Sudah Bagus-bagus menjadi seorang Dokter di rumah sakit. Tavisha gadis cantik berhijab harus berhadapan dengan pria dingin yang sangat galak bernama Kastara. Bermula dari kedatangan pria itu yang membawa salah satu temannya yang terluka parah yang membuat kekacauan di rumah sakit.
Hari itu menjadi hari yang sangat sial bagi Tavisha, bagaimana tidak saat dirinya yang kebetulan ada di sana dan mendapatkan ancaman dengan pria tersebut menodongkan pistol kepadanya untuk menangani temannya terlebih dahulu.
Tavisha berhasil melakukan pertolongan pertama dan dia pikir dia sudah lolos dari pria agresif itu dan ternyata tidak. Tavisha justru terjebak dan selalu mendapatkan tekanan dari Kastara.
Alih-alih melarikan diri dari Kastara yang ternyata Kastara malah melamarnya. Tavisha yang tidak punya pilihan lain yang akhirnya menikah dengan Kastara.
Bagaimana Tavisha menghadapi pernikahannya dengan pria yang sangat agresif dan belum lagi banyak rahasia.
Follow Ig
ainunharahap12
ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18 Harus Menghindar.
Tavisha di dalam kamar besar itu yang berada di atas tempat tidur ternyata hanya sendirian saja dengan berbaring miring yang sudah melepas hijabnya yang kedua tangannya diletakkan di bawah pipinya.
Kastara ternyata tidak tidur di kamar itu melainkan memilih untuk tidur di kamar Damian yang menjaga temannya itu sembari duduk di sofa yang fokus pada laptopnya dengan tangannya yang mengetik pada keyboard tersebut dan entahlah apa yang dia kerjakan.
Tavisha tidak bisa tidur dengan mata masih tetap terbuka dan juga terlihat gelisah.
"Aku tidak tahu sebenarnya kepribadian Seperti apa dan benar-benar sangat membingungkan," ucapnya yang kerap kali menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan.
Entahlah bagaimana Tavisha hari ini memikirkan tentang Kastara yang juga memiliki kesibukan dengan pekerjaannya.
******
Mentari pagi yang sudah kembali tiba. Tavisha yang memang mendapatkan izin untuk melakukan aktivitas seperti biasa di rumah sakit asal sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang sudah diberikan Kastara. Jadi pagi- pagi dia sudah sangat rapi keluar dari kamar untuk kerumah sakit yang pasti sebelumnya dia sudah memeriksa bagaimana kondisi Damian.
Tavisha tidak ingin melakukan kesalahan yang akhirnya membuat Kastara mengubah seluruh keputusannya untuk tidak memberi izin dirinya ke rumah sakit.
"Aku sudah mengirim beberapa orang di perbatasan dan kau gagalkan semua yang telah mereka lakukan!" langkah Tavisha terhenti ketika mendengar pembicaraan Kastara yang serius dengan Vanya.
"Baiklah! Beberapa orang akan ikut denganku untuk mengendalikan situasi," sahut Vanya.
"Aku ingin semuanya berjalan dengan lancar dan untuk rumah ini tetap dijaga ketat agar tidak ada yang berani masuk atau menyusup ke dalam rumah ini!" tegas Kastara yang membuat Vanya melakukan kepala.
Kastara menoleh ke arah anak tangga yang sudah melihat Tavisha ada di sana. Karena pandangan Kastara yang berfokus pada seseorang membuat Vanya menoleh kebelakang.
"Apa dia akan tinggal di rumah ini?" tanya Vanya.
"Iya sampai Damian benar-benar sembuh," jawab Kastara.
"Tapi dia mau kemana pagi-pagi seperti ini?" tanya Vanya.
"Kerumah sakit," jawab Kastara.
"Kamu membiarkan dia keluar masuk dari rumah ini dan apa itu tidak bahaya. Kastara terhadap percaya pada Dokter itu dan apalagi kita juga baru saja mengenal siapa dia. Jangan karena dia justru semua rencana kita berantakan dan terlebih lagi semua hal terjadi," ucap Vanya mengingatkan.
"Aku yang akan mengurus semuanya. Kamu jalankan saja semua yang aku perintahkan dan untuk urusan dia adalah urusanku!" tegas Kastara yang membuat Vanya terdiam yang tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.
Vanya juga langsung berlalu dari hadapan Kastara dan Tavisha yang melanjutkan menuruni anak tangga.
"Kau berada di rumah ini dan hanya untuk di rumah yang tidak perlu mencampuri urusan apapun. Apa yang kau dengar tidak perlu membuatmu penasaran atau mencari tahu ini dan itu. Urusanmu hanya pasien yang ada di rumah ini!" tegas Kastara yang membuat Tavisha menganggukkan kepala.
"Supir akan mengantarmu kerumah sakit," ucap Kastara.
Tavisha tidak perlu protes karena sebelumnya Kastara sudah memberikan peraturan itu terlebih dahulu jika Tavisha ingin ke rumah sakit maka akan diantar jemput oleh supir.
*****
Rumah sakit
Tavisha yang baru saja menyelesaikan operasinya.
"Dokter Tavisha kenapa tidak ingin mengambil jadwal malam hari lagi dan bukankah Dokter sangat tidak tega sekali dan selalu ingin menolong pasien?" tanya Suster Andin yang berada di sebelahnya juga ikut menyelesaikan operasi bersamanya.
"Akhir-akhir ini saya kurang istirahat dan daripada berpengaruh pada kesehatan saya. Jadi lebih baik mengurangi pekerjaan di rumah sakit," jawab Tavisha memberikan alasan yang sebenarnya bukan karena itu.
Diijinkan kembali bekerja di rumah sakit tetapi dengan syarat penting yaitu pulang sebelum gelap dan Tavisha mengambil jadwal jam 05 sudah pulang.
"Benar juga sih! yang terpenting itu sebenarnya bagaimana kita harus sehat-sehat. Karena kalau kita sakit kasihan juga pasien," sahut Suster Andin yang membuat Tavisha menganggukkan kepala.
Tavisha menganggukkan kepala dengan tersenyum.
Setelah seharian berada di rumah sakit dan sudah sore hari. Tavisha yang harus pulang ke rumah yang sekarang berjalan di koridor rumah sakit.
"Tavisha!" langkahnya terhenti ketika ada yang memanggilnya dan ternyata itu yang tak lain adalah Bagas.
"Ada apa?" tanya Tavisha.
"Aku dengar dari Papa kalau kamu meminta jadwal kamu di ubah yang harus pulang sore hari? Kenapa?" tanya Bagas.
"Tidak apa-apa. Hanya untuk kesehatan saja," jawabnya.
"Begitu," sahut Bagas.
"Kalau begitu biar aku antar pulang saja," ucap Kastara yang membuat Tavisha menggelengkan kepala yang pasti menolak ajakan seorang pria yang bukan suaminya.
"Maaf Bagas aku tidak bisa melakukan hal itu dan lagi pula kamu sudah tahu apa jawabanku," ucap Tavisha.
"Aku juga tidak mengantar kamu sendirian dan kebetulan Suster Andin bukankah satu arah juga dengan rumah kamu dan dia juga ingin pergi," sahut Bagas.
Baru saja menyebutkan suster Andin yang akhirnya wanita itu datang juga.
"Bagaimana Pak Bagas. Apa kita sudah bisa pulang bersama?" tanya Andin.
"Kamu tanya saja Dokter Tavisha?" tanya Bagas.
"Hmmm maaf saya tidak bisa ikut dengan kalian. Saya kebetulan ada hal penting yang harus dilakukan," ucap Tavisha menolak dengan sangat lembut.
"Dokter Tavisha ayolah! Hanya kali ini saja. Lagi pula Dokter juga tidak membawa mobil dan apa salahnya jika kita pulang bersama-sama dengan Pak Bagas," bujuk Andin yang terus memaksa.
Mata Tavisha yang tiba-tiba saja menoleh ke arah ujung koridor yang membuatnya kaget ketikan melihat Kastara.
"Maaf sekali lagi saya minta maaf yang benar-benar tidak bisa. Saya harus pergi!" ucap Tavisha yang langsung berlalu dari dua orang tersebut karena tidak ingin mendapatkan masalah dari Kastara.
"Dokter!" panggil Suster yang diabaikan Tavisha yang membuat Suster Andin dan terlebih lagi Bagas tampak sangat kecewa dengan penolakan Tavisha.
Tavisha dan Kastara yang sudah berada di dalam mobil dengan Kastara yang menyetiri.
"Kenapa kamu yang menjemput ku?" tanya Tavisha.
"Kenapa? Apa sangat kecewa sekali jika aku yang menjemputmu dan sudah mengganggumu saat berbicara dengan pacarmu?" tanya Kastara balik.
"Berapa kali harus mengatakan kepadaku jika dia bukan pacarku!" tegas Tavisha.
"Aku juga tidak perlu harus percaya atau tidak," sahut Kastara dengan santai.
"Kau juga tidak memberitahu orang-orang di rumah sakit jika kau sudah menikah?" tanya Kastara.
"Apa itu penting?" tanya Tavisha.
"Hmmmm, kau sangat menjaga perasaan pacarmu yang tidak menginginkan dia mengetahui bahwa kamu sudah menikah yang takut pribadi akan terluka," sahut Kastara dengan sindiran.
"Aku mohon jangan mengatakan hal itu berulang-ulang kali. Aku sudah mengatakan bahwa dia bukan pacarku dan terserah kamu percaya apa tidak!" tegas Tavisha.
"Jangan salah paham Tavisha. Aku juga sama sekali tidak peduli bahwa dia pacar kamu atau tidak. Kamu memberitahu orang-orang di circle pekerjaanmu bahwa kamu sudah menikah atau tidak aku juga tidak peduli dan itu bukan urusanku!" tegas Kastara.
Tavisha diam saja yang sekarang tidak berkutik apapun yang bagaimanapun dia berdebat dengan Kastara yang sudah dapat dipastikan bahwa Kastara tidak akan pernah mau mengalah dengannya. Tavisha memang kaget dengan suaminya itu yang tiba-tiba saja datang menjemputnya.
Bersambung....
siapa ini sih Thor kasih penjelasan dong biar ga gelap gulita seperti ini