

“Masukkan barang-barang mu ke kamarmu Gus” kata ibu.

Agus sudah seperti anaknya sendiri disini punya kamar sendiri di rumah bu Asih yang cukup besar dan punya beberapa kamar. Rumah itu sudah turun temurun mulai eyang buyut suami bu Asih. Rumah kuno jaman Belanda yang besar dan punya banyak kamar.

Agus sepertinya sudah begitu familiar langsung menuju ke kamarnya. Tak lama kemudian dia keluar dan bertemu dengan Ani.

“Dik Ani ga sekolah?”

“Masih libur mas besok lusa masuknya” jawab Ani.

Ani saat itu sudah bersiap-siap mau berangkat les bahasa asing.

“Mbak Mira hari ini aku sudah mulai les. Jadwalku hampir setiap hari mbak karena satu les bahasa dua kali seminggu. Tiga bahasa berarti enam kali seminggu.” Kata Ani.

“Sudah jangan mengeluh jalani saja. Sudah sana berangkat.” Perintah Amira.

“Assalamualaikum,” pamitnya.

“Waalaikumsalam, hati-hati jangan ngebut.”

Saat Ani akan berangkat. Kakak laki-lakinya datang, “mau kemana dek?”

“Mau les bahasa Inggris mas, disuruh mbak Mira.”

“Oh ya sudah. Yang rajin belajarnya.”

Melihat suaminya datang Amira segera menyiapkan kopi kali ini juga untuk Agus dan mas Adam yang sebentar lagi pasti datang minta kopi.

“Gus, apa kabar.” Sapa suami Mira.

Kali ini Amira menyajikan roti-roti dari tokonya untuk teman minum kopi.

Ibu dan yang lainnya sudah duduk diruang tamu. Sudah mulai terbiasa dengan jam minum teh.

Tak lama mas Adam dan istri dan anaknya masuk. Amira memberikan teh pada ipar dan anaknya. Anaknya makan roti yang disuguhkan dengan lahap.

“Gus bagaimana rencanamu selanjutnya?

Sawahmu selama ini digarap oleh buruh tani yang bekerja pada ibumu. Rumahmu jadi tempat istirahat mereka. Istri-istri mereka masak makan siang untuk yang panen di rumahmu.”

“Biarkan mereka tetap menggarap sawah saya wak. Ga ada yang berubah. Karir saya di Surabaya. Lagipula saya ga bisa berpisah dengan paklek dan bulek yang sudah membesarkan saya seperti anaknya sendiri.”

“Tapi kamu harus tetap bertemu dengan mereka Gus kalau tidak hasil panennya bisa disetorkan ke keluarga ayah sambungmu. Mereka mencoba merebutnya dari ibumu.”

“Iya itu akan saya urus Wak. Dulu sebelum mas Dedy merantau ke Surabaya. Mas Dedy ikut mengawasi sawah saya tapi sekarang mas Dedy sudah kerja.”

“Iya Gus aku bosan terlalu lama di desa. Merantau dapat rejeki menikahi wanita spek tuan putri. Habis menikah malah kembali ke desa.” Kata Dedy.

“Apa tidak ada keinginan menjadi mandor sawahku lagi mas?” Tanya Agus.

“Sewa bagi hasil gimana?” Tanya Dedy.

“Saya sih terserah karena saya ingin meneruskan kuliah dan bekerja dibidang kuliner.” Kata Agus.

“Bagaimana kalau mas jadi petani dek?” Tanya Dedy kepada istrinya.

“Tidak masalah mas, wong bertani juga pekerjaan halal kok. Kalau bisa beli tanah lagi untuk ditanami buah jadi tidak melulu mengandalkan hasil padi.”

“Baiklah Gus istriku setuju sawahmu aku mandori. Lebih enak ga perlu khawatir ada yang merecoki kalau aku sendiri yang mandori seperti dulu.” Kata Dedy.

“Gus apa rencanamu jangka panjang? Apa selamanya kamu mau jadi chef di restoran orang?” Tanya Amira.

“Ya enggak dong bu keinginan memiliki cafe sendiri pasti ada tapi kan harus punya modal? Apalagi jaman sekarang masih punya pekerjaan saja masih bagus.” Kata Agus.

“Kenapa tidak mencari modal di luar negeri? 3 tahun merantau kalau kamu irit satu M sudah bisa kamu bawa pulang untuk modal awal cafemu sendiri”

“Kursus IELTS, urus visa whv melamar pekerjaan dari Indonesia. Interview secara online. Begitu dapat pekerjaan langsung berangkat.” Amira memberi masukan.

“Iya Bu akan saya pikirkan.” Kata Agus.

“Saya tidak bisa mendadak mengundurkan diri di pabrik paling tidak nunggu persetujuan pengunduran diri saya. Besok aku akan memberikan surat pengunduran diriku. Setelah aku pulang kerja saja Gus baru bisa kau ajak menemui orang yang selama ini mengurus sawahmu.”

“Bagaimana dengan masalah adikmu Dewi Gus?” Tanya ibu.

“Ya gimana wak pacarnya saja saya ga kenal. Lagipula kakak Dewi kan bukan saya saja.’ jawab Agus

1
Nadira ST
thor smoga keluarga mertua Amira baik terus ya jangan sampai berubah jahat
Diah Susanti
kalau yang aq baca sampai sini sih, yang toxic cuma kakak iparnya saja. ibu dan ani juga baik, semoga gk dibikin berubah sama othor😁😁😁
Sri Wahyuni
😍
Sri Wahyuni
Amira benar kakak ipar harus dilawan KLO ngelunjak
Sri Wahyuni
Amira pinter bgt
Sri Wahyuni
Bagus ceritanya n tidak belibet
Ceritanya bagus kak, reletabel sama kehidupan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!