Di era teknologi yang melesat bak roket, manusia telah menciptakan keajaiban: sistem cerdas yang beroperasi seperti teman setia. Namun, Arcy, seorang otaku siswa SMA kelas akhir, merasa itu belum cukup. Di puncak gedung sekolah, di bawah langit senja yang memesona, ia membayangkan sistem yang jauh lebih hebat—sistem yang tak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kekuatan energi spiritual, sebuah sistem cheat yang mampu merajut takdirnya sendiri. Mimpi itu, terinspirasi oleh komik-komik isekai kesukaannya, membawanya ke petualangan yang tak terduga, sebuah perjalanan untuk mewujudkan sistem impiannya dan merajut takdir dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evolved 2025, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aturan
Gang itu sepi. Dinding penuh coretan.
Arcy menyusuri sebuah gang, ia mendapati seorang siswa yang sedang menjadi korban perundungan oleh tiga orang pria.
Salah satu pria itu mengejek, "Berani sekali kau, ya?"
Bugh!
Siswa itu kembali menerima pukulan, meringkuk sembari memegangi perutnya yang terasa nyeri.
"Cecunguk sepertimu berani melawan? Akan ku ladenin kau!"
Seorang gadis dengan isak tangis memohon, "Kumohon, jangan sakiti dia."
Gadis itu berontak, namun kedua pria itu menahannya dengan kuat.
Pria yang memukul itu berbalik mendekati gadis tersebut dengan terkekeh. "Hehehe, aku akan berhenti kalau kamu menurut." Dia mulai menurunkan celananya.
"Anj*** kau! Apa yang kau lakukan?" teriak siswa itu, berdiri sembari memegangi perutnya.
"Hoo... lumayan juga rupanya."
Siswa itu ditendang lagi hingga terpental membentur tembok.
Gadis itu berteriak histeris, "Berhenti! jangan sakiti dia."
Namun, pria itu tidak menghiraukan, dan kembali menginjak-injak siswa itu.
Gadis itu terus berteriak memohon belas kasihan, tetapi pria itu tetap tidak peduli dan terus menghajarnya.
"Hei! Hentikan!" teriak seseorang dibelakang.
Pria itu menoleh, melihat seorang anak lelaki mendekat.
Anak lelaki itu yang tak lain adalah Arcy, membentak, "Lepaskan dia!"
Pria itu menyeringai jahat dan mendekati Arcy. "Kau mau cari masalah, ya?"
Arcy tetap tenang di tempatnya. Pria itu kemudian melayangkan tinju kearahnya, namun Arcy juga memberikan tinjunya. Kedua tinju mereka beradu dengan suara krekk yang terdengar jelas.
"Aduh..." Arcy mengibas-ngibaskan tangannya yang terasa sakit.
Keduanya merasakan sakit pada tangan mereka, tetapi tampaknya pergelangan tangan pria itu patah, membuatnya meringis kesakitan sambil memegangi tangannya.
Kedua temannya melepaskan gadis itu dan menghampiri teman mereka.
"Waduh..." Arcy merasa sedikit bersalah telah membuat tangan orang patah.
Gadis itu membantu temannya yang lemah setelah dipukuli.
Kedua pria itu tidak terima teman mereka disakiti, mereka langsung menyerang Arcy.
"Beraninya kau!"
Dengan yakin, Arcy mengarahkan tangannya ke depan, membentuk jarinya seperti pistol, dan bola api kecil seukuran bola pingpong terbentuk di ujung telunjuknya.
"Pam-pam!" Ia menembak sambil menirukan suara tembakan. Dua bola api melesat seperti peluru dan mengenai celana mereka.
Mereka terkejut melihat celana mereka terbakar. Mereka meronta-ronta dan berlarian mencari air.
Arcy meniup ujung jarinya layaknya seorang penembak. Ia kemudian menatap pria yang tangannya patah, bertanya dengan nada mengejek. "Kenapa? Mau kutembak juga?"
Pria itu dengan kedua temannya langsung melarikan diri dengan ketakutan.
Arcy tersenyum sinis. "Ini sangat menyenangkan!"
Arcy menghampiri anak perempuan dan temannya yang terluka, sembari berbisik, "META, berikan atribut penyembuhan."
META memperingati, "Tuan, sebaiknya Anda tidak menunjukkan kekuatan Anda pada orang lain. Ini bisa berbahaya."
Arcy tertawa sinis, "Berbahaya? Siapa peduli?" lalu menjawab, "tujuan saya adalah membantu orang lain dengan kekuatan ini. Lagi pula, siapa yang akan percaya jika mereka diberitahu tentang seseorang yang memiliki kekuatan sihir?"
Arcy yang bisa merasakan kekhawatiran META, dengan nada lembut berkata, "Jangan khawatir. Saya tahu apa yang saya lakukan."
"Siap!" Sistem memproses.
[Ding - Atribut tambahan diperoleh. Tuan memiliki atribut cahaya penyembuhan]
"Kerja bagus." Arcy merasa puas.
"Sama-sama, Tuan. Melayani Anda adalah tugas saya."
Arcy mengulurkan tangan, berkata dengan lembut, "Mari, saya obati."
Gadis dan anak lelaki itu terkejut. "Obati?" tanya gadis itu heran. Anak lelaki itu terdiam, menyembunyikan keterkejutannya di balik rasa sakit.
Arcy mengaktifkan kemampuan penyembuhan. Cahaya hijau lembut muncul dari telapak tangannya, menjalar ke tubuh anak lelaki itu. Mereka terkejut melihat fenomena tersebut. "I-ini..." seru gadis itu takjub.
"Apakah ini sihir?" gumam anak lelaki itu dalam hati, merasa seperti adegan dalam film atau komik yang sering dibacanya. Tiba-tiba muncul notifikasi sistem-
[Terdeteksi! Adanya kehadiran lain mendekat]
"Apa?" Arcy terkejut mendengar pemberitahuan sistem. Tiba-tiba, ia jatuh pingsan.
***
Elis duduk di sofa ditemani dua temannya, Yuan dan Rina.
Yuan menceritakan semua yang dilakukan Arcy saat ia memantaunya, mulai dari Arcy bermeditasi hingga menggunakan kekuatannya untuk melawan tiga pria mesum yang menganiaya seorang siswa.
Elis dan Rina terkejut.
Rina menyela, "tunggu Yuan, Arcy bisa menggunakan api?"
Elis dengan dengan tegas menegur, "Yuan! Kenapa kau tidak menghentikan Arcy?”
Yuan menanggapinya dengan santai, "Sorry. Aku hanya ingin melihat seperti apa kekuatannya.”
"Tapi tetap saja tidak boleh! Apapun alasannya, kita tidak boleh membiarkan Awakener menggunakan kekuatan mereka pada manusia biasa, apapun alasannya! …dan Arcy juga belum pulih, kau seharusnya menghentikannya!"
Kembali ke waktu sebelumnya, Elis yang saat itu ada di ruangan Rina, mendapat telepon dari Yuan. Elic terkejut mendengar laporan Yuan, dan segera ia bersama Rina langsung bergegas menuju tempat mereka.
Elis tiba di tempat Yuan dan Arcy, ia mendapati Arcy tengah menyembuhkan seseorang. Pemandangan itu membuatnya terkejut, terlebih setelah mendengar dari Yuan bahwa Arcy juga menggunakan api saat melawan para pelaku kekerasan. Awalnya mengira Arcy adalah seorang healer seperti dirinya.
Elis dengan bingung melihat Arcy yang terbaring disofa.
Arcy perlahan membuka mata, melihat langit-langit ruangan. Ia kemudian bangun perlahan dan merasakan sedikit pusing di kepalanya. "Apa yang terjadi…" gumamnya sambil memegang kepalanya.
"Kamu sudah bangun?"
Seorang gadis menghampirinya sambil memberikan segelas air putih. Arcy terkejut melihat gadis cantik itu.
"Elis?!"
Ia memperhatikan ruangan itu, menyadari dirinya sedang di ruang tengah apartemen Elis. "Kenapa aku disini?"
META menjawab, "Tuan pingsan karena Elis terpaksa melakukannya. Tuan Arcy telah menunjukkan kekuatan di depan orang lain, yang melanggar aturan."
Arcy terkejut, dan terdiam, ia kemudian bertanya tentang dua orang itu, siswa yang ditolongnya.
"Elis telah menghapus ingatan mereka tentang kejadian tersebut. Mereka diperintahkan pulang ke rumah masing-masing di bawah kendali Elis."
Arcy kemudian bertanya pada Elis, dengan nada bingung dan sedikit kesal. "Elis, kenapa kau membuatku pingsan?"
"Maaf, Arcy, itu adalah tugasku. Kita tidak boleh menunjukkan keberadaan kita, para Awakener, pada manusia biasa." Elis dengan nada serius lalu berkata, "Kalau kamu ingin menjadi anggota organisasi Merdeka, kamu harus ingat untuk tidak menggunakan kekuatanmu sembarang. Itu adalah aturan yang menjaga dunia kita tetap terpisah dari dunia manusia."
Melihat tatapan Elis yang serius, Arcy dengan nada pelan membalas, "Aku mengerti."
Rina dengan nada meremehkan, sembari melipat tangan di depan dada, "Tentu saja kau harus mengerti! Elis sebelumnya sudah jelaskan ke kamu, "Awakener tidak boleh menggunakan kekuatannya pada manusia biasa…" kamu lupa atau memang sengaja?" Rina yang kesal sedikit meninggikan suaranya, "Jangan membuat masalah, Arcy. Kita semua punya aturan yang harus diikuti, dan kau harus belajar untuk tidak bertindak gegabah."
Yuan dengan nada tenang, sembari menatap Arcy, "Organisasi Merdeka memiliki alasan yang kuat untuk aturan tersebut. Ini bukan hanya tentang menjaga rahasia kita, tetapi juga tentang melindungi manusia biasa dari hal-hal yang belum mereka pahami."
Arcy dengan nada bingung bertanya, "Melindungi… dari hal yang belum mereka pahami?"
Elis melanjutkan, "bayangkan jika semua orang tahu tentang keberadaan kita, Arcy. Akan ada ketakutan, kebingungan, dan mungkin bahkan kekacauan. Kita harus melindungi mereka dari semua itu, Arcy. Mereka belum siap untuk mengetahui kebenaran tentang dunia kita."
Arcy mengangguk-angguk paham, “aku mengerti.” Arcy lalu menatap Elis lembut, “Maaf sudah membuatmu khawatir.”
Elis tersenyum membalasnya.
Arcy kemudian bertanya pada mereka kapan ujian penerimaan anggota baru di organisasi Merdeka.
“Arcy~, kamu itu belum pulih," tegur Elis.
“A-aku hanya ingin tahu saja, Elis.”
"Seleksi akan dibuka tanggal..." jawab Yuan menyebutkan tanggalnya.
Arcy kaget, "Dua minggu lagi?! Serius?"
Rina menghela napas, "Itulah kenapa aku bilang sebelumnya, kamu tidak akan lolos seleksi, karena waktu sesingkat ini." Rina kemudian tersenyum, "Dulu aku ragu, itu saat pertama kali aku melihatmu. Tapi sekarang, aku merasakan energi spiritual yang kuat dalam dirimu. Kurasa kamu layak untuk mencoba, Arcy."
Yuan menyeringai, "Kalau begitu, biar aku yang bantu Arcy berlatih! Aku punya beberapa metode latihan yang cukup... intens."
Arcy tersenyum menanggapi, "Kedengarannya menarik. Aku akan sangat menghargai bantuanmu, Yuan."
Elis menyela dengan tegas, "Tidak akan ada latihan tanding. Arcy masih dalam masa pemulihan. Dia butuh istirahat total selama sebulan penuh. Tidak ada kompromi!"
Arcy seketika lesu dan memohon kepada Elis agar diizinkan mengikuti seleksi, meyakinkan Elis bahwa ia akan baik-baik saja. Namun Elis menolak dengan tegas. Ia tetap tidak mengizinkan Arcy ikut. Arcy harus pulih total terlebih dahulu, barulah ia bebas melakukan apa pun yang diinginkannya.
Arcy dengan nada lesu bertanya pada Yuan, "apa bulan depan ada seleksi lagi?
"Tidak ada. Seleksi diadakan hanya setahun sekali."
Arcy kembali menghadap Elis dengan wajah memelas, memohon kepada Elis.
Elis dengan nada tegas namun lembut, "Tidak boleh. Kamu harus benar-benar pulih dulu."
Arcy terdiam, menunduk, dan menghela napas panjang, hanya bisa pasrah.