My Trapped Life

"Sepertinya aku mengubah alasanku untuk keluar dari timmu."ucap singkat Bram membuat mata Kai membola.

"Kau serius?!"

"Hei memang apa yang ia katakan?kenapa kau terkejut seperti itu Kai?"tanya Daniel.

Justin mengangguk membenarkan pertanyaan yang di lontarkan Daniel.

Tapi Kau justru memeluk pemuda yang lebih tua itu erat hingga membuat yang tua sesak.

"Yak!lepaskan aku!uhuk!dasar kau ini!"

"Hyung!ini berita baik karna dia akan bergabung dengan kelompok kita!apa kita sekarang bisa menulis kisah kita berlima?!"

"Hah?"

...

Kebahagiaan itu sesuatu yang mudah di dapat, saat manusia mengalami fase stress dalam hidup maka ia akan mempunyai pemikiran yang sulit hingga membuat ia tak ingin bergantung pada orang lain atau percaya karna kebahagian dalam dirinya telah di renggut karna sebuah alasan, berbeda ketika pandangan orang lain terhadapnya, rasa peduli seseorang bisa jauh lebih besar untuk memberikan sebuah dukungan padanya.

Setiap karakter seseorang memang mudah untuk menilainya tapi sekali lagi author mengingat kan sebuah pepatah agar kalian tidak hanya menilai seseorang dari penampilannya saja.

Author punya satu pertanyaan.

Malam ini kalian bermimpi apa?

Baiklah kita mulai alurnya...

...

Daniel POV.

Tempat apa ini?

Hal pertama saat aku membuka kedua mataku adalah sebuah tempat yang sebelumnya tak pernah ku ketahui.

Apa kalian pernah mendengar sebuah pulau magis?

Jika iya atau pernah menontonnya maka seperti itulah gambaran tempat di mana aku berada.

Tetapi...

Ternyata bukan hanya aku.

Aku melihat yang lain juga ada di sana.

Bram dan William sedang bercanda ria lalu Justin dan Kai sedang bermain ayunan kayu yang ada dekat pohon besar yang rimbun.

Kami berada di tempat yang di penuhi pepohonan dan tumbuhan lebat, sama seperti seseorang yang pergi ke hutan untuk mendirikan kemah.

Rasa panikku menjadi sirna saat melihat mereka dan aku baru menyadari kalau kami berlima masih memakai pakaian alias seragam sekolah.

Meskipun aku sedikit binggung dengan keadaan ini tapi rasa penasaranku membuatku ingin menghampiri mereka yang membelakangi ku di dekat danau.

Pemandangan danau juga tak kalah indah.

Aku bisa melihat dari pancaran cahaya dan air jernih hingga aku bisa melihat banyak ikan-ikan yang berenang di sana.

Sampai aku berdiri di dekat Justin dan menepuk pundaknya cukup keras.

Sepertinya dia terkejut.

"Hyung!?"

"Hai Justin, em....kita ada di mana?"tanya Daniel tapi Kai tiba-tiba menarik tangannya.

"Eh eh, kau mau membawaku kemana Kai!tunggu yang lain dulu!"

"Mereka bisa menyusul Hyung, aku akan memperlihatkan tempat yang tak kalah indah dari tempat ini?"

"Memangnya kita ada di mana sih?bukannya kita tadi masih di sekolah ya."

Lagi-lagi pertanyaan Daniel satu itu tidak di gubris.

Hingga sampailah mereka berada di tempat seperti tengah hutan.

Tapi ada yang membuat mereka takjub bahkan Daniel sampai membuka mulutnya karna kagum.

Semua tumbuhan di sana berwarna ungu terlihat sangat cantik di tambah  banyaknya daun yang gugur di atas tanah.

Membuat Daniel dan teman-temannya merasa mereka sedang merasakan musim yang belum tiba.

Ini perasaan yang luar biasa, Daniel bisa merasakan perasaan bahagia dari pancaran mata teman-temannya.

Dan jika ini mimpi tolong jangan bangunkan dia, baginya tempat ini adalah tempat penyembuhan (Healing) terbaik di tempat manapun.

"Hyung!"

"Apa?"tanyaku.

Bram menunjuk ke tempat William duduk, sepertinya dia menyuruhku duduk di sana dan akhirnya kami berlima berkumpul membentuk sebuah lingkaran dan duduk di atas dedaunan gugur yang cukup banyak untuk alas.

"Apa kita mau menyalakan api?"tanya Justin.

"Nyalakan api sekarang, pepohonan di hutan ini sangat lebat hingga sinar matahari tak bisa menembusnya, hanya cahaya yang sedikit melewati celah-celah daun."ucap William.

"Kau benar, hari juga semakin gelap."ucap Kai menanggapi ucapan pemuda pirang itu.

Sementara aku dari tadi sibuk berbicara dengan Bram namun ketika ku lihat Justin mulai beranjak untuk mencari kayu kering menjadi bahan bakar.

Aku lalu berdiri untuk ikut membantunya.

"Justin!aku akan membantumu!"ucapku.

Justin melirikku sekilas dan mengulurkan tangannya.

Aku mengerutkan dahi tak paham.

"Ayo Hyung."

Ah jadi dia menyuruh ku mengandeng tangannya?tapi tempat singgah kami dekat tidak mungkin kami berdua tersesat saat mencari kayu kering nanti.

"Itu bisa saja terjadi."ucapnya tiba-tiba seolah bisa membaca pikiranku hingga membuatku melongo dan membuka mulut karna sangking terkejutnya.

"Kekeke...kau lucu sekali Hyung, ada apa denganmu?"

Aku mengeleng, ini aneh tapi entah kenapa aku juga menyukai tempat ini.

Baiklah mari lupakan masalah sejenak dan bersenang-senang di tempat ini!

...

"Hei coba lihat keatas langit!"ucapan Kai yang cukup keras mengagetkan yang lain yang hampir saja tertidur karna menutup kedua matanya.

Udara dingin juga tak menjadi penghalang mereka untuk tetap berada di hutan itu, Daniel juga tak masalah karna bisa menikmati waktu malam dan berbagi kehangatan di depan api unggun yang beberapa menit lalu yang mereka buat bersama.

Namun justru di saat malam hari, tempat itu menunjukkan suatu keajaiban yang indah.

Bram,Daniel dan William lalu melihat ke arah langit-langit sambil mendongakkan kepala mereka, di mana warna malam menjadi keunguan dan cahaya rembulan serta bintang yang tampak menghiasi langit malam.

Apa ini sebuah khayalan?pikir Daniel mengira bahwa semua ini hanyalah imajinasinya.

"Sangat indah."ucap Bram.

Daniel menoleh kearahnya.

"Bram apa kau yakin ini bukan mimpi?"entah kenapa tiba-tiba pertanyaan itu terlontar dari mulutnya membuat Bram memandang heran kearah pemuda bersurai biru.

"Kenapa kau berpikir ini mimpi Hyung?"

"Kan aneh saja...di bumi ini tidak mungkin ada tempat seperti ini kan."

"Magic island itu benar-benar ada."

"Hah?"

Seolah waktu telah berhenti berputar, pendengaran Daniel juga nampak asing dengan kata Justin yang barusan memberitahunya.

"Tidak usah di pikirkan Hyung, jika kau merasa senang di sini maka nikmatilah selagi bisa karna waktu tidak akan bisa di putar tetapi menjadi sebuah kenangan."

William pun bercerita.

"Kita bertemu di waktu tak terduga di saat itu juga ikatan mulai muncul, masing-masing dari kita mempunyai kisah kelam yang sama walau dari mengenal sebuah nama saja aku merasakan apa yang kalian rasakan juga.

Itu adalah rasa kepercayaan dan kepedulian seorang teman, semua ini berkat Daniel Hyung jadi mulai sekarang aku menerimanya...

Untuk bergabung dengan kalian membentuk sebuah persahabatan yang kokoh."

Ucapan William menyentuh hati mereka masing-masing tapi tiba-tiba mereka mendengar suara kereta.

Suara itu persis dengan kereta bawah tanah.

Kelima pemuda itu berdiri dan cahaya menyilaukan mulai menghalangi penglihatannya mereka hingga membuat mereka menutup mata, di saat itu juga Daniel tak mengingat apapun selain kegelapan yang melandanya.

...

(Jadi bayangin mereka berangkat sekolah bareng terus naik kereta kayak di Jepang gini.🤭)