NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Kontrak Dari Pria Asing

Menjadi Istri Kontrak Dari Pria Asing

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rheaaa

Lyra tak pernah menyangka bahwa orang yang paling ia percayai telah mengkhianatinya sebulan sebelum pernikahannya.

Alih-alih membelanya, ibu tirinya justru memilih untuk menikahkan tunangannya dengan kakaknya sendiri dan menjodohkannya dengan Adrian— seorang pria yang tak pernah ia tahu.

Namun, di tengah huru hara itu Adrian justru menawarkan padanya sebuah kontrak pernikahan yang menguntungkan keduanya. Apakah Lyra dan Adrian akan selamanya terjebak dalam kontrak pernikahan itu? Atau salah satunya akan luluh dan melanggar kontrak yang telah mereka setujui?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Pak Evan : Cepat ke ruanganku sekarang!

Tasya menghela napas, jantungnya berdebar kencang sedari tadi. "Apa yang harus kulakukan kalau Lyra melapor pada ayahnya?" batin wanita itu seraya melangkahkan kakinya masuk ke ruangan project manager.

"Hal apa lagi yang kau lakukan sampai membuat keributan tadi pagi, Tasya?" tanya Pak Evan dengan wajah masam seakan sudah muak dengan tingkah laku keponakannya.

"Ti–tidak ada, Pama— maksudku Pak," jawab Tasya terbata-bata sambil memainkan ibu jarinya.

Brak!!!

Pak Evan mendaratkan tangannya pada meja kerjanya, menghasilkan sebuah bunyi yang membuat Tasya tersentak selangkah ke belakang. "Jangan coba-coba membohongiku!!!" gertak pria itu, wajahnya mulai memerah.

"Aku ... aku hanya mengatakan pada beberapa orang kalau kau melihat Lyra masuk ke ruangan founder perusahaan kemarin. La–lagi pula mana aku tahu kalau mereka justru mengira Lyra punya hubungan gelap dengan atasan," jelas Tasya. Wanita itu meletakkan tangannya di dada, seolah berusaha untuk menenangkan jantungnya yang sedari tadi berdebar kencang.

Hal itu membuat Pak Evan tercengang. "Kau ... kau gila?! Hah! Sial! Keluar dari sini sekarang! Jangan coba-coba minta bantuanku saat kau terkena masalah nanti," perintah Pak Evan, rahangnya menegang seakan otot-otot wajahnya juga ikut mengencang.

"Tapi, Paman ...."

"Keluar dari sini, Tasya. Aku susah payah membangun karir ini, tidak akan kubiarkan kau menghancurkannya hanya karena perasaan iri dengkimu itu!" desis Pak Evan dengan sorot mata yang tajam.

"Paman, aku sama sekali tidak tahu kalau—"

"Cukup, Tasya. Keluar dari sini, aku tidak mau terjerumus ke dalam masalah yang kau buat."

Dengan berat hati, Tasya memutar tubuhnya lalu berjalan menuju pintu keluar. Bahunya turun, seperti sedang memikul beban yang berat.

*

*

*

Di sisi lain kota, Adrian turun ke basement untuk mengambil bekal makan siang yang ia lupakan di mobil.

"Selamat siang, Pak," sapa seorang pekerja yang berpapasan dengannya di lift.

"Siang," balas Adrian lalu berjalan keluar dari lift. Tangannya merogoh saku celana, meraih kunci mobilnya.

Saat membuka pintu mobil, ia menyadari ada dua kotak bekal di kursi penumpang belakang. "Lyra melupakan bekal makan siangnya. Apa yang akan dia makan di sana? Bagaimana kalau dia menahan lapar? Sebaiknya aku mengantarkannya," pikirnya lalu memutar ke arah kursi kemudi.

Saat tangannya hendak membuka pintu mobil tiba-tiba pikirannya mengurungkan niatnya. "Tapi pernikahan ini hanya bagian dari kontrak yang kita berdua tanda tangani. Lagi pula di sekitar sana pasti ada yang menjual makanan, kan?" pikirnya lagi kemudian menatap bekal makan siang itu dalam diam.

*

*

*

Sementara itu Lyra terduduk di kursi sambil memegangi perutnya yang sedari tadi terus berbunyi. "Hhh ... karena terbawa emosi aku pergi tanpa mengambil bekal makan siangku di mobil pria itu," batinnya sambil memandangi komputer jinjingnya dengan tatapan kosong.

Juan yang duduk di sampingnya menggenggam erat sendok di tangannya. "Lyra ini unt—"

"Nona Lyra, ada seseorang yang mencarimu di luar," potong salah seorang pria yang menghampiri meja Lyra.

Lyra mengernyit, "Seseorang? Mencariku? Siapa?" pikirnya dengan dahi yang berkerut. Dengan rasa penasaran, Lyra mengekori orang yang memberitahunya tadi ke luar.

Di sisi lain, Adrian menunggu istrinya di luar. Sesekali ia terlihat mengintip ke dalam. "Hhh ... apa yang baru saja kulakukan? Harusnya aku tidak perlu sampai membawakannya makan siang," gerutu pria itu melirik kotak makan siang di tangannya.

"Pak Adrian? Apa yang membuat bapak kemari?" ucap salah seorang pekerja dari perusahaan miliknya.

"Ah saya hanya mengantarkan makan siang untuk istri saya," ucapnya lalu sedikit mengangkat tangannya yang sedang memegangi kotak makanan.

"Hhh ... saya kira kami telah membuat kesalahan," ucap pekerja itu lagi sambil menyentuh dadanya. Adrian hanya menggeleng pelan.

"Adrian?" ucap Lyra pada dirinya yang tengah bersandar pada dinding bangunan.

"Kau melupakan makan siangmu di mobil," ucapnya seraya memberikan kotak makanan yang dibungkus rapi oleh selembar kain.

Lyra menatap Adrian dingin, "Tidak perlu. Aku tidak lapar," ketus wanita itu masih merasa kesal lalu berjalan masuk ke dalam kantor.

Dengan satu gerakan cepat, Adrian menarik tangan Lyra, menyandarkan wanita itu ke dinding dan menghalangi jalan dengan tubuhnya. Pria itu meletakkan tangannya di samping kepala istrinya, membuat jarak diantara mereka sangat dekat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!