kisah seorang remaja bernama fadli. 16 tahun diri nya baru masuk sma,namun dia tak memiliki orang tua. bukan tak memiliki tetapi kedua orang tua nya tak peduli dengan dia. kedua orang tua nya hanya mengirim dia uang setiap bulan. di saat itulah fadli bertemu dengan seorang wannita berumur 30 tahun bernama fitri. fitri yang tak memiliki pekerjaan memutuskan untuk menjadi pembantu dia mengetuk pintu setiap rumah di pinggiran kota dan menawarkan diri nya sampai dia bertemu dengan fadli, fadli lah yang menerima dia untuk bekerja namun dengan syarat dan kontrak, apa saja syarat dan kontrak nya?.. apa kalian penasaran baca saja dulu bab 1 jika suka bisa di lanjut jika tidak di stop saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hilman padli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter #18
Ke esokan hari nya tiba. Di pagi hari fadli sedang bersiap untuk sekolah dia sedang memakai sepatu du sopa.
"ini bekal kamu" kata fitri meletakan bekal di sebelah fadli "yakin kamu mau berangkat sekolah hari ini sebaik nya kamu istirahat lagi saja pulihkan diri kamu dulu sepenuh nya" sambung nya lagi.
"ya aku akan tetap berangkat ke sekolah, memang benar agak pusing tapi jika terus tertinggal pelajaran aku bisa- bisa kesulitan nanti nya" jelas fadli.
setelah selesai memakai sepati fadli segera berjalan menuju pintu rumah di temani dengan fitri.
Di depan rumah fadli menatap fitri dan berkata "aku berangkat"
Fitri terseyum dia mengelus kepala fadli "semangat ya sekolah nya dan kalo kamu ada masalah telpon aku ya" kata fitri terseyum lembut.
Fadli pun segera pergi menuju sekolah dengan berjalan kaki.
di perjalanan menuju ke sekolah fadli bertemu dengan siswi dari sekah mawar sekolah yang bermusuhan dengan sekolah fadli.
"mereka ada di belakang aku" kata fadli di dalam hati nya sedikit melihat kedua siswi dari sekolah mawar.
"minggir bodoh" kata salah satu siswi dari sekolah mawar mendorong fadli.
fadli mengalah dan minggir ke sebelah lalu membiarkan dua siswi itu melwati nya, fadli kemudian berjalan agak jauh du belakang dua siswi itu.
"apa sih kasar sekali jadi wanita gila mereka sebegitu benci nya pada sekolah aku sampai aku yang tak punya salah apapun kena imbas nya haha" kata fadli di dalam hati nya.
fadli pun melupakan kejadian barusan dan melanjutkan perjalanan menuju ke sekolah, sesampai nya di sekolah fadli segera masuk ke dalam kelas.
di kelas fadli duduk dan bersantai sambil menunggu bel berbunyi untuk memulai pelajaran pertama.
"hei.. Fadli kamu sakit kan?, sekarang sudah sembuh?"tanya lisa.
"ya lisa aku sudah lumayan membaik belum sembuh sepenuh nya sih tapi sayang kalo ngak sekolah"jawab fadli.
Lisa tiba- tiba memengang kepala fadli "hem.. Kamu benar sekarang kamu ngak demam selamat atas kesembuhan nya" kata lisa.
"haha..terima kasih" jawab fadli.
Lisa kembali duduk ke kursi nya fadli hanya sedikit bengong saja saat melihat lisa yang seperti itu. Tak lama memudian bel berbunyi guru pun masuk dan memulai pelajaran fadli tampak santai menikmati pelajaran yang sedang berlangsung.
beberapa jam kemudian fadli di bawa ke kantor oleh wali kelas nya diana di kantor fadli dan diana mengobrol di sebuah ruangan.
"kamu sudah sehat kan?" tanya diana menatap tajam ke arah fadli.
" ya aku sehat- sehat saja kok," jawab fadli santai.
Diana menatap tajam ke arah fadli mata nya tak berkedip sama sekali fadli mulai gelisah.
"ada apa sih ini?" tanya fadli.
"fadli kamu temanan dengan orang sari sekolah mawar kan?,ibu mendengar nya dari helmi katakan bahwa itu tak benar, itu tak benar kan?" tanya diana dengan wajah yang sangat serius.
"ya itu benar aku bertemanan dengan siswi dari sekolah mawar " jawab fadli tanpa ada rasa ragu sedikit pun.
Diana menghela napas panjang dan berkata "dasar bodoh, hah.. Merepotkan sekali. Fadli mulai sekarang kamu tinggalin wanita itu dan jangan pernah berhubungan lagi dengan siapapun yang berasal dari sekolah mawar"
Fadli menatap tajam wajah nya yang santai tiba- tiba berubah menjadi ganas "hah.. Siapa kamu melarang aku untuk berteman sial aku tidak peduli dengan permusuhan antar sekolah jadi jangan melarang aku melakukan apa yang aku lakukan. Lagian berteman dengan orang itu memang nya hal yang salah hah?"
"tidak fadli bukan begitu tapi sekolah kita dan sekolah mawar adalah musuh bebuyutan, kita di sebut sekolah gagal oleh sekolah mawar karena tak pernah menjuarai satu perlombaan pun dalam bentuk materi namun di olah raga kita selalu menang dan sebalik nya sekolah mawar tak punya prestasi di bidang olah raga jadi beteman dengan murid dari sekolah itu adalah hal yang sangat salah"jelas diana dengan tegas.
Fadli hanya terseyum kecil saja dan pergi meninggalkan ruangan itu kembali menuju ke kelas nya.
Di kelas fadli duduk dan mulai memakan bekal yang di buatkan oleh fitri di rumah.
"enak sekali haha setelah bertengkar denhan wali kelas bisa makan kayak gini enak juga" kata fadli di dalam hati jya sambil makan.
saat fadli sedang santai makan helmi medekat sambil membawa kursi dan meletakan kursi itu di dekat fadli.
"jadi gimana kamu sudah mengerti kan?, bu diana pasti sudah menjelaskan semua nya" kata helmi terseyum puas.
"ya.. Aku mengerti kamu dan diana sama bodoh" jawab fadli santai.
"haha kamu belum mengerti juga ya dasar ada- ada saja" kata helmi memengangi kepala nya karena bingung.
"lagian kenapa berteman dengan murid dari sekolah mawar salah? Seharus nya tidak seperti itu. Tadi aku juga sudah dengan dari bu diana kalo sekolah kita hanya jago di bidang olah raga dan sekolah mawar jago di bidang lain nya, kenapa bisa bermusuhan aneh sekali padahal setiap sekolah memiliki prestasi masing - masing dasar" kata fadli kesal.
"ya karena mereka berantem soal bidang yang di kuasai" jelas helmi.
"haha aku tidak mengerti dan aku juga ngak peduli sama sekali" kata fadli menunjukan wajah dingin.
Helmi pun terdiam setelah itu dia kembali ke kursi nya sementara fadli kembali makan dengan santai. Setelah beberapa menit berlalu akhir nya pelajaran kembali di mulai. Beberapa jam kemudian jam pelajaran telah berakhir fadli segera berjalan menuju ke gerbang sekolah.
sesampai nya di gerbang dia sangat terkejut melihat citra yang menggunakan baju biasa.
"aku menunggu kamu fadli" kata nya sambil terseyum.
"kamu hei..bukan nya bahaya?" tanya fadli
"kayak nya ngak akan bahaya deh soal nya aku pakai baju biasa sekarang ayo kita pergi aku mau ngobrol dengan kamu soal ujian sekolah minggu depan" kata citra.
"oh iya minggu depan ada ujian kecil- kecilan hem.. Boleh kita pergi ke perpustakaan kan?" tanya fadli.
Citra mengangguk "benar sekali kita peegi ke perpustakaan kota tapi ke rumah kamu dulu dan ganti baju kamu menjadi baju biasa"
Fadli terseyum dan setuju mereka lalu berjalan pulang ke rumah fadli. Namun yang fadli dan citra tak sadari helmi dan bu diana melihat mereka berdua.
"jadi itu wanita dari sekokah mawar yang kamu maksud helmi?" tanya diana.
"ya benar sekali itu yang aku maksud bu kita ikuti mereka entah mau kemana mereka tapi kayak nya akan gawat" jelas diana.
Diana mengangguk mereka berdua pun mengikuti citra dan juga fadli.