NovelToon NovelToon
TANTE VIVIANNA

TANTE VIVIANNA

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:58.2k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Sepeninggal kedua orang tuanya, Dennis harus menggantungkan hidupnya pada seorang janda kaya bernama Vivianna. Sehari-harinya Dennis bekerja menjadi asisten pribadi Si Tante, termasuk mengurusi pekerjaan sampai ke keperluan kencan Tante Vivianna dengan berbagai pria.
Sampai akhirnya, Dennis mengetahui motif Si Tante yang sesungguhnya sampai rela mengurusi hidup Dennis termasuk ikut campur ke kehidupan cinta pemuda itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Aku mandi  di lantai bawah, di sebelah kamarnya.

Sengaja.

Karena pikiranku terganggu.

Aku terhalang statusmu yang masih bergantung padaku secara finansial

Kata-kata itu  yang terukir di kepalaku, kata-katanya.

Dia suka padaku tapi dia terhalang oleh hal ini.

Bukan usia,

Tapi finansial.

Bukan hal yang mengagetkan sebenarnya, bahkan wajar kalau wanita sepertinya pasti membutuhkan pria pendamping hidup yang mapan dan stabil secara finansial.

Sementara aku hanya anak remaja yang labil dengan hidup bermasalah.

Di lain pihak, harga diriku terinjak secara menyakitkan, lagi dan lagi.

Hal normal, untuk manusia umum. Tapi aku tidak umum jadi hal ini mengganggu pikiranku.

Aku menarik nafasku di bawah shower air hangat.

Cara apa yang efektif untuk menghilangkan rasa ini.

Rasa ingin menariknya ke dalam pelukanku...

Tante Vivianna...

Hidupku berubah sejak ia ada.

Sehari-harinya bagai angin, kadang kencang, kadang tanpa pergerakan. Tak terdeteksi.

Bukan hidup yang nyaman untukku.

Aku capek.

“Kamu nggak lupa ambil handukkan?”

Ya lupa.

Kebiasaanku.

Tapi kenapa suara itu yang muncul?

Aku berharap orang lain saja yang ada di ambang pintu kamar mandi sekarang.

“Hm, makasih.” Gumamku pelan.

Aku tak ingin menoleh ke arahnya.

Atau pikiranku akan terganggu lagi.

Mungkin aku akan menyingkirkan perasaanku padanya, kutegaskan saja sendiri.

Akan kutanamkan di pikiranku, kalau dia tak tertarik padaku.

Daripada aku melangkah salah.

Dan...

Aku kini terpaksa menoleh, karena sebuah tangan hangat mendarat di punggungku.

Astaga... apa lagi ini.

Aku kesal dengan perlakuannya padaku, bagai mempermainkanku.

Dia menganggapku anak kecil yang bisa ia ajak bercanda, karena aku tergantung padanya secara finansial.

Apa dia menganggap aku tak bisa menyerangnya karena ketergantunganku padanya?

Dia sedang bermain api.

Di saat ia sedang sendiri, tanpa ada pria di sampingnya yang melindunginya.

Kutegaskan saja.

Aku akan menolaknya.

Dan tak akan berharap padanya.

Demi ketenangan hidupku

Mungkin... mencari teman kencan di kantor, besok.

Dengan cara yang biasa kulakukan, santai dan kalem. Nanti mereka datang sendiri dan menawarkan diri, tanpa aku mengejar.

Lalu aku ajak date dan besoknya kucari yang lain.

Begitu saja terus tanpa kuberniat menjalin ikatan komitmen.

Termasuk yang ini...

Santai dan kalem, Dennis.

Seperti biasa.

Ayo, kamu bisa.

Kamu bisa menolaknya.

“Sudah satu jam kamu di dalam, kamu hanya berdiri di tengah shower begini?” tanya suara itu.

Aku menoleh ke belakang sedikit, lalu kuposisikan tubuhku miring, dan kuambil handuk di tangannya.

Aku bisa mendengar tarikan nafasnya yang gugup karena melihat tubuhku.

Tapi langsung kututupi dengan handuk yang ia bawa.

Aku tak ingin ada harapan di antara kami.

Yang kusadari hanya akan membawa masalah bagi kami berdua.

Dia masuk ke dalam kamar mandi, pasti dia juga kebingungan dengan perasaannya.

Kami dua insan manusia berlawan jenis, pasti ada ketegangan tak wajar di antara kami apabila kami hanya berdua saja tanpa orang lain.

“Makasih Tante.” Desisku sambil keluar dari kamar mandi dengan tubuh setengah basah.

Aku tidak menoleh lagi ke belakang, hanya melanjutkan perjalananku ke lantai atas, dan berniat istirahat untuk menghadapi esok hari.

**

“Dennis...” aku mendengar seorang wanita memanggilku pagi itu.

Aku baru saja selesai joging, dan dalam posisi membuka pagar rumah. Kulihat Bu Asmara, ibu Revan, sedang melambaikan tangan padaku. “Udah sarapan belum?” tanyanya sambil menghampiriku.

“Belum, Tante.” Jawabku.

“Yuk ambil cemilan di rumah nih, sekalian sarapan bareng kami.” Kata wanita secantik dewi itu.

Tingkah lakunya juga mirip penghuni khayangan... manis.

“Ya Tante.” Sahutku senang karena aku memang lapar pagi itu.

Aku pun bergegas masuk ke dalam, naik ke lantai atas, lalu meraih beberapa baju dari lemariku, keperluanku bekerja.

Saat turun ke lantai bawah, Tante Vivianna tampaknya masih sibuk di kamarnya.

Nanti saja Ku Wa untuk mengabari dimana aku berada.

Aku pun memasuki pekarangan rumah Revan, Pak Andra menyambutku sambil menepuk-nepuk punggungku. “Rajin banget kamu subuh-subuh udah jemur baju di atas, terus joging.”

“Loh? Pak Andra liat?”

“Lihat lah, saya lagi di treadmill waktu kamu  jemur baju.”

“Pak Andra punya treadmill?” aku langsung berharap.

“Mesin Gym saya lengkap loh. Kamu bisa pakai kalau mau. Daripada kamu jauh-jauh lari keliling komplek.”

“Boleh Om, iya saya mau.” Jawabku makin senang.

“Ayah anaknya udah empat belum cukup juga? Itu yang di kamar masih bayi, sama yang di rumah nenek masih ada belum gede! Masih ngurusin anak orang... aih, keponakan orang.” sahut Revan menyindirku sambil duduk di depanku.

“Ada bayi toh di sini?” aku bertanya. Tak kuyacuhkan Revan. Biar saja dia masih cemburu karena Kitty menggodaku tadi malam.

“Haha, iya nih. Namanya Renjana. Masih 4 bulan, jadi kerjanya ya bobok aja terus di kotak bayinya.” Kata Pak Andra , menjelaskannya padaku.

“Lalu yang di rumah Nenek?”

“Yang di rumah neneknya Revan, adik kandungnya Revan. Revan anak adopsi saya.” Kata Pak Andra.

“Ooooh...” aku pun mengamati Revan. Pantas mereka tidak mirip. Tampang Revan songong begini, punya bapak yang sosoknya priyayi.

“Gak usah mikir kalo gue dan ayah nggak mirip. Kalo mirip ya malah aneh!” gerutu Revan seakan membaca isi hatiku.

“Lalu bayi Renjana?” tanyaku, sambil mengambil nasi.

“Anak kandung saya dan Asmara.”

“Rumit, Pak.” Keluhku.

“Hahahaha, yaaah beginilah.” Tawa Pak Andra menghiasi pagi kami.

“Ini buat bekal ke kantor.” Bu Asmara meletakkan tas bekal yang berat isinya ke meja di depanku. “Isinya sekalian buat Vivi juga.”

“Punyaku?” Revan menunjuk dirinya sendiri.

“Lah kamu kan sudah mamah kasih jajan, masih minta bekal?” desis Bu Asmara.

“Dia dikasih, aku nggak?!” seru Revan langsung emosi.

“Ya kamu masak sendiri lah...” dengus Bu Asmara.

“Mamah pilih kasih nih!” protes Revan.

Aku cuek, masih mesem-mesem karena ketiban rejeki berlapis pagi ini.

“Jadi... Sebelum menikah dengan Asmara, saya memiliki istri dan Asmara dengan suaminya. Asmara memiliki anak kandung, yaitu Kitty. Sedangkan saya bersama istri memiliki anak adopsi bernama Revan. Bapak kandung Revan masih hidup, namanya Pak Waru, dan dia tinggal bersama adik Revan. Lalu karena suatu insiden, saya bercerai dengan mantan istri, dan Asmara bercerai dengan mantan suaminya. Saya dan Asmara mempercepat pernikahan kami berdua karena kami berencana mengadopsi juga adik kandung Revan.”

“Kenapa harus diadopsi kalau masih punya bapak?” tanyaku.

Raut wajah orang-orang di depanku terasa langsung suram. Andra menatap Asmara dengan prihatin, dan Bu Asmara hanya menghela nafas.

“Gue jelasin ntar di kamar gue, perlu mandi kan lu? Udah bau walangsangit nih.” Desis Revan sambil mengibaskan tangan ke hidungnya. Menatapku sambil mengernyit.

“Makanya mulut sama hidung jangan deket-deket. Lubang hidung lu tuh diameternya kelebaran.” Desisku.

Semua terkekeh mendengarku.

“Akrab ya kalian, Alhamdulillah.” Desis Pak Andra.

Dia tak tahu kami hampir tonjok-tonjokan di kantor.

1
Reni
slalu menarik dan unik
Do You Love me?😌
Kak aku ngakak
AyAyAyli
beber bgt
p
luar biasa
Naftali Hanania
nelson si cowok bendera merah ya.....ish..males bgt ganteng tp murah.........an
Naftali Hanania
wah....dimulai ni hubungan lebih nya.....ehem
Naftali Hanania
nah....jd kepikiran deh ni...iya jg ya
SasSya
pinter Denis
memancing di danau keruh
dan boom dapat ikan 🤣😂
mamaqe
laaahhh sepemikiran kita toorr
mboke nio
siap -siap gosip meraja lela
Daisy🇵🇸HilVi
wkwk sekali dayung langsung sampe qatar ya rev
Daisy🇵🇸HilVi
haaaahh kok serem sih
Daisy🇵🇸HilVi
astaga iya lagi🤦🏻‍♀️tadinya kepikiran klo hpku adalah bestiku yg selalu mengerti diriku😂😂iiiiyyyuuuhh kan jadi takut sama hp sendiri, jgn2 ada jinnya🤣
Daisy🇵🇸HilVi
pokoknya yg cuan embat aja ya den
Daisy🇵🇸HilVi
wkwk wisata horor ini mah
Wiwit Duank
yeyyy akhirnyaaa...dari sehari jadi berhari² 🤭
Wiwit Duank
udah yg jelas² aja Denis gak usah aneh² kek si Yusuf..ada si Tante kok.di provokasi dikit langsung nawarin diri 😂
D_wiwied
hmmm trio opo iki, padakne arep nonton sinetron po yoo 😆😆
Emi Wash
waduh melebihi cenayang yak...
sune aja
wes kompak
ngerti kebiasaAne othor yg maha segala
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!