Setelah mengalami penderitaan di kehidupannya karena keberuntungan memiliki wajah cantik, tubuh semampai dan kaya. Kirana mendapat kesempatan kedua untuk hidup kembali. Sebagai orang jelek, miskin dan badan gemuk. Tak disangka keberuntungannya ikut berubah. Bahkan dia mendapat jodoh yang lebih baik daripada saat menjadi wanita cantik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
"Apa sebenarnya yang ada dalam otak kalian??!" teriak Armand kesal.
Bagian pemasaran memberikan laporan bahwa ada beberapa klien yang mengajukan keluhan tentang iklan yang mereka hasilkan. Dan bagian produksi hanya bisa menghasilkan setengah dari jumlah iklan yng seharusnya tayang.
"Kenapa laporan seperti ini baru datang padaku sekarang? Padahal mereka telah mengajukan keluhan seminggu yang lalu?" tanya Armand pada manajer pemasaran.
"Kami telah menyelesaikan beberapa dari keluhan itu dan akan menyelesaikan sisanya. Anda tidak perlu mengkhawatirkan hal ini Tuan"
"Iklan tidak menghasilkan penjualan yang sesuai dengan keinginan. Iklan terlalu panjang gan mahal. Kalian harus benar-benar menjelaskan pada klien juga padaku!!"
"Baik Tuan Armand"
"Dan bagian produksi!! Kenapa kalian hanya bisa menghasilkan separuh dari pekerjaan yang diterima?"
"Tuan. Maafkan kami"
"Apa pegawai di bagian produksi kurang? Berapa pegawai kreatif yang kalian butuhkan lagi untuk memenuhi semua permintaan?"
"Tidak Tuan. Kami tidak membutuhkan tambahan orang. Tapi ... "
Manajer bagian produksi terlihat ragu mengatakan alasan sebenarnya penurunan kinerja mereka.
"Kalau kalian tidak bisa bekerja, pergi saja sana dari perusahaan!!"
"Tidak Tuan. Kami sanggup mengerjakan semuanya tapi bagian keuangan tidak menyetujui sebagian besar pengajuan biaya pengerjaan iklan. Membuat kami bingung"
"Tidak menyetujui pengajuan biaya pengerjaan iklan?? Apa maksudmu manajer keuangan??!"
"Tuan, bukan begitu. Kami hanya merasa pengajuan mereka terlalu besar"
"Dan apa kau tahu siapa saja klien yang mereka tangani?"
"Tidak tahu Tuan"
"Mereka adalah perusahaan raksasa di bidangnya. Iklan yang mereka percayakan pada kita harus dihasilkan dengan baik karena mereka tidak segan mengeluarkan uang banyak. Tapi kalau kau hanya menyetujui sebagian biaya pengerjaan iklan. Hanya menunggu waktu mereka akan pindah ke perusahaan periklanan lain. Apa itu yang kau inginkan??!!"
Sudah lama sekali Armand ingin marah pada manajer keuangan yang selalu memperlakukan Kirana dengan tidak adil. Dan sekarang dia merasa puas bisa melampiaskan emosinya.
"Maafkan saya Tuan" kata manajer keuangan segera.
"Kinerja satu bagian akan mempengaruhi hasil pekerjaan bagian lainnya. Itulah sebabnya kita dipanggil perusahaan. Semua bagian harus saling mendukung agar perusahaan bisa terus maju. Bukankah itu yang kita inginkan sejak perusahaan ini masih berada di gedung lama? Kenapa sekarang setelah perusahaan ini besar, kalian melupakan semangat kebersamaan itu??"
"Maaf Tuan" jawab semua manajer.
"Satu Minggu lagi, aku harap ada perubahan dari semua bagian!!" ucap Armand lalu berdiri dan pergi dari ruang rapat.
Kirana mengikuti langkahnya di belakang.
"Apa aku terlalu keras pada semua manajer?" tanya Armand setelah dia dan Kirana berada dalam ruangan CEO.
"Seorang pemimpin sekaligus pemilik perusahaan mempertanyakan integritas pegawainya, itu adalah hal yang normal. Yang tidak baik adalah ketika ada bagian yang merasa mereka memiliki kuasa mirip seperti CEO. Itu sangat berbahaya" jawab Kirana sesuai dengan pemikiran Armand.
Dia memang tidak salah memilih Kirana sebagai asisten. Mereka memiliki pemikiran yang sama.
"Apa menurutmu manajer keuangan melakukan kecurangan?"
"Memotong anggaran sebesar itu tapi tidak tampak pada laporan keuangan, saya takut dia sudah melakukan kecurangan"
"Periksa manajer keuangan!"
"Baik Tuan"
Kirana keluar dari ruangan dan Armand kembali bekerja. Sungguh nyaman bekerja dengan seseorang yang mengerti caranya melakukan sesuatu dengan benar.
Malam hari datang dan Armand sedang berada di tempat hiburan malam. Berkumpul dengan teman-teman yang mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya.
"Armand, kudengar ayahmu menyuruhmu segera menikah?" tanya temannya dari Grop Lin
"Iya"
"Apa kau sudah menemukan calon istri? Adikku masih sendiri sampai sekarang. Apa kau mau membawanya pergi?"
"Sial. Kau pikir aku tempat penampungan?"
"Kau adalah pewaris grup Riady, siapa yang tidak mau bersamamu"
"Aku bukan boneka Grup Riady"
Rasa getir pada jawaban Armand membungkam semua temannya.
"Sudah, sudah. Ini akhir pekan, jangan merusak suasana. Malam ini kita bersenang-senang. Jangan memikirkan pekerjaan!!" seru teman Armand yang lain lalu memanggil beberapa wanita untuk melayani.
Malam semakin larut, Armand keluar dari tempat itu dan menemukan mobilnya masih berada di tempat yang sama. Dengan wanita yang sedang membaca di belakang kemudi. Armand mendekat dan Kirana dengan sigap membuka pintu mobil untuknya.
"Kita pulang" ucap Armand.
"Baik"
Sampai di apartemen, Armand melihat jam.
"Ini sudah terlalu larut. Lebih baik kau tidur beberapa jam di sini dan pulang ketika matahari muncul" katanya pada Kirana.
"Apa? Tidak perlu Tuan, saya bisa pulang sekarang"
"Aku tahu kau harus ke perusahaan terlebih dulu untuk mengembalikan mobil. Dan itu akan memakan waktu lama. Menurut saja! Aku akan tidur sekarang"
Armand masuk ke dalam kamarnya dan tidur. Tidak memikirkan tentang Kirana lagi.
Sesaat sebelum matahari terbit, dia terbangun dan merasa sangat haus. Armand keluar dari kamar dan melihat seseorang tidur di sofa. Dengan pose yang tidak biasa.
Kirana. Asistennya itu ternyata menurut dan tidur disini. Tapi kenapa pose tidurnya tidak biasa? Wanita itu, tidak hanya wajah dan pakaiannya, bahkan pose tidurnya aneh.
Setelah mengambil air minum, Armand ingin kembali tapi Kirana bergerak dan menjatuhkan blazer yang dipakai untuk menutupi tubuh. Armand mendekat, memiliki niat hati untuk mengembalikan blazer itu di atas tubuh Kirana lalu terpana dengan yang dilihatnya.
Tubuh wanita yang sedang terbaring di depannya memiliki lekukan yang mempesona. Bentuk dada yang penuh bulat sempurna, pinggang kecil dan pantat menonjol. Dan yang paling membuatnya heran, wajah itu. Wajah polos tanpa riasan Kirana, tampak sangat jauh berbeda?
Dia duduk di meja dan mengamati wajah wanita itu. Pakaian yang terjatuh, jelas mengatakan bahwa wanita dihadapannya adalah Kirana. Tapi wajah itu, kenapa berbeda?
Tak lama wanita itu membuka mata dan menyadari kehadiran Armand.
"Tuan, Anda sudah bangun? Maaf, saya akan segera pergi sekarang"
Suaranya, benar Kirana. Wanita itu benar-benar Kirana. Tapi kenapa wajahnya berbeda?
"Kau ... Kelihatan berbeda" katanya membuat Kirana berhenti bergerak. Lalu memeriksa wajah dengan tangan.
"Saya menghapus riasan semalam"
Dengan jarak sedekat ini, Armand dapat melihat jelas kecantikan Kirana yang menawan. Alis berukuran normal melengkung seperti bulan sabit, jembatan hidung lurus dan menonjol di ujung. Bibir tipis berwarna merah muda. Dagu mungil yang lucu. Dan yang paling penting, mata itu. Mata yang tatapannya seakan menjelajah kedalaman hati Armand.
Kenapa dia baru sadar kalau wanita yang selama ini berada dekat dengannya, secantik ini?
"Kau benar Kirana?" tanya Armand ingin lebih memastikan.
"Emm, iya. Tentu saja ini saya. Saya akan bersiap dan segera pergi" kata Kirana lalu bangun dari sofa dan pergi ke arah dapur. Tak berapa lama muncul dengan riasan Kirana yang biasanya.
"Bagaimana bisa?"
Armand masih bertanya-tanya kenapa wanita itu memakai riasan tebal saat wajah aslinya begitu ... Cantik. Ketika Kirana berhasil melesat pergi dari apartemennya.