Dihamili Pria Arogan ( Cahaya Di Ujung Kegelapan )

Wildan bukannya tidak memiliki perasaan apapun selama ini pada Rania, tapi iya masih memikirkan tujuan yang ingin di capai Rania agar kelak tidak ada lagi yang meremehkan Rania dan anaknya kelak.

Tapi mungkin ini saatnya iya menunjukkan rasa yang iya miliki pada Rania, bahkan mungkin menikahi Rania dalam waktu dekat karena kedepannya tidak akan ada yang tau apa yang bisa Ridzwan lakukan pada Rania.

" ran mas di depan " pesan yang baru saja Rania baca yang ternyata dari Wildan, Rania yang memang sudah bersiap pun langsung melangkah keluar kamarnya menuju ke luar dimana Wildan berada.

" sudah siap " tanya Wildan saat Rania membukakan pintu rumahnya.

" tapi mas " masih terlihat jelas raut keraguan dari Rania saat akan melangkahkan kakinya keluar dari rumah yang memang hasil jerih payahnya selama bekerja di kantor Wildan selama tiga tahun.

" percaya sama mas, apapun akan mas lakukan untuk bisa melindungi kamu " ucap Wildan meyakinkan Rania.

Wildan pun mengulurkan tangannya untuk bisa diraih oleh Rania dan Rania pun menyambut uluran tangan Wildan dan berharap jika jalan yang di ambil ini memang yang terbaik.

" mas Raja sudah tidur ?" tanya Rania yang sudah mulai tenang dan tak memikirkan Ridzwan lagi.

" sudah, Raja tidur sama ibu " ucap Wildan sambil tangan satunya menggenggam tangan Rania.

" maaf, mungkin niat mas mempertemukan kamu dengan kak Rizky dan Ridzwan salah hingga berakhir seperti ini " ucap Wildan yang masih mengemudikan mobilnya tapi masih sempat mencium punggung tangan Rania.

" mungkin memang sudah waktunya Rania keluar dari persembunyiannya dan berani menghadapi Ridzwan dan pak Rizky mungkin" ucap Rania yang membiarkan Wildan menggenggam tangannya.

Tapi tiba tiba rania menatap Wildan yang mengehentikan mobilnya di tepi jalan bahkan rumah Wildan masih beberapa blok dari tempat nya berhenti.

" mas.." Rania menatap heran pada Wildan yang tidak pernah melakukan hal ini selama mereka dekat.

Ya tiba tiba saja Wildan memeluk erat Rania seolah takut kehilangan Rania yang mungkin ini suatu firasat atau apapun itu.

" mas.. " Wildan melepaskan pelukan setelah mendengar suara Rania untuk yang kedua kalinya.

" maaf, tapi mas tiba tiba saja takut jika kamu dan Raja akan meninggalkan mas nanti "

Tapi bukan nya sedih Rania malah tersenyum seperti ada yang lucu dari yang di ucapkan Wildan.

" mas, memangnya Rania sama Raja mau kemana sampai sampai harus ninggalin mas dan jug Talia " ucap Rania sedang senyum manisnya.

" kita menikah ya " ucap Wildan sambil menyelipkan rambut Rania di belakang telinga.

" apa mas yakin ? bagaimana bila ibu dari Talia kembali hadir di antara kita ?" tanya Rania yang tidak ingin melakukan pernikahan hanya karena ketahuan semata.

" terus apa masalahnya, kalo memang di mau kembali ya biarkan " ucap Wildan sambil menjauhi Rania yang sudah mengungkit luka lama yang sengaja di kubur Wildan.

" mas.. antara benci dan cinta itu hanya terhalang benang merah yang tipis " Wildan yang mendengar itu malah berbalik menatap Rania.

" apa itu juga berlaku untuk kamu dan juga Ridzwan ?" tanya Wildan yang tiba tiba saja cemburu mendengar kalimat yang sebenarnya Rania tujukan untuknya dan mantan istrinya.

" mas ini lucu, bagi Rania tidak ada rasa benci dan cinta untuk Ridzwan " ucap Rania

" tapi hanya ada rasa ingin menunjukkan padanya dan juga ayahnya jika Rania mampu dan bisa bangkit meskipun mereka telah menghancurkan pelita Rania dan memberikan kegelapan untuk Rania "

" dan mas tau, mas itu cahaya di ujung kegelapan yang sempat Rania alami " ucap Rania dengan wajah yang menunduk.

" mas baru tau kalo kamu pandai membuat mas terbang melayang "

plakk.. Rania memukul tangan Wildan yang malah menggodanya.

" Auh ... sakit yang.." ucap Wildan semakin menjadi.

" mas iihhh " Rania melipat tangan di dadanya karena malu mendengar panggilan sayang dri Wildan untuk nya.

Setelah puas menggoda Rania agar bisa melupakan Ridzwan, Wildan pun melanjutkan perjalanan mereka yang meng tinggal sedikit lagi. dan benar saja hanya butuh lima menit Wildan sudah menghentikan laju mobilnya di halaman rumah nya.

" kok lama banget sampe nya ? tanya Bu sila pada anak dan mungkin calon mantunya.

" maaf Bu, mas Wildan jadi menjemput saya malam malam " ucap Rania yang tak enak hati pada ibu dari pahlawan nya.

" ngga papa, ayo sayang masuk sudah malam " ucap Bu sila sambil menggandeng Rania memasuki rumah Wildan.

" Ran, Raja tidur sama ibu " ucap Bu sila.

" kamu tidur di kamar Talia aja Ran " ucap Wildan .

" ya udah kalo gitu Rani tidur dulu ya " ucap rania.

" ran, apa Ridzwan menemui mu tadi ?" tebak Wildan saat mengingat suara takut Rania tadi.

Rania hanya mengangguk tanpa ingin menjelaskan.

" apa dia menyakiti mu ?" tanya Wildan lagi.

Rania menatap Wildan yang sepertinya sangat khawatir padanya.

" mas, Ridzwan tidak kan bisa menyakiti ataupun melukai Rania lagi jadi mas tenang saja ya " ucap Rania.

" tapi kamu harus janji jika sampai Ridzwan menyakiti mu lagi kamu harus bilang ok" ucap wildan yang masih mengkhawatirkan Rania.

" Rania pasti bisa jaga diri kok mas " ucap Rania berusaha menenangkan Wildan.

" apa memang sebaiknya kita menikah saja ?" tanya Wildan sambil berjalan mendekati Rania.

" mas jangan seperti ini, sudah malam Rania tidur dulu ya " ucap Rania yang entah kenapa belum siap merajut rumah tangga setelah waktu itu.

" apa kamu masih khawatir dengan mantan istri saya ?" tanya Wildan memastikan kekhawatiran nya.

" mungkin, tapi ada yang jauh tepat alasannya dari pada hal itu " ucap Rania dengan wajah yang menunduk menahan malu karena jarak dirinya dan juga Wildah sangat lah dekat.

" katakan ?" tanya Wildan sambil berjalan mendekati Rania dengan tangan yang memegang kedua pundak rania.

" Rania hanya gadis yatim piatu yang tidak jelas asal usulnya, bahkan Rania sampai saat ini tidak tau siapa orang tua Rania yang sebenarnya " ucap Rania menjelaskan jati dirinya yang memang tidak pernah iya ceritakan pada siapapun.

" bahkan Rania sudah memilihi seorang anak di luar pernikahan" ucap Rania semakin menunduk.

" apa mas pernah memasalahkan semuanya ?" ucap wildan Diman tangan kanannya sudah iya selipkan di tengkuk leher rania.

" mas menerima kamu apa adanya dan mas harap kamu juga bisa menerima mas apa adanya "

Setelah mengucapkan itu Wildan semakin mendekat kan wajah nya sedang kan Rani hanya bisa memejamkan matanya membiarkan Wildan menyentuhnya untuk yang pertama kalinya.

cup..

Wildan hanya mengecup kening Rania penuh sayang tanpa ingin melakukan hal lebih yang malah membangunkan Toya sakti yang memang sudah lama terlelap karena belum memiliki rumah lagi untuk bisa iya singgahi.

" I LOVE YOU RANIA..

✍️✍️✍️ Jiahhhh kirain mau cium yang mana 🤭🤭

Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi UP nya.

Jangan lupa like dan tinggalkan jejak ya biar R-kha lebih semangat lagi.

love you moreeeee 😍😍🌹